GEOLOGI DASAR
ACARA I: PENGENALAN MINERAL
Disusun oleh:
Nur Ihsan
D111231032
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayat-Nya, laporan praktikum ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Geologi Dasar dengan judul " Pengenalan Mineral".
Dalam praktikum ini, saya mempelajari proses geologi dan jenis-jenis mineral.
Kami belajar mengenali mineral dari sifat-sifatnya seperti warna, cerat, kilap,
belahan, pecahan, kekerasan, tenacity, keterdapatan, kegunaan, reaksi dengan asam,
komposisi kimia, dan nama mineral.
saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen dan asisten laboratorium Geologi
dasar yang telah memberikan ilmu, waktu dan tenaga dalam membimbing kami di
Praktikum Geologi Dasar. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Nur Ihsan
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I PENDAHULUAN
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur(L.G. Berry dan B. Mason, 1959)
1
1.3 Ruang Lingkup
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral
Mineral adalah zat padat anorganik yang ditemukan di alam, terdiri dari unsur-
unsur kimia dalam proporsi tertentu, dengan atom-atom yang tersusun dalam pola
sistematis. Mineral dapat ditemukan di sekitar kita, misalnya dalam bentuk batu,
tanah, atau pasir yang mengendap di dasar sungai. Beberapa mineral memiliki
nilai ekonomi karena ditemukan dalam jumlah besar, sehingga bisa ditambang,
seperti emas dan perak (Tri Winarno dan Jenian Marin, 2009).
1. Kilap
a. Kilap Logam (metallic luster ): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau
kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam yaitu
Gelena,Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit, dll.
3
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
• Kilap Intan (adamantin luster ), cemerlang seperti intan.
• Kilap kaca (viteorus luster ), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
• Kilap Sutera (silky luster ), kilat yang menyeruai sutera pada
umumnyaterdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya
pada asbes,alkanolit, dan gips.
• Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya
padaspharelit.
• Kilap mutiara (pearly luster) kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
padaserpentin, opal dan nepelin.
• Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxitdan limoni
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini
dapatdipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakanmembedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akandijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang
lainnya tidak begitutegas (Danisworo 1994)
2. kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang
standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah
skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai
skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
4
Skala kekerasan mineral Rumus kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
Tabel 2.1 skala mohs
3. warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat
berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang
mempunyai warna khas, seperti:
5
• Abu-abu : Galena (PbS)
4.. cerat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin
atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk
mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.
Contohnya :
• Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
dapat Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin
akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
• Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
• Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
• Biotite : Ceratnya tidak berwarna
• Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
5. Belahan
6
6. Pecahan
7. Massa jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam
keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di
dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama
dengan volume butir mineral tersebut.
8. Bentuk
7
mempengaruhi bentuk agregasi mineral, seperti struktur butiran, serat,
tabuler, atau konsentris (Danisworo, 1994; Sapiie, 2006).
9. Tenancity
Sifat mineral berdasarkan kekuatan kohesif antar atom di struktur. Sifat dalam
mineral (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
mineral apabila patah, hancur, bengkok dan irisannya. Beberapa contoh tenacity
dari sifat mineral yaitu (Bonewitz, 2012): a. Rapuh yaitu sifat mineral yang
mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong. b. Mudah ditempa yaitu sifat mineral
yang dapat ditempa menjadi lapisan tipis. c. Dapat dirilis atau sectile adalah sifat
mineral yang dapat diiris dengan pisau. d. Fleksibel adalah sifat mineral yang
lentur dan dapat dibengkokan tanpa menjadi patah dan sesudah bengkok dapat
kembali lagi seperti semula. e. Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang
tersusun atas lapisanlapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi
patah dan kembali seperti semula bila penekanan dihentikan
Mineral adalah zat anorganik yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai fungsi,
seperti pembentukan, pengaturan, dan keseimbangan. Mineral juga memiliki
peran penting dalam berbagai proses geologi, seperti pembentukan batuan, erosi,
dan metamorfosis. Mineral dapat ditemukan di berbagai sumber alam, seperti
tanah, air, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Kegunaan mineral dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kegunaan biologis
dan kegunaan ekonomis. Kegunaan biologis adalah manfaat mineral bagi
kesehatan dan kehidupan organisme. Kegunaan ekonomis adalah manfaat mineral
bagi industri, teknologi, dan seni.
