Anda di halaman 1dari 22

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Peralatan ini sangat penting, karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan
dan menjamin keamanan bagi pengendara. Syarat rem yang baik adalah:
a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat
b. Beban pada roda satu dengan roda yang lain pasti sama, maka daya
pengereman harus sama atau gaya pengereman harus sebanding
dengan beban yang diterima oleh masing-masing roda.
c. Mempunyai daya tahan yang cukup
d. Mudah disetel dan diperbaiki
3.2 Tipe Rem
Jenis rem yang sudah biasa digunakan dalam kendaraan berat maupun
kendaraan ringan yaitu:
a. Menurut penggeraknya:
1) Rem hidrolik
Bekerja atau bergerak karena adanya fluida yang bergerak
menurut hukum pascal
2) Rem Mekanik
Gerakan pengereman disalurkan ke roda melalui komponenkomponen mekanis
3) Rem Angin
Rem yang pengoperasiannya

menggunakan

udara

yang

bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara


bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman.
b. Menurut konstruksinya
1) Rem tromol
Tenaga pengereman yang dihasilkan disalurkan ke tromol
(tromol sebagai alat pengereman)
2) Rem piringan
Tenaga pengereman yang dihasilkan dsalurkan ke cakram
piringan (piringan sebagai alat pengereman)
c. Menurut media pengereman
1) Rem dengan media pengereman roda
2) Rem dengan media pengereman gas buang
d. Menurut cara pelayanannya:
1) Rem tangan

Digunakan untuk menahan kendaraan pada saat sedang parkir


2) Rem kaki
Pengoprasiannya dengan kaki yang merupakan rem utama,
digunakan untuk mengurangi kecepatan maupun menghentikan
kendaraan.
3.3 Rem Hidrolik
Rem Hidrolik bekerja berdasarkan hukum pascal yaitu Tekanan pada zat
cair akan di teruskan ke segala arah, dengan menggunakan prinsip ini maka
tekanan hidrolik yang dibangkitkan pada master rem akan di teruskan ke
semua whell cylinder dengan sama besar.

Gambar3.1 Sistem Rem Hidrolik

A. Prinsip Kerja Rem Hidrolik


Apabila pedal rem di injak maka rem yang terdapat pada silinder
rem akan terdesak keluar, mengalir melalui pipa-pipa dan kemudian ke
silinder rem roda sehingga minyak rem akan mendesak torak yang ber
ada di dalam silinder roda. Jika pedal rem dilepas dari injakannya maka
pegas yang tedapat pada sepatu rem akan menarik sepatu remkeadaan
semula dan torak-torak yang berada pada silinder rem pun akan bergerak
ke dalam sehingga minyak rem kembali ke silinder utama.
B. Penerapan Sistem Hidrolik

Berdasarkan teori pada Hukum Pascal yaitu mengindikasikan


bahwa jika pada sebuah bejana diisi dengan cairan dan diberi tekanan
maka akan terjadi tekanan yang sama pada semua bagian bejana tersebut
C. Karakter umum cairan
Udara akan terkompresi apabila ditekan, tetapi hal ini tidak berlaku
pada cairan. Volume udara akan mengecil apabila ditekan, sehingga
tidak mudah manggunakan udara sebagai media untuk meneruskan
gerakan. Akan tetapi, kita dapat menggunakan cairan sebagai media
untuk meneruskan gerak karena cairan tidak terkompresi walaupun
ditekan.
1. Gaya dapat ditransfer melalui cairan
Ketika pada piston A diberikan beban seberat 300 kgf, piston B
dapat menahan beban seberat 300 kgf juga jika diameter dari
piston A dan B sama.

Gambar 3.2 Perpindahan Gaya


2. Gaya dapat diperbesar melalui cairan
Dengan menggunakan hukum pascal, jika beban seberat
100 kgf diberikan ke piston A 5kgf/cm seperti terlihat pada
gambar 3-5, besarnya tekanan yang terjadi

pada piston A

adalah 100kgf / 5cm = 20 kgf/cm, dan besarnya tekanan ini


diteruskan ke piston B. karena luas penampang pada piston B
adalah 10cm, gaya yang dihasilkan adalah 20kgf 10cm =
200kgf. Prinsip inilah yang dipakai pada construksi peralatan

dengan sistim Hidrolik.

