KEKUATAN MATERIAL
OLEH :
NIM : 102219034
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunianya berupa kesempatan dan pengetahuan yang cukup sehingga laporan praktikum ini dapat
selesai pada waktu yang ditentukan.
Saya berterima kasih kepada Dosen Mekanika dan Kekuatan Material yaitu Pak Yudi
Rahmawan yang telah memberikan ilmunya tentang materi praktikum ini dan juga Kak Ramadhini
Jofansa yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dalam pengerjaan laporan praktikum
ini sehingga dapat selesai dengan baik dan rapi. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada
teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan praktikum ini dengan
memberikan arahan-arahan dan memberikan ide-idenya.
Saya berharap laporan praktikum ini bermanfaat bagi pembaca. Namun, saya juga
mengetahui bahwa lapoan praktikum ini tidaklah sempurna, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk terciptanya pembuatan laporan
praktikum yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Definisi......................................................................................................... 3
1.2 Faktor yang Memengaruhi........................................................................... 4
1.3 Aplikasi Di Dunia Industri........................................................................... 5
1.4 Rumus .......................................................................................................... 6
iii
4.1 Data Sampel…………….. ........................................................................... 14
4.2 Pembahasan.................................................................................................. 20
BAB V. KESIMPULAN.......................................................................................... 31
REFERENSI ............................................................................................................ 32
LAMPIRAN............................................................................................................. 33
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia semakin kompleks dan beragam yang tergantung pada era
pembangunan yang senantiasa berkembang. Didorong oleh kebutuhan manusia yang
semakin kompleks tersebut, maka manusia senantiasa berfikir untuk terus mengembangkan
teknologi yang telah ada untuk menemukan teknologi baru yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Bidang industri sebagai salah satu sasaran pembangunan jangka
panjang meliputi beberapa sektor pembangunan yang luas, diantaranya adalah bidang
konstruksi, pengembangan elemen mesin, perencanaan pesawat terbang, struktur rangka
dari crane , konstruksi jembatan, dan sebagainya. Salah satu persoalan yang sangat penting
diperhatikan adalah perhitungan defleksi/ lendutan pada elemen-elemen ketika mengalami
suatu pembebanan. Hal ini sangat penting terutama dari segi kekuatan (strength) dan
kekakuan (stiffness), dimana pada batang horizontal yang diberi beban secara lateral akan
mengalami defleksi.
Defleksi sebenarnya bukan hal baru, kita sering menemui dalam kehidupan sehari
hari, baik itu defleksi pada baja, besi, kayu, maupun batang batang dari bahan lain.Oleh
sebab itu, kita seorang engineer harus dapat memperhitungkan defleksi atau lendutanyang
akan atau mungkin terjadi. Misal saja pada struktur jembatan. Jika seorangengineer tidak
memperhitungkan lendutan atau defleksinya dengan baik maka akan berakibatfatal dan
berbahaya bagi pengguna jembatan tersebut. Faktor lendutan yang besar akanmengurangi
faktor keamanan dan keselamatan pada struktur jembatan tersebut contohnya.Oleh karena
itu, kita harus mengetahui fenomena apa saja yang akan terjadi pada defleksi ini.
(Nurahman, 2018)
7
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari praktikum “Beam Deflection Apparatus” ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana hasil perhitungan teoritis dari pengujian 1, 2, dan 3?
2. Bagaimana perbedaan hasil dari perhitungan teoritis dengan percobaan pada pengujian
1, 2, dan 3?
Tujuan dari praktikum “Beam Deflection Apparatus” ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui defleksi dari beban kantiliver beban di titik pusat, beban di ujung, beban di
titik yang sama.
2. Menghitung nilai defleksi pada setiap beban.
3. Menentukan faktor yang memperngaruhi lendutan.
8
BAB II
DASAR TEORI
1.1 Definisi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertikal akibat adanya
pembebananyang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok dapat dijelaskan
berdasarkan posisinya sebelum mengalami pembebanan. Konfigurasi yang
diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok.
Gambar dibawah ini memperlihatkan balok pada posisi awal sebelum terjadi deformasi dan
kondisi benda saatdiberi beban.
(a) (b)
9
Dalam menjalankan fungsinya, balok atau batang meneruskan pengaruh beban
gravitasi terutama dengan mengandalakan aksi lentur,yang berkaitan dengan gaya
berupamomen lentur dan gaya geser.Walaupun timbul gaya normal,,itu disebabkan oleh
beban luar yang relatif kecil,misalnya akibat gaya gesek rem kendaraan pada jembatan,atau
misalnya akibat posisi yang dibuat miring.
