2 Juli 2016
Abstract
Limbah cair tahu mengandung bahan-bahan organik yang masih sangat tinggi seperti
karbohidrat, protein, lemak, kalium dan sebagainya. Sebagian besar limbah cair tahu langsung
dibuang tanpa adanya proses pengolahan lebih lanjut sehingga menimbulkan pencemaran,
untuk itu diperlukan suatu pengolahan terhadap limbah cair tahu, salah satunya diolah
menjadi larutan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah cair tahu
terhadap pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) secara hidroponik pada
konsentrasi yang berbeda. Penelitian tahap pertama merupakan penelitian deskriptif, yaitu uji
kandungan unsur nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K) pada limbah cair tahu dan tahap
kedua merupakan penelitian eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan satu faktor yaitu konsentrasi limbah cair tahu diantaranya 0% (kontrol negatif), 25%,
50%, 75%, 100% dan AB Mix (kontrol positif) dengan tiga parameter, yaitu tinggi batang,
jumlah daun dan berat basah tanaman. Disamping itu, dilakukan pengukuran terhadap kondisi
lingkungan abiotik yang meliputi pH, suhu dan kelembapan. Analisis data pada tahap pertama
dilakukan secara deskriptif dan analisis data tahap kedua menggunakan RAL dan dilanjutkan
dengan uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukkan kandungan unsur NPK pada limbah cair tahu yaitu N 0,011% pada
kategori sangat rendah, P 0,037% pada kategori sangat tinggi dan K 0,052% pada kategori
tinggi. Dari semua perlakuan yang menggunakan limbah cair tahu menunjukkan konsentrasi
100% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)
pada parameter tinggi batang, jumlah daun dan berat basah tanaman.
Kata Kunci: Limbah Cair Tahu, Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir), Hidroponik
1
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
2
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
dan tahap kedua dilakukan dengan cara Berdasarkan tabel 1 hasil uji
eksperimen di Laboratorium FKIP dan kandungan unsur NPK pada limbah cair
Greenhouse Fakultas Kehutanan tahu diperoleh nitrogen (N) sebesar
Universitas Kuningan menggunakan 0,011%, berdasarkan kriteria penilaian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan unsur hara tanah menurut Hadjowigeno
satu faktor yaitu konsentrasi limbah cair (dalam Surtinah, 2013), nilai tersebut
tahu diantaranya 0% (kontrol negatif), terdapat pada kategori sangat rendah. Hal
25%, 50%, 75%, 100% dan AB Mix ini disebabkan karena penyimpanan
(kontrol positif). limbah cair tahu dilakukan secara
Bahan yang digunakan antara lain 10 anaerob, sehingga menyebabkan oksigen
liter limbah cair tahu, benih kangkung menjadi terbatas. Pada keadaan ini terjadi
darat, nutrisi AB mix, aquades dan starter proses denitrifikasi, dimana nitrat (NO 3-)
EM4. Fermentasi limbah cair tahu diubah menjadi N2, NO, N2O dan NO2
dilakukan dengan cara mencampurkan 10 oleh bakteri anaerob. Bakteri tersebut
liter limbah cair tahu dengan 100 mL menggunakan NO3- sebagai penerima
starter EM4 1,5% yang telah diaktifkan, elektron selama proses respirasi, sehingga
lalu diaduk hingga tercampur rata. Setelah NO3- hilang ke atmosfer dalam bentuk
itu, ditutup rapat dan diletakan pada suhu NH3, N2O, NO2 dan NO yang mudah
kamar untuk selanjutnya dilakukan menguap. Hal ini menyebabkan nitrogen
fermentasi selama 20 hari (Makiyah, 2013). yang terkandung dalam limbah cair tahu
Sampel dalam penelitian ini adalah bibit menjadi sangat rendah. Fosfat (P2O5)
kangkung darat yang telah berumur 2 sebesar 0,037%, berdasarkan kriteria
minggu dan berdaun 2-4 helai. penilaian unsur hara tanah menurut
Sumber data dalam penelitian ini Hadjowigeno (dalam Surtinah, 2013),
adalah hasil uji kandungan unsur NPK pada nilai tersebut terdapat pada kategori
limbah cair tahu yang dianalisis secara sangat tinggi. Kalium (K2O) sebesar
deskriptif, hasil pertumbuhan kangkung 0,052%, berdasarkan kriteria penilaian
darat meliputi tinggi batang, jumlah daun unsur hara tanah menurut Hadjowigeno
dan berat basah tanaman serta pengukuran (dalam Surtinah, 2013), nilai tersebut
terhadap kondisi lingkungan abiotik terdapat pada kategori tinggi.
meliputi pH, suhu dan kelembapan. Uji Pada penelitian tahap kedua yang
hipotesis terhadap data pertumbuhan merupakan aplikasi hasil fermentasi
kangkung darat dilakukan dengan uji RAL limbah cair tahu menggunakan EM4
dan uji lanjutan menggunakan uji Wilayah terhadap pertumbuhan kangkung darat
Berganda Duncan pada taraf 5%. dengan tiga parameter, yaitu tinggi
batang, jumlah daun dan berat basah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman diperoleh hasil sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang telah 1. Tinggi batang
dilakukan, pada tahap pertama uji Dari hasil penelitian yang telah
kandungan unsur NPK pada lembah cair dilakukan, didapatkan data rata-rata tinggi
tahu didapatkan data sebagai berikut : batang yang dapat dilihat pada Tabel 2.
