Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.

2 Juli 2016

PENGARUH LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN


KANGKUNG DARAT (IPOMOEA REPTANS POIR) SECARA HIDROPONIK
PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

Yanti Siti Rohmah1), Ilah Nurlaelah2), Agus Prianto2)


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan

Abstract
Limbah cair tahu mengandung bahan-bahan organik yang masih sangat tinggi seperti
karbohidrat, protein, lemak, kalium dan sebagainya. Sebagian besar limbah cair tahu langsung
dibuang tanpa adanya proses pengolahan lebih lanjut sehingga menimbulkan pencemaran,
untuk itu diperlukan suatu pengolahan terhadap limbah cair tahu, salah satunya diolah
menjadi larutan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah cair tahu
terhadap pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) secara hidroponik pada
konsentrasi yang berbeda. Penelitian tahap pertama merupakan penelitian deskriptif, yaitu uji
kandungan unsur nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K) pada limbah cair tahu dan tahap
kedua merupakan penelitian eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan satu faktor yaitu konsentrasi limbah cair tahu diantaranya 0% (kontrol negatif), 25%,
50%, 75%, 100% dan AB Mix (kontrol positif) dengan tiga parameter, yaitu tinggi batang,
jumlah daun dan berat basah tanaman. Disamping itu, dilakukan pengukuran terhadap kondisi
lingkungan abiotik yang meliputi pH, suhu dan kelembapan. Analisis data pada tahap pertama
dilakukan secara deskriptif dan analisis data tahap kedua menggunakan RAL dan dilanjutkan
dengan uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukkan kandungan unsur NPK pada limbah cair tahu yaitu N 0,011% pada
kategori sangat rendah, P 0,037% pada kategori sangat tinggi dan K 0,052% pada kategori
tinggi. Dari semua perlakuan yang menggunakan limbah cair tahu menunjukkan konsentrasi
100% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)
pada parameter tinggi batang, jumlah daun dan berat basah tanaman.
Kata Kunci: Limbah Cair Tahu, Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir), Hidroponik

1. PENDAHULUAN sebagian besar dari pabrik tahu tersebut


Industri pengolahan makanan dari tidak ada bagian khusus yang menangani
kedelai baik dalam skala kecil maupun pengolahan limbahnya terutama untuk
menengah banyak terdapat di wilayah limbah cair. Limbah cair tahu yang
Kabupaten Kuningan terutama industri tahu dihasilkan dibuang langsung melalui
yang menghasilkan sumber makanan yang saluran air, bermuara di sungai dan
dapat diperoleh dengan mudah dan murah akhirnya menimbulkan pencemaran.
serta memiliki kandungan gizi yang tinggi. Menurut Makiyah (2013) limbah cair
Menurut Suprapti (dalam Asmoro et al., tahu mengandung bahan-bahan organik
2008) selaian keberadaan industri tahu yang masih sangat tinggi seperti
yang sangat penting, industri tahu juga karbohidrat, protein, lemak, kalium dan
mempunyai dampak yang cukup penting sebagainya. Apabila limbah cair tersebut
terhadap lingkungan terutama untuk langsung dibuang tanpa adanya proses
masalah limbahnya. pengolahan lebih lanjut maka akan
Menurut Nurhayati (2011) di menimbulkan pencemaran, seperti
Kabupaten Kuningan pada tahun 2009, menimbulkan rasa dan bau yang tidak
terdapat 67 unit industri kecil tahu yang sedap serta berkurangnya oksigen yang
tersebar di beberapa Kecamatan. Namun, terlarut dalam air sehingga dapat
dari hasil observasi terhadap industri tahu mengakibatkan organisme yang hidup di
yang ada di Kabupaten Kuningan dalam air terganggu karena kehidupannya
khususnya di Kecamatan Ciawigebang, tergantung pada lingkungan sekitar.

1
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Oleh karena itu, untuk mengatasi hidroponik dapat berkembang dengan


