Oleh :
Nama : Mahdum Afdha Sakhi
NIM : 7100190145
Kelompok :6
Oleh :
Mahdum Afdha Sakhi
7100190145
Menyetujui, Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Pengolahan Bahan Galian yang dilaksanakan secara Daring dengan baik adanya.
Penyusunan laporan praktikum ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata
kuliah Praktikum Pengolahan Bahan Galian pada Program Studi Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penyusun tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
2. Seluruh asisten dosen yang telah membimbing dan membantu kami, dan
3. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan laporan ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengolahan Bahan Galian ................................................................. 32
3.1.1. Alat-alat Praktikum ................................................................. 34
3.2. Kominusi ........................................................................................... 38
3.3. Particle Size Distribusi ...................................................................... 39
3.4. Tahapan Praktikum Kominusi .......................................................... 40
3.4.1. Jaw Crusher ............................................................................. 42
3.4.2. Roll Crusher ............................................................................. 43
3.5. Analisis Data ..................................................................................... 45
3.5.1. Persen Material Terhadap Berat Material Lolos ..................... 45
3.5.2. Particle Size Distribution ......................................................... 49
3.5.3. P80 ........................................................................................... 52
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 54
4.2. Saran .................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55
LAMPIRAN ................................................................................................... 56
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A ...................................................................................................... 56
Lampiran B ...................................................................................................... 57
Lampiran C ...................................................................................................... 58
Lampiran D ...................................................................................................... 59
Lampiran E ...................................................................................................... 60
Lampiran F ....................................................................................................... 61
Lampiran G ....................................................................................................... 6
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Concentration (pemisahan-pemisahan mineral berharga dari pengotor-
pengotornya).
4. Dewatering (pengeringan).
2
2. Dapat mengaplikasikan alat alat tersebut.
3. Dapat membedakan proses kominusi yang baik dan benar.
4. Dapat mengetahui cara menganalisis data terhadap material lolos, PSD dan
P80.
5. Dapat menghitung jumlah material yang lolos.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1.1 Preparation
1.Kominusi (Reduksi ukuran).
Kominusi adalah suatu tahap operasi atau proses persiapan sebelum
dilakukan prosespengolahan bahan galian, dengan tujuan mereduksi ukuran
butir agar dapat dilakukan proses pengolahan yang selanjutnya. Kominusi
dilakukan dalam tiga tahap (Currie ,1973),yaitu:
a. Primary Crushing
Merupakan peremukan tahap pertama,alat peremuk yang biasanya
digunakan pada tahap ini yaitu umpan material yang digunakan bersal dari
hasil penambangan. Alat yang biasa digunakan adalah Jaw Crusher.
b. Secondary Chrushing
Merupakan peremukan tahap kedua,alat peremuk yang digunakan adalah
Jaw Chrusher ukuran kecil .umpan yang digunakan berkisar 150mm,
dengan ukuran antara 12,5mm sampai 25,4mm. Produk terbesar yang
4
dihasilkan adalah 75mm. alat yang digunakan jawcrusher ukuran kecil,
gyratory crusher, hammer crusher dan roll crusher.
c. Fine Crushing atau grinding
Merupakan permukaan tahap lanjut dari Secondary Crushing. Umpan
material 5mm – 10mm,sedangkan alat yang digunakan adalah Ball mill dan
roll mill.
d. Screening
Merupakan proses pengelompokkan mineral berdasarkan ukuran lubang
ayakan sehingga ukurannya seragam. Alat untuk melakukan screening
disebut screen. Biasanya alat screen ini langsung berhubungan dengan alat
crusher.
e. Quartering
Sebelum dilakukan proses screening dilakukan proses quartering yaitu
caranya seperti:
1. Material dicampur sehingga homogen
2. Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut
3. Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi
empat bagian sama besar.
4. Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan contoh yang
dianalisis.
5
f. Regresi Linear
Untuk menentukan persamaan garis pada grafik PSD maka rumus yang
harus dipakai yaitu persamaan regresi linear
Y = a + Bx
dimana:
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab
(Independent)
A = konstanta
B = koefisien regresi (kemiringan) besaran respon yang
ditimbulkan oleh Predictor.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini.
