Disusun Oleh
Muhajir
NPM 1410504058
i
HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN LAPORAN AKHIR
Muhajir
1410504058
Pada tanggal..............................
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari keberhasilan Usulan Laporan Akhir ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
2. Bapak Ir. Kun Suharno, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Tidar.
4. Bapak Ibu serta keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan.
Penulis menyadari dalam penulisan Usulan Laporan Akhir masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Tidak lupa penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila dalam
penulisan Usulan Laporan Akhir ini terdapat kesalahan yang disengaja maupun
tidak disengaja. Semoga Usulan Laporan Akhir ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Magelang, 2017
Penulis
Muhajir
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.4. Tujuan................................................................................................. 2
1.5. Manfaat............................................................................................... 2
iv
2.2.2. Poros........................................................................................ 3
2.2.3. Bantalan.................................................................................... 4
2.2.4. Pully.......................................................................................... 5
2.2.5. Sabuk........................................................................................ 6
2.2.7. Ulir...........................................................................................
2.2.9. Pengelasan................................................................................
3.3.1. Persiapan...................................................................................
3.3.2. Pengerjaan................................................................................
v
3.3.6. Analisis Hasil............................................................................
3.3.7. Laporan
4.2. Pembahasan.................................................................................
BAB V PENUTUP
5.2. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
yang berguna untuk membuat pakan ikan atau hewan ternak sendiri oleh para
peternak, sehingga peternak tidak hanya mengandalkan tersedianya pakan di
pasar, yang hanya tergantung oleh harga pasar, sehingga keuntungannya pun tidak
dapat maksimal. Dengan pembuatan pelet sendiri diharapkan dapat meningatkan
hasil yang didapatkan oleh para peternak ikan, dan hewan ternak.
Adapun batasan masalah pada Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut:
1.4. Tujuan
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah sebagai
berikut:
3
dalam
masyarakat.
1. Metode Literatur.
2. Metode Observasi.
3. Metode Interview.
4
BAB II
4
2.3.1 Pencetak pellet extruder
5
bakar bensin dengan kecepatan maksimal sebesar 3600 rpm menggunakan
sistem start recoil dan transistor sebagai sistem pengapiannya. Mesin
Penggerak GENERAL CX160 (5.5 HP) merupakan teknologi mesin serba guna
yang dapat digunakan di berbagai macam peralatan seperti sebagai penggerak
kompresor angin, generator, mesin pompa air. Berikut Gambar 2.1 Mesin
GENERAL CX160 dan tabel 2.2 Spesifikasi mesin.
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai
macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, ssehingga
koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc (tabel 2.1) maka
daya rencana Pd sebagai patokan. Jika daya diberikan dalam kuda (PS), maka
harus diklikan 0.735 untuk mendapatkan daya dalam kW.
............................... 1
........................................... 2
Dimana :
P = Daya (kW)
Pd = Daya rencana (kW)
fc = faktor koreksi
Tabel 2.1 faktor faktor koreksi daya yang akan ditransmisika, fc.
6
Daya normal 1,0-1,5
.............................. 3
Dimana :
n1 = putaran input (rpm)
n2 = putaran output (rpm
d1 = diameter pulli motor penggerak (mm)
d2 = diameter mesin pencettak pellet extruder (mm)
2.3.2 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros (Sularso, 2002).
Macam-macam Poros
7
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut.
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir, dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui koping, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantai, dll.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil, dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
1. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
8
1. Menghitung momen rencana diperoleh melalui persamaan
................. 4
.................. 5
Dimana :
T = momen rencana (kg.mm)
P = Daya (kW)
n1 = putaran input (rpm)
n2 = putaran output (rpm
2. Menghitung tegangan geser yang diijinkan
............. 6
Dimana :
Sf2 = 5,6
3.
2.3.3 Bantalan
9
1. Atas Dasar Gerakan bantalan Terhadap Poros
a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros, dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola peluru, rol, atau rol jarum, an rol bulat.
