Anda di halaman 1dari 28

BAB III

MINERALOGI

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Batsan-Batasan Defenisi Mineral
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan. Mineralogi antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, tempat terdapatnya, cara
terjadinya, dan kegunaannya.

Mineral adalah benda padat homogen yang terdapat dialam dibentuk oleh proses
alam, bersifat anorganik, mempunyai sifat fisik dan kimia tetap, dan atom-
atomnya tersusun secara teratur. Dari definisi di atas, maka mineral mempunyai
suatu batasan-batasan, yaitu :
1. Batasan “benda padat homogen”, yaitu suatu fase padat yang hanya
memiliki 1 macam material yang tidak dapat diuraikan menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh proses fisika. Cairan dan
gas tidak termasuk mineral, tetapi es sebagai hasil pembekuan air dapat
dikategorikan sebagai mineral. Air raksa walaupun itu berupa cairan,
namun sebagai perkecualian dapat dikategorikan sebagai mineral (
Whitten dan Brooks ).
2. Batasan “terdapat di alam”, “dibentuk oleh proses alam”, kristal NaCl
dapat dibuat dari penguapan larutan NaCl, mineral murninya, misalnya
: Halite.Kaca, semen, batubata tidak dapat disebut sebagai mineral
karena diolah oleh pabrik.Tiruan-tiruan dari safir, ruby ( corondum ),
sering sulit dibedakan dengan yang asli.
3. Batasan “terbentuk secara anorganik”, “bukan hasil kehidupan”, yang
anorganik”. Batubara, minyak bumi, mutiara tidak dapat dikategorikan
sebagai mineral, karena sebagai hasil dari kehidupan ( flora, fauna,
manusia ).

20
21

4. Batasan “mempumyai komposisi fisik dan kimia tertentu”.Mineral


mempunyai sifat fisik yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan kristal,
gores, belahan, pechan, dan lain-lain. Mineral mempunyai rumus kimia
yang sederhana atau kompleks tergantung pada banyaknya unsur dan
proporsinya, ini berarti bahwa komposisi kimianya tidak selalu tetap.
5. Batasan “atom – atom yang tersusun teratur”. Ada mineral yang pada
saat terbentuknya berupa zat kristalin yang ideal atau sempurna, tetapi
karena radiasi uranium, thoroum, mineral menjadi rusak. Namun ada
juga mineral yang pada awalnya merupakan pemadatan koloid yang
bukan kristalin, karena proses geologi, maka menjadi kristalin.

3.1.2 Pembagian Mineralogi


Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Mineralogi Kimiawi
Yaitu ilmu yang mempelajari sifat – sifat kimia dari mineral, meliputi
perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api oksidasi maupun api reduksi.
Perubahan tersebut meliputi perubahan warna, sublimasi, pengembunan,
penggarangan dan lain-lain. Mineralogi kimiawi juga mempelajari
sistematika mineral ke dalam golongan-golongan atas dasar senyawa kimia
maupun sifat-sifat kimianya.
2. Mineralogi Fisik
Yaitu ilmu yang mempelajari mengenai sifat-sifat fisik mineral, seperti
1). Warna (Colour)
2). Perawakan kristal (Crystal habit)
3). Kilap (Luster)
4). Kekerasan (Hardness)
5). Gores (Streak)
6). Belahan (Cleavage)
7). Pecahan (Fracture)
8). Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
9). Berat jenis (Specific gravity)
10). Rasa dan bau
11). Sifat kemagnetan
22

12). Derajat ketransparanan


13). Nama mineral dan rumus kimia

3.2 Cara Pemerian Mineral


3.2.1 Sifat-sifat Fisik Mineral
1. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman
komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
1). Putih : Gypsum (CaSO4.H2O), Kuarsa (SiO2)
2). Kuning : Belerang (S)
3). Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
4). Hijau : Klorit (ClO3), Malasit (CuCO3Cu(OH)2)
5). Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2)
6). Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
7). Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
8). Abu-abu : Galena (PbS)
9). Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C)

2. Perawakan Kristal (Crytal habit)


Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas suatu mineral yang ditentukan
oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentyuk dan ukuran relatif
bidang – bidang tersebut. Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis
mineral walaupun perawakan bukan merupakan siri tetap mineral.
Contohnya :mika selalu menunjukan perawakan kristal yang mendaun
(foliated).