6
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
pada tahap selanjutnya. pada umunya sizing dibagi menjadi dua yaitu
saringan (sieving) dipake pada skala laboratorium, dan ayakan (screen) pada
skala industri. Sizing pada umumnya terbagi dalam dua cara yaitu
pengayakanatau penyaringan dan klasifikasi.
A. Pengayakan/penyaringan (screening/sieving) adalah proses pemisahan
secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel atau
pengelompokan partikel berdasarkan besar lubang ayakan.
B. Klasifikasi (Classification) adalah pemisahan partikel berdasarkan
kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air) dipengaruhi
oleh densitas, volume dan bentuk material.
a. Pengayakan atau penyaringan (screening/sieving)
Tujuan dilakukannya pengayakan atau penyaringan adalah:
1. Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya.
2. Mencegah terjadinya over crussing atau over grinding.
3. Memenuhi permintaan pasar.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan partikel jatuh dalam
pengayakan.
1. Ukuran dari ayakan: semakin besar lubang ayakan maka semakin
besar juga ukuran material yang lolos dari ayakan.
2. Ukuran relatif partikel: material yang berukuran kecil akan lebih
mudah lolos dari lubang ayakan dari pada material yang berukuran
besar, material yang bertuknya tidak teratur atau ada salah satu
bagian yang ukuranya lebih panjang akan susah melewati ayakan
jika posisinya terlintang pada ayakan.
3. Kandungan air: kandungan air yang banyak akan sangat
membantu proses pengayakan, apabila kandungan airnya sedikit
mungkin akan tersumbat.
4. Pantulan dari material: material yang jatuh pada ayakan apabila
jatuhya mengenai kisi dari ayakan maka akan terpantul keatas dan
jatuh pada posisi yang tidak beraturan.
7
Saringan (sieve) yang sering digunakan dalam skala industry adalah:
a) Hand sieve
b) Vibrating sieve series/tylervibrating sieve
c) Sieve shaker/rotap
d) wetand dry sieving.
Sedangkan ayakan (screen) yang sering digunakan dalam skala
industri adalah:
a) Stationary grizzly
b) Roll grizzly
c) Sieve bend
d) Revolving screen
e) Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc)
f) Shaking sceen
g) Rotary shifter.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan yaitu:
1. Oversize (ukuran lebih besar dari ukuran lubang ayakan/yang
tertinggal pada ayakan atau tidak dapat melewati ayakan)
2. Undersize (ukurannya lebih kecil dari lubang ayankan /yang
melewati ayakan).
b. Klasifikasi (Classification)
Kalsifikasi dapat terjadi dalam tiga cara yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Pralatan yang digunakan dalam proses klasifikasi adalah:
1. Scrubber
2. Log washer
3. Sloping tank classifier (rake, spiral dan drag)
4. Hydraulic tank classifier
5. Hydraulic bowl classifier
6. Hydraulic clindrical tank classifier
8
7. Hydraulic cone classifier
8. Counter current classifier
9. Pocket classifier
10. Hydrocyclone
11. Air separation
12. Solid bowl centrifuge
13. Elutriator
Produk dari proses klasifikasi adalah:
1. Overflow: produk yang berukuran kecil/halus (slimes) yang
mengalir ke bagian atas.
2. Underflow: produk yang berukuran besar/kasar (sand) yang
mengendap dibagian bawah.
2.1.1 Concentration
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalah proses
konsentrasi adalah:
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan (konsentrasi gravitasi dan
media berat).
b. Perbedaan sifat kelistrikan (Konsentrasi elektrostatik)
c. Perbedaan sifat kemagnetan (Konsentrasi magnetik)
d. Perbedaan sifat permukaan partikel (Flotasi).
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
9
Sorting dalam pengolahan bahan galian (PBG)adalah suatu proses
peningkatan kadar atau proses konsentrasi yang dilakukan dengan
cara manual, (menggunakan tangan). Pada proses ini apabila terlihat
material yang cukup atau material yang tidak mengandung mineral
dapat dipisahkan langsung dengan tangan.Apabila materialnya
cukup besar mungkin akan dikembaliakan pada proses sebelumnya,
sedangkan apabila material nya tidak mengandung mineral berharga
dapat dibuang.
