Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan akhir petrologi dan mineralogi tentang “Mineral dan
Mineralogi”. Dengan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Laporan ini
adalah syarat untuk mencapai pembelajaran di jenjang perguruan tinggi dan syarat
untuk mengikuti praktikum selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 10 Oktober 2021


Penulis

Iqbal Haryoto
NPM 1007012064

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2
Maksud dan Tujuan ...................................................................... 1
1.2.1 Maksud .............................................................................. 1
1.2.2 Tujuan ............................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 2
2.1
Pengertian Mineral dan Mineralogi ................................................ 2
2.2
Pembentukan Mineral ................................................................... 2
2.2.1 Kristalisasi magma............................................................. 2
2.2.2 Sublimasi ........................................................................... 3
2.2.3 Metasomatisme kontak ...................................................... 3
2.2.4 Proses hidrotermal............................................................. 4
2.2.5 Sedimentasi ....................................................................... 4
2.2.6 Penguapan atau evaporasi ................................................ 4
2.2.7 Konsentrasi mekanik dan residual ..................................... 5
2.2.8 Oksidasi dan pengakayaan supergen ................................ 5
2.2.9 Akibat metamorfisme ......................................................... 5
2.3 Perawakan Kristal dalam Mineral .................................................. 5
2.4 Klasifikasi Mineral Menurut Barzellius ........................................... 6
2.4.1 Native Elements ................................................................ 6
2.4.2 Sulphides (sulphosalt) ....................................................... 6
2.4.3 Oxides dan hydroxices ...................................................... 6
2.4.4 Halides .............................................................................. 7
2.4.5 Carbonates, nitrates, borates, iodates ............................... 7
2.4.6 Sulphates, chromates, molybdates, tungstates .................. 7
2.4.7 Phosphate, arsenates, vanadates...................................... 7
2.4.8 Silicates ............................................................................. 7
2.5 Deskripsi Mineral .......................................................................... 7
2.5.1 Belahan (cleavage) ............................................................ 7
2.5.2 Pecahan (fracture) ............................................................. 7
2.5.3 Ketahanan ......................................................................... 8
2.5.4 Kekerasan (hardness) ....................................................... 8
2.5.5 Massa jenis........................................................................ 8
2.5.6 Kilap (lustre) ...................................................................... 8
2.5.7 Warna ................................................................................ 8
2.5.8 Gores................................................................................. 8
2.5.9 Kemagnetan ...................................................................... 8
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 9
3.1 Tugas............................................................................................ 9
3.1.1 Pendeskripsian mineral (3 mineral).................................... 9
3.1.2 Gambar dan jelaskan mengenai genesa mineral ............... 9
3.1.3 Membuat mind map mengenai klasifikasi mineral barzellius
.......................................................................................... 9
3.1.4 Membentuk rangkuman mengenai logam dan nonlogam .. 9
3.1.5 Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik ................... 9
3.1.6 Mencari lokasi keterdapatan bahan galian pada peta
Indonesia ........................................................................... 9
3.2 Pembahasan ................................................................................. 9
3.2.1 Pendeskripsian Mineral (3 Mineral) .................................... 9
3.2.2 Gambar dan jelaskan mengenai genesa mineral ............. 13
3.2.3 Membuat mind map mengenai klsifikasi barzeliius........... 22
3.2.4 Membuat rangkuman mengenai logam dan non logam ... 23
3.2.5 Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik ................. 24
3.2.6 Mencari lokasi keterdapatan bahan galian pada peta
indonesia ......................................................................... 25
BAB IV ANALISA.............................................................................................. 27
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 29
LAMPIRAN........................................................................................................ 31

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan merupakan sebagian atau salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk pengambilan endapan galian berharga yang bernilai ekonomis
dari dalam kulit bumi, baik pada permukaan bumi maupun di bawah permukaan
bumi. Hasil dari kegiatan pertambangan ini berupa , minyak dan gas bumi, bijih
mangan, bijih emas,perak, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit,
bijih tembaga, dan granit.
Dalam pertambangan kita harus mengetahui karakteristik mineral. Hal
tersebut terdapat ilmu yang mempelajarinya yaitu mineralogi. Yang mempelajari
tentang pembentukan, sifat-sifat fisik serta kimianya, susunannya serta
pengklasifikasiannya. Sehingga nanti nya dapat memudahkan untuk mengetahui
akan suatu mineral yang akan ditambang.
Mineralogi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari
pengetahuan tentang mineral yang dimulai dari pembentukan mineral, sifat – sifat
fisik dan kimia mineral, cara keterdapatan mineral, klasifikasi mineral dan tempat
keterjadiannya atau tempat terbentuknya mineral.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk dapat mengerti dan
memahami lebih dalam lagi tentang mineral dan mineralogi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakan kegiatan praktikum tentang mineral da mineralogi
yaitu sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui dan memahami definisi mineral dan mineralogi.
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami proses pembentukan mineral.
3. Untuk dapat mengetahui perawakan kristal dalam mineral.
4. Untuk mengetahui pendeskripsian dari mineral.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mineral dan Mineralogi


