Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PENGARUH PENGASAPAN TERHADAP DEFLEKSI BALOK BATANG


PINANG DENGAN TUMPUAN SEDERHANA

Dekerjakan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
pada program studi teknik mesin

Disususn Oleh :

ALFIANUS MASSELENG

6160515180065

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI
PROPOSAL............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................................6
1.4. Batasan Masalah....................................................................................................6
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Defleksi/Lendutan.....................................................................................7
2.2. Jenis-Jenis Tumpuan................................................................................................10
2.3 Jenis-Jenis Pembebanan............................................................................................12
2.4 Jenis-Jenis Batang................................................................................................14
2.5 Aplikasi Lendutan Batang...................................................................................15
2.6 Ulat Ukur Defleksi......................................................................................................16
2.7 Teori Pengasapan.................................................................................................20
BAB III.................................................................................................................................21
3.1. Bagan Alir (Flow Chart) Penelitian.........................................................................21
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................................22
3.3. Alat dan Bahan..........................................................................................................22
3.3.1. Alat......................................................................................................................22
3.3.2. bahan...................................................................................................................22
3.4. Tahap-Tahap Melakukan Pengujuan......................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Balok kayu merupakan salah satu pilihan utama bagi kita untuk membuat

bangunan seperti rumah, bahkan masih ada jembatan yang terbuat dari kayu.

Untuk memperoleh kekuatan dari baguanan tersebut kita dapat menghitung

defleksi/lendutan dari material tersebut. Dan dari setiap material kayu tersebut,

tidak semua memiliki kekuatan yang sama. Dari situ kita dapat melakukan

pengujian untuk mengetahui seberapa kuatnya material tersebut.

Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya

pembebanan vertical yang di berikan kepada balok atau batang tersebut. Defleksi

di ukur dari lendutan yang terjadi akibat beban yang diberikan. Dalam

perencanaan kontruksi hal yang perlu di perhatikan adalah perhitungan

defleksi/lendukan dan tegangan pada elemen-elemen ketika mengalami suatu

pembebanan. Hal ini sangat penting terutama dari segi kekuatan (stiffness) dan

kekuatan (strength), dimana pada batang horizontal yang diberi beban secara

lateral akan mengalami defleksi. Defleksi dan tegangan yang terjadi pada elemen-

elemen yang mengalami pembebanan harus pada suatu batas yang diijinkan,

karena jika melewati batas yang diijinkan, maka akan terjadi kerusakan pada

elemen-elemen tersebut ataupun pada elemen-elemen lainnya (basori dkk 2015)


Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki hutan yang luas serta

memiliki berbagai macan jenis pohon. Dari kayu-kayu ini dapat kita teliti

defleksi/lendutan agar kita dapat mengetahui seberapa kuat kayu tersebut

menahan beban yang diberikan.

Saat kita membuat suatu konstruksi dalam membuat bangunan pasti kita

melakukan pemilihan bahan bagunan tersebut. Hal-hal ini bertujuan agar bagunan

tersebut memiliki konstruksi yang koko dan tahan lama. Balok kayu yang kuat

biasanya memiliki struktur yang padat serta kita dapat memberikan perlakuan

khusus agar kayu tersebut dapat tahan terhadap rayap. Dari penulisan proposal ini

kita akan melakukan pengujian lendutan dari balok kayu yang akan di awetkan

dengan cara pengasapan langsung.

Balok kayu memiliki struktur yang kuat dan memiliki sifat elastis yang

berbeda-beda. Salah satunya pohon Pinang (Areca catechu) yang sering kita

temui di lingkungan sekitar kita. Pinang adalah salah satu jenis tumbuhan

monocotil yang tergolong palem-paleman.

Maka dari pembahasan di atas penulis dapat mengangkat topic

permasalahanini sebagai tugas akhir dengan judul “PENGARUH

PENGASAPAN TERHADAP DEFLEKSI BALOK BATANG PINANG

DENGAN TUMPUAN SEDERHANA”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:


1. Apakah ada pengaruh pengasapan terhadap kekuatan tarik material balok

Pinang. ?

2. Apakah ada pengaruh pengasapan terhadap defleksi/lendutan pada balok

Pinang beban terpusat dengan tumpuan sederhana.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk :

1. Mengetahui kekuatan tarik material balok pinang akibat perlakuan

pengasapan.