masalah pencemaran tersebut diperlukan cepat, karena hidroponik mempunyai
suatu langkah yang cermat, sehingga banyak kelebihan, yaitu dapat menekan
limbah cair tahu dapat dibuang ke serangan hama, cendawan dan penyakit
lingkungan sekitarnya dengan aman. yang berasal dari tanah, menghemat
Menurut Salamah et al (2009) pencemaran penggunaan areal tanam serta dengan
lingkungan yang terjadi akibat dari kontrol air dan unsur hara yang teratur,
pengolahan limbah yang kurang tepat dapat kualitas dan kuantitas panen menjadi
diperkecil dengan memanfaatkan limbah terjamin.
secara maksimal sebagai sumber energi Menurut Margianto dan Malik (dalam
yang dapat diperbarui terutama untuk Moerhasrianto, 2011) kebutuhan nutrisi
meningkatkan produksi pertanian. Salah untuk tanaman kangkung darat diantaranya
satu cara pemanfaatan limbah adalah 69 kg N/ha, 54 kg P2O5/ha dan 21 kg
dengan mengolahnya menjadi larutan K2O/ha. Sementara itu, menurut Salamah at
nutrisi karena limbah cair tahu al (2009) dari hasil analisis yang dilakukan
mengandung senyawa organik yang cukup oleh Balai Besar Teknik Kesehatan
tinggi yang sangat dibutuhkan oleh Lingkungan (BBTKL) Yogyakarta,
tanaman terutama sayuran. menunjukkan bahwa air perendaman
Menurut Handriatni dan Susilo (2010) kacang kedelai mengandung unsur nitrogen
kangkung darat (Ipomea reptans Poir) (N), fosfor (P) dan kalium (K) yang cukup
merupakan salah satu tanaman yang tinggi sehingga kebutuhan unsur hara yang
memiliki kemampuan adaptasi yang luas diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya
terhadap berbagai keadaan lingkungan akan tercukupi. Sehingga larutan nutrisi
tumbuh, mudah ditanam diberbagai tempat, yang berasal dari limbah cair tahu dapat
pemeliharaannya mudah dan memiliki digunakan sebagai larutan nutrisi alternatif
siklus hidup yang pendek. Menurut pada penanaman secara hidroponik
Anonim (dalam Salamah et al., 2009) terutama untuk tanaman kangkung darat.
kangkung darat merupakan salah satu Disamping itu, penelitian ini sesuai
sayuran berpotensi yang menduduki dengan visi Program Studi Pendidikan
peringkat kedua setelah bayam. Kangkung Biologi Universitas Kuningan untuk
darat mengandung gizi yang cukup tinggi, mengembangkan life skill dan
yaitu vitamin A, B, C, protein, kalsium, bioentrepreneurship mahasiswa. Sehingga
fosfor, besi dan sitosterol. Kangkung darat dengan mengembangkan life skill dan
termasuk jenis sayuran yang kaya bioentrepreneurship mahasiswa khususnya
betakaroten dan serat pangan (dietary fiber) mahasiswa Pendidikan Biologi diharapkan
yang keduanya dapat menurunkan resiko dapat memiliki kemampuan
kanker. Secara farmakologis kangkung entrepreneurship yang dikembangkan
berperan sebagai anti racun (antitoksik), dengan menerapkan konsep-konsep
antiradang, peluruh kencing, menghentikan biologi. Tujuan dari penelitian ini antara
perdarahan (hemostatik), zat sedatif (obat lain: (1) Mengetahui kandungan unsur
tidur) dan lain-lain. Selain itu, pertumbuhan nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K)
kangkung darat tegak, seragam dan tidak pada limbah cair tahu. (2) Mengetahui
menjalar sehingga menjadi pilihan untuk pengaruh limbah cair tahu terhadap
dibudidayakan secara hidroponik. pertumbuhan kangkung darat (ipomoea
Menurut Lingga (dalam Nurwahyuni, reptans Poir) secara hidroponik pada
2012) hidroponik adalah istilah yang konsentrasi yang berbeda.
digunakan untuk menjelaskan beberapa
cara bercocok tanam tanpa menggunakan 2. METODOLOGI PENELITIAN
tanah melainkan menggunakan air atau Penelitian ini dilakukan pada bulan
bahan porous lainnya seperti kerikil, pasir, Maret sampai Mei 2016. Penelitian tahap
arang sekam maupun pecahan genting pertama dilakukan secara deskriptif, yaitu
sebagai media tanam. Menurut Hendra dan uji kandungan unsur nitrogen (N), fosfat
Andoko (2014 : 5) bertanam secara (P) dan kalium (K) pada limbah cair tahu

