PENDAHULUAN
Karena itu, sangat diperlukan sebuah bentuk pengujian yang teliti agar
mendapatkan hasil yang valid. Selain itu kita juga harus mengikuti prosedur-
prosedur yang harus dipenuhi menurut suatu sumber yang kita gunakan pada
data yang didapatkan dari pengujian ini adalah modulus elastisitas, kekuatan
tarik, kekuatan ulur, kekuatan patah, ketangguhan, dan regangan.
Pada prinsip uji tarik adalah batang spesimen harus disesuaikan dengan
standar seperti (ASTM, JIS, DIN, SNI). Batang uji ada yang berbentuk
silindris dan berbentuk plat yang ditarik dengan beban statik sampai putus.
Dari pengujian ini didapat suatu kurva hubungan beban tarik terhadap
perpanjangan spesimen. (ITERA, 2020)
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu
(Askeland, 1985). Hasil yang didapatkan saat pengujian tarik sangat penting
untuk rekayasa teknik dan desain produk.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada
material. Dimana spesimen uji tarik yang telah distandarisasi, dilakukan
pembebanan uniaxial sehingga spesimen uji mengalami peregangan dan
bertambah panjang hingga akhirnya patah.
Dari kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian akan didapatkan
beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh benda uji, sifat-sifat tersebut adalah
(Dieter, 1993) :
a. Kekuatan tarik
b. Kuat luluh dari material
c. Keuletan dari material
d. Modulus elastis dari material
e. Kelentigan dari suatu material
f. Ketangguhan
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑆𝑢 = ……………………………….(1)
𝐴0
Keterangan:
𝑆𝑢 = Kuat tarik
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 = Beban maksimum
𝐴0 = Luas penampang awal
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil
suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilau tersebut kurang bersifat
mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan bahan. Untuk logam-logam
yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum,
dimana logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat
terbatas. Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan
kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih
kompleks, yakni yang biasa ditemui. Untuk berapa lama, telah menjadi
kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi
dengan faktor keamanan yang sesuai.
𝐹
𝜎 = 𝐴 …………………..……………(2)
0
Keterangan:
𝜎 = Tegangan Tarik (𝑁⁄𝑚2 )
𝐹 = Gaya (𝑁)
𝐴0 = Luas penampang sebelum ditarik (𝑚2 )
𝑃𝑦
𝑌𝑠 = 𝐴 …………..…………………...(3)
0
Keterangan:
𝑌𝑠 = Besarnya tegangan luluh (𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 )
𝑃𝑦 = Besarnya beban di titil yield (𝑘𝑔)
𝐴0= Luas penampang awal benda uji (𝑚𝑚2 )
c. Toughness
Toughness adalah kemampuan menyerap energi oleh suatu benda pada
saat pembebanan, dimana hal ini menunjukkan seberapa besar kemampuan
sebuah benda untuk menyebarkan secara merata energi yang diterimanya
akibat pembebanan keseluruhan elemen struktur (Firmansyah, 2012)
d. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan
keelastisitasannya. Makin besar modulus, makin kecil regangan elastik
yang dihasilkan akibat pemberian tegangan. Modulus elastisitas ditentukan
oleh gaya ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa
terjadi perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas
salah satu sifat-sifat mekanik yang tidak dapat dirubah. Sifat ini hanya
sedikit berubah oleh adanya penambahan panduan, perlakuan panas, atau
pengerjaan dingin. Secara sistematis persamaan modulus elastisitas dapat
ditulis sebagai berikut (Febrianto, 2017)
𝜎
𝐸 = 𝜀 ……………………………..….(4)
Keterangan:
𝐸 = Modulus elastisitas
𝜎 = Tegangan
𝜀 = Regangan
Pada gambar dapat diketahui tegangan luluh bervariasi antara 250 sampai
1.100 MPa tergantung jenis heat treatment. Sebaliknya total perpanjangan
dari 0,38 sampai 0,1. Sifat baja yang sangat tinggi dihasilkan oleh
quenching yang menyebabkan sifat baja menjadi keras akibat terbentuknya
struktur martensit, kemudian setelah di tempering pada temperatur 200,
400 dan 600ºC secara gradual berkurang. Pada baja yang dianeal
menghasilkan sifat ulet, tetapi tegangan luluhnya rendah. Tegangan
ultimate ditunjukan oleh panah. Setlah pada titik ini deformasi plastis
menjadi terlokasir (necking), dan tegangan teknik turun akibat reduksi
yang terlokalisir pada luas penampang. Namun tegangan sesungguhnya
membesar karena luas penampang mengecil dan terjadinya pengerasan
kerja pada bahan di daerah necking. (ITERA, 2020)
Data yang langsung diperoleh dari Universal Testing Machine ini adalah
perubahan panjang sampel terhadap setiap besar gaya yang diberikan. Hasil
ini akan dikonversikan ke dalam bentuk grafik strain-strength. Data awal
inilah yang kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan komputer untuk
mendapatkan parameter-parameter yang sebelumnya telah didapatkan. Mesin
UTM memiliki komponen-komponen penting, yaitu:
a. Upper Cross Head
Bagian atas dari mesin UTM, pada bagian ini terdapat pencekam atau grip
untuk menahan material ketika ditarik. Bagian ini juga dapat bergerak naik
dan turun menyesuaikan dari kebutuhan.
