GOWA
2023
ii
DAFTAR ISI
2.1 Batuan........................................................................................................... 3
2.1.1 Batuan Beku ............................................................................................ 3
2.1.2 Batuan Sedimen ...................................................................................... 4
2.1.3 Batuan Metamorf .................................................................................... 4
2.2 Proses pembentukan batuan ...................................................................... 4
2.2.1 Batuan Beku ............................................................................................ 5
2.2.2 batuan sedimen ...................................................................................... 6
2.2.3 Batuan Metamorf .................................................................................... 6
2.3 Struktur dan Tekstur batuan ..................................................................... 8
2.3.1 Batuan Beku ............................................................................................ 8
2.3.2 Batuan Sedimen .................................................................................... 12
2.2.3 Batuan Metamorf .................................................................................. 15
BAB III METODOLOGI PREKTIKUM ......................................................... 17
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................... 17
3.2 Metodologi Praktikum .............................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 26
4.1 Hasil ............................................................................................................ 27
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 42
5.2 Saran ........................................................................................................... 42
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................................ 45
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum geologi
dasar acara dua pengenalan batuan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi dasar.
Praktikum geologi dasar acara dua pengenalan batuan bertujuan untuk
mengenali dan memahami ciri-ciri, klasifikasi, dan proses terbentuknya berbagai
jenis batuan beku dan piroklastik. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan
contoh-contoh batuan yang tersedia di laboratorium geologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
geologi dasar, asisten laboratorium, dan teman-teman sekelompok yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, dan kerjasama selama praktikum berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan
membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan dari pembaca untuk perbaikan laporan ini di masa
mendatang. Wassalamu'alaikum wr. wb.
Nur Ihsan
1
BAB I PENDAHULUAN
Bumi merupakan planet yang terdiri dari berbagai jenis batuan yang memiliki
bentuk, warna, tekstur, dan komposisi yang berbeda-beda. Batuan adalah benda
padat yang terbentuk secara alami dari satu atau lebih mineral. Mineral adalah
benda padat homogen yang terbentuk secara alami, memiliki komposisi kimia
tertentu, dan susunan atom yang teratur. Mineral memiliki berbagai sifat fisik
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikannya.
Beberapa sifat fisik mineral antara lain warna, kilap, kekerasan, belahan, bentuk
kristal, berat jenis, dan sifat magnetik.
Batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magma atau lava. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari pengendapan material yang tererosi oleh air, angin, atau es. Batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk dari perubahan bentuk dan susunan
mineral akibat tekanan dan suhu tinggi.
2.1 Batuan
Batuan adalah material padat yang terdiri dari mineral atau berbagai jenis mineral
yang dikumpulkan bersama oleh proses alam (Noor, 2012). Berdasarkan cara
terjadinya batuan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan ubahan. Batuan beku terjadi karena magma yang membeku. Pengertian
magma akan dibahas lebih jelas pada berikutnya dibawah ini (Chaerul,
2017).Batuan sedimen terjadi karena batuan yang telah ada sebelumnya mengalami
pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi. Diantara sumber batuan sedimen
adalah batuan beku. Jadi kalau ditelusuri secara jauh pada hakekatnya batuan
sedimen berasal dari batuan beku juga. Demikian juga dapat dibuktikan bahwa asal
muasal dari batuan metamorf adalah batuan beku. Batuan metamorf berasal dari
batuan yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses diagenesa (Mustagfirin,
2015).
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Batuan beku dibedakan berdasarkan tekstur, komposisi mineral, indeks
warna, dan bentuk tubuhnya. Batuan beku intrusif memiliki tekstur berbutir kasar
dan kristal-kristal yang terlihat jelas, seperti granit, gabro, dan peridotit. Batuan
beku ekstrusif memiliki tekstur berbutir halus dan kristal-kristal yang tidak terlihat,
seperti basalt, andesit, dan riolit (Noor, 2012).