Mineral merupakan suatu benda padat yang berasal dari senyawa –
senyawa anorganik yang telah terbentuk secara alami dan tersusun atas sifat –
sifat fisik dan kimia tertentu dengan struktur dan bentuk kristal yang jelas dan
teratur. Bentuk kristal dikatakan sempurna apabila waktu pembentukannya tidak
terhambat dan tidak mendapat gangguan dari apapun .
Mineralogi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari
pengetahuan tentang mineral yang dimulai dari pembentukan mineral, sifat – sifat
fisik dan kimia mineral, cara keterdapatan mineral, klasifikasi mineral dan tempat
keterjadiannya atau tempat terbentuknya mineral.

2.2 Pembentukan Mineral


Proses pembentukan mineral terbentuk karena adanya proses mineralisasi
yang dipengaruhi oleh adanya aktivitas magma dan juga dihasilkan oleh proses
alterasi. Magma ini merupakan proses awal dari adanya sebuah endapan mineral
yang nantinya membeku dan terjadi deferensiasi magma dan perlahan – lahan
mulai terbentuk komponen padat dan komponen cair. Adapun beberapa proses
pembentukan mineral yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Kristalisasi magma
Proses pembentukan mineral dimulai dari kristalisasi magma. Maksud dari
magma yaitu lelehan silikat yang memiliki suhu tinggi yang berada di dalam
litosfer dan sifatnya mobile. Proses kristalisasi magma ini terjadi di dapur
magma primer yang kemudian mineral nya akan mempunyai sifat ultra
basa dan mengalami pembekuan atau kristalisasi sampai membentuk
mineral. Tetapi pada saat poses pembekuan magma tidak semua lelehan
nya akan menghablur menjadi batuan beku dikarenakan terdapat juga
mineral yang terbentuk lebih awal karena adanya proses tekanan dan suhu
yang tinggi.

2
3

Sumber : ilmugeografi.com, 2019


Gambar 1
Kristalisasi Magma

2.2.2 Sublimasi
Sublimasi merupakan proses yang paling kecil diantara proses – proses
yang lainnya. Sublimasi yaitu proses yang pengendapannya langsung dari
uap atau gas. Prinsip proses sublimasi yaitu berada pada penurunan suhu
dan tekanan.
2.2.3 Metasomatisme kontak
Metasomatisme kontak merupakan proses yang terjadi akibat dari panas
yang disertai perubahan kima antara bebatuan dengan hidrotermal. Proses
intrusi magma yang memiliki sisa larutan dan gas yang mempunyai suhu
yang tinggi. Tetapi, apabila sisa – sisa tersebut bersentuhan atau
berinteraksi dengan celah batuan dapat menghasilkan mineral – mineral
baru.

Sumber: Evans, 1993


Gambar 2
Metasomatisme Kontak

3
2.2.4 Proses hidrotermal
Proses hidrotermal yaitu proses terbentuknya mineral yang disebabkan
oleh pengaruh dari suhu, temperatur dan tekanan yang sangat rendah.
Proses hidrotermal ini terjadi di sekitar sumber dari panas bumi yang
diakibatkan oleh adanya injeksi dari magma terhadap air.

Sumber : arriqofauqi.web, 2015


Gambar 3
Proses Hidrotermal

2.2.5 Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan mineral yang dilakukan oleh
angin, air maupun gletser. Proses sedimentasi menghasilkan endapan
yang berasal dari proses pengendapan mineral yang telah mengalami
pelapukan dari batuan asalnya yang nantinya terakmulasi dan
tersedimentasi pada suatu tempat. Proses sedimentasi diakibatkan oleh
adanya proses organik, kimia dan fisik.