Perawakan kristal dapat dibedakan menjadi 3 golongan menurut (Richard


Peral, 1975) antaralain sebagai berikut :
1). Elongated Habits (meniang/berserabut)
(1). Meniang (Columnar)
23

Gambar 3.1
Bentuk kristal meniang

Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang. Contoh


:Tourmaline, Pyrolusite, dan Wollastonite
(2). Menyerat (Fibrous)

Gambar 3.2
Bentuk kristal menyerat

Bentuk kristal yang menyerupai serat – serat kecil. Contoh :Gypsum,


asbestos, tremolite, sillimanite,dan pyrophylitie
(3). Menjarum (Acicular)

Gambar 3.3
Bentuk kristal menjarum

Bentuk kristal yang menyerupai jarumm – jarum kecil. Contoh


:Natrolite dan glaucophane
24

(4). Menjaring (Reticulate)

Gambar 3.4
Bentuk kristal memanjang

Bentuk kristal kecil, panjang yang tersusun menyerupai jarum.


Contoh :Rutile dan cerussite
(5). Membenang (Filliform)

Gambar 3.5
Bentuk kristal membenang

Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contoh :Silver


(6). Merambut (Capillary), Bentuk kristal kecil yang
menyerupairambut.Contoh: Cuprite
(7). Mondok (Stubbby, Equant, Stout), Bentuk krital pendek, gemuk,
sering terdapat pada Kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek
dan sumbu yang lainnya. Contoh :Zircon
(8). Membintang (Stellated), Bentuk kristal yang tersusun
menyerupai bintang. Contoh :Pirofilit
(9). Menjari (Radiated)
25

Gambar 3.6
Bentuk kristal menjari

Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contoh


:Markasit dan natroht
2). Flattened Habits (lembaran tipis)
(1). Membilah (Bladed)

Gambar 3.7
Bentuk kristal membilah

Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu,


dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh.
Contoh :Kalaverit, yanite, dan glaucophane
(2). Memapan (Tabular)

Gambar 3.8
Bentuk kristal memapan

Bentuk kristalnya pipih yang menyerupai bentuk papan,


dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh.Contoh :Hematite
barite, dan aypersthene
26

(3). Membata (Blocky)

Gambar 3.9
Bentuk kristal membata

Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan


perbandingan antara tebal dengan lebar yang hamper sama.
Contoh :Microline
(4). Mendaun (Foliated)

Gambar 3.10
Bentuk kristal mendaun

Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang


mudah dikupas/dipisahkan. Contoh :Talc, chorite, dan mica.
(5). Memencar (Divergent)

Gambar 3.11
Bentuk kristal memencar

Bentuk krital yang tersusun menyerupai kipas terbuka.


Contoh:Millerite dan gypsum.
27

(6). Membulu (Plumose)

Gambar 3.12
Bentuk kristal membulu

Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.


Contoh :Mica
3). Rounded Habits (Membutir)
(1). Mendada (Mamilary)

Gambar 3.13
Bentuk kristal mendada

Bentuk kristal yang bulat – builat menyerupai buah dada (


breast like ). Contoh :Opal, malachite, dan hemimorphite.
(2). Membulat (Colloform)

Gambar 3.14
Bentuk kristal membulat

Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat.


Contoh:Cobaltite, bismuth, goethite, smallite, dan glauconite.
28

(3). Membulat Jari (Colloform Radial)

Gambar 3.15
Bentuk kristal membulat jari

Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalamnya


menyerupai bentuk jari. Contoh :Pylorophyte
(4). Membutir (Granular)

Gambar 3.16
Bentuk kristal membutir

Conntoh :Alunite,sodalite, cinnabar, dan cordorite


(5). Memisolit (Pisolitic)
Kelompok kristal yang lonjong sebesar kerikil, seperti dengan
kacang tanah. Contoh :Gibbsite danisollitic Limestone.
(6). Stalaktif (Stalactic)

Gambar 3.17
Bentuk kristal stalakit
29

Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gampiing.