3
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
4
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
5
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
suatu unsur bagi tanaman”. Berdasarkan perlakuan D (100%) menjadi lebih optimal.
hal tersebut, pada keadaan pH larutan Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi
nutrisi yang menjadi basa menyebabkan 100% memberikan perbedaan yang nyata
unsur hara dalam larutan nutrisi pada terhadap pertumbuhan tinggi batang
perlakuan tersebut menjadi berkurang, tanaman kangkung darat meskipun tidak
sehingga pertumbuhan dan perkembangan seoptimal perlakuan kontrol positif.
tanaman menjadi tidak optimal yang Jumlah daun pada perlakuan D (100%)
ditandai dengan tinggi batang tanaman memiliki rata-rata pertambahan jumlah
pada perlakuan tersebut lebih rendah daun yang lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan perlakuan lainnya. perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan B
Selain kebutuhan unsur hara, cahaya (50%) memiliki rata-rata pertambahan
matahari juga berpengaruh terhadap jumlah daun paling rendah dibandingkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman perlakuan lainnya. Hal ini karena pada saat
kangkung darat. Tanaman kangkung darat awal pindah tanam, bibit kangkung darat
yang diletakkan disebelah barat cenderung pada perlakuan ini memiliki rata-rata
memiliki batang yang lebih panjang. Hal jumlah daun yang paling rendah, sehingga
ini karena disebelah barat greenhouse berdampak pada hasil akhir perhitungan
banyak terdapat pepohonan yang jumlah daun yang menghasilkan rata-rata
menjulang tinggi sehingga cahaya matahari jumlah daun yang paling rendah
terhalang oleh pepohonan tersebut dan dibandingkan perlakuan lainnya.
menyebabkan terjadinya etiolasi, sehingga Terjadinya perbedaan pertambahan
tanaman kangkung darat yang diletakan jumlah daun disebabkan karena konsentrasi
disebelah barat memiliki batang yang lebih limbah cair tahu yang digunakan berbeda,
panjang. sehingga kandungan unsur haranya pun
Berdasarkan uji RAL terhadap data berbeda. Banyaknya unsur hara yang
rata-rata tinggi batang kangkung darat diserap oleh tanaman berpengaruh terhadap
diperoleh hasil Fhitung (10,7) > Ftabel (0,01) proses pembentukan daun karena proses
(4,25), sehingga H1 diterima, artinya pembentukan sel-sel baru sangat erat
terdapat perbedaan yang signifikan pada hubungannya dengan ketersediaan unsur
tinggi batang kangkung darat (Ipomea hara yang diperlukan tanaman. Hal ini
reptans Poir) menggunakan limbah cair dapat dilihat pada perlakuan D (100%)
tahu dengan konsentrasi yang berbeda. yang memberikan pengaruh pertambahan
Setelah dilakukan uji lanjutan jumlah daun yang lebih optimal karena
menggunakan uji Duncan pada taraf 5% mampu menyuplai kebutuhan unsur hara
menunjukkan bahwa perlakuan kontrol yang dibutuhkan kangkung darat.
positif berbeda nyata dengan perlakuan Menurut Nyakpa (dalam Adnan et al.,
lainnya, artinya perlakuan kontrol positif 2013) “proses pembentukan daun tidak
memberikan pengaruh yang berbeda terlepas dari peranan unsur hara seperti
dengan perlakuan lainnya terhadap nitrogen dan fosfor yang tersedia bagi
pertumbuhan tinggi batang kangkung darat. tanaman. Kedua unsur ini berperan dalam
Sedangkan perlakuan D (100%) berbeda pembentukan sel-sel baru dan komponen
nyata dengan perlakuan perlakuan B (50%) utama penyusun senyawa organik dalam
dan kontrol negatif, artinya perlakuan D tanaman seperti asam amino, asam nukleat,
(100%) memberikan pengaruh yang klorofil, ADP dan ATP. Sehingga apabila
berbeda dengan perlakuan B (50%) dan tanaman defisiensi untuk kedua unsur hara
kontrol negatif terhadap pertumbuhan tersebut, maka metabolisme tanaman akan
tinggi batang kangkung darat. Perlakuan D terganggu menyebabkan proses
(100%) mengandung unsur hara lebih pembentukan daun menjadi terhambat”.