2. Atas Dasar Arah Beban Terhadap Poros
a. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus
sumbu poros.
b. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arah
arahnya sejajar, dan tegak lurus sumbu poros.
Gambar 2.3 merupakan salah satu elemen mesin yang dipakai dalam
mesin pencetak pellet. Untuk mendapatkan kualitas kerja yang efisien dan
sempurna bantalan dengan merek yang bagus dan di sempurnakan dengan proses
bubut yang presisi. Adapun tipe bantalan yang lainnya, menurut fungsi bantalan
sama tetapi penggunaan dan bentuknya sangat berbeda. Pada gambar 2.4 bantalan
yang sering digunakan dalam kendaraan ringan seperti sepeda motor dan mobil,
tetapi bantalan tersebut juga digunakan dalam memperhalus putaran poros yang
masuk dari motor ke mekanik mesin pencetak pellet.
10
Gambar 2.4 Bantalan Angular Contact Single Roll Ball
2.3.4 Pully
Pully digunakan untuk memindahkan daya dari satu poros ke poros yang
lain dengan alat bantu sabuk. Karena perbandingan kecepatan dan diameter
berbanding terbalik, maka pemilihan puli harus dilakukan dengan teliti agar
mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan. Diameter luar digunakan
untuk alur sabuk dan diameter sabuk dalam untuk penampang poros. Dibawah ini
adalah gambar puli yang digunakan. (Sularso, 2002)
1. Bahan Pully Pada umumnya bahan yang dipergunakan untuk Pully adalah:
a. Besi tuang.
b. Besi baja.
c. Baja press.
d. Aluminium.
e. Kayu.
Untuk pully dengan bahan besi mempunyai faktor gesekan dan karaktristik
pengausan yang baik. Pully yang terbuat dari baja press mempunyai faktor
11
gesekan yang kurang baik dan lebih mudah aus dibanding dari bahan besi
tuang.
2. Bentuk dan Tipe Pully yang dapat digunakan untuk sabuk penggerak dapat
dibagi dalam beberapa macam tipe yaitu:
a. Pully data Pully kebanyakan terbuat dari besi tuang, ada juga yang terbuat
dari baja dan bentuk yang bervariasi.
b. Puli mahkota Pully ini lebih efektif dari Pully datar karena sabuknya sedikit
menyudut sehinggaa untuk selip relatif keci.
Hubungan puli dengan sabuk, puli berfungsi sebagai alat bantu dari sabuk
dalam memutar poros penggerak ke poros penggerak lain, dimana sabuk
membelit pada Pully. Untuk puli yang mempunyai alur V maka sabuk yang
dipakai harus mempunyai bentuk V, juga untuk bentuk trapesium.
4. Pemakaian Pully
Pada umumnya Pully dipakai untuk menggerakan poros yang satu dengan
poros yang lain dengan bantu sabuk transmisi daya,. Disamping itu pulijuga
digunakan untuk meneruskan momen secara efektif dengan jarak maksimal.
Untuk menentukan diameter puli yang akan digunakan harus diketahui putaran
yang diinginkan.
2.3.5 Sabuk
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran
atau daya yang lain dapat diterapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai
dibelitkan sekeliling puli atau sproket pada poros (Sularso, 2002).
12
sabuk rata dipasang pada puli silinder, dan meneruskan momen antara dua poros
yang jaraknya bisa sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai
6/1. Dalam kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada
puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua porosnya yang jaraknya
dapat sampai 5 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1.
Kelompok terakhir atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada
jarak pusat sampai mencapai 2 (m), dan meneruskan putaran secara tepat denga
perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sabuk rata yang banyak ditulis dalam buku-
bukku lama belakangan ini pemakaiannya tidak seberapa luas lagi. Namun akhir-
akhir ini dikembangkan sabuk rata untuk beberapa pemakaian khusus.