Contoh: Goethite
3. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
1). Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai
kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai
kilap logam:
(1). Gelena
(2). Pirit
(3). Magnetit
(4). Kalkopirit
(5). Grafit
(6). Hematit
2). Kilap Bukan Logam (nonmetallic luster), terbagi atas:
(1). Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
(2). Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
(3). Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada
umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur
serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
(4). Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar
misalnya pada spharelit.
(5). Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,
misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
(6). Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada
kaolin, bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini
dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu
perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya,
walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap
yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
30

4. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi
suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan
yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia


1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Tabel 3.1
Kekerasan berdasarkan Skala Mosh

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini


diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat tembaga 3

Paku 5,5
31

Pecahan kaca 5,5 – 6

Pisau baja 5,5 – 6

Kikir baja 6,5 – 7

Kuarsa 7

Tabel 3.2
Alat penguji dan derajat kekerasan

5. Gores (Streak)
Gores adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar
suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat
warna dari bubukan tersebut. Gores dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu
umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contoh :
1). Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada
platporselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
2). Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
3). Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
4). Biotite : Ceratnya tidak berwarna
5). Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara


keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
mineral (Sapiie, 2006).
6. Belahan (Cleavage)
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada
satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik
mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita
pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan
yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat
dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa
32

dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak


seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-
bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan
akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994). Contoh mineral
yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan
sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya :
1). Belahan satu arah, contoh: muscovite.
2). Belahan dua arah, contoh: feldspar.
3). Belahan tiga arah, contoh: halit dan kalsit.
7. Pecahan ( Fracture )
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan
dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan
memantulkan sinar ke segalaarah dengan tidak teratur (Danisworo,
1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:


1). Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan
botol. Contoh Kuarsa.
2). Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya
asbestos, augit, hipersten
3). Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh
Limonit.
4). Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
33

5). Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak


teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan
perak.

8. Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)


Tenacity adalah kemampuan suatu mineral utnuk pecah. Tenacity
dibagi menjadi 5 bagian, antarlain :
1). Brittle, yaitu bias dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing.
Misalnya, kuarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
2). Malleable, yaitu dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa
pecah. Misalnya, emas dan tembaga.
3). Sectile, yaitu dapat dipotong dengan pisau menjadi keeping –
keeping tipis. Misalnya, gipsum.
4). Flexible, yaitu dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali
jika gaya ditiadakan. Misalnya, talc, selenit.
5). Elastic, yaitu dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali
seperti semula. Misalnya, muskovit.
9. Berat Jenis (Spesific Gravity)
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian
mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y
gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal
dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut.
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐌𝐢𝐧𝐞𝐫𝐚𝐥
BJ =
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐌𝐢𝐧𝐞𝐫𝐚𝐥

10. Rasa dan Bau (Taste And Odour)


1). Rasa
1). Astringet
2). Sweetist Astringet
3). Alkaline
34

4). Bitter
5). Cooling
6). Sour

2). Bau
(1). Alliaceous
(2). Horse Radish Odour
(3). Sulphurous
(4). Bitominous
(5). Fetid
(6). Argilaceous
11. Sifat Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet
seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita
gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit
demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya
bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang
tersebut dengan garis vertikal.
12.Derajat Transparansi
Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan
mineral tersebut mentransmit sinar cahaya (berkas sinar). Sesuai dengan
itu, variasi jenis mineral dapat dibedakan menjadi :
1). Tembus (Transparant), contohnya : Kalsit, Kuarsa
2). Agak Tebus/Setengah Tembus (Translucens), contohnya : Opal
3). Tidak Tembus (Opaq), contohnya, feldspar, piroksen, hornblende.
13. Nama Mineral dan Rumus Kimia
35

Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.Mineral ada yang


merupakan unsur bebas dan ada juga yang merupakan bentuk
pesenyawaan.