2. Mengetahui defleksi/lendutan material balok pinang beban terpusat akibat

perlakuan pengasapan dengan tumpuan sederhana.

1.4. Batasan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka yang menjadi titik berat

penelitian adalah mengenai defleksi yang terjadi pada balok dengan tumpuan

sederhana.

Mengingat begitu banyaknya jenis material balok dari bahan kayu maka

penulis membatasi pembahasan material dari kayu lain. Penulis juga hanya akan

membahas tentang peneliti defleksi dari balok batang pohon pinang dengan cara

pengasapan langsung.

1.5. Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelituan ini adalah untuk mengetahui fenomena defleksi (lendutan)

yang terjadi pada balok batang pohon pinang jika di lakukan pengasapan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Defleksi/Lendutan

Defleksi/lendutan adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat

adanya pembebanan vertical yang diberikan pada batang material. Deformasi pada

balok dapat dijelaskan berdasarkan defleksi sesuai dengan bahan material, dari

posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral

awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan

deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok.

Gambar 2.1. Balok sebelum terjadi deformasi.


Gambar 2.2. Balok sesudah terjadi deformasi.

Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam menerapkan

konsep ini kadang kita harus menentukan defleksi padasetiap nilai x disepanjang

material. Hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan yang sering disebut

persamaan defleksi kurva (kurva elastis) dari material.

Sistem struktur yang diletakkan secara horizontal yang terutama di peruntukkan

untuk memikul beban lateral, yaitu beban yang bekerja pada posisi tegak lurus sumbu

aksial batang. Beban semacam ini khususnya muncul sebagai beban gravitasi, seperti

misalnya pada beban itu sendiri, dan lain-lain. Seperti pada konstruksi balok dapat di

kemukakan antara lain, balok lantai gedung, jembatan, dan sebagainya. Sumbu

sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya yang semula bila benda dibawah

pengaruh gaya terpakai.

Suatu batang material akan mengalami beban transversal baik itu beban terpusat

maupun merata akan mengalami defleksi. Setiap pengujian harus dilakukan ketelitian

perhitungan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, sehingga batang material

tidak melentur dan untuk memperkecil atau mencegah defleksi yang berlebihan.

Struktur batang material juga harus menghasilkan defleksi (lendutan) yang

berada dalam batas-batas tertentu. Lendutan ini tidak boleh terlalu besar sampai

melebihi batas defleksi yang diijinkan.

Hal - hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu :

a. Kekakuan batang
Batang yang sifatnya semakin kaku maka lendutan yang dihasilkan akan semakin

kecil.

b. Besarnya kecil gaya yang diberikan

Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan

besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami

batang maka defleksi yang terjadi semakin besar.

c. Jenis tumpuan yang diberikan

Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Oleh karena itu

besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama.

Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka

defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan

defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.

d. Jenis beban yang terjadi pada batang

Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi

yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi yang terjadi pada bagian batang yang

paling dekat lebih besar. Inikarena sepanjang batang mengalami beban sedangkan

pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja. Beban terdistribusi

merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi. Untuk setiap batang

yang ditumpu akan melendut apabila diberikan beban yang cukup besar, dimana

pada bagian-bagian tertentu seperti struktur jembatan, lendutan sangat tidak

diizinkan karena dengan adannya lendutan yang besar maka struktur jembatan

tersebut akan mengalami kerusakan dan akan mengakibatkan jembatan tersebut


menjadi roboh. Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian pelengkap suatu

bangunan haruslah diberi ukuran-ukuran fisik yang tertentu. Bagian-bagian

tersebut haruslah diukur dengan tepat untuk menahan gaya-gaya yang

sesungguhnya atau yang mungkin akan dibebankan kepada struktur jembatan

tersebut. Jadi struktur jembatan haruslah diperlukan untuk menahan gayagaya luar

dan dalam. Demikian pula, bagian-bagian suatu struktur material harus cukup kuat

sehingga tidak akan melentur melebihi batas yang diizinkan bila bekerja dibawah

beban yang diizinkan.