1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang
akan semakin kecil
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya
defleksiyang terjadi. Semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang
terjadi punsemakin kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Sehingga besarnya
defleksi karena penggunaan tumpuan yang berbeda-beda menjadi tidaklah sama.
Semakin banyakreaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban, maka defleksi
yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin dan defleksi yang terjadi
pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang dialami batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi
yangberbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata, slope yang terjadi pada bagian
batang yangpaling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang
mengalami beban, sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu
saja. (Skyciv, 2021)
10
3.3 Aplikasi Di Dunia Industri
1. Poros alat/mesin transmisi
Roda gigi tang saling bersinggungan pada mesin transmisi yang berfungsi untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara radial. Ini
yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi. Defleksi yang
terjadi pada poros sumbu poros tidak lurus. Ketidaklurusan sumbu poros yang
menimbulkan efek getaran pada gaya torsi antara roda gigi. Selain itu, akan
mengganggu kestabilanbenda dinamis yang berputar pada sumbunya.
2. Konstruksi badan pesawat terbang
Material rangka/ badan pesawat terbang bersifat ringan dengan tingkat elastitas
yangtinggi namun memiliki kekuatan yang baik. Oleh karena itu, diperlukan analisa
lendutanbatang untuk mengetahui defleksi yang terjadi pada material atau batang-
batang penyusunpesawat tersebut, ini bertujuan untuk mencegah terjadinya defleksi
secara berlebihan yangmenyebabkan keretakan atau bahkan patah karena beban
kontinu.
3. Jembatan
Aplikasi lendutan mempunyai perananan yang sangat penting dalam konstruksi
jembatan. Sebuah jembatan yang fungsinya menyeberangkan benda atau kendaraan
diatasnyamengalami beban yang sangat besar dan dinamis yang bergerak diatasnya.
Hal ini tentunyaakan mengakibatkan terjadinya lendutan batang atau defleksi pada
batang-batang konstruksi jembatan tersebut. Defleksi yang terjadi secara berlebihan
tentunya akan mengakibatkankeretakan pada jembatang tersebut.
4. Rangka kendaraan
Kendaraan bermuatan yang besar, memiliki kemungkinan terjadi defleksi ataulendutan
pada rangka (chasis) atau batang-batang penyusun kendaraan tersebut.
5. Mesin pengangkut material
Ujung alat ini merupakan ujung bebas tak bertumpuan, sedangkan ujung yangsatu lagi
berhubungan langsung atau dapat dianggap dijepit pada menara kontrolnya.Oleh
karena itu, saat mengangkat material berkemungkinan untuk terjadi defleksi.Disini,
analisa lendutan batang penting diperhatikan karena akan mengalami batasmaksimum
yang boleh diangkut oleh alat pengangkut tersebut. (Nurahman, 2018)
11
4.4 Rumus
12
l = jarak ke tumpuan
d = tebal batang
b = lebar batang
E = Modulus Elasitas
13
BAB III
METODE PERCOBAAN
2. Jangka Sorong
14
3. Kalkulator
15
5. Lembar Kerja
17
3.2 Prosedur Penggunaan Alat
1. Percobaan 1
• Dipasang penopang beban (tumpuan) kanan dan kiri pada unit beam.
2. Percobaan 2
• Dipasang penopang beban (tumpuan jepit) cantilever di titik nol pada unit
beam.
18
3. Percobaan 3
• Dipasang penopang beban (tumpuan) kanan dan kiri cantiliver pada di unit
beam.
• Dipasang ring penggantung kanan dan kiri pada lengan cantiliver untuk
19
3.3 Diagram Alir
1. Percobaan Pertama
20
2. Percobaan Kedua
Dipasang penopang beban (tumpuan jepit) cantilever di titik nol pada unit
beam.
21
3. Percobaan Ketiga
Pasang penopang beban (tumpuan) kanan dan kiri cantiliver pada di unit
beam.
Pasang ring penggantung kanan dan kiri pada lengan cantiliver untuk
penggantung beban sesuaikan jarak tumpuan atau penopang dengan jarak
50mm, 100mm, 150mm, 200mm
22
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PERCOBAAN
23
Tabel 4.2 Data Pengujian 2
24
Tabel 4.3 Data Pengujian 3
25
4.2 Pembahasan
26
2. Gambarkan grafik hubungan antara defleksi Δ(mm) dengan W dengan
percobaan 3 dan 4
27
3. Gambarkan grafik hubungan antara defleksi Δ(mm) dengan W dengan
percobaan 1 dan 4
28
5. Jelaskan pengaruh pengurangan b terhadap simpangan (defleksi) dengan
membandingkan grafik 3 dan 4
pengurangan b di percobaan 3 terhadap 4, memberikan dampak 2 kali terhadap defleksi
pada percobaan 3. B di percobaan 4 lebih besar dua kali lipat dari b di percobaan 3,
diikuti dengan defleksi yang dua kali lipat lebih kecil dari defleksi percobaa 3. Semakin
besar b, maka semakin kecil defleksinya (berbanding terbalik)
29
7. Hitunglah perhitungan secara teoritis percobaan 1, 2, 3 dan 4 dan bandingkan
dengan percobaan 1, 2, 3 dan 4 (ambil salah satu sampel percoban)
30
8. Jelaskan perbedaan perhitungan teoritis dengan percobaan, mengapa demikian?
Terjadi perbedaan di perhitungan teoritis dan percobaan karena masalah human error.
31
2. Gambarkan glafik hubungan antara defleksi Δ(mm) dengan W dengan
percobaan 2 dan 4
32
3. Gambarkan grafik hubungan antara defleksi Δ(mm) dengan W dengan
percobaan 3 dan 4
33
5. Jelaskan pengaruh pengurangan b terhadap simpangan (defleksi) dengan
membandingkan grafik 2 dan 4
Dari data dapat dilihat bahwa, semakin kecil b maka semakin besar defleksinya.
Keduanya bersifaat bebanding terbalik. Dengan b di percobaan 4 yang 2 kali lebih besar
dari percobaan 2, defleksinya di percobaan 2 hampir lebih besar 2 kali dari defleksi di
percobaan 4.
34
7. Hitunglah perhitungan secara teoritis percobaan 1, 2, 3 dan 4 dan bandingkan
dengan percobaan 1, 2,3 dan 4 (ambil salah satu sampel percoban)
35
8. Jelaskan perbedaan perhitungan teoritis dengan percobaan, mengapa demikian?
Terjadi perbedaan di perhitungan teoritis dan percobaan karena masalah human error.
36
3. Jelaskan pengaruh pengurangan a terhadap simpangan (defleksi) dengan
membandingkan grafik 2 dan 4
Semakin besar a, maka semakin besar pula defleksinya. Terdapat hubungan berbanding
lurus.
37
5. Hitunglah perhitungan secara teoritis percobaan 1, 2, 3 dan 4 dan bandingkan
dengan percobaan 1, 2,3 dan 4 (ambil salah satu sampel percoban)
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dapat dilihat hasil perhitungannya pada bagian pembahasan.
2. Perbedaan dari perhitungan teoritis dan pada percobaan pada pengujian 1, 2, dan 3
yaitu terletak pada kesalahan manusia itu sendiri atau bisa disebut human error.
3. Dapat disimpulkan dari angka di data dan di grafik yaitu, I berbanding terbalik dengan
defleksi yaitu semakin kecil I, maka semakin besar defleksi. Tetapi dapat juga
berbanding lurus yang mana semakin besar I maka semakin besar defleksi. Berlaku
juga untuk b, d, dan a. Semua itu tergantung pada data di tabelnya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Skyciv. 2021. What is Deflection?. Diakses pada tanggal 03 Maret 2021 pukul 16.30 WIB di
https://skyciv.com/docs/tutorials/beam-tutorials/what-is-deflection/
Nurahman, Fatah. 2018. Laporan Praktikum Metalografi. Diakses pada tanggal 03 Maret 2021
pukul 15.00 WIB di
https://www.academia.edu/36042186/Laporan_MKM_modul_1_FATAH_NRAHMAN
Modul Praktikum Mekanika dan Kekuatan Material, Universitas Pertamina 2021. Diakses pada
tanggal 04 Maret 2021 pukul 21.00 WIB.
Kareem, Buliaminu. 2012. Development of a Beam Deflection Apparatus from Locally Sourced
Material. Di akses pada tanggal 04 Maret 2021 pukul 22.00 WIB di
https://www.researchgate.net/publication/304674945_Development_of_a_Beam_Deflection_App
aratus_from_Locally_Sourced_Material
40
LAMPIRAN
41
42