Sumber : blogspot.com, 2018


Gambar 4
Sedimentasi

2.2.6 Penguapan atau evaporasi


Proses evaporasi merupakan proses mineral yang terbentuk di daerah
atau lingkungan yang beriklim panas agar memudahkan proses

4
5

penguapan.

Sumber : rumus.co.id, 2020


Gambar 5
Penguapan atau Evaporasi

2.2.7 Konsentrasi mekanik dan residual


Pada proses ini terdapat endapan residual yang merupakan proses dari
pelapukan dan pengendapan. Endapan ini merupakan konsentrasi dari
mekanik.
2.2.8 Oksidasi dan pengakayaan supergen
Oksidasi dan pengkayaan supergen terjadi karena adanya endapan yang
tersingkap yang terjadi karena adanya aktivitas erosi yan nantinya akan
terkena pelapukan dan mengalami oksidasi.
2.2.9 Akibat metamorfisme
Di dalam proses metamorfisme ini terjadi perubahan atau evolusi dari
sebuah mineral lama menjadi mineral yang baru atau juga menghasilkan
mineral yang sama tetapi memiliki sifat yang berbeda dari mineral
sebelumnya. Proses metamorfise diakibatkan oleh pengaruh suhu,
tekanan dan kadar air.

2.3 Perawakan Kristal dalam Mineral


Perawakan kristal merupakan bentuk khas mineral yang ditentukan oleh
bidang – bidang yang membentuknya sebagai perwujudan dari bangun
maupun gaya antar atom penyusun mineral. Dalam penentuan jenis
mineral perawakan kristal dipakai dalam penentuannya, meskipun
perawakan bukan merupakan ciri tetap mineral karena pembentuk mineral
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan pada saat pembentukan
kristal itu terjadi. Bentuk kristal dikatakan sempurna apabila waktu
pembentukannya tidak terhambat dan tidak mendapat gangguan dari

5
apapun . Di alam bebas biasanya jarang ditemukan bentuk-bentuk kristal
yang sempurna, karena pada saat di alam bebas bentuk bangun kristal
yang dilihat bukanlah bentuk yang sempurna karena di alam bebas dalam
keadaan berkelompok.
Istilah – istilah perawakan kristal dapat berupa columnar seperti tiang,
filiform seperti benang, capiary seperti rambut , bladed seperti pisau, blocky
seperti batu bata, plumose seperti bulu, acicular seperti jarum dll.

Sumber: Geografi.orgi, 2016


Gambar 2.3
Perawakan Mineral

2.4 Klasifikasi Mineral Menurut Barzellius


Berdasarkan sifat – sifat kimianya, menurut Berzellius mineral dibagi
menjadi 8 macam yaitu sebagai berikut :
2.4.1 Native Elements
Native element merupakan kelompok yang bukan termasuk unsur
gabungan melainkan unsur bebas. Dalam native element unsurnya dibagi
menjadi 3 golongan yaitu logam / metal, semi logam, dan non logam.
2.4.2 Sulphides (sulphosalt)
Kelompok sulphides ini terbentuk dari kombinasi antara sulfur dan unsur
tertentu. Dimana unsur sulfur bergabung dengan unsur - sunsur logam dan
semi logam.
2.4.3 Oxides dan hydroxices
Oxides ini tersusun atas unsur yang bersenyawa dengan oksigen
contohnya yaitu iron yang bersenyawa dengan oksigen. Sifat dari golongan

6
7

oxides ini biasanya berubah/ubah atau tidak tetap. Sedangkan Hydroxides


merupakan persenyawaan air dengan hydroxyl dengan unsur – unsur
logam.
2.4.4 Halides
Kelompok mineral yang dimana unsur – unsur logam akan berkiatan atau
bersenyawa langsung dengan unsur – unsur halogen.
2.4.5 Carbonates, nitrates, borates, iodates
Carbonates merupakan unsur mineral yang berikatan dengan unsur
carbonates radical yang mengandung unsur logam maupun semi logam.
Nitrates merupakan unsur mineral yang berikatan dengan unsur nitrate
radical. Sedangkan borates merupakan unsur mineral yang berikatan
dengan unsur borate radical.
2.4.6 Sulphates, chromates, molybdates, tungstates
Kelompok mineral ini tersusun atas unsur – unsur logam yang bersenyawa
dengan sulfates radical, chromates radical, molybdates radical, tungstates
radical.
2.4.7 Phosphate, arsenates, vanadates
Kelompok mineral ini tersusun atas unsur-unsur logam yang bersenyawa
dengan phosphate radical, arsenates radical, vanadates radical.
2.4.8 Silicates
Silicates terususun atas unsur – unsur logam yang bersenyawa dengan Si
– O tetrahedra.