2.2. Jenis-Jenis Tumpuan

Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi untuk dukungan bagi

konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja menuju pondasi. Dalam ilmu

mekanika rekayasa dikenal 3 jenis tumpuan yaitu tumpuan sendi, rol dan jepit. Sifat –

sifat gaya reaksi yang timbul pada suatu benda yang mendapat beban tergantung

bagaimana benda tersebut ditumpu atau bagaimana benda tersebut disambung dengan

benda lain. Ada beberapa pengondisian tumpuan pada sebuah struktur.

a. Tumpuan Rol

Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser ke arah horizontal sehingga

tumpuan ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan terdapat roda yang

dapat begeser dimana berfungsi untuk mengakomodasi pemuaian pada konstruksi

sehingga konstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah

vertikal, artinya tumpuan hanya dapat menahan gaya vertikalnya saja, sehingga hanya
terdapat 1 buah variabel yang akan diselesaikan (Rv saja).Jadi tumpuan Rol hanya

mempunyai satu gaya reaksi yang tegak lurus dengan roll.

Gambar 2.3. Tumpuan Roll.

b. Tumpuan Sendi

Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara bekerja mirip dengan

cara kerja engsel. Tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah vertikal dan

horizontal, artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal dan horizontal atau

dengan kata lain terdapat 2 buah variabel yang akan diselesaikan (Rv dan Rh).

Tumpuan sendi ini tidak dapat menahan momen.

Gambar 2.4. Tumpuan Sendi.


c. Tumpuan Jepit

Tumpuan jepit bisa dikonstruksikan seperti misalnya balok yang ditanam

dalam tembokkan atau sebagai tumpuan pada balok terusan (jepitan elastis).

Tumpuan jepit dapat memberikan reaksi atau tahan terhadap gaya horizontal, vertikal

dan bahkan mampu memberikan reaksi terhadap putaran momen. Sehingga pada

tumpuan jepit terdapat 3 buah variable yang harus diselesaikan (Rv, Rh,dan

M).Dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga gaya reaksi.

Gambar 2.5. Tumpuan Jepit.

2.3 Jenis-Jenis Pembebanan


Berbagai jenis pembebanan yang di berikan pada sebuah batang merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi besarnya suatu defleksi yang terjadi. Adapun

jenis-jenis pembebanan ialah sebagai berikut :

a. Beban Terpusat Atau Beban Titik

Beban terpusat merupakan beban yang padat titik kerjanya berupa titik

dikarenakan luas kontaknya kecil.


Gambar 2.6. Pembebanan Terpusat Atau Beban Titik

(Sumber : http://repositori.umsu.ac.id)

b. Beban Terbagi Merata

Beban terbagi merata ialah beban yang terbagi secara merata pada batang, dan

tersebar secara merata baik kearah memanjang maupun kearah luas. Dan dinyatakan

dalam qm (kg/m atau KN/m).

Gambar 2.7. Pembebanan Terbagi Merata

(Sumber : http://repositori.umsu.ac.id)

c. Beban Bervariasi Uniform

Disebut beban bervariasi uniform atau beban segitiga karna beban yang

terdapat pada sepanjang batang memiliki besaran yang berbeda.


Gambar 2.8. Pembebanan Bervariasi Segitiga

(Sumber : http://repositori.umsu.ac.id)

1.

2.

2.4 Jenis-Jenis Batang

a. Batang tumpuan sederhana

Bila tumpuan tersebut berada pada ujung-ujung dan pada pasak atau rol.

Gambar 2.9. Batang Tumpuan Sederhana.

b. Batang kantilever

Bila salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.

Gambar 2.10. Batang Kantilever

c. Batang Overhang
Bila balok dibangun melewati tumpuan sederhana.

Gambar 2.11. Batang Overhang

d. Batang menerus

Bila tumpuan-tumpuan terdapat pada balok continue secara fisik.

Gambar 2.13 Batang Menerus

2.5 Aplikasi Lendutan Batang

Berikut adalah beberapa aplikasi dari lendutan batang :

1. Jembatan

Dapat kita melihat bahwa aplikasi lendutan batang mempunyai peranan

yang penting. Dimana aplikasi lendutan batang memiliki peranan yang

penting pada jembatan karena, sebuah jembatan akan mengalami beban

yang sangat besar dan dinamis akibat kenderaan yang melewatinya.