Gambar 3.3 Pembesaran Gaya


3. Gaya dapat dikurangi dengan menggunakan cairan
Gaya dapat diperbesar jika gaya tersebut di transfer dari
area kecil ke area yang besar. Sebaliknya, gaya dapat dikecilkan
jika

ditransfer dari area yang kecil ke area yang lebih besar.


D. Prinsip tekanan hidrolik

Gambar (3.2) menunjukan dua silinders dengan area yang sama


dihubungkan dengan pipa. Jika silinders dan pipa diisi dengan cairan
dan berart pistonnya sama, piston kiri dan kanan akan mempunyai
kedudukan yang sama. Jika gaya diberikan ke piston sisi kanan,
gaya
akan
ditransfer
ke

sisi
piston
sebelah
kiri

untuk mengangkat posisi piston. Jika luas silinder sama, piston sebelah
kanan akan terangkat dengan jarak yang sama seperti turunnya piston
sebelah kiri. Tetapi, jika luas silinder keduanya berbeda, maka tidak
akan terjadi seperti itu. Jika silinder sebalah kanan 2 kali lebih besar
dibanding silinder sebelah kiri, piston hanya akan bergerak hanya
setengah dari jarak pergerakan piston kanan. Meskipun, gaya akan lebih
besar 2 kali jika jarak pergerakannya setengah.

Gambar 3.4 Prinsip Tekanan Hidrolik


E. Beberapa keuntungan menggunakan tenaga hidrolik adalah:
Memindahkan tenaga yang besar dengan menggunakan komponen
yang relatif kecil
a. Pengontrolan dan pengaturan lebih mudah
b. Mudah dipindahkan dalam arah kebalikan (Reversible)
c. Melumasi dan merawat sendiri (self lubricating) sehingga usia
pakai lebih panjang
d. Rancangan yang sederhana (lingkages yang rumit digantikan
oleh sedikit komponen-komponen pre-engineered)

e. Fleksibilitas (komponen-komponen hidrolik bisa dipasang


pada kendaraan hanya dengan mengalami sedikit sekali
masalah)
f. Kehalusan (sistem hidrolik beroperasi dengan halus dan tidak
bising dan menimbulkan sedikit sekali getaran)
g. Kontrol (operator melakukan kontrol relatif sedikit atas
berbagai macamkecepatan dan gaya)
h. Sedikit gaya yang hilang (gaya hidrolik bisa digandakan besar
sekali dan disalurkan sepanjang badan kendaraan dengan
sedikit gaya yang hilang)
F. Beberapa kelemahan yang ada pada sistem hidrolik, adalah:
1. Rawan terhadap kecelakaan akibat tekanan tinggi dari
fluida (high pressure liquid)
2. Kebocoran kecil bisa berakibat fatal baik pada pemindahan
tenaga maupun penyebab kecelakaan
3. Sistem hidrolik memerlukan bagian dengan tingkat presisi
tinggi.
4. Membutuhkan perawatan yang intensif sehubungan dengan
iklim atau cuaca supaya tidak mudah terkena karat, kotoran
dan pencemaran oli.
3.4 Rem Mekanik
Rem Mekanik pada dasarnya terdiri dari dua buah sepatu rem yang
dilengkapi dengan pelepas rem yang disebut friksi atau feredo. U jung sepatu
rem bagian bawah ditahan oleh baut jangkar dan pada bagian atas di tahan
oleh knok yang di sebut kunci rem.
Kunci rem dilengkapi dengan poros dan tuas yang di hubungkan dengan
peddal rem, untuk menghubungkannya di gunakan kabel baja. Di antara
sepatu rem terdapat pegas rem yang gunanya untuk agar sepatu-sepatu rem
melekat pada pelat jangkar, pelat jangkar ini tidak berputar tapi diam di
tempat.