2.5 Deskripsi Mineral


Adapun beberapa pendeskripsian mineral yaitu sebagai berikut :
2.5.1 Belahan (cleavage)
Dalam mineral mempunyai kecenderungan untuk membelah atau
memisah dalam satu arah atau lebih melalui bidang yang memiliki ara
tertentu. Belahan ini dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan hasil
belahan yaitu antara lain sempurna, tidak jelas, jelas, dan baik.
2.5.2 Pecahan (fracture)
Dalam mineral mempunyai kecenderungan untuk memecah dalam arah
yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya.

7
2.5.3 Ketahanan
Ketahanan ini bisa diilihat terhadap goresan mineral nya.
2.5.4 Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap goresan. Kekerasan
ini dikenal sebagai skala mohs yang dapat diartikan sebagai suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral lainnya yang nantinya dipakai
sebagai kekerasan yang standard.
2.5.5 Massa jenis
Massa jenis merupakan perbandingan berat mineral dengan volume
mineral. Cara untuk menentukan massa jenis atau berat jenis mineral yaitu
dengan cara menimbang mineral terlebih dahulu.
2.5.6 Kilap (lustre)
Kilap merupakan penampakkan atau cahaya pada mineral yang
dipantulkan oleh mineralnya. Kilap ini terbagi menjadi dua jenis yaitu kilap
logam dan kilap non logam.
2.5.7 Warna
Warna merupakan kenampakkan mineral yang dapat dilihat langsung dari
mineral. Tetapi tidak dapat dijadikan acuan karena dalam sebuah mineral
dapat memiliki warna lebih dari satu warna.
2.5.8 Gores
Gores adalah warna pada mineral yang berbentuk bubuk. Umumnya pada
gores warna mineral nya itu tetap sama.
2.5.9 Kemagnetan
Kemagnetan merupakan sifat mineral terhadap gaya magnet. Contoh nya
seperti paramagnetik, feromagetik dan diamagnetik

8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Pendeskripsian mineral (3 mineral)
Pendeskripsian Mineral (3 Mineral) berdasarkan literatur dan parameter.
Pendeskripsian disesuaikan dengan yang sudah dipelajari (mineral ditentukan
oleh masing – masing asisten).
3.1.2 Gambar dan jelaskan mengenai genesa mineral
Gambar dan jelaskan mnegenai genesa mineral kemudian berikan contoh
mineralnya beserta foto dan pendeskripsiannya masing – masing 2 mineral.
3.1.3 Membuat mind map mengenai klasifikasi mineral barzellius
Membuat mind map semenarik mungkin mengenai klasifikasi mineral
menurt barzellius meliputi nama mineral beserta rumus kimia nya (setiap golongan
minimal 5 mineral) dan di hafalkan.Ukuran kertas A3
3.1.4 Membentuk rangkuman mengenai logam dan nonlogam
Membuat rangkuman mengenai mineral logam dan non logam beserta
manfaatnya (minimal 2 lembar)
3.1.5 Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik
Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik (Minimal 2 lembar)
3.1.6 Mencari lokasi keterdapatan bahan galian pada peta Indonesia
Mencari lokasi keterdapatan perusahaan bahan galian mineral logam dan
non logam pada peta Indonesia. (5 perusahaan logam, 5 perusahaan non logam).
Ukuran kertas A3

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pendeskripsian Mineral (3 Mineral)

9
Tabel 3.1
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/009/2021
Warna Merah muda (pink)
Kilap Non logam
Kekerasan 6 mohs
Pecahan Konkoidal
Belahan Sempurna
Ketahanan Britle
Gores Putih
Kemagnetan Diamagnetik
Transparansi Translucent - Transparant
Perawakan Memapan
Nama mineral Ortoclas
Golongan Silikat
Sistem Monoklin
Manfaat Bahan pembuat keramik
Berat jenis 2,55 – 2,63 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

