PENDAHULUAN
a) Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
b) Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
c) Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk
batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa
bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
d) Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian
seperti di Australia, India, dan Afrika.
e) Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
a) Inherent impurities
b) Eksternal impurities
Merupakan pengotor yang berasal dari luar, timbul pada saat proses
penambangan antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan penutup.
Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan industri, mutu
batubara mempunyai peranan sangat penting dalam memilih peralatan yang
akan dipergunakan dan pemeliharaan alat.
a) Antrasit
Adalah kelas batubara tinggi, dengan warna hitam berkilauan ( luster ) metallic,
mengandung 86% - 98% unsure karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
b) Bituminous
Adalah batubara yang mengandung 68% - 86% unsur karbon (C) dan berkadar
air 8% - 10% dari beratnya.
c) Sub – Bituminous
Adalah batubara yang mengandung sedikit karbon (C) dan banyak air, dan oleh
karenanyamenjadai sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan
bituminous.
Adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung 35% - 75% dari
beratnya
e) Gambut
Adalah tahap awal dari pembentukan batubara yang berpori dan memiliki kadar
air di atas 75% serta memiliki nilai kalori yang paling rendah.
Dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen
utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat
oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan
( dekomposisi ) dan kompaksi material organic serta membentuk gambut.
Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi batubara kelas bituminous dan
akhirnya akan menjadi batubara kelas antrasit.
Teori Insitu ;
Teori Drift :
Ciri :
Volatile
Fixed
Matter Calorific Value Limits BTU per
Carbon ,% ,
Limits, % , pound (mmmf)
dmmf
dmmf
Class Group
Equal Les Equa Equal
Greate
or s l or or Less Agglomerating
r
Greate Tha Less Greate Than Character
Than
r Than n Than r Than
nonagglomeratin
1.Meta-anthracite 98 2
g
I Anthracite* 2.Anthracite
92 98 2 8
3.SemianthraciteC
86 92 8 14
1.Low volatile
78 86 14 22
bituminous coal
2.Medium
volatilebituminous 69 78 22 31
coal
3.High
14000
volatile A bituminous 69 31 D commonly
coal
II Bituminous
4.High
13000 1400
volatile Bbituminous D agglomerating**E
0
coal
5.High
1300
volatile Cbituminous 11500
0
coal
1150
10500 agglomerating
0
III 1.Subbituminous Aco 10500 1150
Subbituminou al 0
2.Subbituminous Bco 1050
9500
al 0
s
3.Subbituminous Cco nonagglomeratin
8300 9500
al g
1.Lignite A 6300 8300
IV. Lignite
1.Lignite B 6300
8