Gambar3.5
Sistem Rem Mekanik

A. Prinsip Kerja Rem Mekanik


Cara kerja rem mekanik yaitu apabila rem di injak selama tromol
rem berputar, maka pedal rem akan menarik tuas kunci rem sehingga
kunci rem keluar. Gerakan-gerakan sepatu rem akan menekan tromol
rem dan tromol rem akan terhenti dan memperlambat putarannya.
Bila pedal rem di lepas dari tekanan, maka pegas-pegas sepatu rem
akan menarik sepatu-sepatu rem seperti semula dan tromol rem tidak
mendapat tekanan. Supaya mendapatkan tenaga atau gaya pengereman
yang besar maka haruslah seluruh permukaan dan pelapis mengenai
keseluruhan permukaan tromol rem dan menahan rem. dan apabila rem
dilepas dari injakannya maka hubungan antara tangki udara dan silinder
udara pada pesawat rem terputus.
3.5 Mekanisme Penggerak Angin
Rem udara adalah sistem rem yang pengoperasiannya menggunakan
udara yang bertekanan dimana rem ini memanfaatkan energi udara
bertekanan untuk menjalankan sistem pengereman.
Dengan diciptakannya sistem rem udara ini kita hanya perlu
menekan satu tombol atau pedal untuk membuka katup-katup agar udara
bertekanan mengalir pada sistem rem ini sehingga brake chamber
mengaktifkan brake house, sampai terjadi proses pengereman. Intinya
dengan menggunakan energi sekecil mungkin kita dapat melakukan
pengereman untuk daya besar dengan bantuan udara bertekanan.
Prinsip rem yaitu kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera
apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindah daya,

kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi,


dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaran hingga
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( gerak )
untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi
kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.
Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman ( bracking
effect ) diperoleh adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka
dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan
udara,sistem ini disebut sistem rem tekanan udara atau lebih dikenal rem
udara atau rem pneumatik. Sistem rem udara dilengkapi dengan sebuah
kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu
digerakkan oleh mesin kendaraan. Tiap-tiap roda dilengkapi dengan
pesawat rem mekanik, poros kunci-kunci rem dilengkapi dengan tuas
yang berhubungan dengan batang torak dari silinder-silinder udara.
Didalam silinder udara tidak diperkenankan ada kebocoran, kebocoran
udara dapat mengakibatkan berkurangnya daya pengereman.
A. Keuntungan pengereman udara
1. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah
diangkut.
a. Udara tersedia dimana saja dalam jumlah yang tak terhingga.
b. Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas
dapat dibuang bebas ke atmosfer, sistem elektrik dan
hidrolik memerlukan saluran balik.
c. Udara bertekanan dapat dialirkan dengan mudah melalui
saluran-saluran dengan jarak yang panjang, jadi pembuangan
udara bertekanan dapat dipusatkan.

Dalam satu sumber

tekanan, udara pada setiap cabang yang belum melalui


penampang mempunyai tekanan udara yang sama. Melalui
saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara

bertekanan dapat disalurkan kemana saja dalam sistem rem


tersebut

2. Dapat disimpan dengan mudah


Sumber udara bertekanan

kompresor

hanya

menyalurkan udara bertekanan sewaktu udara bertekanan ini


perlu digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti
halnya pada pompa peralatan hidrolik.
3. Bersih dan kering
a. Udara bertekanan yang digunakan adalah udara bersih.
Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-benda kerja
maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi
kotor.
b. Udara bertekanan yang digunakan juga merupakan udara
kering, sehingga tidak menimbulkan korosi pada saluransaluran yang terbuat dari logam
4. Dapat dibebani lebih
1) Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen
berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti.
Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap
pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat di
rem sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
2) Pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang
akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alatalat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
3) Suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih
tanpa rusak.
3.6 Macam-Macam Rem Menurut Konstruksi
A. Rem Cakram
Rem cakram (Disk Brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
berputar dengan roda dan bahan gesek yang mendorong dan menjepit
cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad

pada kedua sisi cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston


hidrolik.

Gambar 3.6 Rem Cakram


B. Komponen-Komponen Rem Cakram
1. Piringan (Disc Rotor)
Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi
tuangdalam bentuk biasa (solid) berlubang-lubang untuk
ventilasi.Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang
berlubanguntuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-duanya
untukmencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang
dan tahanlama.