4
Sedimen berasal dari kata latin, Sedimentian artinya pengendapan. Batuan sedimen
adalah batuan yang terjadi akibat proses pengendapan atau sedimentasi
(Mustagfirin, 2015). Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari endapan
material yang diangkut oleh air, angin, es, atau gravitasi (Noor, 2012). Batuan
sedimen memegang peranan sangat penting atau utama didalam mempelajari
geologi minyak dan gas bumi, karena batuan sedimen dapat bertindak sebagai
batuan induk, batuan reservoir maupun batuan penyekat atau penutup (Mustagfirin,
2015).
Batuan terbentuk melalui proses yang panjang dan kompleks. Dimulai dari
kristalisasi magma di dalam bumi yang membentuk batuan beku. Batuan beku ini
kemudian mengalami pelapukan dan erosi oleh angin, air, atau es, menghasilkan
sedimen. Sedimen ini kemudian mengendap dan membentuk batuan sedimen.
Dalam kondisi tekanan dan suhu tinggi, batuan sedimen ini berubah menjadi batuan
metamorf. Jika batuan metamorf ini terpendam lebih dalam lagi, ia dapat meleleh
5
kembali menjadi magma, memulai siklus pembentukan batuan dari awal lagi.
Proses ini memakan waktu yang sangat panjang, bahkan hingga jutaan tahun
(Nilawanti, 2023).
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang mengalami
pelapukan, dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh angin serta proses,
diagnesa, transportasi dan litifikasi.Batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang
relatif lebih rendah letaknya dari batuan asalnya, misalnya di laut, samudera,
ataupun danau-danau. Mula-mula batuan sedimenmerupakan batuan-batuan yang
lunak,akan tetapi karean proses diagenesa maka batuan-batuan lunak tadi berubah
menjadi keras (Zuhri, 2019).
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan
akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau
variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia,
dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami
7
metamorfosa. Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa
cair, dengan temperatur 2000C – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam
batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan
terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.Menurut H. G. F. Winkler
(1967), metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada
fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi,
dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak
termasuk pelapukan dan diagenesa (Zulkifli, 2019).
Struktur dan tekstur batuan adalah dua konsep yang berkaitan dengan
kenampakan fisik dan hubungan antar mineral dalam batuan. Struktur batuan
adalah gambaran tentang bentuk atau kedudukan batuan, seperti perlapisan, kekar,
atau vesikularitas. Tekstur batuan adalah gambaran tentang ukuran, bentuk, dan
susunan butir-butir mineral dalam batuan, seperti fanerik, afanitik, atau holohialin.
Struktur dan tekstur batuan dapat memberikan informasi tentang sejarah
pembentukan dan keterdapatannya.
1. Tekstur
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam
pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma
(Saputra, 2016).
9
2. Struktur
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan
10
a) Konkordan
11
b) Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
1) Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya
dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari
beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang
ratusan meter.
2) Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
3) Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi
ukurannya lebih kecil.
12
1. Struktur
Berikut ini merupakan struktur yang umum ditemukan pada
batuansedimen,diantaranya adalah sebegai berikut (Benyamin, 2009):
a. Bedding atau struktur berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas batuan
sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan pada batuan
sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm.
b. Cross bedding memperlihatkan struktur perlapisan yang saling
memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah
arus pada saat sedimentasi berlangsung.
c. Graded bedding memiliki ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan
sedimen yang berbentuk gradual atau gradiasi, dimana semakin keatas
ukuran butir. akan semakin halus. Proses pembentukkan butiran yang
lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang halus
terendapkan kemudian.
d. Lamination merupakan struktur perlapisan (bedding) dengan ketebalan
e. masing-masing lapisan berukuran > 1 cm.
f. Inverted graded bedding, struktur ini memperlihatkan perubahan
gradual atau gradiasi yang semakin kebawah semakin halus.
g. Slump merupakan salah satu struktur batuan sedimen yang berbentuk
lipatan kecil meluncur kebawah karena adanya suatu pengangkatan pada
suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.
h. Load cast merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di
permukaan ataupun bentukan tidak beraturan karena pengaruh suatu
beban diatas batuan.
i. Flute cast merupakan suatu struktur batuan sedimen yang berupa
gerusan dipermukaan lapisan batuan karena pengaruh suatu arus.
j. Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari
erosi tiba- tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.
k. Stromatolite adalah struktur lapisan dengan susunan berbentuk lembaran
mirip terumbu yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas cianobakteria.
13
l. Tool marks, struktur ini hampir sama dengan flute cash namun bentuk
gerusan pada permukaan atau lapisan batuan sedimen diakibatkan oleh
gesekan benda atau suatu objek yang terpengaruh arus.
m. Rain print atau rain marks merupakan suatu struktur akibat dari tetesan
air hujan.
n. Burrow merupakan kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa
lubang-lubang atau galian hasil dari suatu organisme.
o. Trail merupakan kenampakan jejak pada batuan sedimen berupan
seretan bagian tubuh suatu makhluk hidup atau organisme.
p. Track merupakan kenampakan jejak berupa tapak kaki suatu organisme.
q. Mud cracks merupakan bentuk retakan-retakan pada lapisan lumpur
yang umumnya berbentuk poligonal.
r. Flame strucktur merupakan kenampakan struktur yang seperli lidah api
atau kobaran api. Terbentuk pada saat suatu sedimen belum terlitifikasi
sempurna dan terbebani oleh lapisan sedimen yang lebih berat diatasnya.
2. Tekstur
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir
sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan
sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah
dialami batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya,
tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan
pengendapan batuan sedimen.
b) Ukuran butir
Besar ukuran butir dipengaruhi oleh berbagai faktor diantanranya
jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu atau jarak transport,
resistensi dan bentuk kristal. Untuk membedakan ukuran butir
material penyusun batuan dapat menggunakan Skala Wenworth
(1922).
4 - 64 Kerakal (Pebble)
Secara umum, tekstur metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa. Tekstur
metamorf yaitu:
1. Kristaloblastik, yaitu tekstur pada batuan metamorf yang sama sekali baru
terbentuk pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah.
a. Porfirobalstik, seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat
massa dasar dan fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya
disebut porfiroblast.
b. Granoblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana butirannyaseragam.
16
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Alat uji kekerasan (Kawat tembaga, Kaca, Paku, Pisau Baja dan Kikir Baja)
2. Lup geologi
Berfungsi untuk melihat komposisi mineral batuan yangukurannya
kecil sehingga tampak lebih besar
3. Magnet
Berfungsi untuk mengetes kemagnetan mineral
4. HCl 0,5 M 30 ml
5. Penggaris
6. Tissue (Perkelompok)
9. Lembar deskripsi
Berfungsi untuk mencatat data-data hasil identifikasi sampel
4.1 Hasil
1. ST-01 (Dasit)
Batu dasit adalah batuan beku vulkanik yang berkomposisi antara riolit dan
andesit. Batu dasit memiliki warna segar yang terang, seperti putih, abu-abu, atau
coklat. Warna lapuknya biasanya lebih gelap, seperti coklat tua atau hitam. Batu
dasit memiliki struktur porfiritik, yaitu terdiri dari fenokris dan massa dasar.
Fenokris adalah kristal-kristal besar yang terbentuk lebih dahulu di dalam magma,
sedangkan massa dasar adalah kristal-kristal kecil yang terbentuk saat magma
membeku di permukaan. Tekstur batu dasit adalah afanitik, yaitu butir-butir
kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Granularitas batu dasit adalah seragam, yaitu ukuran butir-butir kristalnya hampir
sama. Bentuk kristal batu dasit adalah euhedral hingga subhedral, yaitu memiliki
sudut-sudut dan bidang-bidang yang tegas hingga agak kabur. Ukuran kristal batu
dasit bervariasi, tergantung pada laju pendinginan magma. Fenokris biasanya
berukuran lebih dari 2 mm, sedangkan massa dasar berukuran kurang dari 0,1 mm.
28
Relasi antara fenokris dan massa dasar adalah poikilitik, yaitu fenokris mengandung
massa dasar di dalamnya sebagai inklusi. Komposisi mineral batu dasit adalah
felsik, yaitu mengandung mineral-mineral kaya silika dan alkali. Fenokris batu dasit
umumnya terdiri dari plagioklas, kuarsa, biotit, hornblende, dan piroksen. Massa
dasar batu dasit terdiri dari plagioklas dan kuarsa.
3. ST-03 (Trakit)
Batu trakit adalah batuan beku vulkanik yang berwarna gelap dan
berkomposisi felsik, yaitu kaya silika dan alkali. Batu trakit terbentuk dari
lava yang mengalir di permukaan bumi atau di dekatnya. Batu trakit
memiliki warna segar yang coklat, merah, atau hitam. Warna lapuknya
biasanya lebih terang, seperti abu-abu atau kuning. Batu trakit memiliki
struktur porfiritik, yaitu terdiri dari fenokris dan massa dasar. Fenokris
adalah kristal-kristal besar yang terbentuk lebih dahulu di dalam magma,
sedangkan massa dasar adalah kristal-kristal kecil yang terbentuk saat
magma membeku di permukaan. Tekstur batu trakit adalah afanitik, yaitu
butir-butir kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Granularitas batu trakit adalah seragam, yaitu ukuran butir-butir
kristalnya hampir sama. Bentuk kristal batu trakit adalah euhedral hingga
30
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran
mineral berukuran pasir atau bahan organik. Batu pasir memiliki warna
yang bervariasi, tergantung pada asal pembentukannya. Warna segar batu
pasir biasanya lebih terang dari warna lapuknya. Struktur batu pasir adalah
massif, yaitu tidak memiliki susunan lapisan atau arah tertentu. Tekstur batu
pasir adalah piroklastika, yaitu tersusun atas fragmen litik, gelas shards, dan
atau hancuran mineral. Komposisi kimia batu pasir umumnya didominasi
oleh silikon dioksida (SiO2), tetapi juga dapat mengandung oksida besi atau
31
mineral lainnya yang memberi warna pada batu pasir. Bentuk dan ukuran
butir batu pasir dipengaruhi oleh proses pelapukan dan transportasi yang
dialami oleh butiran tersebut. Butiran-butiran pasir dapat berbentuk
subangular - subrounded, yaitu memiliki sudut-sudut yang tidak tajam dan
permukaan yang sedikit melengkung. Ukuran butir batu pasir berkisar
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Di dalam batu pasir terdapat semen yang
mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks
lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiran pasir. Sortasi
dan kemas batu pasir menunjukkan tingkat keseragaman dan kepadatan
butiran-butiran pasir dalam batuan. Sortasi dan kemas batu pasir
dipengaruhi oleh media transportasi dan lingkungan pengendapan.
5. ST-05 (Gamping)
batuan. Struktur bisa masif, lapisan, nodul, atau breksi. Komposisi kimia
didominasi oleh CaCO3, tetapi bisa juga mengandung unsur lain seperti Mg,
Fe, Si, Al, S, dan lain-lain. Sortasi dan kemas tergantung dari proses
pengendapan dan diagenesis yang terjadi pada batuan. Sortasi bisa baik atau
buruk, sedangkan kemas bisa rapat atau longgar.
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan
yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Batu bara
memiliki warna hitam atau hitam kecoklatan, baik pada kondisi segar
maupun lapuk. Struktur batu bara adalah massif, yaitu tidak memiliki
susunan lapisan atau arah tertentu. Tekstur batu bara adalah piroklastika,
yaitu tersusun atas fragmen litik, gelas shards, dan atau hancuran mineral.
Komposisi kimia batu bara didominasi oleh karbon dan hidrokarbon, tetapi
juga dapat mengandung unsur-unsur lain seperti hidrogen, oksigen,
nitrogen, belerang, dan abu. Bentuk dan ukuran butir batu bara dipengaruhi
oleh tingkat pembatubaraan (coalification) yang dialami oleh bahan
organik. Butiran-butiran batu bara dapat berbentuk subangular -
subrounded, yaitu memiliki sudut-sudut yang tidak tajam dan permukaan
33
yang sedikit melengkung. Ukuran butir batu bara berkisar antara < 0,04 mm
sampai > 256 mm. Di dalam batu bara terdapat semen yang mengikat
butiran-butiran batu bara dan biasanya terdiri dari partikel matriks lanau
maupun lempung yang menempati ruang antar butiran batu bara. Sortasi dan
kemas batu bara menunjukkan tingkat keseragaman dan kepadatan butiran-
butiran batu bara dalam batuan. Sortasi dan kemas batu bara dipengaruhi
oleh media transportasi dan lingkungan pengendapan.
8. ST-08 (Serpentinit)
Batu serpenitit adalah batuan metamorf yang terbentuk dari batuan beku
ultrabasa seperti peridotit atau piroksenit yang mengalami proses ubahan
hidrotermal. Warna segar hijau kebiruan, warna lapuk hijau kecoklatan. Tekstur
holokristalin dan granoblastik, dengan kristal-kristal mineral yang berukuran halus
dan berbentuk anhedral. Struktur masif, tanpa foliasi atau lapisan. Komposisi
mineral utama adalah serpentin, yang merupakan kelompok mineral hidrat dari
silikat magnesium besi. Komposisi mineral aksesori bisa termasuk magnetit,
kromit, brusit, atau talc.
35
Batu diorit adalah batuan beku yang terbentuk dari magma yang
mengalami pendinginan secara lambat di dalam kulit bumi. Batu diorit
termasuk jenis batuan beku dalam (intrusif) yang tersusun atas mineral-
mineral silikat. Batu diorit memiliki warna abu-abu gelap atau hijau keabu-
abuan pada kondisi segar-lapuk. Struktur batu diorit adalah massif, yaitu
tidak memiliki susunan lapisan atau arah tertentu. Tekstur batu diorit adalah
feneris, yaitu memiliki butir-butir mineral kasar hingga sedang, dengan
campuran kontras dari butiran mineral yang berwarna hitam dan putih.
Ktistalinitas batu diorit adalah tinggi, karena sebagian besar terdiri dari
kristal-kristal silikat. Granularitas batu diorit adalah kasar, dengan ukuran
butir antara 1 mm sampai 5 mm. Bentuk kristal batu diorit adalah subangular
- subrounded, yaitu memiliki sudut-sudut yang tidak tajam dan permukaan
yang sedikit melengkung. Relasi antara kristal-kristal dalam batu diorit
adalah acak, tidak teratur, dan kompak. Komposisi mineral batu diorit
didominasi oleh plagioklas calsiksodik dan mineral silikat gelap seperti
biotit dan augit. Mineral-mineral aksesorisnya kuarsa, apotik, kalsit, klorit,
granat, dan epidot. Batu diorit dapat memiliki fenokris atau tidak,
tergantung pada proses pembentukan dan pendinginan batuan. Fenokris
36
adalah kristal-kristal yang lebih besar dari massa dasar dan dapat dilihat
dengan mata telanjang. Massa dasar adalah bagian batuan yang tersusun atas
kristal-kristal kecil atau gelas vulkanik.
4.2 Pembahasan
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma atau lava
yang berasal dari dalam bumi. Batuan beku dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
batuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif. Batuan beku intrusif adalah
batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi, sedangkan
batuan beku ekstrusif adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan lava di
permukaan bumi. Batuan beku memiliki tekstur dan struktur yang beragam,
tergantung dari kecepatan, suhu, dan komposisi pembekuannya. Tekstur batuan
beku menunjukkan ukuran, bentuk, dan susunan kristal-kristal mineral yang
menyusun batuan. Struktur batuan beku menunjukkan bentuk, susunan, dan
hubungan antara bagian-bagian batuan. Beberapa contoh batuan beku yang
telah diteliti adalah:
a. Dasit: Batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari lava asam yang
mengandung silika tinggi. Warna segar abu-abu atau putih, warna lapuk
abu-abu kecoklatan. Tekstur porfiritik dan afanitik, dengan kristal-
kristal fenokris kuarsa, plagioklas, dan biotit yang tersebar dalam massa
dasar halus. Struktur masif, tanpa lapisan atau retakan.
b. Grnodiorit2: Batuan beku intrusif yang terbentuk dari magma asam yang
mengandung silika tinggi. Warna segar abu-abu muda atau gelap, warna
lapuk abu-abu kekuningan. Tekstur faneritik dan holokristalin, dengan
kristal-kristal mineral yang kasar dan terlihat jelas. Struktur masif, tanpa
lapisan atau retakan. Komposisi mineral utama adalah plagioklas
kalsium, kuarsa, biotit, dan hornblende.
c. Trakit: Batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari lava asam yang
mengandung kalium tinggi. Warna segar merah muda atau coklat muda,
warna lapuk merah muda kecoklatan. Tekstur porfiritik dan afanitik,
38
2. Batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan materi
organik atau anorganik di permukaan bumi. Batuan sedimen dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen non-klastik, dan batuan
sedimen organik. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari
fragmen-fragmen batuan atau mineral yang diangkut oleh air, angin, atau es.
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan yang terbentuk dari presipitasi kimia
atau biokimia dari larutan mineral di air laut atau air tawar. Batuan sedimen
organik adalah batuan yang terbentuk dari sisa-sisa makhluk hidup seperti
tumbuhan atau hewan. Batuan sedimen memiliki tekstur dan struktur yang
beragam, tergantung dari proses pengendapan dan diagenesisnya. Tekstur
batuan sedimen menunjukkan ukuran, bentuk, dan susunan butir-butir atau
fragmen-fragmen yang menyusun batuan. Struktur batuan sedimen
menunjukkan bentuk, susunan, dan hubungan antara lapisan-lapisan atau
struktur-struktur lain yang terbentuk dalam batuan. Beberapa contoh batuan
sedimen yang Anda teliti adalah:
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses perubahan mineral
dan tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan
dan temperatur yang tinggi dalam kerak bumi. Batuan metamorf dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu batuan metamorf kontak dan batuan metamorf
regional. Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah bentuk karena
pengaruh suhu yang sangat tinggi. Suhu yang sangat tinggi karena letaknya
dekat dengan magma, antara lain di sekitar batuan intrusi. Batuan metamorf
regional adalah batuan yang berubah bentuk karena pengaruh tekanan yang
sangat tinggi. Tekanan yang sangat tinggi karena letaknya di daerah
konvergensi lempeng tektonik, antara lain di sekitar pegunungan lipatan.
Batuan metamorf memiliki tekstur dan struktur yang beragam, tergantung dari
40
5.1 Kesimpulan
1. Batu beku terbentuk dari pendinginan magma atau lava yang mengeras di
bawah atau di atas permukaan bumi. Batu sedimen terbentuk melalui
akumulasi, kompaksi, dan litifikasi partikel-partikel sedimen seperti pasir,
lumpur, atau kerikil. Batu metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan
fisik dan kimia akibat tekanan dan suhu tinggi dalam kerak bumi.
2. Tekstur batuan beku berdasarkan keterbentukannya dan ukuran dibagi menjadi
afanitik dan fanerik. Tesktur batuan sedimen dibagi menjadi besar butir,
kemas, porositas, pemilahan, semen, dan permeabilitas. Struktur batuan
sedimen dibagi menjadi perlapisan, cross bedding, gradded bedding, load cast.
Batuan metamorf berdasarkan keterbentukannya dibagi menjadi foliasi dan
non foliasi.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1