MEKANIKA STRUKTUR
PENGUJIAN TARIK
Oleh
Nama : Mohammad Rafi Akbar
NIM : 195100901111004
Kelompok : O1
Tgl praktikum : Selasa, 9 Maret 2021
Asisten:
1. Udin Mastapura
2. Tifa Nur Jannah
1.2 Tujuan
1.1.1 Mahasiswa mengetahui prinsip pengujian tarik uniaksial
1.1.2 Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan beban (load) - pertambahan panjang
(extension) dan hubungan tegangan (stress) – regangan (strain).
1.1.3 Mahasiswa mengevaluasi kekuatan tarik (ultimate tensile strength), kekuatan yield
(yield strength), % perpanjangan (elongation), regangan patah (fracture strain),
rasio Poisson, dan modulus elastisitas dari material uji tarik yang dibebani uniaksial.
1.1.4 Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik deformasi dan karakteristik patah
material yang berbeda
BAB 2 DASAR TEORI
Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing
Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik material
logam dengan mengambil standar detil dari ASTM A 370-03 yang merupakan metode
pengujian standar untuk pengujian mekanik produk baja karena spesimen yang digunakan
adalah baja. Bentuk spesimen pengujian kekuatan bending yang digunakan pada penelitian
ini mengacu pada standar uji ASTM D 790 dengan dimensi (152x25,4x6) cm. Salah satu dari
pengujian mekanik yang sangat sederhana, mendasar/fundamental, tidak mahal dan telah di
standarisasi di seluruh dunia seperti di Jepang JIS 2241 dan di Amerika ASTM E 8 dan
ASTM E 8M adalah pengujian tarik (tensile test) juga sering disebut sebagai tension test,
dari pengujian ini dapat mengetahui kekuatan mulur, perpanjangan,reduksi, dan modulus
elastisitas dari suatu material (Harsi dkk., 2015).
2.7 Jelaskan definisi kekuatan ultimate (Ultimate Strength) dan kekuatan yield (Yield
Strength)!
Kekuatan Tarik merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material
sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum σ uts ditentukan
dari beban maksium F maks dibagi luas penampang awal Ao. Pada bahan ulet tegangan
maksimum ini kaitannya dengan penggunaan struktural maupun dalam proses forming
bahan, kekuatan maksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak boleh dilewati.
Pengujian tarik yang dilakukan pada suatu material dapat memberikan keterangan yang
relatif lengkap mengenai perilaku material tersebut terhadap pembebanan mekanis.
Kekuatan maksimum atau kekuatan tarik merupakan penunjuk yang bagus adanya cacat
pada struktur Kristal logam, tetapi kekuatan maksimum atau kekuatan tarik tidak terlalu
banyak dipakai dalam perancangan adanya deformasi plastis yang terjadi sebelum tegangan
mencapai harga kekuatan maksimum atau kekuatan tarik (Rizal, 2012).
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan menahan
deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan
pembebanan mekanik seperti tarik, tekan bending atau puntiran. Di sisi lain, batas luluh ini
harus dicapai ataupun dilewati bila bahan (logam) dipakai dalam proses manufaktur produk-
produk logam seperti proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya. Ruang antara butir
yang lebih halus akibat pembesaran volume martensit menyebabkan kekuatan tegangan
menjadi lebih tinggi. Sifat-sifat tegangan baja yang annealing, terlihat bahwa yield dan
regangan baja meningkat dengan meningkatnya %vol. martensit. Sebaliknya, pemanjangan
baja akan berkurang saat % vol martensit meningkat. Titik luluh terjadi pada daerah dimana
deformasi plastis mudah terjadi pada logam grafik σ-ε berbelok secara bertahap sehingga
titik luluh ditentukan dari awal perubahan kurva σ-ε dari linier ke lengkung. Titik ini di sebut
batas proporsional. Pada kenyataannya titik p ini tidak bisa ditentukan secara pasti. Semakin
keras suatu material atau mengalami proses pengerasan, maka keuletannya akan menurun
dan cenderung rapuh dan mudah pecah, karena kepadatan struktur semakin rapat sehingga
tegangan muka antar atomnya tinggi, tapi hal ini dapat diatasi dengan proses pemanasan
ulang setelah proses perlakauan panas sampai titik transformasi, untuk menghilangkan
tegangan antar atom juga mengembalikan struktur molekul ke bentuk awal (Nofriady dan
Ismed, 2013).