Gambar 3.7 Piringan Cakram


2. Pad Rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalic fiber dan
sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan Semi Metalic disc
pad. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad
(batas yang diizinkan) dengan demikian dapat mempermudah

pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad. Penggunaan


metallic plate (disebut dengan antisquel shim) dipasangkan pada
sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat berlaku
pengereman.

Gambar 3.8 Pad Rem


3. Caliper Rem
Caliper juga disebut dengan cylinder body, memegang
piston-piston dandilengkapi dengan saluran dimana minyak rem
disalurkan ke silinder.Caliper dikelompokkan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya :
a. Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Caliper dipasangkan tepat pada

axle

atau

strut,pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang


piston.Daya pengereman didapat bila pad ditekan piston
secara

hidraulispada

kedua

ujung

piringan

atau

cakram.Fixed caliper adalah dasar disain yang sangat


baik dan dijamindapat bekerja lebih akurat. Namun
demikian radiasi panasnyaterbatas karena silinder rem
berada antara cakram dan velg,menyebabkan sulit
tercapainya

pendinginan.

Untuk

inimembutuhkan

penambahan komponen yang banyak. Untukmengatasi


hal

tersebut

jenis

caliper

fixed

ini,

sudah

piston

hanya

jarangdigunakan.

Gambar 3.9 Tipe fixed caliper


b. Tipe Floating Caliper (Single Piston)
Seperti terlihat pada gambar

ditempatkan padasatu sisi kaliper saja. Tekanan hidraulis


dari

master

silindermendorong

piston

(A)

dan

selanjutnya menekan pada rotor disc(cakram). Pada saat


yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad(reaksi
B). ini menyebabkan kaliper bergerak ke kanan dan
menjepitcakram

dan

terjadilah

usaha

tenaga

pengereman. Caliper tipe semifloating menerima


tenaga pengereman yangdibangkitkan pad bagian
luar.Pada caliper tipe fullfloating, kemampuannya
pengeremannyadibangkitkan oleh kedua pad dengan
troqueplate.Caliper floating banyak digunakan pada
kendaraan penumpang modern.

Gambar 3.10 Tipe floating Caliper


C. Rem Tromol
Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh
darisepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yangberputar bersama-sama dengan roda.Karena self energizing
efect

ditimbulkan

mengembangkan

oleh

sepatu,

tenaga

putar

tromol

dantenaga

kekuatan

tenaga

pengereman

yang

besardiakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

Gambar 3.11 rem Tromol


D. Komponen-Komponen Rem Tromol :
1. Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle
housing atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem
terkait pada backing plate maka aksi daya pengereman tertumpu
pada backing plate.

Gambar 3.12 backing Plate

2. Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa
komponen sepertiterlihat pada gambar di sebelah kanan. Setiap
roda menggunakansatu atau dua buah silinder roda. Ada sistem
yang menggunakan duapiston untuk menggerakkan kedua sepatu
rem yaitu satu pistonuntuk setiap sisi silinder roda, sedangkan
sistem yang lainnya hanyamenggunakan satu piston untuk
menggerakkan hanya satu sepaturem.Bila timbul tekanan hidraulis
pada master cylinder maka akanmenggerakkan piston cup. Piston
akan menekan kearah sepatu remkemudian bersama-sama
menekan tromol rem.Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan
kembali ke posisisemula dengan adanya kekuatan pegas pembalik
sepatu rem .Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya
untuk membuangudara dari minyak rem

Gambar 3.13 Tipe Silinder Roda


3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum)
memiliki bentuksetengahlingkaran.Biasanya sepatu rem dibuat
dari pelat baja. Kanvas rem dipasangdengan jalan dikeliling (pada
kendaraan besar) atau dilem (padakendaraan kecil) pada
permukaan yang bergesekan dengan tromol.Kanvas ini harus dapat
menahan panas dan aus serta harusmempunyai koefisien gesek
yang tinggi. Koefisien tersebut sedapatmungkin tidak mudah
dipengaruhi

oleh

keadaan

turun

naiknyatemperatur

dan

kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat


dari campuran fiber metalic dengan brass, lead, plastikdan
sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.