Karena terjadi slip antara puli, dan sabuk, sabuk-V tidak dapat meneruskan
putaran dengan perbandingan yang tepat. Dengan sabuk gilir transmisi dapat
dilakukan dengan perbandingan putaran yang tepat seperti pada roda gigi. Karena
itu sabuk gilir telah digunakan secara luas dalam industri mesi jahit, komputer,
mesin fotokopi, mesin tik listrk, dll.
Transmisi rantai dapat dibagi atas rantai rol, dan rantai gigi, yang dipergunakan
untuk meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat pada jarak sumbu
poros sampai 4 (m) dan perbandingan 1/1 sampai 7/1. Kecepatan yang dignakan
untuk rantai rol adalah sampai 5 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai 10
(m/s). Untuk rantai gigi kecepatannya dapat dipertinggi hingga 16 sampai 30
(m/s).
Transmisi sabuk-V
13
Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan
bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya
yang besar pada tegangan yang relatif rendah (Sularso, 2002). Hal ini merupakan
salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata.
1. Tidak ada sambungan dan permukaan geser lebih luas sehingga daya
motor yang dipindahkan relatif rendah.
2.2.7 Ulir
Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau diikat
untuk menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak, dan paku
14
keling banyak dipakai untuk maksud ini. Ada pula cara menyambung dengan
pengelasan, pasan kerut atau pres, dan peralihan, dll (Sularso, 2002).
Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga
digulung pada sebuah silinder. Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam
pasangan antara ulir luar, dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umumnya
mempunyai profit penampang berbentuk segitiga sama kaki. Jarak antara satu
puncak dengan puncak berikutnya dari profit ulir disebut jarak bagi. Ulir disebut
tunggal atau satu jalan bila hanya ada satu jalur yang melilit silinder, dan disebut
dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga jalur. Jarak antara puncak-puncak yang
berbeda satu putaran dari satu jalur, disebut kisar. Jadi, kisar pada ulir tunggal
adalah sama dengan jarak baginya, sedangan untuk ulir ganda, dan tripel,
besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya.
Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri, dimana ulir kanan akan
bergerak maju bila diputar searah jarum jam, dan ulir kiri akan maju bila diputar
berlawanan jarum jam.
2.2.9 Pengelasan
Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi
konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk
konstruksi las juga dapat untuk mengelas cacat logam pada hasil pengecoran
logam, mempertebal yang aus. Secara sederhana dapat diartikan bahwa
pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam sampai titik
15
rekristalisasi logam baik menggunakan bahan tambah maupun tidak dan
menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas.
Pengertian pengelasan adalah salah satu cara untuk menyambung benda
padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan definisi dari
Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Wiryosumarto dan Okumura menyebutkan bahwa pengelasan adalah
penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas.
Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan
pemanasan atau, dimana kedua ujung logam yang akan disambung di buat lumer
atau dilelehkan dengan busur nyala atau panas yang didapat dari busur nyala
listrik (gas pembakar) sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang
masa yang kuat dan tidak mudah dipisahkan. Paling tidak saat ini terdapat sekitar
40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya dua jenis yang
paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan menggunakan busur
nyala listrik (Shielded metal arc welding/SMAW) dan las karbit (Oxy acetylene
welding/OAW).
