D111 19 1017
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
membangun kerja sama, kesigapan, ketelitian, ketepatan, dan keahlian. Oleh karena
itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada selaku dosen mata kuliah
Petrologi Umum. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para asisten dan
kordinator asisten yang telah memberikan pembekalan dan bimbingan kepada penulis
Demikian laporan ini dibuat, penulis meminta maaf apabila ada salah kata dalam
penyusunan laporan ini, karena penulis sadar kesempurnaan hanya milik Sang
Pencipta dan kesalahan berasal dari diri penulis. Semoga ke depannya laporan ini
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.1 Alat......................................................................................................17
3.2 Bahan..................................................................................................19
4.1 Hasil....................................................................................................21
4.2 Pembahasan.........................................................................................29
BAB V PENUTUP..............................................................................................30
5.1 Kesimpulan...........................................................................................31
5.2 Saran...................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
magma..............................................................................................5
YGambar 4. 1 Dasit................................................................................................21
Gambar 4. 2 Riolit..................................................................................................22
Gambar 4. 3 Riolit..................................................................................................23
Gambar 4. 4 Diorit.................................................................................................23
Gambar 4. 5 Granit................................................................................................24
Gambar 4. 6 Andesit..............................................................................................25
Gambar 4. 7 Diorit.................................................................................................26
Gambar 4. 8 Andesit..............................................................................................27
Gambar 4. 9 Basal..................................................................................................28
Gambar 4. 10 Diorit...............................................................................................29
A
BAB I
PENDAHULUAN
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan
dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe
batuan yaitu beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata
bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Batuan adalah material alam yang tersusun
atas kumpulan (agregat) mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak
terkonsolidasi yang merupakan penyusun utama kerak bumi serta terbentuk sebagai
hasil proses alam. Batuan bisa mengandung satu atau beberapa mineral [ CITATION
Teu13 \l 1033 ].
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian
dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu : batuan beku ( igneous
rock). Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan sebagai (singkapan). proses
pembentukannya juga dapat diamati saat ini. Sebagai contoh, kegiatan gunung api
yang menghasilkan beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan , erosi, transportasi
Batuan beku di alam sangat banyak jenisnya, oleh karena itu untuk
membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama
dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Pengelompokan yang
sering digunakan adalah yang didasarkan kepada tekstur dipadukan dengan susunan
mineral, dimana keduanya dapat dilihat dengan kasat mata. Oleh karena itu pada
mata untuk mengetahui warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur dari
batuan sehingga dapat diketahui jenis batuan tersebut [ CITATION Dja091 \l 1033 ].
Ruang lingkup dari praktikum Batuan Beku ini adalah untuk mendeskripsikan
jenis batuan beku yakni berupa batuan beku asam dan batuan beku intermediate
lup, kawat tembaga, paku beton, dan buku rocks and minerals yang kemudian
dituliskan dalam lembar deskripsi. Adapun klasifikasi batuan pada lembar deskripsi
mencakup warna (warna segar dan warna lapuk), tekstur (kristalinitas, granularitas,
BAB II
BATUAN BEKU
mineral-mineral silikat hasil pendinginan magma. Igneous berasal dari kata ignis yang
berarti api atau pijar, karena magma merupakan material silikat yang panas dan pijar
yang terdapat di dalam bumi. Magma adalah salah satu material silikat yang sangat
panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 600˚C sampai
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari
batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak
bumi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok batuan yakni batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan
lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai “nenek moyang” dari batuan lainnya. Dari
sejarah pembentukan bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian
luar dari bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan
Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri
atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Magma merupakan
cairan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, mempunyai temperatur yang tinggi
(900o-1600oC) dan berasal dari bagian dalam bumi. Komposisi magma terdiri dari 8
unsur utama yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K dan juga mengandung senyawa H 2O dan
CO2 serta beberapa komponen gas H2S, HCl, CH4 dan CO [ CITATION Ari08 \l 1033 ].
Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan
antara dua lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu
menunjam dan menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang
berlangsung antara kedua lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan
suhu dan tekanan, ditambah dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen
samudra akan disusul oleh proses peleburan sebagian dari litosfir (Gambar 2.1)
menghasilkan magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO 2 lebih besar dari
55%). Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang terjadi dan bersumber dari
proses yang mempengaruhi pembentukan batuan. Sepanjang kurun waktu dan akibat
dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis batuan yang lain,
seperti terlihat dalam siklus batuan pada gambar 2.2 [ CITATION Ari08 \l 1033 ].
Melalui siklus batuan ini juga dapat diruntut proses-proses geologi yang
bekerja dan mengubah kelompok batuan yang satu ke lainnya. Konsep daur batuan ini
merupakan landasan utama dari geologi fisik yang diutarakan oleh James Hutton.
Dalam daur tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan dan
pembekuan magma. Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam
Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
mineral-mineral silikat. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat, akan diikuti
oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah atau diatas permukaan
Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan beku tersebut, apabila kemudian
akan berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga
akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan
gunung-berapi dan mengalir diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava. Magma
ketika dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai kehilangan
mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma
sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku
ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian
menyusun diri, menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam proses
pembekuan tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat
yang sama. Ada beberapa jenis mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang
pada saat pembentukan magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari
pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma ditempat proses pendinginan
berlangsung. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari
berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan atau orde, umumnya dikenal
sebagai Seri Reaksi Bowen (Gambar 2.3) (Sapile dan Harsolumakso, 2013).
Pada seri reaksi Bowen terjadi dua deret kristalisasi mineral yaitu reaksi
menerus dan reaksi tidak menerus. Seri reaksi Bowen memberikan petunjuk
pembentukan berbagai jenis batuan beku dan menjelaskan asosiasi dari beberapa
mineral. Pada gambar ditunjukkan bahwa mineral pertama yang terbentuk cenderung
berlangsung, dan berubah komposisinya ke arah plagioklas Na, disini terjadi substitusi
sodium (Na) terhadap kalsium (Ca). Seri reaksi menerus pada plagioklas merupakan
deret larutan padat (solid solution) yang menerus [ CITATION Ari08 \l 1033 ].
Mineral pertama yang terbentuk adalah olivin. Hasil reaksi selanjutnya antara olivin
dan sisa larutannya membentuk piroksen. Proses ini berlanjut hingga terbentuk biotit.
Seri reaksi tidak menerus bersifat incongruent melting. (1). Apabila magma asal
mempunyai kandungan silika rendah dan kandungan besi (Fe) dan magnesium (Mg)
tinggi, magma dapat membentuk sebelum seluruh seri reaksi ini terjadi. Batuan yang
terbentuk akan kaya Mg dan Fe, yang dikatakan sebagai batuan mafik, dengan mineral
dan Fe yang rendah, akan mencapai tahap akhir reaksi, dengan mineral utama felspar,
kwarsa dan muskovit, yang dikatakan sebagai batuan felsik atau sialik (Sapile dan
Harsolumakso, 2013).
Seri reaksi ini adalah ideal, bahwa perubahan komposisi cairan magma dapat
(filtering), juga oleh proses asimilasi ( assimilation) dari sebagaian batuan yang terlibat
akibat naiknya cairan magma, atau oleh percampuran ( mixing) dua magma dari
naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang
tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya
lebih bersifat asam. Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma
akan dipengaruhi oleh proses-proses dan keadaan sekitarnya seperti macam dan
struktur batuan yang dilaluinya sehingga bantuk-bentuk batuannya berbeda. Struktur
batuan menunjukkan ciri batuan dalam skala yang besar, antara lain menyangkut
kekar, gambaran aliran, blok-blok dan lain-lain. Struktur batuan beku ditentukan oleh
adanya perbedaan lubang-lubang vesikul yang terarah, letak mineral dan letak
terbentuknya batuan beku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat
dilihat di lapangan (dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
terlihat seragam.
b. Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
air.
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
a. Konkordan
1) Sill yaitu tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan
tetap datar.
meter.
b. Diskordan
ratusan meter.