2
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

dan tahap kedua dilakukan dengan cara Berdasarkan tabel 1 hasil uji
eksperimen di Laboratorium FKIP dan kandungan unsur NPK pada limbah cair
Greenhouse Fakultas Kehutanan tahu diperoleh nitrogen (N) sebesar
Universitas Kuningan menggunakan 0,011%, berdasarkan kriteria penilaian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan unsur hara tanah menurut Hadjowigeno
satu faktor yaitu konsentrasi limbah cair (dalam Surtinah, 2013), nilai tersebut
tahu diantaranya 0% (kontrol negatif), terdapat pada kategori sangat rendah. Hal
25%, 50%, 75%, 100% dan AB Mix ini disebabkan karena penyimpanan
(kontrol positif). limbah cair tahu dilakukan secara
Bahan yang digunakan antara lain 10 anaerob, sehingga menyebabkan oksigen
liter limbah cair tahu, benih kangkung menjadi terbatas. Pada keadaan ini terjadi
darat, nutrisi AB mix, aquades dan starter proses denitrifikasi, dimana nitrat (NO 3-)
EM4. Fermentasi limbah cair tahu diubah menjadi N2, NO, N2O dan NO2
dilakukan dengan cara mencampurkan 10 oleh bakteri anaerob. Bakteri tersebut
liter limbah cair tahu dengan 100 mL menggunakan NO3- sebagai penerima
starter EM4 1,5% yang telah diaktifkan, elektron selama proses respirasi, sehingga
lalu diaduk hingga tercampur rata. Setelah NO3- hilang ke atmosfer dalam bentuk
itu, ditutup rapat dan diletakan pada suhu NH3, N2O, NO2 dan NO yang mudah
kamar untuk selanjutnya dilakukan menguap. Hal ini menyebabkan nitrogen
fermentasi selama 20 hari (Makiyah, 2013). yang terkandung dalam limbah cair tahu
Sampel dalam penelitian ini adalah bibit menjadi sangat rendah. Fosfat (P2O5)
kangkung darat yang telah berumur 2 sebesar 0,037%, berdasarkan kriteria
minggu dan berdaun 2-4 helai. penilaian unsur hara tanah menurut
Sumber data dalam penelitian ini Hadjowigeno (dalam Surtinah, 2013),
adalah hasil uji kandungan unsur NPK pada nilai tersebut terdapat pada kategori
limbah cair tahu yang dianalisis secara sangat tinggi. Kalium (K2O) sebesar
deskriptif, hasil pertumbuhan kangkung 0,052%, berdasarkan kriteria penilaian
darat meliputi tinggi batang, jumlah daun unsur hara tanah menurut Hadjowigeno
dan berat basah tanaman serta pengukuran (dalam Surtinah, 2013), nilai tersebut
terhadap kondisi lingkungan abiotik terdapat pada kategori tinggi.
meliputi pH, suhu dan kelembapan. Uji Pada penelitian tahap kedua yang
hipotesis terhadap data pertumbuhan merupakan aplikasi hasil fermentasi
kangkung darat dilakukan dengan uji RAL limbah cair tahu menggunakan EM4
dan uji lanjutan menggunakan uji Wilayah terhadap pertumbuhan kangkung darat
Berganda Duncan pada taraf 5%. dengan tiga parameter, yaitu tinggi
batang, jumlah daun dan berat basah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman diperoleh hasil sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang telah 1. Tinggi batang
dilakukan, pada tahap pertama uji Dari hasil penelitian yang telah
kandungan unsur NPK pada lembah cair dilakukan, didapatkan data rata-rata tinggi
tahu didapatkan data sebagai berikut : batang yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Kandungan Unsur NPK pada Tabel 2. Rata-rata Tinggi Batang


Limbah Cair Tahu Kangkung Darat
Hasil Kriteria Tinggi Batang Kangkung Darat (Cm)
Parameter
(%) Pengulangan PERLAKUAN
Nitrogen Sangat Rendah A B C D K L
0,011 1 12,0 6,6 8,1 16,8 16,4 10,3
(N) (<0,10%)
Fosfat Sangat Tinggi 2 12,8 8,7 11,8 14,1 25,2 9,6
0,037 3 12,1 9,1 11,0 10,7 16,5 8,4
(P2O5) (>0,035%)
4 14,4 10,4 8,4 14,8 28,9 8,5
Kalium Tinggi
0,052 Jumlah 51,3 34,8 39,3 56,4 87,0 36,8
(K) (0,04 - 0,060%)
Rata-rata 12,8 8,7 9,8 14,1 21,8 9,2

3
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa Berdasarkan tabel tersebut, perlakuan


pada parameter tinggi batang, perlakuan D (100%) memberikan hasil yang terbaik
kontrol positif (AB Mix) memberikan hasil dengan rata-rata berat basah sebesar 12,0
yang terbaik dengan rata-rata tinggi batang gram, sedangkan perlakuan kontrol negatif
sebesar 21,8 cm, sedangkan rata-rata tinggi sebesar 1,6 gram. Berdasarkan uji Duncan
batang terendah pada perlakuan B (50%) pada taraf 5%, berat basah pada perlakuan
sebesar 8,7 cm. Berdasarkan uji Duncan D (100%) berbeda nyata dengan perlakuan
pada taraf 5%, perlakuan kontrol positif lainnya, artinya perlakuan D (100%)
(AB Mix) memberikan pengaruh yang memberikan pengaruh yang berbeda
berbeda dengan perlakuan lainnya terhadap dengan perlakuan lainnya terhadap berat
pertumbuhan tinggi batang kangkung darat. basah tanaman kangkung darat.
2. Jumlah daun Secara ringkas data mengenai
Data rata-rata jumlah daun tanaman pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea
kangkung darat, dapat dilihat pada Tabel.3 reptans Poir) pada parameter tinggi batang,
berikut : jumlah daun dan berat basah dapat dilihat
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Kangkung pada gambar 1 berikut :
Darat
Jumlah Daun Kangkung Darat (Helai)
Pengulangan PERLAKUAN
A B C D K L
1 7,1 4,3 6,2 8,2 7,9 6,2
2 5,9 5,1 6,7 8,6 8,3 5,9
3 5,6 6,0 5,6 7,9 7,4 5,9
4 7,2 7,6 6,3 8,7 8,5 5,8
Jumlah 25,8 23,0 24,8 33,4 32,1 23,8
Rata-rata 6,5 5,8 6,2 8,4 8,0 6,0

Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa


perlakuan D (100%) memberikan hasil
yang terbaik dengan rata-rata jumlah daun
sebesar 8,4 helai, sedangkan rata-rata Gambar 1. Pertumbuhan Kangkung darat
jumlah daun terendah pada perlakuan B
(50%) sebesar 5,8 helai. Berdasarkan uji Pembahasan
Duncan pada taraf 5%, jumlah daun pada Berdasarkan hasil penelitian
perlakuan D (100%) dengan perlakuan menunjukkan bahwa semakin tinggi
kontrol positif (AB Mix) menunjukan tidak konsentrasi limbah cair tahu yang
berbeda nyata, artinya perlakuan D(100%) diberikan, berpengaruh nyata terhadap
memberikan pengaruh yang sama dengan pertumbuhan kangkung darat yang ditinjau
perlakuan kontrol positif (AB Mix) dari parameter jumlah daun dan berat basah
terhadap jumlah daun kangkung darat. tanaman, namun pada parameter tinggi
3. Berat basah tanaman batang tidak seoptimal perlakuan kontrol
Rata-rata berat basah kangkung darat positif yang menggunakan nutrisi AB Mix.
dari setiap perlakuan tertera pada tabel 4. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
Tabel 4. Rata-rata Berat Basah Kangkung parameter tinggi batang, perlakuan kontrol
Darat positif (AB Mix) memiliki rata-rata tinggi
Berat Basah Kangkung Darat (Gram)
PERLAKUAN
batang paling tinggi dibandingkan
Pengulangan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan
A B C D K L
1 4,3 4,1 3,1 11,1 7,8 2,1 karena pada perlakuan K (kontrol positif)
2 4,8 2,8 3,3 13,4 10,9 2,1 menggunakan nutrisi standar hidroponik
3 4,1 2,5 5,3 7,2 5,3 1,6 yaitu nutrisi AB Mix yang mengandung
4 4,0 5,1 4,5 16,1 7,8 0,7
17,2 14,5 16,2 47,8 31,8 6,5
unsur hara makro dan mikro seimbang
Jumlah
Rata-rata 4,3 3,6 4,1 12,0 8,0 1,6 yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang
tersedia dalam jumlah yang sesuai akan
mempermudah masuknya unsur hara