Macammacam pengelasan
Berdasarkan sumber energi yang digunakan, pengelasan dibagi menjadi 3
(tiga) macam :
1. Las Listrik
2. Las Gas
3. Las Gesek
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alur Proses Pengerjaan
wsan akhir ditulis menurut alur proses yang ditunjukkan pada Gambar 3.1
Start
Observasi
Studi Pustaka
16
Analisis bahan dan elemen mesin
Pengukuran
Pengumpulan Data
ok
Ya/Tidak
Penyusunan Laporan
Selesai
Gambar 3.1 Alur Proses Pengerjaan
17
extruder kapasitas 50-75 kg/jam
3. Pulley (tersambung 1 buah Diameter 50,8 mm Aluminium
dengan poros motor
penggerak)
4. Pulley (tersambung 1 buah Diameter 280 mm Aluminium
denggan poros
pencetak pellet
extruder)
5. Motor penggerak 1 buah GENERAL GX160 Bahan bakar
(5.5 HP) bensin
6. Bearing 1 buah Bantalan duduk dan Baja krom
tempel ukuran (20
mm) merk ETK seri
UFC 204
7. Sabuk V 1 buah Sabuk V tipe A Karet sabuk V
8. Strip plat galvanum 1 lembar 100x100x0.1 mm Stainless steell
9. Corong aluminium 1 buah Ukuran sesuai dengan Aluminium
keluarnya pellet
10. Poros 1 buah Panjang 85 cm, dan Baja karbon
diameter 20 mm kontruksi
mesin S45C
11. Strip plat 1 buah 30x40x2 mm Besi
12. Baut, mur, ring 14 buah M 12 Besi
13. Baut, mur, ring 12 buah M 10 Besi
14 Bahan cat 1 set Epoxy, hardener, cat Cairan
3.2.2 Alat Praktik
18
Gambar 3.1 Las asetilin
2. Alat Pres
Alat Pres digunakan untuk mengepres plat besi, seperti untuk meluruskan
plat besi yang bengkok. Gambar 3.2 menunjukan alat pres yang digunakan.
19
Gambar 3.3 Las listrik dan kelengkapannya
4. Bor Tangan
Bor Listrik digunakan untuk membuat lubang pada kerangka mesin untuk
dudukan mur, dan baut pada mesin pencetak pellet, dudukan mur dan baut untuk
motor penggerak, maupun dudukan mur, dan baut strip plat penutup kerangka,
corong, dan penutup pulley atas. Mata bor yang digunakan, yaitu 4 mm, 6 mm,
8 mm. Gambar 3.5 menunjukan bor tangan yang digunakan.
5. Pahat
Pahat digunaan untuk membuat lubang pada strip plat penutup kerangka,
yang akan dilubangi sebagai tempat keluarnya pellet. Gambar 3.5 menunjukkan
pahat yang digunakan
20
Gambar 3.5
6. Penitik
Penitik digunakan untuk menandai pada plat besi yang akan dilubangi.
Gambar 3.6 menunjukan penitik yang digunakan.
7. Jangka Sorong
21
Gambar 3.7 Jangka sorong
8. Gerinda Tangan
Gerinda Tangan digunakan untuk meratakan plat besi dari hasil pemotongan
las asetilin dan pengelasan las listrik, serta digunkan untuk pemotongan plat besi
untuk pembuatan kerangka. Gambar 3.8 menunjukan gerinda tangan yang
digunakan.
9. Tab
Tab digunakan untuk membuat ulir dalam pada poros yang terhubung
dengan pulley, sehingga mempermudah pelepasan pulley. Gambar 3.9
menunjukan tab yang digunakan.
22
Gambar 3.9 Tab
Gergaji Besi digunakan untuk memotong plat besi yang sudah di ukur sesuai
ukuran. Gambar 3.10 menunjukan gergaji besi yang digunakan.
Kunci Ring digunakan untuk membuka atau mengencangkan baut dan mur.
Gambar 3.11 menunjukan kunci ring yang digunakan.
23
Gambar 3.11 Kunci ring
Kunci Pas digunakan untuk membuka dan mengencangkan baut dan mur.
Gambar 3.12 menunjukan kunci pas yang digunakan.
13. Kunci T
24
Gambar 3.13 Kunci T
14. Palu
Spray gun diguakan untuk alat untuk mengecat kerangka. Gambar 3.15
menunjukkan spray gun yang digunakan.
25
Gambar 3.15 Spraygun
Tang Kombinasi berfungsi untuk menjepit plat, dan menahan mur. Gambar
3.16 menunjukan tang kombinasi yang digunakan.
26
Gambar 3.17 Gunting baja
19. Penggores
Penggores digunakan untuk membuat garis dari satu titik ke titik yang lain.
