Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ANSYS STATIC STRUCTURAL


PLATE WITH STIFFENER
ANALISYS

Nama :
M.Zainal Abidin 20211334007

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK

1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA 2023

2
COVER.................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.4 Batasan masalah.....................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI............................................................................................................................4
2.1 FEM (Fineite elment metod)......................................................................................................4
2.2 Baja..............................................................................................................................................4
2.3 Stiffener.......................................................................................................................................4
2.4 Tegangan.....................................................................................................................................5
2.5 Deformasi....................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................6
HASIL PERMBAHASAN....................................................................................................................6
3.1 Modeling......................................................................................................................................6
2.4 Static Structural.........................................................................................................................11
2.5 Result.........................................................................................................................................14
BAB IV...............................................................................................................................................16
KESIMPULAN...................................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkembangan dunia teknik, membuat para perencana harus mendesain bangunan
yang kuat dan tahan terhadap segala macam perubahan kondisi lingkungan. Dalam memilih
elemen-elemen struktur ada beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain, kekuatan yang
cukup, kestabilan, ekonomis, dan tahan lama. Beberapa material bangunan yang sering
digunakan pada masa ini adalah baja. Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah
kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bahan-bahan lain yang umumnya dipakai.
Baja memiliki sifat daktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang
besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur, adanya sifat ini membuat
struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba.
Keberadaan plat pengaku atau L (stiffener) yang cukup disepanjang balok ternyata dapat
lebih lanjut mencegah terjadinya penekukan. Namun seberapa jumlah pengaku (stiffener)
yang diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya penekukan pada plat.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan sebaigai berikut:

1. Bagaimana hasil flage ketika di beri beban -1000 N ?


2. Berapa nilai maxsimum stres dan total deformation ?
3. Bagaimana cara menganalisis static structural di ansys ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan analisis sebagai berikut ?

4. Mendapatkan hasil flage ketika di beri beban -1000 N ?


5. Mendapatkan nilai maxsimum stres dan total deformation ?
6. Mengetahui cara menganalisis static structural di ansys ?

1.4 Batasan masalah


Berikut adalah batasan masalah dari analisis yang dilakukan :

1. Shoftwhere ansys
2. model yang di analisis adalah plat white stiffener
3. Beban -1000N
4
4. Dimensi plat Stiffener (250 x 250 x 10 mm)

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 FEM (Fineite elment metod)


FEM (Fineite elment metod) adalah metode numerik untuk menyelesaikan masalah difrensial
parsial dalam dua atau tiga variabel ruang (merupakan beberapa nilai batas). Untuk
memecaahkan masalah FEM membagi sistem besar menjadi bagian kecil dan lebih sederhana
yang disebut metode elmen hingga.
Perhitungan analisis tegangan dasar mengasumsikan bahwa komponennya halus,
memiliki bagian yang seragam dan tidak ada penyimpangan. Namun dalam praktiknya
hampir semua komponen teknik harus mengalami perubahan pada bagian dan/atau bentuk.
Contoh umum adalah bahu pada poros, lubang oli, jalur kunci, dan ulir sekrup. Setiap
diskontinuitas mengubah distribusi tegangan di sekitar diskontinuitas, sehingga persamaan
analisis tegangan dasar tidak berlaku lagi.

2.2 Baja
Material Baja yang digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi baja karbon,
baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari baja tersebut
seperti tegangan leleh dan regangan putusnya. Baja juga bersifat daktilitas, yaitu kemampuan
untuk mengalami deformasi besar sebelum gagal, Daktilitas sering kali merupakan alasan
struktur rangka baja masih dapat berdiri sesudah sebagian dari rangka tersebut mengalami
tegangan jauh diatas tegangan izin desain. Deformasi sebagian struktur tersebut akan
mentransfer beban ke bagian lain yang memikul beban lebih rendah sehingga akan mencegah
struktur dari keadaan collapse meskipun semua atau sebagian elemen struktur telah
mengalami deformasi berlebihan. Daktilitas ini merupakan sifat baja yang sangat berguna,
terutama untuk situasi pembebanan yang tak pasti seperti gempa.

2.3 Stiffener
Stiffener adalah bantalan pengaku (pelat) yang digunakan pada titik tumpuan suatu balok
ketika balok tidak memiliki kemampuan pada badan profil untuk mendukung reaksi akhir atau
beban terpusat. Batas untuk kondisi ini antara lain leleh lokal pada web (web local yielding),

6
web crippling dan tekuk lokal web. Tekuk lokal web dapat terjadi bila balok diberi gaya tekan
terpusat dan pergerakan lateral antara flange tekan dan flange tarik yang terbeban, tetap sejajar
saat terjadi tekuk pada web. Stiffener dibuat untuk membantu badan balok menciptakan garis-
garis nodal selama tekuk pelat badan dan untuk menerima gaya-gaya tekan yang
ditransmisikan dari badan balok. Pada flens tekan, pengelasan pengaku memberikan stabilitas
kepada pengaku dan menjaganya agar tetap tegak lurus tehadap badan balok.