Gambar
Sepetu

3.14

Rem dan Kanvas

Rem
4. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang
(graycast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihat pada
gambar dibawah ini. Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan
sepatu remtanpa bersentuhan dan berputar bersama roda. Ketika
kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rembekerja,
maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 2000 C
sampai 3000C.

Gambar 3.15 Tromol Rem

E. Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk
parkirkendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang
kecilmempunyai rem parkir tipe roda belakang (rem kaki), atau rem
parkirekslusif

yang

dihubungkan

dengan

roda-roda

belakang.Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe


centerbrake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem
remparkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe
mekanismebatang

(rod)

dan

tromol

rem

dan

sepatu

yang

membangkitkan dayapengereman.

Gambar 3.16 Rem Parkir Pada Mobil


Mekanisme kerja (operating mechanism) pada rem parkir
padadasarnya sama untuk tipe rem parkir belakang dan tipe center
brake.Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat
dudukpengemudi dengan menarik tuas rem parkir maka rem bekerja
melaluikabel yang dihubungkan dengan tuas.Ada beberapa tipe tuas
rem parkir seperti diperlihatkan di bawah ini,yang digunakan
bergantung pada design tempat duduk pengemudi dansistem kerja
yang dikehendaki.

Gambar 3.17 Tipe Rem


Parkir
3.7 Exaust Brake
A. Pengertian Exaust Brake
Sitem exhaust break direncanakan sebagai pelengkap kendaraan
yang pada umumnya menggunakan mesin diesel . Katup kupu-kupu
dipasangkan pada pipa gas buang dan dengan jalan menutup katup
kupu-kupu ini akan memperbesar tekanan balik dalam, sehingga
memberikan efek pengereman pada mesin yang diperoleh dari gas
buang.Exhaust brake dikenal juga sebagai exhaust retarder atau orang
awam menyebutnya skep adalah alat bantu pengereman non friksi (tidak
ada gesekan secara langsung) yang menunjang kinerja sistem
pengereman utama. Tugasnya sama seperti retarder elektrik / hidrolik.
Prinsip kerja exhaust brake yaitu menutup saluran gas buang
(knalpot) dari mesin sehingga tekanan gas buang akan naik. Dengan
naiknya tekanan di ruang bakar ini maka gerakan naik turun piston akan
tertahan dan secara perlahan putaran mesin dan kecepatan kendaraan
juga akan berkurang. Besarnya momen puntir negative yang
memperlambat mesin adalah berbanding lurus dengan tekanan balik
yang diterima oleh piston. Exhaust brake teknologi terkini mempunyai
apa yg disebut Exhaust Pressure Modulation (EPM) dimana tekanan dari
gas buang dimonitor dan diatur sehingga menaikan performa
pengereman pada beberapa tingkatan putaran mesin

Gambar 3.18 Exaust Brake System


Sistem gas buang bekerja bila kecepatan mencapai 15 km / jam dan arus
listrik dikontrol secara otomatis, dan akan bebas bila kecepatannya kurang
dari 10 km / jam ( pada beberapa model dikontrol sesuai putaran mesin ) .
Bila system gas buang bekerja , ijeksi bahan bakerdistop .
B. Kelebihan Exaust Brake
1. Bandingkan dengan pengereman mesin yang normal , makasitem
rem gaas buang memungkinkan terjadinya penurunan kecepatan
roda gigi yang lebih tinggi . Oleh karena itu putaran mesin dapat
dibuat rendah agar operasinya lebih tenang atau lebih baik .
2. Pada saat menurunkan kecepatan , tidak diperlukan penggunaan
pedal rem yang berlebihan . Hal ini untuk mencegah terjadinya
kecelakaan akibat panas rem yang berlebihan , hilangnya
pengereman atau terjadinya gelembung-gelembung udara pada
system rem dan juga kanvas rem akan tahan lama .

3. Sebab usaha pengereman tidak terjadi secara tiba-tiba kemungkinan


kendaraan

tergelincir

atau

selip

dan

karenanya

dapat

memperpanjang umur daripada ban.