Gambar 3.19 menunjukan penggores yang digunakan.
27
Gambar 3.19 Penggores
Mistar baja digunakan untuk mengukur plat besi yang akan dipotong
ataupun dibengkokkan sesuai ukuran. Gambar 3.20 menunjukan mistar baja yang
digunakan.
Kikir rata diguakan untuk meratakan ujung plat besi yang tajam. Gambar
3.21 menunjukkan kikir rata yang digunakan
28
Gambar 3.21 Kikir rata
Jangka tusuk digunakan untuk membuat diameter pada strip plat yang akan
dilubangi sebagai tempat keluarnya pellet . Gambar 3.22 menunjukan jangka
tusuk yang digunakan.
23. Ragum
Mistar siku digunakan untuk melihat kesikuan plat, serta untuk mengukur
plat siku. Gambar 3.24 menunjukkan mistar siku.
29
Gambar 3.24 Mistar siku
Palu karet digunakan untuk meratakan strip plat penutup kerangka pada saat
pemasangan. Gambar 3.25 menunjukkan palu karet yang digunakan.
26. Spidol
30
Gambar 3.26 Spidol
3.3.1 Persiapan
Mencatat komponen apa saja yang akan di beli. Setelah semua alat dan
bahan siap maka proses pengerjaan siap dilakukan. Gambar 3.26 menunjukan
bahan yang dipersiapkan.
a b c d
31
e f g h
Keterangan bahan:
c. Motor penggerak.
e. Bearing.
h. Corong aluminium.
3.3.2 Pengerjaan
32
Pengerjaan yang dilakukan, yaitu pembuatan kerangka, pengecatan
kerangka, pembuatan penutup kerangka, serta pemasangannya secara utuh mesin
pencetak pellet .
33
Gambar 3.30 Mengelas kerangka
34
f. Hasil pembuatan kerangka, dan pengecatannya
a. Mengukur lebar dan tinggi stand ,sisi depan kanan, dan kiri
Hasil pengukuran
- Depan : 29,5 cm x 70 cm
- Kanan : 24 cm x 70 cm
- Kiri : 24 cm x 70 cm
35
Gambar 3.36 Membuat dudukan but, dan mur
f. Memasang corong, dan cover penutup kerangka.
.............................. 2
Dimana :
P = Daya (kW)
Pd = Daya rencana (kW)
Fc = faktor koreksi
36
Dengan mensubtitusikan Pd, dan fc kedalam persamaan, maka diperoleh
daya :
Pd = 5,5 Hp = 5,5 x 0.735 = 4,04 kW
P=
= 3,11 kW
2) Putaran mesin pencetak pellet extruder (n2)
Diameter pulli motor penggerak = 50,8 mm
Diameter pulli extruder = 280 mm
Maka untuk menentukan putaran mesin pencetak pellet extruder adalah
...................... 3
Dimana :
n1 = putaran input (rpm)
n2 = putaran output (rpm
d1 = diameter pulli motor penggerak (mm)
d2 = diameter mesin pencettak pellet extruder (mm)
Dengan mensubtitusikan n1, d1, dan d2 kedalam persamaan , maka
diperoleh n2 :
n2 =
= 653,142 rpm
Dari hasil yang didapatkan bahwa n2 = 653,142 rpm, sehingga n2 < n1,
maka dinyatakan baik.
37
Untuk menghitung tegangan geser yang diijinkan diperoleh melalui
persamaan :
............. 6
Dimana :
Sf2 = 5,6
.................... 7
...................... 8
Dimana :
38
Dengan mensubtitusikan , Kt, Cb, dan T kedalam persamaan, maka
diperoleh ds1, dan ds2 :
Dari hasil yang diperoleh diameter poros motor penggerak ds1 adalah 14
mm, dan diameter mesin pencetak pellet extruder ds2 adalah 24 mm.