Berikut ini adalah contoh mineral sebagai unsur bebas dan juga mineral
yang merupakan bentuk persenyawaan :

1). Mineral sebagai unsur bebas (element) :


Cu = Cuprum = Copper = Tembaga
Au = Aurum = gold = Emas
Fe = Ferrum = Iron = Besi
Ag = Argentum = Silver = Perak
S = Sulphur = Sulfur = Belerang
C = Carbon = Diamond = Intan
C = Carbon = Graphite = Grafit
Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan bentuk yang
“Allotropi“ yaitu mineral dengan rumus kimia da sifat kimia sama,
tetapi mempunyai sifat-sifat fisis yang berbeda.
2) Mineral sebagai bentuk persenyawaan (Compounds) :
(1). Persenyawaan oksida
SnO2 = Cassiterite
Al2O3 = Corundum
Fe2O3 = Hematite
Fe3O4 = Magnetite
(2). Persenyawaan sulfida
Cu2S = Chalcocite
PbS = Galena
FeS2 = Pyrite
ZnS = Sphalerite
(3). Persenyawaan Karbonat
CaCO3 = Calcite
Ca Mg(CO3)2 = Dolomite
MgCO3 = Magnesite
36

(4). Persenyawaan sulfat


CaSO4 = Anhydrite
CaSO4 2(H2O) = Gypsum
(5). Persenyawaan “NonFerro Magnesian Silicates”
SiO2 = Kuarsa
K Al Si3O8 = Ortochlase
Ca (Al Si3O8) = Anorthite
Na (Al Si3O8) = Albit
K Al3 Si3O10 (OHF)2 = Muscovite/mika putih
(6). Persenyawaan “Ferro Magnesian Silicates”
K2 (MgFe)2 (OH)2 (Al Si3 O10) = Biotit
(MgFe)2 SiO4 = Olivin

3.3 Deskripsi Mineral


Dalam laporan ini, meliputi deskripsi dari mineral yang telah dideskripsi di
laboratorium. Mineral dalam laporan ini hanya ada beberapa mineral saja.
Deskripsi mineral-mineral ini meliputi beberapa sifat fisik, seperti:

Beberapa deskripsi mineral yang telah dideskripsi oleh Praktikan, antaralain :


1. Sulfur (s)

Gambar 3.18
Mineral sulfur

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
37

 Asli : Kuning
 Lapuk : Putih
b. Kilap : Mutiara
c. Cerat : Putih Kekurangan
d. Belahan : Tidak Jelas
e. Pecahan : Hackly
f. Kekerasan : 2,5 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Translucent
i. Berat jenis : 1,9-2,1
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Sulfur
Rumus Kimia :S
Bentuk Kristal : Orthorombik
Genesa :Terbentuk oleh kegiatan solfatara,fumarola, atau sebagai
akibat dari gas-gas dan larutan yang mengandung
belerang keluar dari bumi, serta berkaitan dengan
rangkaian gunung aktif.
Kegunaan : Sebagai campuran pembuatan pupuk, obat-obatan
khususnya pada penyakit kulit.
2. Kuarsa (SiO2)

Gambar 3.19
Mineral kuarsa

Sifat Fisik Mineral


38

a. Warna
 Asli : Putih bening
 Lapuk : Putih
b. Kilap : Kaca
c. Cerat : Putih
d. Belahan : Jelas
e. Pecahan : Concoidal
f. Kekerasan : 7 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Translucent
i. Berat jenis : 2,65
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Kuarsa
Rumus Kimia : SiO2
Bentuk Kristal : Hexagonal
Genesa : Terbentuk dari hasil kristalisasi magma bersifat asam,
setelah proses magmatisme dan memasuki fase
pegmatisme dan pnumatolisis pada proses hidroterman
yang bersuhu rendah sekitsr 2000-4000°C
Kegunaan : Sebagai bahan campuran pembuat kaca, bahan
bangunan, keramik, dan perhiasan
3. Kaolin (Al2Si2OH)4

Gambar 3.20
Mineral Kaolin
39

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Asli : Putih
 Lapuk : Coklat
b. Kilap : Tanah
c. Cerat : Putih
d. Belahan : Tidak Sempurna
e. Pecahan : Even
f. Kekerasan : 2.5 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Sectile
h. Diapanetik : Non-Transparan
i. Berat jenis : 2,56
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Kaolin
Rumus Kimia : Al2 Si2 O5(OH)4
Bentuk Kristal : Monoklin
Genesa : Terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspatik, Mineral-mineral potas aluminium silika
dan feldspar diubah menjadi kaolin.
Kegunaan : Banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filter), pelapis
(coater). Barang-barangtahan api dan isolator dipakai keramik,odol,bahan kosmetik dan
digunakan pada cat untuk mngubah tingkat kilauan.

4. Malasit (Cu2Co3(OH)2)

Gambar 3.21
40

Mineral Malasit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Asli : Hijau
 Lapuk : Putih abu-abu
b. Kilap : Tanah
c. Cerat : Hijau
d. Belahan : Jelas
e. Pecahan : Even
f. Kekerasan : 6 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Opaque
i. Berat jenis : 3.6 – 4,03
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Malasit
Rumus Kimia : Cu2Co3(OH)2
Bentuk Kristal : Monoklin
Genesa : Mineral tembaga yang tersebar luas dan sering
berasosiasi dengan azurite. Ini biasa ditemukn sebagai
pseudomorf dari azurite atau cuprite. Mineral ini
terbentuk biasanya dibagian atas zona oksidasi dideposit
tembaga, terutama didaerah dimana terdapat batu
gamping.
Kegunaan : Sebagai sumber biji tembaga, batuan ornamatal.

5. Pirit (FeS2)
41

Gambar 3.22
Mineral Pirit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Segar : Kuning Keemasan
 Lapuk : Abu- abu
b. Kilap : Logam
c. Cerat : Hitam
d. Belahan : Tidak Jelas
e. Pecahan : Even
f. Kekerasan : 6-6,5 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Opaque
i. Berat jenis : 4,9-5,2
j. Sifat kemagetan : Paramagnetik
Nama Mineral : Pirit
Rumus Kimia : FeS2
Bentuk Kristal : Isometrik
Genesa : Pembentukan m ineral ini berasal dari proses
hidrotermal pada SEDEX (Sedimentary exhalative)
adalah suatu jenis endapan sulfida masif yang berasosiasi
dengan batuan sedimen.
Kegunaan : Digunakan produksi sulfur oksida, industri kertas, batu
hias, perhiasan.
42

6. Malasit (Cu2Co3(oH)2)

Gambar 3.23
Mineral Malasit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Segar : Hijau Kecoklatan
 Lapuk : Hiaju Keabu- abuan
b. Kilap : Tanah
c. Cerat : Putih kehijauan
d. Belahan : Baik
e. Pecahan : Unconcoidal
f. Kekerasan : 1,5-2 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Opaque
i. Berat jenis : 3.6-4,03
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Garnierit
Rumus Kimia : Cu2Co3(oH)2
Bentuk Kristal : Monoklin
Genesa : Malasit merupakan mineral tembaga sekunder yang
tersebar luas dan saling berasosiasi dengan azurit dan
biasa ditemukan sebagai pseudomart dari azurit atau
cuprite. Mineral ini terbentuk biasanya dibagian atas
43

zona oksida dideposit tembaga, terutama didaerah


terdapat batu gamping
Kegunaan : sebagai batu dekoratif yang berharga dan dibuat
untuk meja ornamen hias.

