LABORATORIUM METALURGI II
UJI TARIK
Disusun oleh:
Nama Praktikan : Kharisma Mahayuda
NPM : 3334190102
Kelompok : 13
Rekan : 1. Raihan Diva Nauval
2. Muhammad Kahfa Sjafa
3. Kharisma Mahayuda
Tanggal Praktikum : 27 Februari 2023
Tanggal Pengumpulan Lap. :-
Asisten : Cindy Putri Pancaningtias
Dimana S = Tegangan
P = Beban
L f − L0
e = …………………………………………………………………
L0
(2.2)
Dimana e = Regangan
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Pada uji tarik
benda diberi gaya sesumbu yang bertambah besar secara continue, bersamaan
dengan itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami pada
benda uji.
Uji tarik jangka pendek (ASTM D 638 dan ISO 517) adalah salah satu tes
mekanik yang paling banyak digunakan plastik untuk menentukan sifat mekanik
seperti kekuatan tarik, kekuatan luluh, titik luluh, dan perpanjangan. Kurva
tegangan-regangan dari pengujian ketegangan juga merupakan cara yang mudah
untuk mengklasifikasikan plastik. Sebuah material yang lunak dan rapuh, seperti
PTFE, ditandai dengan modulus yang rendah, tegangan yield yang rendah, dan
perpanjangan moderat pada break point. Sebuah material yang lunak tapi kuat
seperti polyethylene menunjukkan modulus yang rendah dan tegangan yield
rendah tetapi perpanjangan yang sangat tinggi saat istirahat. Bahan keras dan
rapuh seperti tujuan umum phenolic ditandai dengan modulus tinggi dan elongasi
rendah. Hal ini kemungkinan benar atau tidaknya menghasilkan sebelum break.
Sebuah bahan keras dan kuat seperti polyacetal memiliki modulus yang tinggi,
tegangan hasil yang tinggi, kekuatan ultimate tinggi (biasanya), dan perpanjangan
rendah. Bahan keras dan tangguh seperti polycarbonate ditandai dengan modulus
yang tinggi, tegangan hasil tinggi, elongasi tinggi pada break, dan kekuatan
ultimate tinggi [3].
Sifat mekanik suatu material adalah sifat yang mempengaruhi kekuatan mekanik
dan kemampuan suatu material ketika diberikan perlakuan mekanis pada material
tersebut. Beberapa sifat mekanik suatu material yaitu[4]:
a. Kegetasan (brittleness)
Sifat ini menunjukkan tidak ada deformasi plastis sebelum suatu material
mengalami kerusakan. Material getas secara mendadak rusak tanpa munculnya
tanda - tanda terlebih dahulu. Material dengan sifat kegetasan ini tidak memiliki
titik mulur atau proses penampang yang mengecil dan kekuatan patah. Beberapa
contoh material yang memiliki sifat kegetasan antara lain semen cor, batu, besi
cor. Material seperti ini menggunakan uji tekan untuk menentukan
kekuatannya[5].
b. Ketangguhan (toughness)
Sifat material ini memiliki keistimewaan yakni mampu menahan beban
impact yang tinggi atau beban kejut. Ketika sebuah material mendapatkan beban
impact, maka yang terjadi adalah sebagian energi dipindahkan dan sebagian
energi diserap. Pengukuran ketangguhan ditentukan berdasarkan luasan di bawah
kurva tegangan regangan dari titik asal hingga ke titik patah[5].
c. Kekuatan (strength)
Sifat material ini ditentukan berdasarkan tegangan paling besar saat material
mampu renggang sebelum akhirnya rusak. Material dengan sifat seperti ini tidak
mempunyai nilai tertentu yang bisa mendefinisikan kekuatannya. Sebab perilaku
material berbeda baik terhadap pembebanan maupun beban[5].
d. Keuletan (ductility)
Material dengan sifat keuletan memiliki kemampuan deformasi terhadap
beban tarik sebelum akhirnya patah. Material yang mempunyai sifat ulet adalah
material yang bisa ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa
mengalami kerusakan. Pengujian yang biasanya dilakukan pada sifat ini adalah
pengujian tarik. Material yang diuji ditandai dengan persentase perpanjangan
panjang ukur material selama melakukan uji tarik dan persentase pengurangan
luas penampang[5].
e. Kekakuan (stiffness)
6
σ = tegangan (Newton)
ε = regangan
2.4 Keuletan
Keuletan adalah suatu besaran kualitatif yang menyatakan derajat deformasi
plastis (regangan) yang mampu dialami oleh material hingga mengalami fraktur.
Berbeda dengan material ulet, material getas hanya mengalami sedikit deformasi
plastis (regangan < 5%) sebelum fraktur atau bahkan tidak sama sekali[2].
Keuletan material dapat dilihat pada bagian regangan saja pada kurva stress
strain. Dari bagian regangan pada kurva, dapat ditentukan apakah suatu material
bersifat ulet atau getas. Material dapat dikatakan ulet jika putus setelah terjadinya
deformasi plastis sedangkan getas jika material putus sebelum terjadinya
deformasi plastis. Keuletan sendiri merupaka suatu besaran kualitatif dan sifat
subyektif suatu bahan, yang secara umum pengukurannya dilakukan untuk
memenuhi tiga kepentingan yaitu menyatakan besarnya deformasi yang mampu
dialami suatu material tanpa terjadi patah, menunjukkan kemampuan logam untuk
mengalir secara plastis sebelum mengalami patah, serta sebagai petunjuk adanya
perubahan kondisi pengolahan
9
Spesimen
Spesimen dipasang pada pegangan (grip) atas dan bawah mesin uji tarik
Mesin uji tarik dioperasikan dengan Panjang awal dan luas specimen
Video recorder digunakan untuk melihat data pada display mesin uji tarik
Data yang didapatkan nilai tegangan dan regangan hasil uji Tarik dihitung
12
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
[6] Zafra, A. Effect of hydrogen on the tensile test properties of 42CrMo4 steel
quenched and tempered at different temperatures. Gijon: Elsevier. 2018
[7] ASM International, Metal Handbook Volume 8. Mechanical Testing, Ohio:
ASM International, 1985.
[8] R. D. Salindeho, J. Soukota, and R. Poeng, “Pemodelan pengujian tarik
untuk menganalisis sifat mekanik material,” J. J-Ensitec, vol. 3, no. 1, pp.
1–11, 2013.