4
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

tersebut ke dalam jaringan akar, sehingga (auksin). Auksin merupakan hormon


pertumbuhan dan perkembangan tanaman endogenous yang memiliki peran fisiologis
menjadi optimal. Namun, apabila unsur pada tumbuhan dalam pemanjangan dan
hara yang tersedia tidak sesuai akan perkembangan sel. Menurut Campbell dan
menyebabkan pertumbuhan dan Reece (dalam Hidayat, 2011) “auksin
perkembangan tanaman menjadi tidak berperan sebagai pemompaan proton pada
optimal. membran plasma. Pada daerah
Kurang optimalnya pertumbuhan tinggi perpanjangan sel, auksin meningkatkan
batang pada perlakuan lainnya karena pompa proton sehingga dalam beberapa
ketersediaan unsur hara yang lebih rendah. menit meningkatkan potensial membran
Telah diketahui bahwa nitrogen yang dan menurunkan pH dalam dinding sel.
terkandung dalam limbah cair tahu sangat Lingkungan yang menjadi asam
rendah. Hal ini disebabkan karena menyebabkan aktivasi enzim ekspansin
penyimpanan limbah cair tahu dilakukan yang melepaskan ikatan hidrogen antara
secara anaerob, sehingga menyebabkan ikatan mikrofibril selulosa dan
oksigen menjadi terbatas. Pada keadaan ini melonggarkan struktur dinding sel,
terjadi proses denitrifikasi, dimana nitrat kemudian intergritas selulsa murni menjadi
(NO3-) diubah menjadi N2, NO, N2O dan lemah akibat pengaruh auksin. Peningkatan
NO2 oleh bakteri anaerob. Bakteri tersebut potensial membran mengakibatkan
menggunakan NO3- sebagai penerima pengambilan ion dari luar sel ke dalam sel
elektron selama proses respirasi, sehingga sehingga terjadi pemasukan air secara
NO3- hilang ke atmosfer dalam bentuk NH3, osmosis. Pemasukkan air tersebut diiringi
N2O, NO2 dan NO yang mudah menguap. dengan plastisitas dinding sel yang
Hal ini menyebabkan nitrogen yang mengakibatkan pemanjangan sel”.
terkandung dalam limbah cair tahu menjadi Berdasarkan uraian tersebut, dengan
sangat rendah, sehingga menyebabkan kandungan nitrogen dalam limbah cair tahu
kebutuhan nitrogen tanaman kangkung yang sangat rendah, menyebabkan
darat tidak tercukupi. Ferguson et al (dalam pembentukan sel-sel baru, proses
Hasbi, 2015) mengatakan bahwa “nitrogen pembelahan dan pemanjangan sel pada
merupakan faktor kunci yang membatasi bagian tajuk tanaman tidak optimal,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman”. sehingga menghambat pertumbuhan tinggi
Selain itu, Hindriana (2004 : 45) batang tanaman. Hal ini terlihat pada
mengatakan bahwa “nitrogen dijumpai perlakuan yang menggunakan limbah cair
pada sebagian besar senyawa tumbuhan tahu dan perlakuan kontrol negatif yang
terutama terdapat pada protein struktural hanya menggunakan air saja memiliki
dan protein fungsional. Pada protein tinggi batang tanaman yang lebih rendah
struktural, nitrogen berperan dalam dibandingkan dengan perlakuan kontrol
pembentukan dinding sel, membran dan positif yang menggunakan AB Mix.
biji, sedangkan pada protein fungsional, Pada minggu pertama, pertumbuhan
nitrogen berperan dalam pembentukan tanaman kangkung darat pada perlakuan B
hormon dan enzim”. Hindriana (2004 : 49) (50%), perlakuan C (75%) dan perlakuan D
mengatakan pula bahwa “protein di dalam (100%) tidak optimal. Hal ini disebabkan
sel akan dipecah oleh enzim proteinase dan karena terjadinya pengendapan larutan
peptidase menjadi asam amino dan amida. nutrisi yang diakibatkan oleh aerator yang
Beberapa asam amino dan amida yang digunakan mengalami kerusakan, sehingga
dilepaskan selama proses hidrolisis protein pH larutan nutrisi pada perlakuan tersebut
akan digunakan untuk membentuk protein menjadi basa (8-9), sedangkan pH optimum
baru yang khusus, asam amino dan untuk pertumbuhan kangkung darat adalah
sebagainya, tetapi sebagian besar diangkut 5,5-6,5. Menurut Elisa, (2016) “pH dapat
melalui floem ke sel yang sedang tumbuh mempengaruhi ketersediaan unsur hara
di bagian akar dan tajuk.” Pada bagian bagi tanaman yaitu unsur hara menjadi
tajuk, protein dalam bentuk asam amino tersedia atau kurang tersedia yang dapat
triptofan membentuk molekul IAA berakibat pada kekurangan atau keracunan

