Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“DEFLEKSI”

DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : AHMAD RYAN REMBI PUTRA
NIM : D021 17 1018
DEPT : TEKNIK MESIN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
201

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas
untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul defleksi “ ini. Walaupun
banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi
saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-
saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “ defleksi “.
            Makalah ini berisi informasi tentang “ defleksi“. Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan keseimbangan
benda tegar yang akan kami bahas ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca. Terima kasih,

                                                                                              Gowa, 28 Desember 2018

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...3

BAB I│PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………. 4
I.2 RUMSAN MASALAH………………………………………………………… 7
BAB II│PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN DEFORMASI………………………………………………… 8
II.2 PENGERTIAN DEFLEKSI…………………………………………………… 9
II.3 MACAM-MACAM DEFLEKSI……………………………………………..... 9
II.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFLEKSI…………………………... 10
II.5 JENIS-JENIS TUMPUAN …………………………………………………..... 10
II.6 JENIS-JENIS BATANG………………………………………………………. 12
II.7 TEGANGAN DAN RENGGANGAN………………………………………….14
II.8 MODULUS ELASTISITAS…………………………………………………….15

BAB III│PENUTUP
III.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………16
III.2 SARAN…………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………17

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.
Disertai dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis,
kreatif, dan produktif. Sama halnya dengan perkembangan teknologi dibidang
konstruksi. Seperti halnya mobil dimulai pada awal 1769, yang sumber
tenaganya  bermesin uap,yang digunakan sebagai transportasi manusia. Sejarah awal
mobil dapat dibagi menjadi beberapa era, berdasarkan sarana umum propulsi.
Kemudian periode yang ditentukan oleh tren gaya eksterior, dan preferensi ukuran.
Dulu diperkenalkan desain mobil bertenaga uap, tapi karena dimensinya terlalu kecil
dan tidak memiliki ruang yang cukup untuk pengendara dan mustahil untuk
dibangun. Saat itu, belum diketahui bagaimana cara untuk mengkonversikan gerak
maju bolak-balik ke gerakan putar untuk memutar roda. Dalam inovasi mobil yang
dibuat oleh Cugnot memiliki tiga buah roda dengan pelek besi, dua roda berada di
belakang dan satu roda berada di depan. Kendaraan yang dirancang untuk
mengangkut artileri tersebut menggendong boiler depan dan mesin dua silinder yang
ditempatkan di atas roda depan. Pada saat dioperasikan, mobil Cugnot ini harus
berhenti setiap 10-12 menit guna membangun kembali tekanan uap agar kendaraan
dapat kembali melanjutkan perjalanan. Dibandingkan dengan mobil zaman sekarang
material yang umumnya digunakan adalah baja, body mobil yang dimaksud termasuk
atap, panel pintu, dan balok antar pintu. Sementara itu, body kit atau komponen
tambahan yang dipasangkan di bagian bumper depan dan belakang, serta badan mobil
bagian samping, biasanya terbuat dari fiberglass, polyurethane,atau carbon fiber.
Dalam material mobil tak dipungkiri akan terjadinya defleksi. Defleksi
merupakan suatu fenomena perubahan bentuk pada balok dalam arah vertical dan
horisontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah
pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan
transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi.
Defleksi terpengaruh oleh beebrapa hal yakni Sifat material, yang dimaksud meliputi