............................. 9
Sf2= 5,6
39
Untuk daya (P) adalah 3,11 kW
.............................. 10
............. 11
............. 12
Dimana:
P = Daya (kW)
T = Torsi (kg.mm)
Dengan mensubtitusikan P, dan n kedalam persamaan, maka didapat Torsi:
................... 13
Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi baik, karena..
= 4,8 kg/mm2
40
Tegangan geser yang timbul:
......................... 14
Dimana :
T = torsi (kg.mm)
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu 0,15, dimana batas maksimum sudut
puntir poros adalah 0,25, maka dapat dikatakan kontruksi diatas baik.
41
d.min : (diameter minimum) diperoleh 95 mm, untuk sabuk-v Tipe A yang
diperoleh dari (Tabel 5.1).
Diameter lingkaran jarak bagi puli dp (Dp) mm, diameter luar puli dk (Dk)
mm, diameter naf db (Db) mm.
Dimana:
i=
............ 15
Berdasarkan spesifikasi bahwa kecepatan sabuk direncanakan untuk 10-20
m/s pada umumnya, dan maksiml 25 m/s (Sularso,2002, halaman 163), maka
18m/s < 25 m/s, dinyatakan baik
............... 16
Berdasarkan (Tabel 5.8) untuk L 2085, mka memakai nomor nominal sabuk
V = 82, dan panjang keliling L = 2085.
42
Sudut kontak () dan faktor koreksi (K)
3.3.7 Laporan
43
3.3.8 Rincian BAB
BAB 1 PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1.5 M anfaa t
BAB 3 METODOLOGI
4.2 Pembahasan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
44
BAB IV
Perancanaan Pembahasan
No Pembanding Alat Terpasang
Ulang
3,11 kW < 4,04
1 Daya motor 4,04 kW 3,11 kW
kW, baik
Putaran motor 653,142 rpm <
2 3600 rpm 653,142 rpm
(rpm) 3600rpm, baik
Diameter 20 mm 14 mm 14 mm < 25
3 poros motor mm, baik
penggerak
Diameter 35 mm 24 mm 24 mm < 35
4 poros mesin mm, baik
pencetak pellet
Sabuk-V Tipe A Sabuk-V Tipe A Berdasar
perbandingan,
( 1 Rangkaian ) ( 1 Rangkaian )
kontruksi
5 Sabuk Jarak sumbu Jarak sumbu
dinyatakan baik
poros poros
600 mm 567 mm
Berdasarkan Tabel 4.1 Terlihat mesin pencetak pellet extruder memiliki
beberapa perbedaan dimensi berdasarkan alat yang terpasang, dan secara
perhitungan.
45
4.2 Pembahasan
46
asli). Faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut dikarenakan : agar
poros yang asli memiliki kekuatan yang lebih daripada perhitungan,
dimana dalam perhitungan digunakan sebagai standar minimum
pembuatan poros , dan yang kedua bisa dikarenakn pada poros yang asli
memakai bahan yang berbeda daripada perhitungan sehingga
mempengaruhi besarnay diaeter poros.
4. Sabuk
Sabuk pada mesin pencetak pellet extruder menurut perhitungan memakai
sabuk V tipe A dengan jumlah sabuk 1 buah, hal ini sesuai dengan yang
asli, dimana memakai sabuk V tipe A berjumlah 1 buah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kontruksi baik.
5. Puli
Untuk puli yang digunakan pada mesin pencetak pellet extruder bagian
atas lebih besar daripada yang yang bawah, yang atas terhubung dengan
poros mesin pencetak pellet extruder, dan yang bawah terhubung dengan
motor penggerak. Alasan puli atas lebih besar daripada yang bawah adalah
untuk menciptakan putaran, dan kekuatan yang dihasilkan untuk
menghasilkan pellet, dan perbandingan antara puli atas, dan bawah
dinamakan perbandingan gear ratio. Besar kecilnya gear ratio ini yang
menentukan besar kecilnya putaran, dan kekuatan yang dihasilkan.
47
BAB V
PENUTUP
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Lampiran
50