10
Produk dari proses konsentrasi ada tiga macam yaitu:
a) Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral
berharga dengan kadar tinggi.
b) Middling yaitu konsentrat yang masih kotor.
c) Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor
yang harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang paling banyak dipakai adalah:
a. Jengkeng (Jig)
b. Meja Goyang (shaking table)
c. Konsentrasi Spiral (Humprey spiral concentrator)
d. Palong / sakan (sluice box)
11
2.) Konsentrasi media berat(dense/heavy medium separator)
Merupakan konsentrasi yang memenfaatkan perbedaan sifat
konduktor dan non konduktor dari material.
Mineral-mineral bersifat konduktor seperti:
a) Magnetit(Fe3O4)
b) Kasiterit SnO2)
c) Ilmenit (FeTiO3)
d) Molibdenit (MoS)
e) Wolfaramit [(Fe,M)WO4]
f) Galena (PbS)
g) Pirit (FeS2)
Produk dari konsentrasi ini:
a) Mineral konduktor = Konsentrat
b) Mineral non konduktor = Tailing
Peralatan Konsentarasi elektrostatik
a) Electrodymic separator (high tension separator)
b) Elektrostatoc separator, yang terdiri dari : (Plate dan screen)
Kendala Proses konsentrasi ini:
a) Hanya sesuai untuk konsentrasi dengan jumlah umpan yang
sedikit/tidak terlalu banyak.
b) Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan
debu yang terbang.
c) Konsentrasi magnetik (magnetic concentration)
12
A. Ferromagnetic yaitu bahan galian mineral yang sangat kuat
ditarik oleh medan magnet misalnya magnetit (Fe3O4).
B. Paramagnetic yaitu bahan galian yang dapat ditarik oleh magnet
taetapi tidak terlalu kuat, misalnya hematit (Fe2O3),
Ilmenit(SeTiO3) dan pyrhotit (FeS2).
C. Diamagnetic yaitu bahan galian yang tidak titarik oleh magnet.
Misalnya kuarsa (SiO2) dan feldspar[(Na,K,Al)Si3O8].
Peralatan yang digunakan disebut magnet separator yang terdiri dari:
1. Inducet roll dry magnetic separator
2. Wet drum low intensity magnetic separator
Yang arah aliran dapat:
1. Councurrent
2. Countercurrent
3. Counter rotation Sedangkan letak magnetnya :
1. Suspended magnets
2. Suspendets with continuous removal
3. Cobbing drum
4. Konsentrasi secara flotasi (flotation concentration)
4.) Konsentrasi Flotasi
Reagen kimia yang di gunakan pada proses flotasi:
13
keasaman proses plotasi [HCl, HNO3, Ca(OH)2,
NH4OH, dll].
Produk dari flotasi:
a) Konsentrat (mineral yang terapung dengan gelembung
udara)
b) Amang (mineral apungan yang masi mengandung banyak
mineral pengotor)
c) Ampas (Mineral yang tenggelam.
Jenis-jenis proses dalam plotasi :
a) Flotasi ruah (bulk flotation): proses flotasi yang
mengapungkan sekelompok mineral. Misalkan pada biji
kompleks Pb-Cu-Zn. Jika dilakukan flotasi ruah maka akan
didapatkan konsentrat dan tailing. Konsentrat mengandung
Pb-Cu-Zn dengan kadar yang tinggi.
b) Differential flotation:froses flotasi ruah yang dilakukan
dengan cara bertahap. misalnya pada biji komplek Pb-CuZn ,
pada tahap pertama di peroleh apungan berupa Pb dan masih
banyak endapan Cu dan Zn, pada tahap kedua diperoleh
konsentran Cu dan masih banyak Zn. pada tahap ketiga
diperoleh Zn dan endapan yang merupakan tailing akhir.
c) Selective flotation: hampir mirip dengan defferential
flotaion, yang membedakan adalah pada flotasi ini tidak
melakukan proses flotasi ruah terlebih dahulu dan dilakukan
dalam jumlah yang besar dan peralatan yang banyak.
14
1. Aliran udara masuk
2. Zona-zona
(a) Apungan
(b) zona benturan partikel udara
(c) Zona pengadukan.
3. Impeller
4. Arah aliran gelembung udara. Peralatan yang dipakai
a. Mechanical flotation:
1. Agitair cell
2. Denver cell
3. Krupp cell
4. Outokumpu cell
5. Wemco-Fagregren cell
b. Pneumatic flotation:
1. Column cell
2. Cyclo cell
3. Davcra cell
4. Flotaire cell
2.1.3 Dewatering
Dewatering (Penanganan kadar air/pengawa-airan) adalah
kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada
pada konsentrat yang dihasilkan dari proses basah (Konsentrasi
gravitasi dan flotasi).