2) Batolith yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat
besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang
besar.
pumiceous.
1932) :
antara 4- 32 mm.
d. Tuff adalah batuan vulkanik yang fragmennya berukuran antara 0,25 –
4 mm.
Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh
derajat kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat,
hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna dengan ukuran yang
didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan membentuk hablur-hablur yang
hablur mineral yang nampak pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan
mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan
temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang
tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-
mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan
ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan
beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas
(obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya
berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan
berdasarkan :
Pada pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-
kristal yang berukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-
kristal yang berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk
kristal.
b. Hipokristalin yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.
c. Holohyalin yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh
gelas.
dengan mata biasa. Ukuran butir atau kristal untuk batuan bertekstur
fanerik dapat dibagi menjadi 4 yaitu halus dengan besar butir < 1 mm,
mineral berukuran halus. Tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya
ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat
sama.
sama.
3 C
BAB III
3.1 Alat
Gambar 3. Handphone
Gambar 3.
Pembanding
Minerals,
digunakan
Gambar 3. Lup
Gambar 3. Kaca
3.2 Bahan
Gambar 3. HCl
4 D
BAB IV
4.1.1 Stasiun 1
Gambar 4. Dasit
inequigranular (ukuran butir atau kristalnya tidak sama). Komposisi dari batuan ini
memiliki plagioklas, kuarsa, K. feldspar dan Biotit. Berdasarkan hasil deskripsinya dapat
disimpulkan nama dari batuan ini adalah dasit.Struktur batuan ini adalah massif.Batuan
Gambar 4. Riolit
granularitas afanitik yaitu sebagian besar kristalnya memiliki ukuran yang mikroskopis
atau kecil, bentuk kristalnya subhedral dan memiliki relasi inequigranular. Komposisi
dari batuan ini memiliki fenokris mikroklin dan massa dasar plagioklas. Berdasarkan
hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah riolit
4.1.3 Stasiun 3
dan warna lapuk coklat kehitaman. Tekstur kristanilitasnya adalah holokristalin dan
memiliki granularitas afanitik yaitu sebagian besar kristalnya memiliki ukuran yang
mikroskopis atau kecil, bentuk kristalnya subhedral dan memiliki relasi inequigranular.
Komposisi dari batuan ini memiliki fenokris mikroklin dan massa dasar plagioklas.
Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah riolit.
Gambar 4. Riolit
4.1.4 Stasiun 4
Gambar 4. Diorit
Pada Stasiun 4 didapatkan batuan dengan warna segar putih keabuan dan
warna lapuk hijau kecoklatan. Tekstur kristanilitasnya adalah holokristalin dan memiliki
granularitas fanerik yaitu sebagian besar kristalnya memiliki ukuran yang besar, bentuk
kristalnya euhedral dan memiliki relasi equigranular (ukuran butir atau kristalnya sama)
serta berstruktur masif (padat). Komposisi dari batuan ini memiliki fenokris Plagioklas,
4.1.5 Stasiun 5
Gambar 4. Granit
(ukuran butir atau kristalnya tidak sama) serta berstruktur masif (padat). Komposisi
dari batuan ini memiliki plagioklas, kuarsa, biotit, dan massa dasar kuarsa.
Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah
granit.Granit memiliki struktur massif dan termasuk ke dalam batuan beku intrusive.