b. Jarak untuk spesimen uji
Jarak ini berfungsi sebagai tempat spesimen uji tarik, panjang jarak ini
menyesuaikan dari pajang material uji tarik. Meskipun sudah ditentukan
oleh standard atau code minimal panjang spesimen uji tarik namun
panjang dari spesimen yang akan diuji dari pihak pelanggan terkadang
berbeda beda.
c. Movable Cross Head
Bagian yang dapat berpindah pindah, bisa digerakkan ke atas atau ke
bawah sesuai dengan panjang spesimen. Untuk bagian atas sebagai
pencekam spesimen, sedangkan jika digunakan untuk mencekam mandril
saat uji bending digunakan yang bagian bawah.
d. Meja
Meja ini digunakan sebagai peletakkan mataras uji bending, jadi harus
dipastikan meja ini sangat kuat dan mampu menahan tekanan saat uji
bending berlangsung.
e. Indikator beban
Kita dapat mengetahui besar beban yang kita berikan dari load indicator,
untuk jenis indikator beban ini bervariasi ada yang sudah digital dan juga
ada yang masih analog tergantung dari mesinnya.
f. Speed Control
Berfungsi untuk mengatur kecepatan penurunan dan kecepatan saat
mengangkat pencekam.
g. Komputer
Untuk mesin UTM terbaru biasanya sudah dilengkapi dengan 1 set
komputer lengkap dengan printer untuk mencetak hasil pengujian. Jadi
dalam komputer tersebut terdapat software yang sudah terinstall dan
conect dengan mesin UTM, dari software tersebut menghasilkan output
dari hasil pengujian tidak dapat dirubah atau sesuai dengan hasil
pengujian. Selain untuk mencetak komputer tersebut dapat digunakan
untuk memasukkan variable atau dimensi material yang diuji seperti tebal
dan lebar material sertajenis material.
h. Extensometer
Digunakan untuk mengukur perubahan panjang material saat dilakukan uji
tarik.
i. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur perubahan panjang material saat dilakukan uji
tarik dan digunakan untuk mengukur spesimen sebelum pemasangan ke
mesin uji
Pada layar monitor atau display dari mesin kita dapat mengatur besar beban
yang kita berikan, biasanya disesuaikan dengan jenis material dan tebal
material yang diuji. Kemudian beban tersebut akan menjadi gaya tarik untuk
tensile test dan nick break, sedangkan untuk bending test akan berubah
menjadi gaya tekan. Setelah beban diberikan tunggu hingga material putus
untuk uji tarik dan nick break, sedangkan untuk uji bending material harus
membentuk radius 180 derajat, namun jika sebelum 180 derajat material sudah
patah maka uji bending dapat dihentikan dan hasilnya dapat dipastikan jika
material dinyatakan ditolak atau rejected (Achmadi, 2021).
Beberapa bagian alat yang digunakan dalam pengujian UTM sebagai adalah:
a. Load Cell
Load cell dapat disebut sebagai jantungnya mesin UTM, karena ini adalah
sensor pengukur pada beban/benda yang mana alat ini akan menentukan
tingkatan akurasi pada hasil akhir pengujian. Load cell juga membutuhkan
waktu kalibrasi yang tepat sesuai dengan frekuensi penggunaan-nya.
b. Rangka mesin/load frame
Rangka pada mesin merupakan salah faktor yang akan menjadi
pertimbangan besar pada saat kapasitas beban maksimum untuk UTM.
Umumnya, UTM diklarifikasikan mejadi 2 kategori berdasarkan pada
kapasitas pada bingkai .
c. Universal Testing Machine Single Column & Double Column
Mesin UTM dengan kolom ganda memiliki Max Load Capacity yang lebih
baik dibandingkan dengan mesin dengan kolom tunggal.
d. Rantang Ekstensi
Ekstensi maksimum yang dapat disediakan oleh mesin UTM disebut
dengan rentang eksistensi. Beberapa pengujian yang dilakukan
membutuhkan ekstensi mesin agar lebih dapat bergantung pada properti
perpanjangan pada sampel, sementara itu, pengujian lain juga dapat
digunakan dengan menggunakan ekstensi yang lebih rendah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
b. Jangka Sorong
b. Data Grafik
1. Grafik Force terhadap Displacement
Gambar 4. 1 Grafik Force terhadap Displacement
Sedangkan jika dilihat pada gambar 4.1 dapat dilihat bawah penampang pada
spesimen tidak mengalami perubahan atau bisa dikatakan bahwa spesimen
patah getas (Brittle Fracture)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah:
a. Spesimen mengalami titik yield pada tekanan 13.141,98828125 N dan
tegangan 304,2126917 MPa. Tekanan dan tegangan maksimum mencapai
16.800,57227 N dan 388,9021358 MPa.
b. Kuat luluh (Yield Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength)
merupakan kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian
tarik
c. Spesimen uji tarik mengalami patah ulet (Ductile Fracture) menurut
grafik, namun penampang spesimen sebelum patah dan sesudah patah
tidak berubah dalam pengamatan spesimen.
c. Kekuatan Force terhadap Displacement berbanding lurus dengan Stress
terhadap Strain
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
a. Praktikan dijelaskan lebih rinci dalam menggunakan alat praktikum dan
diberikan kesempatan untuk menggunakan alat praktikum.
b. Praktikan diberikan waktu berdiskusi secara berkelompok setelah
melakukan observasi.
c. Memberikan kebebasan terhadap praktikan memilih spesimen yang akan
diuji
d. Memberikan arahan secara struktur dan tidak melewati satupun prosedur
DAFTAR PUSTAKA