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya Pada perlakuan kontrol negatif yang hanya
yang menggunakan limbah cair tahu menggunakan air saja, terlihat kondisi daun
dengan konsentrasi yang lebih rendah, berwarna kuning pucat, bentuknya lebih
sehingga menyebabkan pertumbuhan tinggi kecil dan tipis serta pada setiap pengamatan
batang tanaman kangkung darat pada banyak daun yang berguguran. Hal ini
6
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
disebabkan karena kebutuhan unsur hara lainnya yang menggunakan limbah cair
seperti nitrogen dan fosfor pada perlakuan tahu dengan konsentrasi yang lebih rendah,
tersebut tidak terpenuhi, sehingga tanaman sehingga menyebabkan pertambahan
kangkung darat mengalami defisiensi jumlah daun tanaman kangkung darat pada
kedua unsur tersebut. perlakuan D (100%) lebih optimal. Hal ini
Faktor lingkungan yang mempengaruhi menunjukkan bahwa konsentrasi 100%
pertambahan jumlah daun dalam penelitian memberikan perbedaan yang nyata
ini diantaranya cahaya matahari, suhu dan terhadap pertambahan jumlah daun
kelembaban. Berdasarkan pengamatan tanaman kangkung darat.
selama penelitian berlangsung di dalam Berdasarkan hasil perhitungan berat
greenhouse, pada siang hari terjadi basah kangkung darat yang dilakukan
peningkatan intensitas cahaya matahari setelah panen, terlihat bahwa perlakuan D
yang tinggi, sehingga menyebabkan suhu (100%) memiliki rata-rata berat basah yang
ruangan menjadi naik mencapai 45°C dan lebih tinggi dibandingkan perlakuan
kelembapan menjadi turun sampai 29%. lainnya. Sedangkan perlakuan kontrol
Hal ini menyebabkan tanaman kangkung negatif memiliki rata-rata berat basah
darat menjadi layu karena kehilangan air paling rendah. Menurut Adnan et al (2013)
lewat transpirasi. Menurut Campbell et al “peningkatan berat basah tanaman tidak
(2008 : 332), “suhu tinggi dan transpirasi terlepas dari peningkatan unsur hara seperti
yang berlebihan dapat menyebabkan nitrogen, fosfor dan kalium dimana unsur
penutupan stomata untuk beberapa saat nitrogen mempengaruhi pembentukan sel-
pada siang hari”. Pada keadaan ini laju sel baru, fosfor berperan dalam pengaktifan
fotosintesis tanaman kangkung darat enzim-enzim dalam fotosintesis dan kalium
menjadi menurun menyebabkan mempengaruhi perkembangan jaringan
pembentukan karbohidrat menjadi meristem yang dapat mempengaruhi
berkurang, sehingga menghambat proses panjang dan lebar daun”. Telah diketahui
pembentukan daun. Hal ini dapat dilihat bahwa limbah cair tahu mengandung unsur
pada rata-rata pertambahan jumlah daun nitrogen yang sangat rendah, fosfat yang
tanaman kangkung darat selama penelitian sangat tinggi dan kalium yang tinggi. Hal
berlangsung tidak terlalu pesat. Selain itu, ini menyebabkan perlakuan D dengan
terdapat hama seperti belalang dan semut konsentrasi limbah cair tahu 100%
yang menyerang pada bagian daun, memiliki kandungan unsur hara yang lebih
sehingga menyebabkan daun-daun tersebut tinggi dibandingkan perlakuan lainnya,
menjadi bolong-bolong. sehingga mampu mencukupi kebutuhan
Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh hasil unsur hara terutama unsur nitrogen, fosfor
Fhitung (9,1) > Ftabel (0,01) (4,25), sehingga H1 dan kalium yang sangat dibutuhkan
diterima, artinya terdapat perbedaan yang tanaman kangkung darat untuk
signifikan pada jumlah daun kangkung pertumbuhannya. Selain itu Adnan et al
darat (Ipomea reptans Poir) menggunakan (2013) juga menyatakan, “peningkatan
limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berat basah pada tanaman berhubungan
berbeda. Setelah dilakukan uji lanjutan dengan pertambahan jumlah daun yang
menggunakan uji Duncan pada taraf 5% cukup signifikan serta kencendrungan luas
menunjukkan bahwa perlakuan D (100%) daun yang semakin besar”. Hal ini dapat
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dilihat pada perlakuan D (100%), tanaman
tetapi tidak berbeda nyata dengan kangkung darat memiliki rata-rata jumlah
perlakuan kontrol positif, artinya perlakuan daun yang lebih tinggi dan daun lebih
D (100%) memberikan pengaruh yang panjang serta lebih lebar.
berbeda dengan perlakuan A (25%), Perlakuan kontrol negatif memiliki
perlakuan B (50%), perlakuan C (75%) dan rata-rata berat basah yang paling rendah
perlakuan kontrol negatif terhadap dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini
pertambahan jumlah daun kangkung darat. disebabkan karena pada perlakuan ini
Perlakuan D (100%) mengandung unsur hanya diberi air saja, sehingga kebutuhan
hara lebih tinggi dibandingkan perlakuan nutrisi tanaman kangkung darat tidak
7
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016
8
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016