Dewatering ada 3 cara yaitu:
a. Pengentalan/pemekatan (thickening)
b. Penapisan/pengawa-airan (filtrasi)
c. Pengeringan (drying)
1. Pengentalan: Konsentrat yang berlumpur dimasukkan
kedalam bejana bulat. Bagian yang pekat akan mengendap kebawah
disebur underflow sedangkan bagian yang encer akan mengalir
15
dibagian atas disebut overflow . kedua produk ini dikeluarkan secara
terus menerus. Alat yang digunakan adalah:
a) Rake thickener
b) Deep cone thickener
c) Free flow thickener
2. Penapisan: Dari proses pengentalan kadar airnya masih cukup
tinggi, maka yang pekat dari proses pengentalan akan dimasukkan
ke penapis yang sisertai dengan pengipasan, sehingga jumlah air
yang terhisap akan banyak. dengan demikin akan dapat dipisahkan
padatan dari airnya. Alat yang digunakan adalah :
a. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari:
1. Intermitten, misalnya moore leaf filter.
2. Continuous ada beberapa tipe yaitu :
a) Bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya:
Oliverfilter,Dorrco filter.
b) Bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya:
American filter.
c) Berbentuk lembaran berputar (revolving leef
type) contonya: Oliver filter.
d) Bentuk meja (desk type) misalnya: Caldecott sand
table filter.
b. Pressure filter, misalnya:
1. Merrill plate and frame filter .
2. Kelly pressure filter.
3. Burt revolving filter.
3. Pengeringan: yaitu proses untuk membuang seluruh
kandungan air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara
penguapan (evaporization/evaporation).
Alat yang digunakan adalah :
a. Hearth type drying/air dried/air baked, pengeringan yang
dilakukan dengan bantuan sinar matahari.
16
b. Shaft drier, dibagi 4 yaitu :
1. Tower drier: material yang basah dijatuhkan didalam
saluran vertikal yang dialinri oleh udara panas (80-100oC).
2. Rotary drier: material yang basah dialiri kedalam silinder
panjang yang berputarpada posisi agak miring dan dialiri
udara panas dari arah yang berlawanan.
3. Film type drier (atmospheric drum drier): silinder bajah
yang didalamnya dialiri uap air (steam).
4. Spray drier: material yang halus dan basah disemburkan
kedalam ruangan yang panas. Material yang kering akan
terkumpul dibagian bawah ruangan.
c. Meningkatkan produktivitas
17
c. Tailing disposal (Penanganan/pembuangan ampas)
2.2 Alat-Alat Pengolahan Bahan Galian
2.2.1 Jaw Crusher
Proses produksi pada unit rangkai Jaw Crusher adalah merupakan
kegiatan saling terkait dari beberapa peralatan, sehingga hasil yang
diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki. Alat peremuk mempunyai 2
rahang (Jaw), yang satu dapat digerakan (Swing Jaw) dan yang dapat
bergerak (Fixe Jaw), berdasarkan letak poros Jaw ( Gaudin 1939 ) :
18
k) Throw, selisi antara jarak pelemparan antara open setting dengan
close setting.
l) Nip Angel sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat
melalui titik singgung antara jaw dengan batuan.
2. Cara Kerja Jaw Crusher
Cara kerja Jaw crusher adalah, batuan yang dimasukan melalui feed
opening bagian movable jaw yang bergerak (jaw plate) kedepan ataupun
kebelakang yang naik turun, akibat dari eccentric shaft yang digerakan oleh
fly whell,yang sumber pergerakannya adalah motor listrik, batu tadi
dihancurkan oleh kedua buah rahang jaw crusher karena gerakan movable
jaw. Batu yang telah hancur melalui discharger opening. Discharger
opening dapat diatur dengan menyetir atau menyetel baut adjustment,
ukuran batu yang pecah tergantung dari jaw crusher ini atau feed opening
tanpa menyebabkannya lompat batu keluar pada waktu dipecahkan tentu hal
ini juga dari kekerasan yang dipecah. Khusunya untuk gap adalah jarak
mendarat pada mouth yang ukuran pada bagian mouth dimana umpan yang
dimasukkan bersinggung dengan mouth. Jadi besarnya gap selalu berubah-
ubah menurut besarnya umpan.