3.2 Gambar Alat dan Bahan beserta bagiannya (gambar tangan dan SS)
Tabel 3.2. Alat bahan dan Gambar
No. Alat dan Bahan Gambar
1. Specimen
2. Penggaris
3. Jangka sorong
4. UTM
5. Komputer
Mulai
Mesin UTM
Hidupkan mesin dan
computer dan program
Spesimen
Dipasang pada rahang statis dan
dinamis dengan holder rapat
Pengujian
Catat
Hasil
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Grafik
4.1.1 Grafik Hubungan Antara Deformasi dan Load
40
30
Linear ()
20
10
0
0 5 10 15 20
Deformasi
0.3
0.2
Linear ()
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Strain
Hasil Perhitungan
Diameter Awal (mm) 12.5 mm
Diameter Akhir (mm) 5,2 mm
Panjang Awal (mm) 100 mm
Panjang Akhir (mm) 107 mm
Cross Sectional Area (mm 2) 122,65 mm2
Gage Length (mm) 50 mm
Modulus Young (GPa) GPa
Load at yield point (N) 61940 N
Yield Strength (MPa) MPa
Maximum Load (N) 64200 N
Ultimater Strength (MPa) 0.523 MPa
% Elongation 7%
% Area Reduction 82,69%
Perhitungan
Diameter Awal (Do) 12,5 mm
Diameter Akhir (D1) 5,2 mm
Panjang Awal (L0) 100 mm
Panjang Akhir (L1) 107 mm
Panjang gage 50 mm
Cross Sectional Area
A0 = A1=
A0 = A1 =
A0 = A1 =
A0 = A1 =
Modulus Young
Mpa
Gpa
Yield Strength
Ultimater Strength
0.52344 Kn/mm2
% Elongation
% Area Reduction
4.3 Analisa Data
Data yang dihasilkan berupa data sekunder dari praktikum uji tarik yang dilaksanakan.
Praktikum uji tarik menggunakan alat uji berupa UTM. Praktikum pengujian tarik yang
dilakukan dengan menggunakan pengujian baja ST 41 yang mempunyai diameter 12,5 mm
serta panjang awal sebesar 100 mm. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
Universal Testing Machine (UTM) serta computer dalam mengelola datanya. Panjang gage
sebesar 50 mm serta panjang akhir sebesar 107 mm. Data yang didapat berupa cross
sectional area sebesar 122,65mm 2. Lalu terdapat hasil berupa modulus young sebesar
0,010753338027 GPa serta yield strength sebesar 0,49474 MPa. Terdapat juga nilai dari
ultimate strength sebesar 0,532 MPa. Dihitung nilai area reduction dan dihasilkan sebesar
82,69% dan elongation sebesar 7%. Untuk load at yield point dihasilkan sebesar 60680N
dan maximum load dihasilkan sebesar 64200 Newton. Dari data ini nantinya akan dibuat
sebuah grafik hubungan yang berisikan hubungan antara nilai regangan dengan beban serta
nilai stress dan strain.
5.1 Kesimpulan
Praktikum uji tarik ini dilakukan secara daring dan dihasilkan data berupa data sekunder
yang nantinya akan kita olah. Praktikum uji tarik ini mempunyai tujuan yaitu berupa
mahasiswa mengetahui prinsip pengujian tarik uniaksial, mahasiswa dapat menjelaskan
hubungan beban (load) - pertambahan panjang (extension) dan hubungan tegangan (stress)
– regangan (strain). Lalu mahasiswa mengevaluasi kekuatan tarik (ultimate tensile strength),
kekuatan yield (yield strength), % perpanjangan (elongation), regangan patah (fracture
strain), rasio Poisson, dan modulus elastisitas dari material uji tarik yang dibebani uniaksial.
Serta mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik deformasi dan karakteristik patah material
yang berbeda. Praktikum ini menggunakan alat berupa UTM yang merupakan suatu alat
mesin uji gaya sumbu tunggal tarik atau tekan yang sering digunakan dalam pengujian
material logam maupun material lainnya. Selain itu juga terdapat grafik yang menjelaskan
hubungan strain dan stress serta hubungan antara regangan dan load yang dihasilkan data
yang berbanding lurus. Data hasil praktikum yang diperoleh dalam praktikum ini yaitu
berupa Modulus young sebesar GPa, Load at yield sebesar 61940 N,
Yield Strength (MPa) sebesar MPa, Maximum Load (N) sebesar 64200 N, Ultimater
Strength sebesar 0.523 MPa, % Elongation dan % area reduction yang masing-masing
sebesar 7% dan 82,69%
Amaliyah, Ela Firda, Tyas Ayu Widiningrum, Ludfi Djakfar, dan Harimurti. 2017. Analisa
Tegangan dan Regangan pada Perkerasan Porus dengan Skala Semi Lapangan dan
Software Ansys. Jurnal Teknik Sipil 2(1): 34-45