10
Tabel 3.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/005/2021
Warna Biru
Kilap Non logam
Kekerasan 4,5 – 5 mohs
Pecahan Subkonkoidal
Belahan Sempurna
Ketahanan Brittle
Gores Putih
Kemagnetan Diamagnetik
Transparansi Transparant
Perawakan Membilah
Nama mineral Kyanit
Golongan Silikat
Sistem Triklinik
Manfaat Sebagai Indusri keramik
Berat jenis 3,53 – 3,65 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

11
Tabel 3.3
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/036/2021
Warna Sienna
Kilap Logam
Kekerasan 5 – 5,6 mohs
Pecahan Hackly
Belahan Tidak Sempurna
Ketahanan Brittle
Gores Abu - abu
Kemagnetan Feromagneti
Transparansi Transparan
Perawakan Melapis
Nama mineral Apatit
Golongan Phospat
Sistem Heksagonal
Manfaat Sebagai pembuatan pupuk
Berat jenis 3,15 – 3,20 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

12
3.2.2 Gambar dan jelaskan mengenai genesa mineral
1. Kristalisasi magma
Kristalisasi magma mengalami proses yaitu dari magma homogen, magma
homogen ini mengalami penurunan suhu dan membentuk kerangka kristal
dimana magma ini melewati zona yang bernama chillzone. Setelah
chillzone (zona dingin) terbentuk, terjadi kristalisasi awal kristal “a”.
Kerangka kristal mengalami penurunan suhu dan mengalami
pengkristalan, kristal ini menjadi banyak dan yang berat akan nmembentuk
mineral

Sumber: Data Paktikum Petrologi, 2021


Gambar 3.2.2
Kriatalisasi Magma

13
Tabel 3.2.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/001/2019
Warna Black
Kilap Logam
Kekerasan 72,5 – 5 mohs
Pecahan Konkoidal
Belahan Tidak Sempurna
Ketahanan Brittle
Gores Hijau kehitaman
Kemagnetan Feromagnetik
Transparansi Opaque
Perawakan Memapan
Nama mineral Magnetit
Golongan Oxide
Sistem Isometrik
Manfaat Sebagai pengikat logam
Berat jenis 5,2 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

14
Tabel 3.2.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/002/2021
Warna Kuning
Kilap Logam
Kekerasan 2,5 – 5,5 mohs
Pecahan Uneven
Belahan Tidak Sempurna
Ketahanan Brittle
Gores Hitam kehijauan
Kemagnetan Feromagnetik
Transparansi Opaque
Perawakan Melapis
Nama mineral Kalkopirit
Golongan Sulfida
Sistem Tetragonal
Manfaat Sebagai bijih tembaga
Berat jenis 4,8 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

15
2. Hidrothermal
Hidro artinya air dan thermal artinya panas. Jadi hidrothermal adalah air
panas. Hidrothermal beraal dari cairans sisa magma yang tidak ikut dalam
proses pengkristalan sebelumnya. Karena, adanya pengaruh temperatur
dan suhu. Kemudian magma yang menghasilkan suatu panas pada
rekahan maka akan terbentuk suatu mineral. Dalam hidrothermal terdapat
high sulphidation yaitu yang tidak dipengaruhi oleh struktur dan low
sulphidation yaitu yang dipengaruhi oleh struktur.

Sumber : Data Praktikum Petrologi, 2021


Gambar 3.2.2
Hidrothermal

16
Tabel 3.2.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/003/2021
Warna Hitam
Kilap Logam
Kekerasan 6 – 6,5 mohs
Pecahan Konkoida
Belahan Sempurna
Ketahanan Brittle
Gores Coklat
Kemagnetan Feromagnetik
Transparansi Transparan
Perawakan Menjari
Nama mineral Rutile
Golongan Oksida
Sistem Tetragonal
Manfaat Sebagai bijih titanium
Berat jenis 4,8 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

17
Tabel 3.2.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/004/2021
Warna Putih
Kilap Non Logam (kilap tanah)
Kekerasan < 2, mohs
Pecahan Even
Belahan Sempurna
Ketahanan Britle
Gores Putih
Kemagnetan Diamagnetik
Transparansi Transparan
Perawakan Mendaun
Nama mineral Ilite
Golongan Oksida
Sistem Monoklin
Manfaat Sebagai bahan industri
Berat jenis 2,6 -2,9 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

18
3. Metamorfisme kontak
Metamorfisme kontak terjadi karena cairan sisa magma yang tidak
mengalami pengkristalan, magma ini mengalami intrusi magma dengan
celah. Celah batuan dan mengalami reaksi bkimia. Batuan yang sudah
membeku dan mengalami suhu yang rendah maka akan menghasilkan
kristal baru.

