MINERALOGI
Mineral adalah benda padat homogen yang terdapat dialam dibentuk oleh proses
alam, bersifat anorganik, mempunyai sifat fisik dan kimia tetap, dan atom-
atomnya tersusun secara teratur. Dari definisi di atas, maka mineral mempunyai
suatu batasan-batasan, yaitu :
1. Batasan “benda padat homogen”, yaitu suatu fase padat yang hanya
memiliki 1 macam material yang tidak dapat diuraikan menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh proses fisika. Cairan dan
gas tidak termasuk mineral, tetapi es sebagai hasil pembekuan air dapat
dikategorikan sebagai mineral. Air raksa walaupun itu berupa cairan,
namun sebagai perkecualian dapat dikategorikan sebagai mineral (
Whitten dan Brooks ).
2. Batasan “terdapat di alam”, “dibentuk oleh proses alam”, kristal NaCl
dapat dibuat dari penguapan larutan NaCl, mineral murninya, misalnya
: Halite.Kaca, semen, batubata tidak dapat disebut sebagai mineral
karena diolah oleh pabrik.Tiruan-tiruan dari safir, ruby ( corondum ),
sering sulit dibedakan dengan yang asli.
3. Batasan “terbentuk secara anorganik”, “bukan hasil kehidupan”, yang
anorganik”. Batubara, minyak bumi, mutiara tidak dapat dikategorikan
sebagai mineral, karena sebagai hasil dari kehidupan ( flora, fauna,
manusia ).
20
21
Gambar 3.1
Bentuk kristal meniang
Gambar 3.2
Bentuk kristal menyerat
Gambar 3.3
Bentuk kristal menjarum
Gambar 3.4
Bentuk kristal memanjang
Gambar 3.5
Bentuk kristal membenang
Gambar 3.6
Bentuk kristal menjari
Gambar 3.7
Bentuk kristal membilah
Gambar 3.8
Bentuk kristal memapan
Gambar 3.9
Bentuk kristal membata
Gambar 3.10
Bentuk kristal mendaun
Gambar 3.11
Bentuk kristal memencar
Gambar 3.12
Bentuk kristal membulu
Gambar 3.13
Bentuk kristal mendada
Gambar 3.14
Bentuk kristal membulat
Gambar 3.15
Bentuk kristal membulat jari
Gambar 3.16
Bentuk kristal membutir
Gambar 3.17
Bentuk kristal stalakit
29
4. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi
suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan
yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
Tabel 3.1
Kekerasan berdasarkan Skala Mosh
Kawat tembaga 3
Paku 5,5
31
Kuarsa 7
Tabel 3.2
Alat penguji dan derajat kekerasan
5. Gores (Streak)
Gores adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar
suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat
warna dari bubukan tersebut. Gores dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu
umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contoh :
1). Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada
platporselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
2). Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
3). Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
4). Biotite : Ceratnya tidak berwarna
5). Orthoklase : Ceratnya putih
4). Bitter
5). Cooling
6). Sour
2). Bau
(1). Alliaceous
(2). Horse Radish Odour
(3). Sulphurous
(4). Bitominous
(5). Fetid
(6). Argilaceous
11. Sifat Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit
demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya
bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang
tersebut dengan garis vertikal.
12.Derajat Transparansi
Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan
mineral tersebut mentransmit sinar cahaya (berkas sinar). Sesuai dengan
itu, variasi jenis mineral dapat dibedakan menjadi :
1). Tembus (Transparant), contohnya : Kalsit, Kuarsa
2). Agak Tebus/Setengah Tembus (Translucens), contohnya : Opal
3). Tidak Tembus (Opaq), contohnya, feldspar, piroksen, hornblende.
13. Nama Mineral dan Rumus Kimia
35
Berikut ini adalah contoh mineral sebagai unsur bebas dan juga mineral
yang merupakan bentuk persenyawaan :
Gambar 3.18
Mineral sulfur
Asli : Kuning
Lapuk : Putih
b. Kilap : Mutiara
c. Cerat : Putih Kekurangan
d. Belahan : Tidak Jelas
e. Pecahan : Hackly
f. Kekerasan : 2,5 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Translucent
i. Berat jenis : 1,9-2,1
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Sulfur
Rumus Kimia :S
Bentuk Kristal : Orthorombik
Genesa :Terbentuk oleh kegiatan solfatara,fumarola, atau sebagai
akibat dari gas-gas dan larutan yang mengandung
belerang keluar dari bumi, serta berkaitan dengan
rangkaian gunung aktif.
Kegunaan : Sebagai campuran pembuatan pupuk, obat-obatan
khususnya pada penyakit kulit.
2. Kuarsa (SiO2)
Gambar 3.19
Mineral kuarsa
a. Warna
Asli : Putih bening
Lapuk : Putih
b. Kilap : Kaca
c. Cerat : Putih
d. Belahan : Jelas
e. Pecahan : Concoidal
f. Kekerasan : 7 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Translucent
i. Berat jenis : 2,65
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Kuarsa
Rumus Kimia : SiO2
Bentuk Kristal : Hexagonal
Genesa : Terbentuk dari hasil kristalisasi magma bersifat asam,
setelah proses magmatisme dan memasuki fase
pegmatisme dan pnumatolisis pada proses hidroterman
yang bersuhu rendah sekitsr 2000-4000°C
Kegunaan : Sebagai bahan campuran pembuat kaca, bahan
bangunan, keramik, dan perhiasan
3. Kaolin (Al2Si2OH)4
Gambar 3.20
Mineral Kaolin
39
4. Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Gambar 3.21
40
Mineral Malasit
5. Pirit (FeS2)
41
Gambar 3.22
Mineral Pirit
6. Malasit (Cu2Co3(oH)2)
Gambar 3.23
Mineral Malasit
7. Kalsit (CaCo3)
Gambar 3.24
Mineral Kalsit
Gambar 3.25
Mineral Kalsit
Gambar 3.26
Mineral Plagioklas
Gambar 3.27
Mineral Garnierit