7. Kalsit (CaCo3)

Gambar 3.24
Mineral Kalsit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Segar : Putih Bening
 Lapuk : Hiaju Keabu- abuan
b. Kilap : Kaca
c. Cerat : Putih
d. Belahan : Jelas
e. Pecahan : Vibrous
f. Kekerasan : 3 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Transparan
i. Berat jenis : 2,85
j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Kalsit
Rumus Kimia : CaCo3
Bentuk Kristal : Hexagonal
44

Genesa : Endapan kalsit merupakan hasil restrukturisasi


batu gamping yang mengkristal setelah mengalami
proses pelarutan. Umumnya terjadi pda batu
gamping atau marmer dalam masa kristlain yang
berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit
Kegunaan : untuk menghasilkan semen dan beton.
8. Kalsit (CaCo3)

Gambar 3.25
Mineral Kalsit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Segar : Kuning Kecoklatan
 Lapuk : Putih
b. Kilap : Kaca
c. Cerat : Putih
d. Belahan : Jelas
e. Pecahan : Even
f. Kekerasan : 1,5-2 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Sectile
h. Diapanetik : Translucent
i. Berat jenis : 2,7
Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Kalsit
Rumus Kimia : CaCo3
Bentuk Kristal : Hexagonal
45

Genesa : Kalsit merupakan hasil restruksisasi batu gamping


yang mengkristal setelah mengalami proses
pelarutan dan dapat terbentuk pada lingkungan
batuan beku, sedimen, metamorf dan melalui proses
hidrotermal.
Kegunaan : Sebagai bahan kontruksi seperti semen, kausatik
soda, karet, obat pencernaan, bahan baku plastik.
9. Plagioklas (NaAlSi3O8)

Gambar 3.26
Mineral Plagioklas

Sifat Fisik Mineral


j. Warna
 Segar : Putih susu
 Lapuk : Putih
k. Kilap : Mutiara
l. Cerat : Putih
m. Belahan : Tidak Jelas
n. Pecahan : Uneven
o. Kekerasan : 6 Skala Mosh
p. Kekenyalan : Brittle
q. Diapanetik : Opaque
r. Berat jenis : 2,6
s. Sifat kemagetan : Diamagnetik
46

Nama Mineral : Plagioklas


Rumus Kimia : NaAlSi3O8
Bentuk Kristal : Triklin
Genesa : Proses pembentukan mineral plagioklas terdapat pada
deret bowen setelah kanan atau pada proses contunous
series. Pada suhu yang tinggi mineral pertama yang
terbentuk adalah mineral yang kaya akan kalsium (ca)
anortit yang kemudian akan diikuti pembentukn
bitownit, labradorit dsb.
Kegunaan : sebagai bahan baku pembuatan perhiasa, gelas dan
keramik.
10. Garnierit (Ni,Mg)6Si4O10(OH)8

Gambar 3.27
Mineral Garnierit

Sifat Fisik Mineral


a. Warna
 Segar : Hijau Kecoklatan
 Lapuk : Hiaju Keabu- abuan
b. Kilap : Tanah
c. Cerat : Putih kehijauan
d. Belahan : Baik
e. Pecahan : Unconcoidal
f. Kekerasan : 1,5-2 Skala Mosh
g. Kekenyalan : Brittle
h. Diapanetik : Opaque
47

i. Berat jenis : 3.6-4,03


j. Sifat kemagetan : Diamagnetik
Nama Mineral : Garnierit
Rumus Kimia : (Ni,Mg)6Si4O10(OH)8
Bentuk Kristal : Monoklin
Genesa : Mineral garnierit terbentuk melalui proses
hipotermal dalam pembentukannya garnierit bekerja
sama dengan mineral talk dan serpentinik.
Pembentukan garnierit tidak terlepas dari batuan
nikel laterit larutan yang mengandung Mg, Ni, dan
Si akan tertinggal semakin dalam ke tanah selama
air masih bersifat asam.
Kegunaan : Garnierit digunakan untuk melapisi barang-barang
yang terbuat dari besi, baja, dan tembaga.

Anda mungkin juga menyukai