Dabhi, Baiju, Chauhan, dan Choksi. 2016. Review for Design of Gripper in Universal Testing
Machine. International Journal for Scientific Research & Development 4(1): 1580-1589
Faisal, Muhammad, Muhammad Balfas dan Kusno Kamil. 2018. Analisis Kekuatan Tarik
pada Logam Axle Shaftdengan Pengelasan Gesek (Friction Welding). Jurnal Teknologi
19(1): 23-29
Harsi, Nasmi Herlina Sari, dan Sinarep. 2015. Karakteristik Kekuatan Bending Dan Kekuatan
Tekan Komposit Serat Hybrid Kapas/Gelas Sebagai Pengganti Produk Kayu. Jurnal
Dinamika Teknik Mesin 5(2): 58-67
Muchiar, dan Kisman Mahmud. 2016. Penelitian Terhadap Deformasi pada Paduan
Aluminium Tipe A5083p-O dengan Teknik Interferometri Optik. Jurnal Teknologi 8(2):
81-92
Muhammad dan Reza Putra. 2017. Uji Mekanik Komposit Berpenguat Serat Pandan Duri
dan Resin Polyester Dengan Variasi Komposisi Metoda Fraksi Berat. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal 6(2): 63 – 72
Mustofa, Ali, Sarjito Jokosisworo, dan Ari Wibawa Budi S. 2018. Analisa Kekuatan Tarik,
Kekuatan Lentur Putar dan Kekuatan Puntir Baja ST 41 sebagai Bahan Poros Baling-
baling Kapal (Propeller Shaft) setelah Proses Quenching. Jurnal Teknik Perkapalan
6(1): 198-212
Nofri, Media dan Acang Taryana. 2017. Analisis Sifat Mekanik Baja Skd 61 Dengan Baja St
41 Dilakukan Hardening dengan Variasi Temperatur. Bina Teknik 13(2): 189-199
Nofriady dan Ismet Eka. 2013. Makrostruktur dan Permukaan Patah dalam Uji Tarik
Terhadap Perlakuan Panas pada Baja Karbon Rendah. Jurnal Mechanical 4(2): 1-11
Nuryanto, Riyan. 2011. Studi kelayakan Desain Spesimen terhadap Mekanisme Deformasi
Regangan Bidang pada Uji Tarik Panas Uniaksial Baja ASTM A572 Grade 50. [Skripsi].
Universitas Indonesia. Depok
Prasetya, Juniar Adi. 2018. Sistem Human Machine Interface Pada Universal Testing
Machine. [Thesis]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Rizal, Yose. 2012. Peningkatan Kekuatan Tarik Baja Karbon AISI 1040 Akibat Pengaruh
Media Pendingin pada Proses Perlakuan Panas. Jurnal Pengairan 1(2): 70-78
Salindeho, Robert Denti, Jan Soukota, dan Rudy Poeng. 2012. Pemodelan Pengujian Tarik
Untuk Menganalisis Sifat Mekanik Material. Jurnal Teknik Mesin 1(1): 1-11
Sari, Kartika dan Rahmat Satoto. 2010. Analisis Korelasi Kondisi Pembuatan Film Tipis
Polipropilen (PP) dan Sifat-Sifat Mekaniknya dengan Metode Uji Tarik. Jurnal Berkala
Fisika 13(2): 27-38
Sardi, Vicky Bhaskara, Sarjito Jokosisworo, dan Hartono Yudo. 2018. Pengaruh Normalizing
dengan Variasi Waktu Penahanan Panas (Holding Time) Baja ST 46 terhadap Uji
Kekerasan, Uji Tarik, dan Uji Mikrografi. Jurnal Teknik Perkapalan 6(1): 31-43
Setiawan, Satria Yudha. 2019. Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Tarik dan Tekan
pada Proses Ekstrusi di Mesin Printer 3D. [Tugas Akhir]. Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Medan
Siregar, Ahmad Marabdi dan Juliansyah Fauzan Nasution. Efek Kecepatan Pembebanan
pada Bahan Baja Terhadap Kekuatan Tarik Impak. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM
4(1): 34 - 43
Souisa, Matheus. 2011. Analisis Modulus Elastisitas dan Angka Poisson Bahan dengan Uji
Tarik. Jurnal Barekeng 5(2): 9 – 14
Sulaeman, Budiawan. 2018. Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Material. Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Teknik 3(2): 127 – 138
Sutopo, Eddy Ibrahim, Netty Kurniawati, dan Fitriana Lasmana. 2019. Studi Modulus
Elastisitas (Modulus Young) untuk Karakterisasi Berbagai Jenis Batubara Berdasarkan
Analisis Kecepatan Gelombang. Jurnal Penelitian Sains 12(2): 23-31
Yusuf, Edy dan Zulmiardi. 2015. Analisa Kekuatan Tarik Serat Tunggal Pelepah Lontar
Dengan 10% NaOH. Journal of Mechanical Science and Technology 3(1): 1-4
Zuchry, Muhammad. 2011. Pengaruh Suhu Karburasi dan Waktu Tahan Terhadap Kekuatan
Tarik Baja Karbon dengan Variasi Media Pendingin. Jurnal SMARTek 9(2): 122 – 127
LAMPIRAN