UJI TARIK
Oleh:
Vitri Sheila Natalya Naibaho
(122310048)
Asisten Praktikum
Kevin Saputra (120170068)
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berawalan arah.
Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa tarik
dan desain produk karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian uji
tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis
yang diberikan secara lambat. Sifat mekanis logam yang dapat diketahui
setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.
Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk
karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan
untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai
data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat
diukur ketahanan suatu material terhadap gaya yang diberikan secara perlahan.
Nilai kekuatan dan elasitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian dilakukan agar mengetahui sifar-sifat khusus logam dari sifat
material. Sifat-sifat material mekanis yang dapat diketahui adalah sebagai
berikut:
a. Kekuatan tarik
b. Kekuatan luluh
c. Keuletan dari material
d. Modulus elastis dari material
e. Kelentingan dari suatu material
Kurva dari hasil tegangan renggang yang didapat adalah tegangan membujur
rata-rata dari pengujian tarik. Tegangan dapat diperoleh daengan cara membagi
beban yang diberikan dibagi dengan luas awal penampang benda uji. Regangan
yang digunakan untuk kurva tengangan-regangan adalah regangan linier rata-
rata yang diperoleh dengan cara membagi panjang yang dihasil kan setelah
pengujian dilakukan dengan panjang awal. Bentuk dan besaran pada tegangan-
regangan kurva suatu logam tergantung pada komposisi, perlakuan panas,
deformasi plastic, temperatur, dan keadaan tegangan yang menentukan selama
pengujian.
Keterangan:
Su = kuat tarik
Pmaks = beban maksimum
Ao = luas penampang awal
Keterangan:
Ys= besar tegangan luluh (kg/𝑚𝑚2 )
Py= besar beban di titik yield strength
Ao = luas penampang awal
Keterangan:
F= beban tarik
AO = luas penampang yang di uji
Tegangan patah sejati adalah beban pada waktu patah, dibagi luas
penampang lintang. Tegangan ini harus dikoreksi untuk keadaan tegangan
tiga sumbu yang terjadi pada benda uji tarik saat terjadi patah. Karena data
yang diperlukan untuk koreksi seringkali tidak diperoleh, maka tegangan
patah sejati sering tidak tepat nilai.
d. Modulus elasitas
Modulus elasitas merupakan perbandingan tegangan terhadap regangan
dalam daerah linier grafik ini disebut juga dengan kristanta karakteristik
atau modulus young suatu bahan dapat ditulis sebagai berikut:
tegangan 𝜎 F/A
𝑦 = 𝑟eganga = ɛ
= ΔL /Lo
……………………………(4)
Keterangan:
𝑁
σ= tegagan (𝑚2 𝑎tau Pa)
ɛ= regangan
F= gaya
A= luas penampang (𝑚2 )
𝐿𝑜 = Panjang mula-mula
𝛥𝐿 = pertambahan panjanga(m)
Universal Testing Machine Zwick Roell All Round Z250SR (250 kN) cocok
untuk aplikasi di semua bidang pengujian tarik. Konsep pengoperasian yang
telah terbukti dikombinasikan dengan desain rangka beban modular yang
fleksibel yang menjamin solusi optimal untuk aplikasi pengujian tarik
Gambar 2.3 Universal Testing Machine Zwick Roell All Round Z250SR
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material
2.3 Elastisitas
Menurut (Soedojo, 2004) yang menyatakan bahwa bahan elastis adalah bahan
yang mudah diregangkan serta cenderung pulih ke keadaan semula, dengan
mengenakan gaya reaksi elastisitas atas gaya tegangan yang meregangkan-nya.
Pada hakekatnya semua bahan memiliki sifat elastik meskipun boleh jadi amat
sukar diregangkan. Sedangkan menurut (Sarojo, 2002), sifat elastik adalah
kemampuan benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
yang diberikan benda itu dihilangkan. Elastisitas adalah sifat benda yang
berdeformasi untuk sementara, tanpa perubahan yang permanen, yaitu sifat
untuk melawan deformasi yang terjadi. Sebuah benda dikatakan elastik
sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk dihilangkan benda
akan kembali ke bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat benda yang elastik
sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai
deformasi yang terbatas disebut limit elastik. Jika benda berdeformasi diatas
limit elastiknya, dan apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda tersebut tidak
lagi kembali ke bentuk semula. Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan
plastik, hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi
yang terjadi. (J., 1986) menyatakan bahwa suatu deformasi dikatakan elastik
jika:
a. deformasi merupakan proposional dengan gaya penyebabnya,
b. bekerjanya gaya, maka deformasi diabaikan
2.4 Bioplastik
Plastik merupakan bahan kimia sintetik yang bersifat ringan, kuat, dan elastis,
Saat ini plastik telah banyak digunakan secara luas dan berkembang menjadi
suatu industri yang sangat besar. Plastik sintetis sangat banyak digunakan
dikarenakan sifatnya yang kuat, tidak mudah rapuh dan stabil. Akan tetapi
plastik juga memiliki sifat tidak mudah terurai (non-biodegradable), sehingga
dapat mencemari lingkungan apabila penanganannya tidak tepat.
Menurut (Utami RM., 2014) rata-rata sampah plastik memiliki bagian sekitar
10% dari volume sampah dan kurang dari 1% plastik yang dapat dihancurkan
karena sampah plastik berbahan polimer sintetik yang sulit untuk diuraikan
oleh mikroorganisme dekomposer di dalam tanah. Plastik biodegradable
adalah polimer biodegradable alami yang di akumulasikan oleh
mikroorganisme. Polimer merupakan makromolekul besar yang terbentuk dari
unit-unit atau monomer berulang sederhana. Salah satu kelompok polimer ini
adalah plastik. Sementara biodegradable berarti dapat diuraikan secara kimia
oleh mikroorganisme. Plastik biodegradable terbuat dari bahan polimer alami
seperti pati, selulosa, dan lemak. Bahan utama yang sering digunakan dalam
pembuatan plastik biodegradable adalah pati dan Poly Lactic Acid (PLA).
Berbagai upaya dan inovasi untuk mengurangi dampak sampah plastik telah
dilakukan. Selain proses daur ulang plastik, pembuatan plastik ramah
lingkungan (biodegradable) juga telah dikembangkan. Plastik yang terbuat dari
bahan polimer sinstetik yang bersifat tidak mudah terurai diganti dengan bahan
baku yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme pengurai atau yang disebut
dengan plastik biodegradable (bioplastik). Menurut (H., 2010) bahan utama
yang digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah pati. Pati merupakan
polisakarida yang dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan plastik
biodegradable. Pati digunakan karena merupakan bahan yang dapat atau
mudah didegradasi oleh alam menjadi senyawa-senyawa yang ramah
lingkungan.
2.5 Pati
Pati (starch) merupakan salah satu jenis karbohidrat yang banyak terdapat di
alam, dan dapat diperoleh dari berbagai bagian tubuh tanaman seperti biji, akar,
batang maupun sereal. Pati merupakan sumber salah satu karbohidrat primer
dan merupakan bahan baku dalam industri pangan, farmasi maupun kosmetik.
Beberapa pati industri yang banyak digunakan adalah pati singkong, jagung,
kentang dan gandum (Deka, 2016). Pati termasuk suatu biopolimer semi
kristalin berupa polisakharida yang terbentuk dari unit-unit glukosa yang
berikatan dengan ikatan glikosida. Secara spesifik, ikatan glikosida dalam pati
adalah (1-4)-glikosida, yaitu suatu ikatan kovalen yang menggabungkan 2
molekul monosakharida. Berdasarkan dari sumber tanamannya, pati
mengandung 20-25% amilosa dan 75-80% amilopektin. Amilosa merupakan
rantai linier primer dari unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan (1-4)-.
Sedangkan amilopektin adalah polimer dari unit glukosa yang bercabang, yang
dihubungkan dengan ikatan glikosida -D-(1-4)- dengan cabang -D-(1-6)
yang terbentuk setiap 24-30unit glukosa.
Salah satu sumber pati di Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan sebagai
pati industri adalah talas (Colocasia esculenta L. Schott). Talas mengandung
13-29% pati, kelembaban 63-85% dan beberapa residu seperti riboflavin,
vitamin C, abu, dll. Pati talas sebenarnya sangat potensial sebagai pati industri.
Pati talas mempunyai swelling power dan peak viscosity yang tinggi, serta
dapat membentuk struktur gel yang halus karena ukuran granul yang kecil.
Prinsip pengujian tarik ini adalah menarik spesimen sampai putus dengan laju
yang lambat sambil mencatat semua data yang diperlukan untuk pengolahan
data dan analisa. Penarikan ini dilakukan dengan laju dengan maksud agar
dapat menghindari patah getas. Bila terjadi seperti itu kita tidak dapat mencatat
kejadian tiap satuan waktu dari pengujian ini. Hasil uji tarik tersebut mencatat
fenomena hubungan antara tegangan-regangan yang terjadi selama proses uji
tarik dilakukan. Mesin uji tarik sering diperlukan dalam kegiatan engineering
untuk mengetahui sifat-sifat mekanik suatu material. Mesin uji tarik terdiri dari
beberapa bagian pendukung utama, diantaranya:
a. Kerangka,
b. Mekanikme pencekam spesimen,
c. Sistem penarik dan mekanikme,
d. Sistem pengukur.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
f. Memastikan kunci pada Test Control II posisi Set Up dan kunci pada Power
Pack ON
g. Menekan Tombol ON pada TestControl II
h. Memilih menu SET UP TESTING SYSTEM berisi flow chart. Mengatur dan
menyesuaikan sesuai garis pada gambar. Catatan Pada Gambar 3.5 Flow
chart tanpa Extensometer, apabila menggunakan Extensometer, arahkan
garis panah DigiClip SN:255864 ke Standard Extensometer.
Gambar 3.4 Tampilan Menu Set Up Testing System
Sumber: Laboratorum Rekayasa Material
6. Result
Menu untuk menampilkan data apa saja yang akan diambil
7. Break investigation
Berisi Number of captur for break detection yakni seberapa banyak titik
yang akan di deteksi, force transition, negatif elogation step dan positif
elogation step.
8. Action after the test
Input after the test digunakan untuk memberikan optical assesment, detail
about break, findings dan comment. Set the start position after the test
digunakan untuk mengembalikan posisi grip ke semula, catatan menu ini
hanya digunakan pada saat uji tekan, karna pada saat uji tarik sampel
yang telah mengalami pertambahan panjang (deformasi) dapat terbentur.
Kemudian untuk menu spesimen load removal untuk menghilangkan
beban setelah pengujian
12. Report
13. Export Interfaces
Gambar 3.12 Tampilan Data Apa Saja Yang Di Dapat
Sumber: Laboratorum Rekayasa Material
n. Run test :
b. Data Praktikum
7. Stress ultimate
Futs
σuts = =14,79195 N
Ao
Force Vs Displasment
35
30
25
20
Force (N)
15
10
0
-10 0 10 20 30 40 50 60 70
-5
Displascment (mm)
16
STRESS vs STRAIN
14
12
10
Stress
0
-5 0 5 Strain 10 15 20
5.1 Pembahasan
Adapun pembahasan dalam praktikum modul uji tarik ini, dimana
dalam melakukan percobaan uji tarik akan melalui tahap tahap yang rinci.
Dalam eksperimen uji tarik yang dilakukan pada modul ini, kami menggunakan
sampel bioplastik yang diuji dengan penerapan gaya terus-menerus, yang
menyebabkan sampel terus bertambah panjang hingga akhirnya mengalami
fase patah.
Pada grafik force terhadap displacement (grafik 4.2), benda uji dapat menahan
gaya maksimum 16208.84 N, dengan displacement 5–6 mm. Di sisi lain, pada
grafik stres terhadap strain, benda uji dapat menahan tegangan maksimum
0,084744 Mpa, dengan regangan 0,07–0,08. Nilai kekuatan hasil pengujian
adalah 0,08–0,08. Selain itu, dapat dilihat pada (grafik 4.3) bahwa setiap
kenaikan gaya menghasilkan peningkatan nilai displacement Gaya yang
diberikan menurun setelah kekuatan terakhir, tetapi nilai displacementi tetap
meningkat. Selanjutnya, grafik hubungan antara stress dan strain dibuat pada
bahan PLA. Kurva meningkat 13428,28906 N sampai akhirnya nilai strain
meningkat tetapi tidak signifikan.
Gaya maksimum yang dapat ditahan oleh material adalah 13428,28906 N, yang
diperoleh pada saat benda uji mengalami displacement sebesar 0.035664264
mm. yield force material adalah 13428,28906 N, yang merupakan gaya yang
dapat ditahan.sebelum deformasi elastis. Dengan membagi ultimate stress
dengan ultimate strain, kita dapat mendapatkan nilai modulus elastisitas dari
grafik tersebut. Rumus ini menghasilkan hasil 4.845,90519 N/mm2. Namun,
pada grafik stress terhadap strain (gambar 4.3) pada material, kurva meningkat
sampai pada titik kekuatan pelepasan, setelah itu, material tidak akan kembali
seperti sebelumnya meskipun beban dilepas, atau mengalami deformasi
permanen. Setelah itu, kurva kembali meningkat sampai pada titik kekuatan
terakhir dan kemudian menurun, menyebabkan patah.
sifat-sifat yang diperoleh dari uji tarik termasuk kekuatan maksimum yang
dapat ditanggung oleh material untuk mengalami deformasi elastis dan
kekuatan terakhir, atau batas tegangan maksimum yang dapat ditanggung oleh
material. Selain itu, yaitu modulus elastisitas, yang digunakan untuk mengukur
kekakuan suatu material.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Praktikan dapat memahami apa yang terjadi melalui grafik yang dihasilkan
dalam uji tarik tersebut seperti grafik force terhadap displacement dan
grafik stress terhadap strain dapat dilihat pada grafik tersebut mengalami
kenaikan yang sama akan tetapi akan mengalami penurunan saat di beri
beban pada bahan sehingga bahan mengalami uji putus getas.
b. Dalam uji tarik, fenomena elongasi, atau perpanjangan, terjadi ketika bahan
meregang saat diberi gaya tarik. Ini terjadi pada sampel uji sebelum terjadi
titik leleh dan putus, di mana perubahan struktur menyebabkan material
putus. Diperoleh sifat-sifat yang bisa di gunakan sebagai patokan untuk
menentukan tegangan, regangan serta ketahanan bioplastic dalam
menentukan elasitas dalam bahan
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah:
a. Praktikan harus mengurangi canda gurau saat praktikum agar lebih fokus
saat praktikum
b. Praktikan harus selalu waspada dan hati hati saat penggunaan mesin.
c. Praktikum harus tetap menerapkan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
d. Setelah praktikum, praktikan harus membersihkan dan mengembalikan alat
dan bahan yang digunakan selama praktikum.
DAFTAR PUSTAKA