4
modulus elastisitas dan bentuk penampang material yang berpengaruh terhadap nilai
momen inersia. Modulus elastisitas dan inersia merupakan dua hal yang berpengaruh
terhadap kekakuan suatu benda. Semakin besar nilai modulusnya maka semakin besar
pula defleksi yang terjadi seperti pada baja dan besi pada material mobil. Baja
memilki nilai modulus elastisitas yang besar dibandingkan dengan besi. Defleksi juga
merupakan suatu fenomena perubahan bentuk pada balok dalam arah vertical dan
horisontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila terperngaruhi gaya
terpakai. Dengan kata lain, batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu
beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi diukur dari
permukaan netral ke permukaan keposisi netral setelah terjadi deformasi. Persoalan
yang perlu diperhatikan dalam mendesain rangka bangun adalah defleksi yang terjadi
pada benda kerja. Yang perlu diperhatikan adalah kekakuan dan kekuatan dari
material tersebut, dimana pada batang horizontal yang diberi beban secara lateral
akan mengalami defleksi.
Sebuah beban statis adalah kekuatan mekanik diterapkan perlahan ke perakitan
atau objek.. Hal ini dapat dibandingkan dengan beban dinamis, yang memaksa
diterapkan dengan cepat.. tes beban statik yang berguna dalam menentukan beban
maksimum yangdiijinkan pada rekayasa struktur, seperti jembatan.. Mereka juga
dapat berguna dalam menemukan sifat mekanik bahan. Membatasi loading untuk satu
setengah struktur's maksimal akan memberikan faktor keamanan Sebuah lift adalah
contoh di mana pembebanan statis terjadi.. Ketika sepuluh orang berdiri di lift
menunggu untuk menutup pintu, mereka mengerahkan beban statis diatasnya..
Muatan statis karena orang-orang dan lift tidak bergerak relatif terhadap satusama
lain.. Menekankan dalam lift memiliki waktu untuk mencapai kesetimbangan
padakondisi beban statis.. Sebuah tes beban statis untuk lift mungkin dilakukan
untuk menetapkan batas berat maksimum dengan marjin keselamatan diterima.
Sebuah lift adalah contoh di mana pembebanan statis terjadi.. Ketika sepuluh
orang berdiri di lift menunggu untuk menutup pintu, mereka mengerahkan beban
statis diatasnya.. Muatan statis karena orang-orang dan lift tidak bergerak relatif

5
terhadap satusama lain.. Menekankan dalam lift memiliki waktu untuk mencapai
kesetimbangan padakondisi beban statis.. Sebuah tes beban statis untuk lift mungkin
dilakukan untuk menetapkan batas berat maksimum dengan marjin keselamatan
diterima.
Didalam kehidupan sehari hari kita sering kali berjumpa dengan defleksi dan
beban, baik defleksi pada baja, pada besi maupun kayu. Oleh sebab itu kita seorang
engineer harus memperhitungkan defleksi atau lendutan yang akan terjadi, contohnya
saja pada jembatan. Jika seorang engineer tidak memperhitungkannya maka akan
berakibat fatal bagi pengguna jembatan tersebut, karena faktor lendutan yang lebih
besar akan mengurangi faktor safety pada struktur tersebut. Oleh sebab itu kita harus
mengetahui fenomena apa saja yang akan terjadi pada defleksi ini. Namun banyak
yang belum mengerti terhadap fenomena-fenomena pada defleksi. Maka daripada itu
dalam percoobaan ini akan dilakukan perbandingan antara hasil dari perhitungan
dengan hasil percobaan. Sehingga kedepannya dalam merancang suatu alat akan
dapat digunakaan dengan rentang waktu yang kuat serta kekuatan yang besar.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Deformasi dan defleksi
2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi defleksi
3. Mengetahui jenis-jenis tumpuan dan jenis-jenis batang

6
BAB II
TEORI DASAR

7
II.1 Deformasi
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek
diterapkan karena adanya gaya. Ini bisa menjadi hasil dari tarik (menarik) kekuatan,
tekan (mendorong) kekuatan, geser, membungkuk atau torsi (memutar). Deformasi
sering digambarkan sebagai strain.
Deformasi ada dua macam yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Yang
dimaksud deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya beban yang
jika beban ditiadakan, maka material akan kembali keukuran semula. Sedangkan
deformasi plastis adalah deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas,
(Edi Jasmani 2001 ).

Gambar 1. Grafik deformasi


https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/pengertian-deformasi-elastis-dan-plastis[1]
Sumber :

II.2 Defleksi/Lendutan
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang.

II.3 Jenis-Jenis Defleksi


1. Defleksi Aksial

8
Gambar 2.
Sumber:http://rahmatsuharjana.blogspot.com/2013/07/pengertian-
defleksi_8546.html[2]

Merupakan defleksi yang terjadi jika pembebanan tegak lurus terhadap


penampang.

2. Defleksi lateral (lendutan)


Merupakan defleksi yang terjadi jika pembebanan lateral yang sejajar dengan
penampang atau tegak lurus terhadap sumbu batang.

Gambar 4
Sumber:http://rahmatsuharjana.blogspot.com/2013/07/pengertian-
defleksi_8546.html[4]

2.4 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Defleksi


1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada
batang akan semakin kecil

2. Besarnya kecil gaya yang diberikan


Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang
dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil

9
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu
besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama.
Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka
defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan
defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.

4. Jenis beban yang terjadi pada batang


Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi
pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena
sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada
beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja 1996).

II.5 Jenis-Jenis Tumpuan


1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan gaya
reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja
dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada
umumnya reaksi pada suatu tumpuan
seperti ini mempunyai dua komponen
yang satu dalam arah horizontal dan yang
lainnya dalam arah vertical. Tidak seperti
pada perbandingan tumpuan rol
atau penghubung, maka
perbandingan antara komponen-
komponen reaksi pada tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan
kedua komponen ini, dua buah komponen statika harus digunakan

10
Gambar 5
Sumber:http://irvancivil19.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-tumpuan-
jenis.html[5]

2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi vertical. Alat
ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik. Penghubung
yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya hanya dalam arah AB
rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban vertical. Sedang rol-rol
hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp.

Gambar 6
Sumber:http://irvancivil19.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-tumpuan-
bangunan- jenis.html[6]

3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suaut kopel
atau momen. Secara fisik, tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah
balok ke dalam suatu dinding batu bata.

11
Gambar 7
Sumber:http://rahmatsuharjana.blogspot.com/2013/07/pengertian-
defleksi_8546.html[7]

II.6 Jenis-Jenis Batang


1. Batang tumpuan sederhana
Bila tumpuan tersebut berada pada ujung-ujung dan pada pasak atau rol.

12
Gambar 8
Sumber: http://www.academia.edu/19715267/1_Modul_Praktikum_Deflek[8]

Persamaan Defleksi

2. Batang kartilever
Bila salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.

Gambar 10

13
Sumber: http://www.academia.edu/19715267/1_Modul_Praktikum_Defleksi[10]

Persamaan Defleksi

Gambar 11
Sumber: http://www.academia.edu/19715267/1_Modul_Praktikum_Defleksi[11]

3. Batang Overhang
Bila balok dibangun melewati tumpuan sederhana

Gambar 12
Sumber: http://www.academia.edu/19715267/1_Modul_Praktikum_Defleksi[12]

4. Batang menerus
Bila tumpuan-tumpuan terdapat pada balok continue secara fisik.

14
Gambar 13
Sumber: http://www.academia.edu/19715267/1_Modul_Praktikum_Defleksi[13]

II.7 Tegangan Dan Renggangan

Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (dibaca
sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:

F : Besar gaya tekan/Tarik (N)

A : Luas penampang (m2)

Σ  : tegangan (N/m2)

Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya
berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang
berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar
dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan benda sangat
diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau
penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan
bertingkat.

Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan
panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan
sebagai berikut.

15
Keterangan:

ԑ : Regangan/strain
△X : Pertambahan
Panjang (m)
X : panjang mula-mula
(m)

II.8 Modulus
Elastisitas ( Modulus Young )
Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε)
adalah konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau
modulus Young (E).

Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada tabel
berikut.

Gambar 2.7
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Modulus_elastisitas

16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

1. Deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek diterapkan karena

adanya gaya, sedangkan defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam

arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau

batang.

2. Hal-hal yang mempengaruhi defleksi yaitu, kekakuan batang, besar kecilnya

gaya yang diberikan, jenis tumpuan yang digunakan, dan jenis beban yang

terjadi pada batang

17
3. Jenis-jenis tumpuan yaitu, tumpuan rol( memiliki arah horizontal ), tumpuan

engsel ( memiliki arah vertical dan horizontal ) dan tumpuan jepit ( memiliki

arah vertical dan horizontal serta memiliki momen ).

III.2 Saran

1. Agar memberi kritikan terkait makalah

2. Memberi masukan terhadap makalah

DAFTAR PUSTAKA

http://ebookgratisan.net/bab-vi-defleksi-balok

https://id.wikipedia.org/wiki/Modulus_elastisitas

http://irvancivil19.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-tumpuan-jenis.html

https://www.studiobelajar.com/momen-inersia/

https://www.scribd.com/doc/177868358/Laporan-Fenomena-Dasar-Defleksi

18
19

Anda mungkin juga menyukai