2. Poros transmisi

pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk

mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara

radial. Inlah yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros

transmisi. Defleksi yang terjadi pada poros, membuat sumbu poros tidak

lurus. Ketidak lurusan sumbu poros akan menimbulkan efek getaran pada

transmisi dan gaya torsi pada roda gigi. Selan itu, benda dinamis yang

berputar pada sumbunya

3. Rangka Kendaraan (chasis)

Chasis kendaraan memiliki beban tumpuan dari engine yang berat

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lendutan

4. Kontruksi Badan Pesawat Terbang

5. pada perencangan sebuah pesawat terbang material yang digunakan

merupakan material ringan dengan tingkat elastisitas tinggi, namun

memiliki kekuatan yang sangat baik. Oleh karena itu, diperlukan analisa

lendutan batang agar dapat mengetahui besaran defleksi pada material

batang pada pesawat terbang dan untuk mencegah terjadinya defleksi

secara berlebihan yang menyebabkan perpatahan atau fatik karena beban

yang terjadi secara terus menerus.

2.6 Ulat Ukur Defleksi

Adapun alat ukur yang bisa digunakan untuk mengetahui defleksi batang

lentur yaitu :
1. Strain gauge

Strain gauge yang di gunakan berfungsi sebagai sensor aktif yang mendeteksi

tegangan yang terjadi pada load cell. Pada alat uji defleksi terdapat dua strain

gauge yaitu strain gauge pada tumpuan jepit dan strain gauge pada tumpuan

roll.

a. Strain gauge pada tumpuan jepit

strain gauge pada tumpuan dirancang untuk mengukur momen lengkung

dari batang yang dijepit. Gaya bekerja tegak lurus dari batang dengan arah

searah atau berlawanan arah jarum jam. Rangkaian strain gauge terdiri

dari dua buah di sisi atas atas dan dua buah di sisi bawah. Rangkaian di

lengkapi dengan multiturn potensiometer untuk mebalance rangkaian

untuk memperoleh output sama dengan nol saat tanpa beban. Sisi atas dan

bawah akan mengalami regangan dan kompresi sesuai dengan arah gaya

yang bekerja seperti pada gambar.

Gambar 2.14 Strain gauge pada tumpuan jepit


b. Strain gauge pada tumpuan rol

Strain gauge pada tumpuan roll diaplikasikan pada pengukuran gaya tegak

lurus dan horizontal arah radial dari ring. Pada gambar dirancang untuk

mengukur gaya tegak lurus. Rangkaian dari strain gauge digunakan

jembatan Wheatstone yang terdiri dari empat buah strain gauge yang

dipasang dua pada bagian sisi dalam dan dua pada bagian sisi luar silinder

ring. Strain gauge bagian luar akan mengalami regangan, sedangkan strain

gauge bagian dalam akan mengalami kompres . pada rangkaian ini di

lengkapi dengan multiturn potensiometer untuk membalance tegangan

output sama dengan nol.

Gambar 2.15 strain gauge dengan tumpuan roll

2. Dail Indicator
Dial indikator adalah salah satu alat ukur yang dapat mengukur kerataan benda

kerja yang ketelitiannya 0,01mm.

Gambar 2.15 dial indicator

Fingsi dial indicator adalah :

a. Memeriksa kerataan dari permukaan benda

b. Memeriksa penyimpangan yang kecil pada bidang datar, benda bulat, benda

permukaan lengkung

c. Memeriksa penyimpangan eksentris

d. Memeriksa kesejajaran permukaan benda.

Cara mengukur dengan menggunakan dial indikator adalah sebagai berikut :

a. Masukkan tangkai dial indicator pada lubang pengunci yang ada pada tiang

dial indicator, kemudian kencangkan baut pengencangnya.


b. Masukkan bagian dial indikator yang terdapat skala dan jarum pada tangkai

dial indikator kemudian kencangkan.

c. Baca gambar kerja kemudian bersihkan benda kerja dari kotoran kemudian

lakukan pengukuran, yang pertama hidupkan aliran magnet pada dial

indikator tersebut dengan memindahkan tombol yang ada pada bagian bawah

ke posisi on.

d. Posisikan jarum dial indikator tepat di atas permukaan benda kerja sampai

menyentuh atau terjadi gesekan antara jarum dengan benda kerja.

e. Kemudian benda kerja digeserkan ke kanan atau ke kiri apabila jarum pada

dial indikator itu berputar searah jarum jam maka benda kerja tersebut

permukaanya cembung atau menonjol ke atas, sedangkan apabila jarum pada

dial indikator berputar berlawanan dengan arah jarum jam maka benda

tersebut cekung.