2.4 Tegangan
Tegangan adalah tahanan material terhadap gaya atau beban. Tegangan diukur dalam
bentuk gaya per luas. Tegangan normal adalah tegangan yang tegak lurus terhadap
permukaan dimana tegangan tersebut diterapkan. Tegangan normal berupa tarikan atau
tekanan. Satuan SI untuk tegangan normal adalah Newton per meter kuadrat (N/m 2 ) atau
Pascal (Pa). Tegangan dihasilkan dari gaya seperti : tarikan, tekanan atau geseran yang
menarik, mendorong, melintir, memotong atau mengubah bentuk potongan bahan dengan
berbagai cara. Perubahan bentuk yang terjadi sering sangat kecil dan hanya testing machine
adalah contoh peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan bentuk yang
kecil dari bahan yang dikenai beban. Cara lain untuk mendefinisikan tegangan adalah dengan
menyatakan bahwa tegangan adalah jumlah gaya dibagi luas permukaan dimana gaya tersebut
bereaksi.

2.5 Deformasi
Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi, bahan menyerap energi
sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang deformasi. Sekecil apapun gaya yang
bekerja, maka benda akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan ukuran
secara fisik ini disebut deformasi. Deformasi ada dua macam yaitu deformasi elastis dan
deformasi plastis. Yang dimaksud deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat
adanya beban yang jika beban ditiadakan, maka material akan kembali keukuran semula.
Sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas.
Penambahan beban pada bahan yang telah mengalami kekuatan tertinggi tidak dapat
dilakukan, karena pada kondisi ini bahan telah mengalami deformasi total. Jika beban tetap
diberikan maka regangan akan bertambah dimana material seakan menguat yang disebut
dengan penguatan regangan (strain hardening) yang selanjutnya benda akan mengalami putus
pada kekuatan patah

7
BAB III

HASIL PERMBAHASAN

3.1 Modeling
Pada uji menggunakan asys structural ini melibatkan plat yang di beri stiffener sebagai
penopang pada plat untuk menahan pembebanan.
- Masuk aplikasi ansys klik static structural tahan kiri geser ke lokasi ata seperti
digambar
Tahap 1

Tahap 2

8
Tahap 3
- Klik enginering data untuk mengetahui Material ansys

Tahap 4
- Klik geometry tekan kanan dan pilih new space claim

9
2.2 Setup
Tahap 5
- Model dengan line dengan ukuran panjang 250mmx 250mm dan tebal plat 10mm

Tahap 6
- Tekan pull agar menjadi 3D untuk menggerakan ukuran
- Kemudian close kalau sudah menjadi 3D

1
Tahap 7
- Kembali ke awal dan lihat ada centang berarti sudah

Tahap 8
- Lanjut ke Model klik kanan dan tekan EDIT

1
Tahap 9
- Klik mesh dan solve

2.3 Mesh
Tahap 10

1
- Generate mesh untuk mendiskrikan profil yang telah dibuat Klik solve dan Seketika
jadi ada jaring jaring

2.4 Static Structural


Selanjutnya gunakan fixed suport, dengan cara klik kiri pada static structural pilih sisi
kanan dan kiri pada profil kemudian generate

Tahap 11
- Selanjutnya klik fixed support

Tahap 12
- Klik dibagian samping sampai hijau dan klik aplply

1
Tahap 13
- Lanjut cari force dan klik

Tahap 14
- Klik dibagian samping dan dikasih beban -1000 kalau sudah akan ganti warna merah

1
Tahap 15

Tahap 16
- Kemudian cari total deformation kalau sudah tekan solve

1
2.5 Result
Tahap 17

1. HASIL TOTAL DEFORMATION

2. HASIL STRAIN

3. HASIL STRESS

1
CONTOH GAMBAR LAIN :

1
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil analisa yang di peroleh, maka kesimpulan yang bisa di ambil adalah
sebagai berikut :
1. Nilai maxsimum deformasi pada model adalah 1.0187 m
2. Nilai maxsimum tegangan pada model adalah 3,9418 pa sedangkan
nilai minimum yaitu 1,5563 pa.
3. Selanjutnya nilai maxsimum strain adalah 1,5933 m/m sedangkan nilai
minimum yaitu 7,6956 m/m

Anda mungkin juga menyukai