4.1.6 Stasiun 6
Pada Stasiun 6 didapatkan batuan dengan warna segar abu-abu dan warna
euhedral dan memiliki relasi equigranular (ukuran butir atau kristalnya sama) serta
berstruktur masif (padat). Komposisi dari batuan ini memiliki fenokris plagioklas,
Gambar 4. Andesit
4.1.7 Stasiun 7
Pada Stasiun 7 didapatkan batuan dengan warna segar putih keabuan dan
warna lapuk hijau kecoklatan. Tekstur kristanilitasnya adalah holokristalin dan memiliki
granularitas fanerik yaitu sebagian besar kristalnya memiliki ukuran yang besar, bentuk
kristalnya euhedral dan memiliki relasi equigranular (ukuran butir atau kristalnya sama)
serta berstruktur masif (padat). Komposisi dari batuan ini memiliki fenokris Plagioklas,
4.1.8 Stasiun 8
Gambar 4. Andesit
Sama seperti stasiun 6 didapatkan batuan dengan warna segar abu-abu dan
kristalnya euhedral dan memiliki relasi equigranular (ukuran butir atau kristalnya sama)
serta berstruktur masif (padat). Komposisi dari batuan ini memiliki fenokris plagioklas,
4.1.9 Stasiun 9
Gambar 4. Basal
Pada Stasiun 9 didapatkan batuan dengan warna segar hitam dan warna lapuk
piroksin, dan amphibol Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari
4.1.10 Stasiun 10
holokristalin dan memiliki granularitas fanerik yaitu sebagian besar kristalnya memiliki
ukuran yang besar, bentuk kristalnya euhedral dan memiliki relasi equigranular
(ukuran butir atau kristalnya sama) serta berstruktur masif (padat). Komposisi dari
batuan ini memiliki fenokris Plagioklas, Piroksen, Orthoklas, Hornblende, Kuarsa, Biotit.
Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah diorit.
Gambar 4. Diorit
4.2 Pembahasan
yang dimiliki oleh batuan yang dilihat secara langsung oleh mata sehingga dapat
diketahui jenis batuan bekunya. Adapun sifat-sifat fisik ini meliputi warna baik warna
segar maupun warna lapuk, tekstur yang mencakup kristalinitas, granularitas, dan
fabrik (bentuk dan relasi), komposisi kimia, warna mineral, bentuk mineral, presentase,
genesa, serta kegunaan. Perlu diingat untuk selalu mengambil gambar dari sampel
Saat mendeskripsikan warna kita perlu mengetahui bahwa warna terluar dari
mineral merupakan warna lapuk karena pada bagian itu mengalami kontak langsung
dengan udara atau lingkungan disekitarnya. Sedangkan warna segar ialah warna
terdalam dari mineral karena tidak tersentuh langsung oleh udara maupun faktor lain.
yang dapat dilakukan dengan bantuan lup. Sedangkan untuk granularitas kita bisa
melakukannya secara langsung, apabila dapat dilihat oleh mata secara langsung
berarti termasuk dalam faneritik begitupun sebaliknya apabila tidak dapat dilihat oleh
kekerasan yaitu kawat tembaga, kaca, dan paku beton. Pengujian dilakukan sesuai
diperhatikan saat pengujian apakah yang tergores merupakan sampel mineral atau alat
uji secara teliti. Kemudian untuk mengetahui reaksi mineral dengan asam maka
diteteskan larutan HCl pada mineral tersebut dan diperhatikan apakah ada reaksi yang
Mineral yang terdapat dalam sampel batuan beku juga perlu dideskripsikan
dengan menggunakan bantuan lup kita dapat mengetahui warna dan bentuk dari
mineral tersebut. Untuk komposisi mineral, genesa, dan kegunaan dapat kita ketahui
dengan bantuan literatur (rocks and mineral). Setelah diketahui maka kita dapat
5 E
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
magma. Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena
magma merupakan material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di
dalam bumi.
batuan. Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam
Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang
magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari berbagai faktor
dimiliki oleh batuan beku yang dilihat secara langsung oleh mata sehingga
penamaan batuan beku dapat dilakukan. Adapun sifat-sifat fisik ini meliputi
warna baik warna segar maupun warna lapuk, tekstur yang mencakup
sifat-sifat fisik ini diketahui maka kita dapat mengetahui nama dari batuan
beku tersebut.
5.2 Saran
3. Lebih berkoordinasi dengan asisten lain sehingga tidak ada perbedaan dalam
memastikan sesuatu.
5.2.3
DAFTAR PUSTAKA
Sapile, B., & Harsolumakso, A. H. (2013). Pedoman Praktikum Geologi Fisik (GL-2011).
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Soetoto. (1981). Materi Penyusun Tubuh Bumi. Yogyakarta: P. Ranggon Studi Haasje
Bodni Joosswi.