4. Sublimasi
Sublimasi merupakan gas – gas yang berasal dari magma. Gas tersebut
keluar melalui fumarola. Maksud dari fumarole yaitu mulut kawah yang
memiliki bentuk lubang – lubang gas. Gas ini naik ke udara dan mengalami
penurunan suhu dan reaksi atau gas yang berlebih. Karena itu gas
mengalami oerubahan fasa zat menjadi padat yang terkonsentrasi pada
daerah kawah maupun fumarole.
5. Pengkayaan Supergen
Pengkayaan supergen terjadi karena masuknya air hujan atau air meteorit
ke dalam gossan, lalu masuk ke zona zona pencucian yang mempunyai
unsur kimia, kemudian masuk ke zona oksidasi dan mengalami pelarutan
di zona oksidasi, unsur yang berat akan berkumpul dan mengalami
peningkatan konsentrasi yang kemudian terjadi pengendapan dizona
oksidasi lalu terbentuk pengendapan sulfida supergen. terendap
membentuk mineral – mineral

19
Tabel 3.2.2
Deskripsi Mineral
Parameter Hasil Pengamatan
Nomor Mineral LG/Mn/009/2021
Warna Abu - abu
Kilap Non Logam
Kekerasan 2,5 – 5,5 mohs
Pecahan Uneven
Belahan Sempurna
Ketahanan Britle
Gores Coklat muda
Kemagnetan Diamagnetik
Transparansi Translucen
Perawakan Membuku
Nama mineral wurzit
Golongan Sulfida
Sistem Hexagona
Manfaat Untuk bijih seng
Berat jenis 4,09 g/cm2
Foto Sketsa

Sumber: Data praktikum Petrologi, 2021

20
6. Konsentrasi mekanik dan residual
Konsentrasi magma mekanik mengalami pelapukan mekanis yang
difaktorkan oleh media seperti air atau angin. Kemudian terjadi
transportasi yaitu menemati suatu tempat lalu lama kelaaman
berbentuk sebuah mineral.
a. Konsentrasi residual dimulai dari mengalami pelapukan mekanis dan
kimiawi. Pada konsentrasi reisudal tidak mengalami transportasi
artinya mineral terkonsentrasi di tempat.
7. Penguapan atau evaporasi
Penguapan atau evaporasi terjadi di peraian maupun lautan yang tidak
terbuka. Danau auatu laut yang tidak terbuka tersebut terisi oleh air yang
terjebak dan tidak terterairi mengakibatkan terjadi adanya iklim yang kering
dan panas lalu air mengalami penguapan dan menyisakan endapan
endapan non logam yang nantinya akan membentuk mineral.
8. Sedimentasi
Sedimentasi terjadi dari endapan sebelumnya. Dimana endapan
sebelumnya telah mengalami pelapukan. Pelapukan ini menghasilkan
fragmen – fragmen kecil. Kemudian fragmen ini ter transportasi disuatu
tempat yang kemudian mengendap berupa cekungan dan lama kelaamaan
membentuk mineral.
9. Metamorfisme
Proses metamorfisme ini terjadi karena adanya suhu, tekananan dan
pengaruh air. Endapan bahan galian dibetuk dari batuan dengan cara
rekristalisasi dan rekombinasi sehingga menghasilkan mineral non logam.
Akibat adanya rekristalisasi tersebut yaitu adanya perubahan secara fisik
namun tidak berubah secara unsur kimia.

21
3.2.3 Membuat mind map mengenai klsifikasi barzeliius
Tugas terdapat dalam lampiran

22
3.2.4 Membuat rangkuman mengenai logam dan non logam
Mineral adalah senyawa organik yang terbentuk secara alami di alam yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
Susunan kimia yang terdapat pada mineral berupa unsur major maupun minor ,
yang berasal dari kristal yang terbentuk. Mineral terbuat dialam bebas yang
kemudian akan menciptakan bentuk kristal yang sempurna apabila waktu
pembentukannya tidak terhambat dengan gangguan apapun.