19
d) Gaya menahan merupakan gaya tahan yang dimiliki
batuan atas gaya yang timbul akibat gerakan swing jaw
terhadap fixed jaw.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peremukan batuan oleh alat
peremuk rahangjaw crusher antara lain:
a) Kuat tekan batuan Ketahanan dipengaruhi oleh kerepasan
(friability) dan kerapuhan (britlleness) dari kandungan
mineralnya.
b) Lebar dari lubang pengeluaran/setting, besar kecilnya
setting alat peremuk dapat di atur dengan mengatur toggle.
Dilakukan dengan mengencangkan atau mengendurkan pada
setting block sampai didapat lebar setting yang di inginkan.
c) Variasi dari throw, untuk jaw crusher kecil selisih antara
open dengan closed setting 3/8 inchi, sedangkan jaw crusher
besar selisinya sebesar 1 inchi.
d) Ukuran feed, ukuran feed tergantung pada gape,
nipangledan dengan pertimbangan bahwa besar feed kurang
dari 80% gape.
e) Kapasitas produk adalah perbandingan antara ukuran feed
dengan ukuran produk. Menurut (currie 1973) reduction
yang baik untuk primary crushing adalah 4 – 7 sedangkan
untuk secondary crushing adalah 14 – 20 dan fine crushing
50 – 100.
b. Reduction Ratio
Terdapat 4 macam reduction ratio antara lain:
20
Keterangan :
RL = nilai limiting redcutio ratio
tF = tebal material umpan (cm)
tP = tebal material produk (cm)
wP = tebal material umpan (cm)
Wf = tebal material produk(cm)
Keterangan :
Arr = Nilai apparent reduction ratio
G = ukuran efektif gape crusher
So = effective setting crushing
Keterangan :
21
Wrr = working Reduction Ratio
Se = effective setting
tf =tebal material umpan
Keterangan :
w80f = ukuran umpan yang lolos persen kumaltif 80 %
w80p = ukuran produk pada persen komulatif 80 %
22
Roll crusher digunakan sebagai crusher sekunder atau crusher
terseier setelah batuan melewati crusher tipe lain yang berfungsi sebagai
crusher primer. Roll crusher terdiri dari single roll dan double roll. Single
roll digunakan untuk memecahkan batuan yang lembab dan tidak
menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasive.
Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer,
ukuran batuan yang di inginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar.
Cara Kerja Roll Crusher :
Roll crusher atau pecahan batuan jenis roll,memecahkan batuan dengan
menjepitnya diantara satu roll,dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan
berputar berlawanan dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari
batu,maka batuan akan pecah.
Adapun permukaan dari Roll bermacam macam ada yang rata,
bergelombang, beralur dngan bermacam macam gigi, gigi dan sebagainya,
sesuai dengan jenis batu dan hasil pemecahan yang diharapkan.
Beberapa keutungang utama dari roll crusher mereka memberikan
distribusi ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang
sangat sedikit. Crusher Rolls secara efektif digunakan dimaterial
penghancur dimana bijih tidak terlalu kasar dan juga digunakan dalam
pertambangna skala produksi lebih kecil antara biji logam abrasive seperti
emas. Batubara mungkin adalah pengguna terbesar Roll Crusher saat ini,
meskipun batubara menggunakan roll crusher atau single roll crusher
maupun double roll crusher,crusher primary dapat mengurangi batubara
ROM. Biasanya, crusher ini biasanya akan memeliki bentuk gigi yang
berada dimuka gulungan. (Roll crusher yang biasa digunakana pada mineral
bijih logam memliki gulungan yang halus.
23
Cara Kerja Single CrusherPada single roll crusher memiliki
satu buah roda. Bagian utamanya adalah bagian roda silinder yang
dapat berputar yang berfungsi sebagai pengancur batuan. Pelat
berfungsi untuk menahan. Single roll crusher melakukan
pengurangan ukuran di daerah penghancuran yang berbentuk baji
yang mendapar tekanan. Tubuh penghancur terdiri dari satu roll
berputar dan pegas peredam dan piringan yang terletak disisi
berlawanan. Jarak antara dasar dari pelat penghancur dan ujung gigi
roll crusher memiliki jarak yang dapat bervariasi tergantung pada
ukuran produk yang di inginkan. Setiap keausan yang mungkin
terjadi dapat disesuaikan melalui pela penghancur. Tergantung pada
tepian. Pelat dilengkapi dengan diganti sisi plat.
24
Single Roll Crusher Double Roll Crusher
Mudah dan ringan dalam Tidak mudah terjadi peremukan
melakukan penghancuran atau perumusan secara berlebihan
partikel
Mudah dalam melakukan Jarang terjadi penyumbatan pada
preparasi alat ruang peremukan
Preparasi mudah dilakukan
25
keras dengan permukaannya yang kasar. Tipe roll yang
bergerigi ini baik digunakan pada single maupu doule roll. c)
Roll bergerigi dengan hummer Tipe roll ini digunakan untuk
hasil pengolahan yang lebih halus. Hasil yang dihasilkan
menjadi lebih kecil atau halus. Penggunaan roll ini pada single
roll crusher.
Tipe Roll Crusher dari gerakan roll (double roll crusher)
2. Satu roll yang dan satu roll diam ( double roll crusher)
Pada double roll yang memounyai cara kerja seperti
ini, maka hanya ada satu roll di antara kedua roll yang
bergerak memutar memecah bahan. Sedangkan satu roll
tidak bergerak, fungsinya sebagai penahan pemecah atau
pengolahan bahan. Sekilas jika dicermati, seperti cara kerja
pada single roll,namun memiliki roll yang berbeda. Tapi,
dilihat dari fungsinya, maka akan terlihat berbeda.
Karena dari segi hasil double roll yang memiliki satu buah
roll yang bergerak, memiliki hasil lebih halus dibandingkan
single roll. Pada tipr roll jenis ini,hanya digunakan pada roll
yang memiliki permukaan halus atau smooth roll. Karena
26
dilihat dari cara gerak, tidak memungkinkan jika roll dengan
permukaan bergerigi bekerja dengan metode seperti
ini.Karakteristik atau bagian dari Roll Crusher
4. Bearings
Bearings bekerja sebagai anti-gesek atau bantalan bulat
roller yang mendukungan poros roll. Mereka adalah adaptor
yang dipasang dan dilumasi,dan terkandung dalam
heavysection. Sebuah plat yang terletak antara bantalan
geser dan dasar bingkai untuk mencegah keausan pada
bantalan dasar. 5. Segel Debu Segel debu sekitar roll poros
mencegah debu dari melarikan diri ke atmostfer. V-belt drive
adalah salah satunya. 6. Desain Roll Karang roll tersedia
dalam berbagai panduan untuk mengelolah bahan pakan.
Permukaan roll mencakup berbagai elemen penghancur,
seperti intermeshing gigi, mani-manik dilas, bergalur dan
smoothfaced atau kombinasi halus dan manik-manik,
semuanya dirancang untuk siap mengubah bahan dan
menghancurkan sampai tahap yang di inginkan. 7. Tramp
Perlindung Otomatis perlindungan terhadap baja, sampah
dan lainnya uncrusgables disediakan oleh toggle khusus
pengatur. Toggle akan terbuka dan bergerak roll bergerak
kembali, membuat lubang besar untuk lulus mekanisme
beralih uncrushable material. The menyediakan produk
positif ukuran control dan bar torsi dan ketertarikan balik roll
bergerak menjamin keselarasan paraler gulungan sepanjang
waktu.
27
8. Penyesuaian Ukuran Hidrolik
Penyesuaian ukuran produk dicapai melalui suatu
mekanisme hidrolik yang beroperasi melalui batang torsi.
Shims baja ketebalan yang bervariasi yang digunakan untuk
menjaga pengaturan sementara crusher sedang bekerja.
28
3. Gaya gravitasi
b.) Factor-faktor yang mempengaruhi produk, antara lain :
1. Kemiringan dek Dek yang terlalu miring akan mempengaruhi
kecepatan aliran air dan bila kecepatan aliran air tersebut terlalu
cepat mkaan partikel ringan akan terbawa air semuanya hingga yang
tertinggal hanya mineral berat. Dengan begitu hasil yang didapatkan
adalah produksi yang berkadar tinggi tetapi kapasitasnya sedikit.
Untuk kemiringan yang kecil sehingga kecepatan aliran air lambat
maka produksi yang didapat berkadar rendah dengan kapasitas
besar.
2. Kecepatan feeding dan kemiringan Bila terlalu cepat
pengumpanannya dan kemiringan dek kecil,maka proses pemisahan
akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk
ke konsentrat.
3. Persen solid Bila terlalu encer pemisahan akan baik dan
sebaliknya bila kental maka semua partikel akan masuk ke
konsentrat.
4. Jumlah dan Panjang stroke Pengaruh terhadap proses pemisahan
adalah stroke yang Panjang untuk material kasar dan stroke kecil
untuk material halus.
2.2.4 Sluice Box
Prinsip sluice box adalah memisahkan antara mineral berharga
dengan yang tidak berharga mendasarkan atas gaya beratnya. Alat ini
berbentuk box atau kotak yang bagian dalamnya dilengkapi dengan riffle,
yang gunanya untuk menahan material yang mempunyai berat jenis relative
besar dibandingkan dengan material lainnya sehingga mampu mengimbangi
gaya dorong dari aliran air. Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya
dalam melakukan operasi pemisahan dengan alat ini adalah:
➢ Kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida
Bila kecepatan dalam ketinggian fluida terlalu besar maka mineral
yang ada baik itu mineral berat maupun ringan dan ketebalan yang
29
besar dari fluida akan membuat urus turbulen yang besar dan ini
yang membuat material meloncat dari riffle.
➢ Berat jenis material
yang akan dipisahkan Berat jenis material harus cukup besar karena
material itu harus dapat mengimbangi derasnya arus dengan gaya
berat sehingga meterial itu dapat terhalangi oleh riffle. Bila material
itu mempunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut terbawa oleh
aliran air.
➢ Banyanya air/fluida
Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya
sedikit, maka mineral tersebut tidak akan dapat terpisah atau
hasilnya adalah heterogen.
➢ Ketinggian riffle
Ketinggian riffle harus sebanding dengan ketebalan aliran air, paling
tidak harus melebihi +/ -0,5cm dari permukaan riffle .
➢ Panjang box
Panjang box sangat menentukan karena makin Panjang akan
semakin besar kemungkinan material itu untuk tersangkut pada riffle
sehingga hasilnya makin besar. Dalam sulice box ini, macam riffle
ada dua:
2.2.3..1 Riffle memanjang
2.2.3..2 Riffle melintang
Tahapan-tahapan dalam sluicing adalah:
a. Pemasukan umpan
b. Pencucian
c. Pengambilan konsentrat Khusus untuk pengambila konsentrat
maka riffle diangkat atau dibuka lalu disemprotkan dengan air, maka
material yang dikendaki itu dapat di ambil dari sluice box tertentu.
2.2.5 Jigging
30
Jigging merupakan salah satu alat pemisah yang berdasarkan
perbedaan berat jenis, bekerja secara mekanis yang menggunakan adanya
perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan
terhadap suatu lapisan pemisah (bed).
Secara umun jig merupakan suatu tengki terbuka yang berisi air
dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat
lapisan pemisah. Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran
konsentrat (spigot) pada bagian bawahnya. Disamping itu jig juga memiliki
suatu mekanisme penyebab terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi
dengan pemakaian tambahan. Prinsip Kerja Proses Jigging
Apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong naik. Sehingga
batuan pada lapisan bed akan merenggang karena adanya tekanan.
Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk menerobos bed
masuk ke tangka sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa
oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai
tailing.
Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral
berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang
masuk ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas
beduntuk menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral
ringan berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.
2.2.6 Magnetik Separator
Magnetic separation merupakan operasi konsentrasi atau pemisahan
satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya yang memanfaatkan
perbedaan sifat kemagnetan dari mineral-mineral yang dipisahnya. Mineral-
meneral yang terdapat dalam bijih akan memberikan respon terhadap medan
magnet sesuai dengan sifat kemagnetan yang dimilikinya. Mineral-mineral
yang memiliki sifat kemagnetan tinggi akan merespon atau terpengaruh oleh
medan magnet. Mineral-mineral ini akan tertarik oleh medan magnet dan
dikelompokan sebagai mineral magnetic. Sedangkan Mineral-mineral yang
tidak memiliki sifat kemagnetan, tidak akan merespon atau terpengaruh
31
ketika dilewatkan pada medan magnet. Mineral-mineral ini tidak akan
tertarik oleh medan magnet dan dikelompokkan sebagai mineral non–
magnetic.
Mineral-meineral yang masuk dalam kelompok mineral magnetic
misalnya: magnetite,hematite, ilmenit, siderite, monazite. Sedangkan
mineral-mineral yang dikelompokan dalam mineral non-magnetic
misalnya: kuarsa, mika, corundum, gypsum, zircon, feldspar.Kemampuan
mineral dalam merespon medan magnet disebut magneticsusceptibility.
Berdasarkan pada magneticsusceptibility mineral dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
➢ Paramagnetic mineral seperti hematite, ilmenit, pyrhotite.
➢ Diamegnetic mineral: kuarsa feldspar.
2.2.7 Scening
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel
padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan
ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah
kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan
memudahkan kita untuk mendapatkan pasir dengan ukuran yang seragam.
Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda
32
pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran
partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran
yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan. Pengayakan dengan
berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan secara luas
pada proses pemisahan butiran - butiran berdasarkan ukuran. pengayakan
yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat ayakan, bahan
yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos dan
bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan
kawat ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan
mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan
untuk dilakukan penggilingan ulang. (Suharto, 1991) Yang menjadi ciri
ayakan antara lain adalah
1. Ukuran dalam mata jala.
2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau
per inchi (sering sama dengan nomor ayakan).
3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2 .
33
BAB III
PEMBAHASAN
34
35
36
3.1.1 Alat-alat Praktikum
37
38
3.2 Komunisi
39
40
3.3 Particle size Distribusi
41
3.4 Tahapan Praktikum Komunisi
42
43
44
3.4.1 Jaw Crusher
45
3.5 Analisis Data
3.5.1 Persen Material Terhadap Berat Material Lolos
46
47
48
49
Gambar 3.1 Grafik Material Lolos dan Mesh
50
Gambar 3.2 Grafik % Lolos dan Mesh
51
3.5.2 Particle Size Distribusi
52
53
Gambar 3.3 Grafik PSD
54
3.5.3 P80
55
56
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengolahan bahan galian merupakan proses pengolahan material untuk
memisahkan material berharga (kosentrat) dengan material pengotor
(tailing)dengan tiga tahapan yaitu preparasi, kosentrasi, dan dewatering.
2. Kominusi merupakan pengolahan bahan galianyang berfungsi untuk
mereduksi atau memperkecil ukuran mineral yang kita olah. Alat alat yang
digunakan dalam proses kominusi beragam tergantung juga jenis
materialnya, jadi tidak semua bahan galian memakai alat yang sama.
3. Dalam menentukan Particle Size Distribution, dibutuhkan pengkondisian
sample, memilih berdasarkan ukuran partikel kemudian menghitung jumlah
partikel tersebut
4. Tahapan pertama pengolahan bahan galian adalah primary crushing
menggunakan jaw crusher, setelah ukuran sudah lebih kecil dilakukan
secondary crusher.
5. Dalam analisis data kita dapat mengetahui besarnya material yang lolos
maupun tertahan.
4.2 Saran
Dilihat dari pelaksanaan praktikum yang dilakukan secara online
seharusnya selalu ada pertemuan baik secara zoom atau google meet di
setiap acara praktikum agar praktikan lebih mengerti tentang materi yang
akan diberikan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum
Laporan_modul_1_PBG_ITB
Laporan_Praktikum_PBG_UPN_Veteran_Acara IV.
https ://Tmetalurgi. Blogspot. Com /2016/11/ kominusi_15. Hmtl.
https ://vvhavgod.blogspot.com//2011/02/pengolahan.bahan.galian.html.
https ://domasog.blogspot.com/2013/02/roll_crusher.html.
https://www.coussehero.com/ file/39784273/makalah_PSDM.docx/.
https:.//id.scribd.com/document/341197528/shaking-table.
https://id.scribd.com/ document/400868228/ diagram alir.
https://www.izzgmachine .com./vibrating_screen-problems. Html
58
LAMPIRAN
Lampiran A
Jaw Crusher
Lampiran B
Roll Crusher
59
Lampiran C
Shaking Table
Lampiran D
Jigging
60
Lampiran E
Screening
Lampiran F
Magnetic Separation
61
Lampiran G
Guice Box
62
63