C. Kekurangan Exaust Brake
1. Akan terdengar suara tambahan pada saat exhaust brake
diaktifkan. (Ssssss...Jooossshh)
2. Efek berikutnya yaitu berpengaruh dengan cepat kotornya oli
mesin. Kita tahu exhaust gas terdiri dari partikel carbon yang
mestinya dibuang tapi disini ditahan oleh katup exhaust brake.
Tetapi selama jadwal penggantian oli terkontrol dan rutin, tidak
ada masalah
D. Komponen dan Fungsi
1. Saklar Utama ( Main Switch )
Saklar ini untuk menyalakan Exhaust Break .
2. Exhaust Break Relay
Relay ini dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan lewat tanda yang
dikirimkan melalui sensor kecepatan . Yang dipasangkan pada
speedometer . Bila kecepatan kurang dari 10 km/jam maka
Exhaust Break akan bebas dan pada saat yang sama tanda
pemberhentian injeksi bahan bakar dikirimkan ke relay pengatur
bahan bakar .
3. Silinder Vakum
Silinder ini berfungsi untuk menambah tekanan balik dalam mesin
dengan cara menutup katup kupu-kupu yang terpasang pada
Exhaust Pipe , agar Exhaust Break dapat bekerja . Bila silinder
dalam keadaan vakum , maka akan menutup katup kupu-kupu .
Bila tekanan pada silinder vakum dengan udara luar maka Exhaust
Break tidak bekerja .

4. Katup Selenoid
Bekerja dengan adanya tanda yang diberikan oleh break relay,
katup solenoid merubah kondisi di dalam silinder vakum,
kemudian dari vakum ketekanan atmosfer .
5. Saklar Akselerator

Sakelar ini dipasang pada pedal gas . Bila pedal gas ditekan maka
Exhaust Break tidak bekerja .
6. Saklar Kopling
Saklar ini dipasang pada pedal kopling. Bila pedal kopling ditekan
, maka Exhaust Break tidak berfungsi .
7. Saklar Netral
Saklar ini dipasang pada transmisi , yang dipasangkan pada posisi
netral . Bila transmisi diposisi netral maka Exhaust Break tidak
bekerja .
8. Relay Bahan Bakar
Relay pengatur bahan bakar ini menentukan pengiriman bahan
bakar yang sesuai dengan kondisi kerja kendaraan dan
mengirimkan tanda-tanda yang penting ke EDIC dalam sistem
exhaust brake berfungsi untuk menghentikan pengiriman bahan
bakar pada saat sistem exhaust brake bekerja.
9. Motor EDIC ( Elektrical Diesel Injection Control )
Motor EDIC dihubungkan ke tuas pengatur pompa injeksi dan
mengatur pemberian bahan bakar melalui putaran motornya .
10. Lampu Indikator
Memberi sinyal atau pemberitahuan tentang keadaan sistem
exhaust brake kepada user/pengguna pada saat main switch pada
posisi ON .
E. Cara Kerja Exhaust Break
Untuk dapat bekerja suatu exhaust break harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
1. kecepatan kendaraan harus diatas 15 km/jam .
2. Posisi saklar pada netral di OFF . (kondisi proseneling tidak
dalam keadaan netral)
3. Posisi saklar di percepatan di ON . (tidak menginjak tuas gas)
4. Posisi saklar kopling di ON . (tidak menginjak kopling)
5. Posisi saklar utama di ON .
Apabila kelima syarat tersebut telah dipenuhi maka relay akan
memberikan kelima syarat tersebut dan dikeluarkan tanda ( signal ) dari
relay ( computer ) untuk selajutnya diberikan pada solenoid supaya
exhaust break bekerja dan disamping itu juga diberikan relay pengontrol

bahan bakar ( fuel control relay ) dan EDIC agar EDIC menstop bahan
bakar pada mesin , sehingga pada saat exhaust break bekerja maka
pembakaran di dalam mesin tidak terjadi . Apabila salah satu dari kelima
syarat tersebut siatas tidak terpenuhi , maka secara otomatis exhaust break
tidak bekerja. Dibawah ini akan dijelaskan cara kerja exhaust break pada
saat :
1. Kecepatan kendaraan >15 km/jam dan exhaust break kerja .
2. Kecepatan kendaraan <10 km/jam dan exhaust break tidak
kerja .
3. Pada saat posisi transmisi dinetralkan .

Anda mungkin juga menyukai