Mineral dibagi menjadi dua bagian yaitu mineral logam dan non logam.
Mineral logam adalah mineral yang unsur utamanya mengandung logam. Memiliki
kilap logam dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang
baik. Unsur – unsur logan ini mungkin satu atau lebih. Mineral ini dapat membentuk
produk baru ketika diproses. Mineral logam diagi menjadi dua kelompok mineral
ferrous dan mineral non – ferrous.
10. Mineral ferrous adalah jenis mineral yang memiliki unsur besi dan
kandungan didalamnya. Contoh baik dari mineral yaitu ferrous adalah bijih
besi.
11. Mineral non – ferrous adalah jenis mineral yang tidak memiliki unsur ironis
di dalamnya. Mereka mengandung beberapa bentuk logam yang berbeda
selai besi di dalamnya seperti perak, tembaga dan emas.
Sedangkan definisi mineral non logam adalah mineral yang unsur utamanta
terdiri atas bukan logam. Mineral non logam adalah mineral yang tidak memiliki
jejak unsur logam di dalamnya. Mineral non logam pada umumnya bersifat padat
dan rapuh didalam, konduktivitas panas dan terik yang busuk, kusam tetapi
mingkin berwarna mengkilap.
Contoh mineral logam yaitu mineral timah hitam, mangan, seng, emas,
pasir besi, besi, timah putih dan nikel. Contoh mineral non logam yaitu kuarsa,
yodium, belerang, fosfat, ziolit, kaolin, feldsapar, bentonit.
Manfaat mineral logam yaitu :
1. Timah digunakan sebagai peralatan rumah tangga
2. Emas digunakan sebagai perhiasan
3. Nikel digunakan sebagai bahan pelapis anti karat pada besi

23
Manfaat mineral non logam yaitu :
1. Kaolin digunakan untuk industri kertas dan tekstil
2. Pasir kuarsa digunakan untuk bahan pembuat kaca, dll.

3.2.5 Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik


Mandala metalogenik atau metallogenic province memiliki pengertian suatu
area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas atau oleh satu atau
lebih jenis – jenis karakteristik mineralisasi. Maksud dari endapan mineral
merupakan konsentrasi logam yang luar biasa yang terbentuk oleh proses
magmatik, magmatik hidortermal tau hidrotermal dalam lingkukan geodinamik
yang ditandai oleh energi panas dan atau mekanik yang sangat tinggi didekat
batas lempang. Endapan – endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk
asalnya disebut dengan endapan primer. Jika mineral – mineral primer terlah
terubah melalui proses pelapukan atau proses – proses luar disebut dengan
endapan sekunder. Jenis – jenis karakteristik mineral yaitu seperti struktur
percobaan, kilap, kekerasaan, warna, cerat, belahan, berat jenis, kemagnetan
serta sifat dalam . Suatu mandala metalogenik mungkin memilki beberapa lebih
dari satu episdode mineralisasi yang disebut metalogenic Epoch. Mandala
metalogenik tidak terlepas dari stuktur – struktur geologi dan formasi endapan
mineral. Proses pembentukan bijih dan endapan bijih berhubungan dengan
asosiasi batuan setting, geologi dan siklus geologi. Di kedalaman kerak bumi,
lelehan batuan atau magma timbul dan mengkristal setelah mengalami
pendinginan dan muncul dipermukaan. Ekspresi permukaan dari proses
magmatisme menunjukkan aktivitas volkanik yang intensif, seperti yang terjadi di
jalur pasifik.
Berbagai jenis cebakan mineral, cenderung terdapat dalam kelompok yang
dinamakan mettalogenic province yang didefinisikan sebagai daerah terbatas
pada kerk dimana cebakan mineral berada dalam jumlah besar. Metallogenic
province terbentuk akibat pengaruh iklim atau tektonik lempeng, cebakan ineral
magmatic , hidrotermal, dan startabound semuanya terbentuk dekat dengan batas
lempeng saat ini atau yang lalu. Cebakan tersebut semuanya secara langsung
atau tidak berkaitan dengan aktivitas magma yang diakiatkan tektonik lempeng.
Beberapa contoh mandala metalogenik anatara lain segrasi lokasi dari kromium
dan nikel dibagian yang paling dalam dari kerak samudera dan pengendapan

24
sulfida masif dari tembaga dan besi.
3.2.6 Mencari lokasi keterdapatan bahan galian pada peta indonesia