8
BAB III METEROLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Alat uji kekerasan (Kawat tembaga, Kaca, Paku, Pisau Baja dan Kikir Baja)
Gambar 3.1. Kawat tembaga gambar 3.2. Paku gambar 3.3. kaca gambar 3.4. Pisau baja gambar 3.5. Kikir baja
2. Lup geologi
3. Magnet
4. HCl 0,5 M 30 ml
9
5. Penggaris
6. Tissue (Perkelompok)
10
9. Lembar deskripsi mineral (20 lembar)
11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
DESKRIPSI MINERAL
Belahan : 3 arah
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 5-5, 6
Komposisi Kimia : Ni
12
DESKRIPSI MINERAL
Pecahan : Choncodial
Cerat : putih
Kekerasan : 6,5-7
13
DESKRIPSI MINERAL
Pecahan : Choncodial
Cerat : Putih
Kekerasan : 6,5-7
14
DESKRIPSI MINERAL
Kilap : logam
Gambar 4.4 Pyrite
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 6-6,5
15
DESKRIPSI MINERAL
Kilap : Logam
Gambar 4.5. Galena
Pecahan : Rata
Cerat : Abu-abu
Kekerasan : 2,5
Komposisi Kimia : Pb
16
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum, dapat diketahui bahwa mineral adalah benda alam padat
yang terbentuk secara alami dari proses geologi dan memiliki komposisi kimia
dan struktur kristal yang tetap atau berubah-ubah dalam batas-batas tertentu.
Mineral memiliki sifat fisik yang dapat diamati dan diukur, seperti warna,
kilap, belahan, pecahan, cerat, kekerasan, sifat kemagnetan, reaksi dengan
asam, dan sifat dalam.
Dari kelima contoh mineral yang dideskripsikan, dapat dilihat bahwa warna
segar dan warna lapuk berbeda-beda tergantung pada jenis mineral. Warna
segar adalah warna asli dari mineral yang belum terpengaruh oleh faktor luar,
sedangkan warna lapuk adalah warna yang timbul akibat proses pelapukan
atau oksidasi. Misalnya, mineral nikel garnerit memiliki warna segar hijau
atau biru, tetapi warna lapuknya cokelat atau hitam. Mineral granit memiliki
warna segar abu-abu atau hitam, tetapi warna lapuknya abu-abu pudar atau
hitam.
17
belahan sempurna, yaitu nikel garnerit dan galena. Sisanya tidak memiliki
belahan.
Pecahan adalah sifat fisik yang menunjukkan bagaimana mineral pecah secara
acak tanpa mengikuti bidang kristal. Pecahan dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, seperti pecahan choncoidal (mineral pecah membentuk
permukaan cekung), pecahan hackly (mineral pecah membentuk permukaan
kasar), pecahan serpih (mineral pecah membentuk lembaran tipis), atau
pecahan rata (mineral pecah membentuk permukaan datar). Dari kelima
contoh mineral yang dideskripsikan, empat mineral memiliki pecahan
choncoidal, yaitu nikel garnerit, granit, kuarsas, dan pyrite. Satu mineral
memiliki pecahan rata, yaitu galena.
Cerat adalah sifat fisik yang menunjukkan warna bubuk yang dihasilkan
ketika mineral digores pada permukaan keras. Cerat dapat berbeda dengan
warna segar atau lapuk mineral. Misalnya, mineral pyrite memiliki warna
segar kuning keemasan dan warna lapuk hitam kecoklatan, tetapi ceratnya
coklat kehitaman. Mineral kuarsas memiliki warna segar putih dan warna
lapuk kuning kecoklatan, tetapi ceratnya putih.
18
magnet). Dari kelima contoh mineral yang dideskripsikan, hanya satu mineral
yang memiliki sifat kemagnetan paramagnetik, yaitu pyrite. Sisanya memiliki
sifat kemagnetan diamagnetik.
Reaksi dengan asam adalah sifat fisik yang menunjukkan bagaimana mineral
bereaksi terhadap asam, seperti asam klorida. Reaksi dengan asam dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bereaksi (mineral mengeluarkan gas atau
berbuih ketika diteteskan asam) atau tidak bereaksi (mineral tidak
mengeluarkan gas atau berbuih ketika diteteskan asam). Dari kelima contoh
mineral yang dideskripsikan, hanya dua mineral yang bereaksi terhadap asam,
yaitu kuarsas dan pyrite. Sisanya tidak bereaksi terhadap asam.
Sifat dalam atau tenancity adalah sifat fisik yang menunjukkan bagaimana
mineral bertahan terhadap tekanan atau benturan. Sifat dalam mineral dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti rapuh (mineral mudah pecah atau
hancur), kuat (mineral sulit pecah atau hancur), lentur (mineral dapat
dibengkokkan tanpa pecah), atau elastis (mineral dapat kembali ke bentuk
semula setelah dibengkokkan). Dari kelima contoh mineral yang
dideskripsikan, tiga mineral memiliki sifat dalam rapuh, yaitu nikel garnerit,
kuarsas, dan galena. Satu mineral memiliki sifat dalam kuat, yaitu granit. Satu
mineral memiliki sifat dalam mudah dibentuk, yaitu pyrite.
19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang ingin penyusun sampaikan pada praktikum kali ini, yaitu:
20
DAFTAR PUSTAKA
maulana, a. (2019, November 10). Mineral Adalah. Diambil kembali dari Seputar
Ilmu: https://seputarilmu.com/2019/11/mineral.html
Setiawan, P. (2023, Agustus 12). Pengertian Dan 10 Macam Mineral Terlengkap.
Diambil kembali dari Gurupendidikan.com:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/
21
LAMPIRAN
22