2.7 Teori Pengasapan

Asap merupakan sistem kompleks yang terdiri dari fase cairan terdispersi dan

medium gas sebagai pendispersi. Asap diproduksi dengan cara pembakaran

tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen polimer

menjadi senyawa organik dengan berat molekul rendah karena pengaruh

panas yang meliputi pengaruh oksidasi, polimerisasi dan kondensasi.

Pengasapan adalah salah satu teknik pengolahan kombinasi antara perlakuan

panas, komponen asap dan aliran gas. Sejak tahun 1970-an telah diketahui

bawah terdapat sejumlah senyawa kimia dalam asap. Kelompok senyawa


kimia dalam asap yaitu karbonil (aldehid dan keton), asam organic, fenolik,

basa organic, alcohol, hidrokarbon, gas CO2, CO, O2, dan nitrogen. Diantara

senyawa asap tersebut ada yang bersifat melindungi, yaitu yang bersifat

antioksidan, bakterisidal. Adapun kerja bakterisidal pengasapan merupakan

gambaran pengaruh pemanasan, pengeringan, dan komponen kimia asap.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bagan Alir (Flow Chart) Penelitian

Penelitian dapat di lakukan dengan menggunakan metode bagan alir

penelitian di bawah ini :

Mulai

Stppppppppppp
ppppppppppudi

Pengasapan balok
pinang

Pengujian

Uji Tarik Uji Defleksi

Kesimpulan dan
Saran
Selesai

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan ini akan dilakukan di Toraja untuk pengambilan balok batang pohon pinang

dan untuk penelitian akan di lakukan di lab Teknik Mesin Universitas Kristen

Indonesia Paulus Makassar yang akan meneliti tentang ..

3.3. Alat dan Bahan

Dalam pengujian defleksi yang saya lakukan ini mengunakan beberapa alat dan

bahan.berikut adalah alat dan bahan yang kami gunakan :

3.3.1. Alat

Dalam preses pengambilan spesimen dan pengujian kita dapat menggunakan alat

sebagai berikut :

1. Sengsor

2. Tali

3. Parang

4. Dial indicator

5. Tempurung kelapa

3.3.2. bahan

Bahan yang kita gunakan pada pengujian defleksi ini adalah balok batang pohon

pinang
3.4. Tahap-Tahap Melakukan Pengujuan

Dalam melakukan pengujian ini kita memiliki tahap-tahap pembebanan yang di

lakukan serta lama pengasapan yang berbeda. Tahap-tahap pengujian tersebut dapat

kita lakukan sebagai berikut

1. Persiapkan alat uji dan bahan yang digunakan.

2. Ukur penampang bahan uji untuk menentukan momen inersia pada material.

3. Letakkan benda uji pada alat uji defleksi dengan menggunakan tumpuan yang

telah ditentukan

4. Letakkan dial indikatorpada bagian yang akan di ukur defleksinya

5. Letakkan pengait massa pemberat pada benda uji dengan jarak yang telah di

tentukan.

6. Kalibrasi jarum pembacaan pada dial indicator

7. Beri pembebanan yang terkonsentrasi pada benda uji dan catat defleksi yang

terjadi pada jarum dial indicator. Jika jarum pembacaan pada dial indicator

berputar sebanyak satu putaran, sama dengan 1 mm.

8. Lakukan percobaan ini beberapa kali dengan jarak dan pembebanan yang

terkonsentrasi

9. Catat semua data defleksi yang terjadi pada tabel

10. Gunakan data yang ada untuk menentukan modulus elastis material.
DAFTAR PUSTAKA

Basori dkk, 2015. Analisis defleksi batang lentur menggunakan tumpuan jepit

dan roll pada material aluminium 6063 profil U dengan beban terdistribusi

Irawan A P, 2007. Mekanika teknik

Selling,k. 2017 analisis defleksi pada material baja karbon rendah dengan

menggunakan variasi posisi pembebanan

Fiqih Z A 2019. Analisa lendutan balok wide flange dengan metode analitis

dan FEM Makassar

Anda mungkin juga menyukai