25
5 perusahaan logam 5 Perusahaan Non logam
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Batu Bara) PT Batuan Alumnia Indonesia (Bauksit) PT Adhikarya Bumi Cemerlang(Kaolin)
Sumatera Selatan, Tanjung Enim Bintan, Kepulauan Riau Ketapang, Kalimatan Timur
PT Agincourt Resources (Emas) PT Bumi Mineralindo Sakti (Bentonit)
Batangtoru, Tapanuli selatan, Sumater Utara Padang lawas, Sumatera Utara
PT Vale Indonesia TBK (Nikel) PT Zeolite Natura Tangguh (Zeolit)
Luwu Timur, Sulawesi Selatan Tasikmalaya, Jawa Barat
PT Smelting (PMA) (Tembaga) PT Gajah Mada Palapa (Kuarsa)
Gresik PT Selogiri Mulia Raya (Feldspar)

26
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan praktikum tentang mineral dan mineralogi yang telah


dilaksanakan dapat dianalisa bahwa, mineral memiliki sifat serta bentuk yang
berbeda, itu disebabkan karena adanya unsur unsur ataupun karakteristik yang
berbeda dari setiap tempat keterbentukan mineral tersebut, seperti tembaga
dengan olivin kedua mineral tersebut memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda
karena proses keterbentukannya juga berbeda
Pada mineral terdapat pendeskripsian mineral, deeskripsinya, ada yang
meliputi perawakan, belahan, sistem kristal. Mineral ini juga dapat dibedakan yaitu
mineral logam dan juga ada mineral non logam.

27
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan laporan mineral dan mineralogi ini dapat disimpulkan beberapa


poin, diantaranya:
12. Mineral merupakan suatu benda padat yang berasal dari senyawa –
senyawa anorganik yang telah terbentuk secara alami dan tersusun atas
sifat – sifat fisik dan kimia tertentu dengan struktur dan bentuk kristal yang
jelas dan teratur. Sedangkan Mineralogi merupakan cabang ilmu geologi
yang mempelajari pengetahuan tentang mineral yang dimulai dari
pembentukan mineral, sifat – sifat fisik dan kimia mineral, cara
keterdapatan mineral, klasifikasi mineral dan tempat keterjadiannya atau
tempat terbentuknya mineral.
13. Keterbentukan mineral terdapat beberapa pembentukan yang akan
menghasilkan mineral-mineral khas tersendiri. Dalam keterbentukan
mineral terdapat 9 keterbentukan mineral yaitu akibat kristalisasi magma,
sublimasi, metasomatisme kontak, hidrothermal, sedimentasi,
metamorfisme, oksidasi dan pengkayaan supergen, konsentrasi mekanik
dan residual, penguapan atau evaporasi.
14. Perawakan kristal merupakan bentuk khas mineral yang ditentukan oleh
bidang – bidang yang membentuknya sebagai perwujudan dari bangun
maupun gaya antar atom penyusun mineral.
15. Pendeskripsian mineral ini dilakukan agar dapat mengetahui jenis mineral.
Dalam mendeskripsikan mineral terdapat beberapa jenis pendeskipsian
yaitu seperti, kode mineral, warna, kilap, kekerasan, pecahan, belahan,
ketahanan, gores, kemagnetan, transparansi, perawakan, nama mineral,
golongan, sistem kristal, manfaat, dan berat jenis.

27
28
DAFTAR PUSTAKA

1. Prihatin, Tri, Suryobudi, 2010. “ Definisi Mineral dan Mineralogi”.


wordpress.com. Diakses pada, Minggu 09 Oktober 2022. Pukul 07.10 WIB.
2. Irfan, Hakim, 2017. “Klasifikasi Mineral”. dokumen.tips. Diakses pada, Minggu
09 Oktober 2022. Pukul 08.21 WIB.
3. Ika, Lestari, 2019. “Proses Pembentukan Mineral”. Ilmugeografi.com.
Diakses pada, Mingu 09 Oktober 2022. Pukul 09.12 WIB.
4. Anonim, 2015. “Bentuk dan Perawakan Mineral”. blogspot.com. Diakses
pada, Minggu, 09 Oktober 2022. Pukul 10.15 WIB.
5. Parta, Setiawan, 2021. “Pengertian Mineral”. Gurupendidikan.co.id. Diaksed
pada, Minggu, 09 Oktober 2022. Pukul 12.34 WIB.

29
FORM PENILAIAN LAPORAN

Laporan Akhir
Format Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Dapus
(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai

30
LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai