Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Logam adalah suatu unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat,

keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam

juga merukapan bahan yang ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat

dicampuri, secara homogen dalam berbagai kadar.

Pada tugas ini akan menjelaskan dan mencari kekuatan lelah logam, kekuatan

lelah logam adalah kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima

tegangan berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah

batas kekuatan elastiknya, kelalahan merupakan factor yang sangat penting,

Karna itu, membuat makalah “kekuatan lelah logam” sebagai judul dari tugas

makalah ini

1.2. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini

1. Menerapkan kajian teroritis pemilihan bahan dan proses dalam bentuk

makalah khususnya kekuatan lelah

2. Mencari diagram titik lelah logam

1
1.3. Manfaat

Sasaran yang dicapai dengan diadakan tugas makalah kekuatan lelah

sebagai berikut :

1. Mengetahui diagram titik lelah suatu logam

2. Menerapkan kajian teoritis pemilihan bahan dan proses khususnya kekuatan

lelah

1.4. Batasan masalah

Berdasarkan pada kekuatan lelah permasalahan yang akan dibahas

adalah

1. Prinsip kerja kekuatan lelah

1.5. Metode penulisan

Di dalam pelaksanaan pengumpulan data dalam rangka penyusunan

perencanaan ini, telah dilakukan 2 macam penelitian yaitu :

1) Library Research, yaitu penelitian dengan cara membaca berbagai literature

untuk mengetahui tentang teori yang ada dengan masalah yang akan

dibahas.

2) Field reseach, yaitu penelitian secara langsung pada obyek penelitian yang

dilakukan dengan cara pencatatan data dari sumber tertulis yang tersedia

dalam kendaraan yang berhubungan dengan rem tromol.

2
1.6. Sistematika penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematik yang terdiri dari beberapa bab, dimana

tiap bab saling berkaitan dan dilengkapi dengan gambar serta mengenai

perhitungan, sistematika penulisan dapat diuraikan sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Pada BAB ini, Menjelaskan garis besar latar belakang makalah, tujuan dan

metode metode makalah.

BAB II Landasan teori

Pada BAB ini, Di kemukakan landasan teori yang menjelaskan pengertian dan

batas kelelahan

BAB III Metode perencanan

Uraian BAB ini, akan berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pokok

bahasan, seperti factor penyebab kelalahan dari web

BAB IV Perhitungan perencanaan

Pada BAB ini, akan diuraikan tentang mekanisme kelelahan logam

BAB V Penutup

Pada BAB ini, akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan

pencegahan terjadinya kelelahan

3
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Kelelahan logam

Kelelahan logam merupakan kecenderungan dari logam untuk patah

apabila menerima tegangan berulang-ulang (cycling stress) yang

besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar

dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh

kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat

penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak factor

yang mempengaruhinya.

Mekanisme patah lelah terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. Tahap awal terjadi retakan (crack initation)

2. Tahap penjalaran retakan (crack propagation), dan

3. Patah akhir atau patah statis akibat dari penampang yang

tersisa tidak mampu lagi menerima beban.

Memperkirakan umur lelah suatu komponen adalah sulit.

Kerusakan ini disebabkan oleh banyaknya factor yang mempengaruhi

umur lelah. Factor-faktor tersebut adalah :

1. Beban, yang terdiri dari :

a. Jenis beban : uniaksial, lentur, puter

4
b. Frekuensi siklus beban

c. Pola beban : periodic, random

d. Besar tegangan

2. Kondisi material.

3. Proses pengerjaan

4. Bentuk dan ukuran komponen.

5. Temeperatur operasi.

6. Kondisi lingkungan.

Umur lelah biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus tegangan yang

dicapai sampai spesimen atau komponen patah. Dengan demikian umur

total tersebut telah mencakup pula tahap awal retakan dan penjalaran

ratakan yang bila telah cukup jauh penjalarannya akan menyebabkan

menjadi dua. Selain itu data kelelahan lain yang penting adalah laju

penjalaran retakan (crack growth rate). Laju penjalaran retakan inilah

yang datanya dipakai untuk memperkirakan umur lelah. Uji lelah yang

sederhana dilakukan dengan memberikan pembebanan atau tegangan

yang relatif sederhana, yaitu beban uniaksal atau lenturan. Dengan

beban tersebut akan diperoleh tegangan Tarik dan tegangan tekan yang

berfluktasi. Baja memiliki batas kelelahan (fatigue limit) atau batas

ketahanan (endurance limit) yang jelas, sedangkan aluminium tidak

mempunyai batas kelelahan yang jelas. secara alami logam berbentuk

kristalin artinya atom-atom disusun berurutan. Kebanyakan struktur

5
logam berbentuk poli kristalin yaitu terdiri atas sejumlah besar Kristal-

kristal yang tersusun individu. Tiap-tiap butir memiliki sifat mekanik

yang khas, arah susunan dan susunan tiap arah, dimana beberapa butir

diorientasikan sebagai bidang-bidang yang mudah slip terjadi pada

logam logam liat dengan gerakan dislokasi sepanjang bidang

kristalografi, slip terjadi disebabkan oleh beban siklik monotonik.

Kelelahan (fatigue) suatu bahan tergantung dari perlakuan permukaan

atau kondisi permukaan dan temperatur operasi. Perlakuan permukaan

merubah kondisi permukaan dan termperatur sisa dipermukaan,

perlakuan pemukaan shoot peening menghasilkan tegangan sisa tekan

yang mengakibatkan ketahan lelah yang meningkat.

Sedangkan perlakuan permukaan yang menghasilkan tegangan sisa

tarik menurunkan ketahanan fatigue-nya . Hal itu terjadi karena pada

permukaan terjadi konsentrasi tegangan tekan atau tarik yang paling

tinggi. Pada kondisi permukaan sedang menerima tegangan tarik maka

tegangan sisa tekan pada permukaan akan menghasilkan resultan

tegangan tekan yang semakin besar. Tegangan tekan akan menghambat

terjadinya initial crack atau laju perambatan retak. Sehingga ketahanan

lelah meningkat, dan akan terjadi sebaliknya apabila terjadi tegangan

sisa tarik di permukaan. Pada dasarnya kegagalan fatigue dimulai

dengan terjadinya retakan pada permukaan benda uji. Hal ini

membuktikan bahwa sifat-sifat fatigue sangat peka terhadap kondisi

6
permukaan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

kekasaran permukaan, perubahan sifat-sifat permukaan dan tegangan

sisa permukaan. Penyajian data fatigue rekayasa adalah menggunakan

kurva S-N yaitu pemetaan tegangan (S) terhadap jumlah siklus sampai

terjadi kegagalan (N). Kurva S-N ini lebih diutamakan menggunakan

skala semi log seperti ditunjukan pada gambar 2.1 untuk beberapa bahan

teknis yang penting.

Table 2.1 kurva S-N

Kurva tersebut didapat dari pemetaan tegangan terhadp jumlah

siklus sampai terjadi kegagalan pada benda uji. Pada kurva ini siklus

menggunakan skala logaritma. Batas ketahan fatigue (endurance limit )

baja ditentukan pada jumlah siklus N>107

Persamaan umum kurva S-N dinyatakan oleh persamaan

S= B + C In (Nf)

Dengan : B dan C adalah konstan empiris matrial

7
Pengujian fatigue dilakukan dengan cara memberikan stress level

tertentu sehingga spesimen patah pada siklus tertentu. Dieter (1992)

menyatakan untuk mendapatkan kurva S-N dibutuhkan 8-12 spesimen.

Retak fatigue biasanya dimulai pada permukaan di mana lentur dan

torsi menyebabkan terjadinya tegangan-tegangan yang tinggi atau

di tempat-tempat yang tidak rata menyebabkan terjadinya konsentrasi

tegangan. Oleh karena itu, batas ketahanan (endurance limit) sangat

tergantung pada kualitas penyelesaian permukaan.

Pengujian fatigue dilakukan dengan Rotary Bending Machine. Jika

benda uji diputar dan diberi beban, maka akan terjadi momen lentur

pada benda uji. Momen lentur ini menyebabkan terjadinya beban

lentur pada permukaan benda uji dan besarnya dihitung dengan

persamaan.

𝑊𝐿2
 = 𝑘/𝑐 2
𝜋3𝑎

Dengan  = tegangan lentur (kg/cm2)

W = Beban lentur (kg)

d = Diameter benda uji (cm)

8
2.2. Batas kelelahan

batas kelelahan adalah batas tegangan yang akan memberikan umur

lelah yang tidak berhingga. Adanya bagian komponen yang tidak

bersambung, misalnya akibat adanya takikan atau lubang goresan yang

dalam akan menyebabkan pemusatan tegangan.

Pengaruh adanya takikan terhadap karakteristik kelelahan dinyatakan

dengan factor takikan terhadap kelelahan (fatigue notch factor) Kf harga

kekuatan lelah pada kedua jenis specimen tersebut diatas diambil pada

jumlah siklus yang sama. Cara lain untuk menyatakan pengaruh takikan

adalah dengan sensitivitas takikan terhadap kelelahan (fatigue notch

factor) q: pada tingkat tegangan yang rendah serta jumlah siklus yang

tinggi, banyak logam yang menunjukan kepekaan terhadap takikan,

disisi lain hal ini tidak berlaku pada logam yang ulet. Tegangan local

yang tinggi akan menyebabkan terjadinya deformasi plastis setempat,

sehingga tegangan yang bekerja menjadi lebih rendah daripada kalau

hanya didaerah elastis

9
BAB 3

FACTOR KELELAHAN

3.1. Penyebab kelelahan

(a) Kelelahan yang dikontrol oleh tegangan

1. Lengkungan rotasi (rotating bending)

2. Getaran (vibration)

3. Penekanan (pressurisation)

4. Kontak gelinding (rolling contacts)

(b) Kelelahan yang dikontrol oleh regangan

1. Siklus termal (thermal cycles)

2. Takikan besar (severe notches)

3. Terbuka atau tertutup

Umur lelah (fatigue life) biasanya 107 siklus

3.2. Pengukur kelelahan

1. Struktur presis (smooth) dan bertakik (notched) :

a) Kelelahan meliputi pertumbuhan inti dan penyebaran retakan

(propagation of crack)

b) Karakteristik dengan umur lelah T-S (Tegangan siklus, S-N)

atau R-S (Regangan siklus, E-N)

c) Takikan mengkonsentrasi tegangan dan regangan

10
2. Struktur retak

a) Kelelahan meliputi lelah siklus tinggi (penurunan regangan

plastis)

b) Menurunkan umur lelah siklus rendah

Tujuan memprediksi umur lelah atau siklus pembebanan maksimum untuk

menentukan umur tak terbatas (infinite life)

3. Pengaruh kekuatan dan ketangguhan terhadap kelelahan

a) Meningkatkan umur lelah siklus tinggi (penurunan regangan

pastis)

b) Menurunkan umur lelah siklus rendah (penurunan ketangguhan)

Ketangguhan dan keuletan menurun dengan kenaikan kekuatan

11
BAB 4

MEKANISME KEKUATAN LELAH

4.1 Pengukur kelelahan

Pengertian terhadap mekanisme kelelahan dapat digunakan

untuk meningkatkan ketahanan lelah (fatigue resistance)

1. Logam

a. Slip tetap (irreversible) kumulatif

2. Keramik

a. Keretakan dipengaruhi lingkungan

3. Polimer

a. Pemanasan hysteresis (hysteresis)

4. Komposit

a. retakan mikro

b. penipisan lapisan

c. kerusakan penekanan

kelelahan pada logam sudah dikenal dengan baik atau meluas

12
4.2 kelelahan pada logam

1. deformasi plastis terjadi pada butis-butir orentasi yang sesuai,

meskipun dibawah batas elastic

2. pada logam murni

a. langkah slip ekstrusi mengawali terjadinya retakan

(memerlukan banyak siklus)

3. pada logam komesial

b. akumulasi regangan plastis menumbuhkan inti retakan

kecil ditempat inklusi (memerlukan sedikit siklus)

4. batas lelah (fatigue limit) adalah tegangan dibawah dimana

sebuah retak dapat menumbuhkan inti tetapi tidak menyebarkan

retakan

4.3 keuntungan dan kerugian batas lelah

1. keuntungan

1. Peningkatan kekuatan

a. Karburisasi

b. Nitridisasi

c. Pengerasan induksi

d. Pengerjaan dingin

13
2. Tegangan sisa (residual stress)

a. Penembakan mimis (shot-peening)

3. Peningkatan tingkat kebersihan

4. Pengerjaan akhir permukaan

a. Elektropolishing

2 kerugian

1 Menurunkan kekuatan

a. Nonkarbusasi

b. Pemanasan berlebih

c. Pelunakan

2 Tegangan sisa

a. Pelapisan Cr-Ni

3 Rendah tingkat kebersihan

4 Pengerjaan akhir permukaan

b. Permesinan penanda (machining marks)

14
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 kelelahan (fatigue) adalah pertumbuhan inti dan pertumbuhan retakan

dibawah kondisi siklus tegangan dan regangan

1. umur lelah dapat ditingkatkan dengan :

a. Mengontrol tegangan

b. Mengontrol struktur mikro

c. Mengontrol penyelesaian permukaan

2.umur lelah dapat diprediksi dengan :

a. Komponen presisi dan bertakik

b. Komponen dengan retakan

5.2 Pencegahan kelelahan

1. Dengan pengikat (fastenings)

a. Ekspansi dingin menggunakan madrel (contoh paku keling)

2. Pelubangan mandiri (autofrettage)

a. Ekspansi dingin oleh penekanan

15

Anda mungkin juga menyukai