5
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

suatu unsur bagi tanaman”. Berdasarkan perlakuan D (100%) menjadi lebih optimal.
hal tersebut, pada keadaan pH larutan Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi
nutrisi yang menjadi basa menyebabkan 100% memberikan perbedaan yang nyata
unsur hara dalam larutan nutrisi pada terhadap pertumbuhan tinggi batang
perlakuan tersebut menjadi berkurang, tanaman kangkung darat meskipun tidak
sehingga pertumbuhan dan perkembangan seoptimal perlakuan kontrol positif.
tanaman menjadi tidak optimal yang Jumlah daun pada perlakuan D (100%)
ditandai dengan tinggi batang tanaman memiliki rata-rata pertambahan jumlah
pada perlakuan tersebut lebih rendah daun yang lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan perlakuan lainnya. perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan B
Selain kebutuhan unsur hara, cahaya (50%) memiliki rata-rata pertambahan
matahari juga berpengaruh terhadap jumlah daun paling rendah dibandingkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman perlakuan lainnya. Hal ini karena pada saat
kangkung darat. Tanaman kangkung darat awal pindah tanam, bibit kangkung darat
yang diletakkan disebelah barat cenderung pada perlakuan ini memiliki rata-rata
memiliki batang yang lebih panjang. Hal jumlah daun yang paling rendah, sehingga
ini karena disebelah barat greenhouse berdampak pada hasil akhir perhitungan
banyak terdapat pepohonan yang jumlah daun yang menghasilkan rata-rata
menjulang tinggi sehingga cahaya matahari jumlah daun yang paling rendah
terhalang oleh pepohonan tersebut dan dibandingkan perlakuan lainnya.
menyebabkan terjadinya etiolasi, sehingga Terjadinya perbedaan pertambahan
tanaman kangkung darat yang diletakan jumlah daun disebabkan karena konsentrasi
disebelah barat memiliki batang yang lebih limbah cair tahu yang digunakan berbeda,
panjang. sehingga kandungan unsur haranya pun
Berdasarkan uji RAL terhadap data berbeda. Banyaknya unsur hara yang
rata-rata tinggi batang kangkung darat diserap oleh tanaman berpengaruh terhadap
diperoleh hasil Fhitung (10,7) > Ftabel (0,01) proses pembentukan daun karena proses
(4,25), sehingga H1 diterima, artinya pembentukan sel-sel baru sangat erat
terdapat perbedaan yang signifikan pada hubungannya dengan ketersediaan unsur
tinggi batang kangkung darat (Ipomea hara yang diperlukan tanaman. Hal ini
reptans Poir) menggunakan limbah cair dapat dilihat pada perlakuan D (100%)
tahu dengan konsentrasi yang berbeda. yang memberikan pengaruh pertambahan
Setelah dilakukan uji lanjutan jumlah daun yang lebih optimal karena
menggunakan uji Duncan pada taraf 5% mampu menyuplai kebutuhan unsur hara
menunjukkan bahwa perlakuan kontrol yang dibutuhkan kangkung darat.
positif berbeda nyata dengan perlakuan Menurut Nyakpa (dalam Adnan et al.,
lainnya, artinya perlakuan kontrol positif 2013) “proses pembentukan daun tidak
memberikan pengaruh yang berbeda terlepas dari peranan unsur hara seperti
dengan perlakuan lainnya terhadap nitrogen dan fosfor yang tersedia bagi
pertumbuhan tinggi batang kangkung darat. tanaman. Kedua unsur ini berperan dalam
Sedangkan perlakuan D (100%) berbeda pembentukan sel-sel baru dan komponen
nyata dengan perlakuan perlakuan B (50%) utama penyusun senyawa organik dalam
dan kontrol negatif, artinya perlakuan D tanaman seperti asam amino, asam nukleat,
(100%) memberikan pengaruh yang klorofil, ADP dan ATP. Sehingga apabila
berbeda dengan perlakuan B (50%) dan tanaman defisiensi untuk kedua unsur hara
kontrol negatif terhadap pertumbuhan tersebut, maka metabolisme tanaman akan
tinggi batang kangkung darat. Perlakuan D terganggu menyebabkan proses
(100%) mengandung unsur hara lebih pembentukan daun menjadi terhambat”.
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya Pada perlakuan kontrol negatif yang hanya
yang menggunakan limbah cair tahu menggunakan air saja, terlihat kondisi daun
dengan konsentrasi yang lebih rendah, berwarna kuning pucat, bentuknya lebih
sehingga menyebabkan pertumbuhan tinggi kecil dan tipis serta pada setiap pengamatan
batang tanaman kangkung darat pada banyak daun yang berguguran. Hal ini

6
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

disebabkan karena kebutuhan unsur hara lainnya yang menggunakan limbah cair
seperti nitrogen dan fosfor pada perlakuan tahu dengan konsentrasi yang lebih rendah,
tersebut tidak terpenuhi, sehingga tanaman sehingga menyebabkan pertambahan
kangkung darat mengalami defisiensi jumlah daun tanaman kangkung darat pada
kedua unsur tersebut. perlakuan D (100%) lebih optimal. Hal ini
Faktor lingkungan yang mempengaruhi menunjukkan bahwa konsentrasi 100%
pertambahan jumlah daun dalam penelitian memberikan perbedaan yang nyata
ini diantaranya cahaya matahari, suhu dan terhadap pertambahan jumlah daun
kelembaban. Berdasarkan pengamatan tanaman kangkung darat.
selama penelitian berlangsung di dalam Berdasarkan hasil perhitungan berat
greenhouse, pada siang hari terjadi basah kangkung darat yang dilakukan
peningkatan intensitas cahaya matahari setelah panen, terlihat bahwa perlakuan D
yang tinggi, sehingga menyebabkan suhu (100%) memiliki rata-rata berat basah yang
ruangan menjadi naik mencapai 45°C dan lebih tinggi dibandingkan perlakuan
kelembapan menjadi turun sampai 29%. lainnya. Sedangkan perlakuan kontrol
Hal ini menyebabkan tanaman kangkung negatif memiliki rata-rata berat basah
darat menjadi layu karena kehilangan air paling rendah. Menurut Adnan et al (2013)
lewat transpirasi. Menurut Campbell et al “peningkatan berat basah tanaman tidak
(2008 : 332), “suhu tinggi dan transpirasi terlepas dari peningkatan unsur hara seperti
yang berlebihan dapat menyebabkan nitrogen, fosfor dan kalium dimana unsur
penutupan stomata untuk beberapa saat nitrogen mempengaruhi pembentukan sel-
pada siang hari”. Pada keadaan ini laju sel baru, fosfor berperan dalam pengaktifan
fotosintesis tanaman kangkung darat enzim-enzim dalam fotosintesis dan kalium
menjadi menurun menyebabkan mempengaruhi perkembangan jaringan
pembentukan karbohidrat menjadi meristem yang dapat mempengaruhi
berkurang, sehingga menghambat proses panjang dan lebar daun”. Telah diketahui
pembentukan daun. Hal ini dapat dilihat bahwa limbah cair tahu mengandung unsur
pada rata-rata pertambahan jumlah daun nitrogen yang sangat rendah, fosfat yang
tanaman kangkung darat selama penelitian sangat tinggi dan kalium yang tinggi. Hal
berlangsung tidak terlalu pesat. Selain itu, ini menyebabkan perlakuan D dengan
terdapat hama seperti belalang dan semut konsentrasi limbah cair tahu 100%
yang menyerang pada bagian daun, memiliki kandungan unsur hara yang lebih
sehingga menyebabkan daun-daun tersebut tinggi dibandingkan perlakuan lainnya,
menjadi bolong-bolong. sehingga mampu mencukupi kebutuhan
Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh hasil unsur hara terutama unsur nitrogen, fosfor
Fhitung (9,1) > Ftabel (0,01) (4,25), sehingga H1 dan kalium yang sangat dibutuhkan
diterima, artinya terdapat perbedaan yang tanaman kangkung darat untuk
signifikan pada jumlah daun kangkung pertumbuhannya. Selain itu Adnan et al
darat (Ipomea reptans Poir) menggunakan (2013) juga menyatakan, “peningkatan
limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berat basah pada tanaman berhubungan
berbeda. Setelah dilakukan uji lanjutan dengan pertambahan jumlah daun yang
menggunakan uji Duncan pada taraf 5% cukup signifikan serta kencendrungan luas
menunjukkan bahwa perlakuan D (100%) daun yang semakin besar”. Hal ini dapat
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dilihat pada perlakuan D (100%), tanaman
tetapi tidak berbeda nyata dengan kangkung darat memiliki rata-rata jumlah
perlakuan kontrol positif, artinya perlakuan daun yang lebih tinggi dan daun lebih
D (100%) memberikan pengaruh yang panjang serta lebih lebar.
berbeda dengan perlakuan A (25%), Perlakuan kontrol negatif memiliki
perlakuan B (50%), perlakuan C (75%) dan rata-rata berat basah yang paling rendah
perlakuan kontrol negatif terhadap dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini
pertambahan jumlah daun kangkung darat. disebabkan karena pada perlakuan ini
Perlakuan D (100%) mengandung unsur hanya diberi air saja, sehingga kebutuhan
hara lebih tinggi dibandingkan perlakuan nutrisi tanaman kangkung darat tidak

7
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

terpenuhi menyebabkan tanaman kangkung baik terhadap pertumbuhan tanaman


darat mengalami defisiensi unsur hara kangkung darat. Hal ini menunjukkan
seperti nitrogen menyebabkan daun semakin tinggi konsentrasi limbah cair tahu
berwarna kuning, defisiensi fosfat yang yang diberikan menyebabkan semakin baik
dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi pertumbuhan tanaman kangkung darat.
metabolisme sehingga tanaman menjadi Oleh karena itu, konsentrasi 100% limbah
kerdil dan defisiensi kalium menyebabkan cair tahu paling baik digunakan untuk
gugurnya daun yang baru terbentuk. Hal ini pertumbuhan tanaman kangkung darat.
dapat dilihat pada tanaman kangkung darat
dalam perlakuan kontrol negatif yang 4. KESIMPULAN
tumbuh kerdil, batang dan daun limbah cair tahu mengandung unsur
menguning, daun yang terbentuk lebih nitrogen total sebesar 0,011% pada kategori
kecil, tipis dan jumlahnya lebih sedikit sangat rendah, fosfat 0,037% pada kategori
serta selama penelitian berlangsung banyak sangat tinggi dan kalium 0,052% pada
daun yang berguguran. kategori tinggi. Limbah cair tahu
Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh hasil berpengaruh terhadap pertumbuhan
Fhitung (14,8) > Ftabel (0,01) (4,25), sehingga H1 kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).
diterima, artinya terdapat perbedaan yang Dari semua perlakuan yang menggunakan
signifikan pada berat basah kangkung darat limbah cair tahu menunjukkan konsentrasi
(Ipomea reptans Poir) menggunakan 100% memberikan hasil terbaik untuk
limbah cair tahu dengan konsentrasi yang pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea
berbeda. Setelah dilakukan uji lanjutan reptans Poir) pada parameter tinggi batang,
menggunakan uji Duncan pada taraf 5% jumlah daun dan berat basah tanaman.
menunjukkan bahwa perlakuan D (100%)
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, 5. REFERENSI
artinya perlakuan D (100%) memberikan Adnan, Adyan., A. Rasyad., Armaini. 2013.
pengaruh yang berbeda dengan perlakuan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
lainnya terhadap berat basah tanaman Kangkung Darat (Ipomea Reptans
kangkung darat. Perlakuan D (100%) Poir) diberi Trichokompos Jerami
mengandung unsur hara lebih tinggi Padi. (Online). Jurnal.
dibandingkan perlakuan lainnya yang http://jom.unri.ac.id. Diakses 07
menggunakan limbah cair tahu dengan Januari 2016
konsentrasi yang lebih rendah, sehingga Asmoro, Y., Suranto., D. Sutoyo. 2008.
kebutuhan unsur hara terutama nitrogen, Pemanfaatan Limbah Tahu untuk
fosfor dan kalium yang dibutuhkan Peningkatan Hasil Tanaman Petsai
tanaman kangkung darat tercukupi (Brassica chinensis). (Online).
menyebabkan pertumbuhan tanaman Jurnal Bioteknologi. Vol.5(2).
kangkung darat pada perlakuan D (100%) http://biosains.mipa.uns.ac.id.
lebih optimal. Hal ini menunjukan bahwa Diakses 31 Desember 2015
konsentrasi 100% memberikan perbedaan Campbell, N.A., J.B. Reece., L.A. Urry.,
yang nyata terhadap berat basah tanaman M.L. Cain., S.A. Wasserman., P.V.
kangkung darat. Minorsky., R.B. Jackson. 2008.
Unsur nitrogen, fosfat dan kalium Biologi, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
termasuk ke dalam unsur hara makro yang Elisa. 2016. Faktor-faktor yang
dibutuhkan tanaman terutama sayuran. Mempengaruhi Pertumbuhan
Pernyataan ini sesuai dengan Tanaman. (Online).
Moerhasrianto (2011) yang menyatakan http://elisa.ugm.ac.id. Diakses 23
bahwa unsur hara utama yang dibutuhkan Juni 2016
oleh sayuran adalah nitrogen, fosfat dan Handriatni, A. dan Susilo. 2010. Upaya
kalium. Kebutuhan unsur nitrogen, fosfat Peningkatan Produksi Tanaman
dan kalium ini dapat diperoleh dari limbah Kangkung Darat (Ipomoea reptans
cair tahu dengan konsentrasi 100% limbah Poir) dengan Pemangkasan dan
cair tahu memberikan pengaruh yang lebih Pemberian Pupuk N di Lahan Pantai.

8
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

(Online). Jurnal Ilmiah Perikanan Nurwahyuni, Endah. 2012. Optimalisasi


dan Kelautan. Vol.1(1). Pekarangan melalui Budidaya
http://journal.unikal.ac.id. Diakses Tanaman secara Hidroponik.
07 Januari 2016 (Online). Prosiding Seminar
Hasbi, Naharuddin. 2015. Pengaruh Nasional Optimalisasi Pekarangan.
Pemberian Pupuk Nitrogen, Fosfor Balai Pengkajian Teknologi
dan Kalium terhadap Pertumbuhan Pertanian Jawa Tengah. UNDIP
dan Reproduksi Rumput Benggala PRESS. Jawa Tengah.
(Panicum maximum). (Online). http://jateng.litbang.pertanian.go.id.
Skripsi. Fakultas Peternakan, Diakses 07 Januari 2016
Universitas Hasanuddin. Makasar. Salamah, Z., S.T. Wahyuni., L.B. Utami.
http://repository.unhas.ac.id. Diakses 2009. Pemanfaatan Limbah Cair
01 Agustus 2016 Industri Tempe untuk Meningkatkan
Hendra, H.A. dan A. Andoko. 2014. Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Darat (Ipomoea reptans, Poir).
Paktani Hydrofarm. PT AgroMedia (Online). Prosiding Seminar
Pustaka, Jakarta. Nasional Penelitian.
Hidayat, W.S, 2011. Hormon Tumbuhan, http://eprints.uny.ac.id. Diakses 31
Auxin, Signal Perluasan Sel. Desember 2015
(Online).http://gedangmatikenekviru Surtinah. 2013. Pengujian Kandungan
s.wordpress.com Diakses 01 Unsur Hara dalam Kompos yang
Agustus 2016 Berasal dari Serasah Tanaman
Hindriana, A. F. 2004. Diktat Fisiologi Jagung Manis (Zae mays
Tumbuhan. Universitas Kuningan saccharata). (Online). Jurnal Ilmiah
Makiyah, M. 2013. Analisis Kadar N, P Pertanian. Vol. 11(1).
dan K Pada Pupuk Cair Limbah http://unilak.ac.id. Diakses 16 Mei
Tahu dengan Penambahan Tanaman 2016
Matahari Meksiko (Thitonia
diversivolia). (Online). Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
http://Iib.unnes.ac.id. Diakses 07
Januari 2016
Moerhasrianto, P. 2011. Respon
Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran
pada Berbagai Konsentrasi Nutrisi
Larutan Hidroponik. (Online).
Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Jember, Jember.
http://repository.unej.ac.id. Diakses
07 Januari 2016
Nurhayati, Nunung. 2011. Analisis
Kelayakan dan Strategi
Pengembangan Usaha Industri Kecil
Tahu di Kabupaten Kuningan–Jawa
Barat (Studi Kasus : Industri Kecil
Tahu Lamping). (Online). Tesis.
Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
http://respository.ipb.ac.id. Diakses
07 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai