Mahasiswa S1 Reguler
Oleh
Nurul Alifah
H0715091
Keterangan:
1. Makalah disampaikan pada seminar hasil tingkat sarjana S-1 Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS)
2. Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dibawah bimbingan Prof. Dr.Ir.
Suntoro MS. sebagai pembimbing utama, Hery Widijanto, SP., M.P sebagai
pembimbing pendamping dan Ir. Sri Hartati MP. sebagai pembahas
2
ABSTRAK
Alfisol merupakan tanah yang miskin akan unsur hara dan hanya kaya akan hara
Calsium dan Magnesium. Pemberian arang sekam (biochar) dan pupuk kandang
diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan serta serapan unsur hara kalium
dan sulfur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018 – Juni 2019 di
laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman (EMPT), Fisika Tanah
dan Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penelitian dilakukan menggunakan RAKL Faktorial yang terdiri dari 2
faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan dosis biochar yang terdiri
dari 4 taraf, yaitu 0, 5, 10, 15 ton/ha. Faktor kedua adalah perlakuan dosis pupuk
kandang yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 0, 10, 20 ton/ha. Parameter yang diamati
adalah pH, C-organik, KTK, K-dd, Serapan K, S-tersedia, Serapan S, tinggi dan
berat kering tanaman. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik
ragam dan dilanjut dengan uji DMRT (α =5%). Hasil penelitian menunjukkan
interaksi biochar dan pupuk kandang mampu meningkatkan K-dd, S-tersedia
serta serapan S, sedangkan pada masing-masing faktor tunggal mampu
meningkatkan pH, C-organik, KTK, Serapan K, tinggi dan berat kering tanaman.
Kata kunci : Bahan organik, Serapan hara, Karbon, Koloid tanah, Kesuburan
tanah
1)
Makalah disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta
2)
Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
3)
Pembimbing utama dari peneliti
4)
Pembimbing pendamping dari peneliti
3
ABSTRACT
Alfisol soil was poor of nutrient, only rich in nutrients Calcium and Magnesium.
Husk charcoal (biochar) and the cow manure application is expected to increase
the availability and uptake of potassium and sulfur. This research was conducted
in July 2018 - June 2019 in Chemistry and Soil Fertility, Faculty of Agriculture,
Sebelas Maret University Surakarta. The study was conducted using a factorial
RCBD (Randomized Complete Block Design) consisting of two factors and three
replications. The first factor is the dosage of biochar which consists of four levels:
0, 5, 10, 15 tons / ha. The second factor is the dosage of cow manure which
consists of three levels: 0, 10, 20 tons / ha. Parameters measured were pH,
organic C, CEC, K-dd, Uptake K, S-available, S Uptake, plant height and dry
weight of plants. The statistical analysis used in this study was the Analysis of
Variance test with a confidence level of 95% and DMRT further testing was
carried out if there was a significant one. The results showed interaction of
biochar and manure can improve the K-dd, S-available and S uptake, while each
single factor can increase the pH, organic C, CEC, K Uptake, plant height and dry
weight of plants.
Keywords : The organic matter, nutrient uptake, carbon, soil colloids, soil fertility
1)
This paper presented on research result seminar at Undergraduate Program,
Major Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta.
2)
Researcher is students of Major Agrotechnology, Faculty of Agriculture,
Sebelas Maret University (UNS) Surakarta.
3)
Research advisor
4)
Research advisor
4
PENDAHULUAN
Jagung merupakan komoditas pangan terpenting di Indonesia setelah
padi. Jagung selalu dibutuhkan baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun
pakan. Karanganyar merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Jawa
Tengah. Jawa Tengah memiliki kontribusi yang besar dalam produksi jagung
nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), produksi jagung di
Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun
2015 ke tahun 2017 dari 7,03 ton/ha menjadi 6,57 ton/ha. Jumantono merupakan
salah satu kecamatan yang memiliki pengaruh dalam produksi jagung di
Karanganyar. Jenis tanah kecamatan Jumantono, kabupaten Karanganyar
adalah tanah alfisol. Menurut Kusumaningtyas et al. (2015), alfisol merupakan
tanah yang miskin akan unsur hara, baik unsur hara mikro maupun unsur hara
makro.
Pemupukan tanaman jagung dapat dilakukan dengan memanfaatkan
pupuk organik. Leki et al. (2015) mengungkapkan bahwa pupuk kandang
mengandung bahan organik yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan
biologi tanah sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu
biomassa yang dapat diolah menjadi biochar adalah sekam padi. Pemanfaatan
biochar dapat meningkatkan serapan nitrogen, fosfor, dan kalium oleh tanaman
(Sudjana 2014). Pengaplikasian biochar dapat dilakukan pada berbagai macam
tanah, salah satunya adalah tanah alfisol, dimana tanah tersebut miskin akan
unsur hara.
Kalium merupakan salah satu unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman. Kekurangan kalium pada jagung dapat berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman dan pada kenampakan fisik ujung daun jagung akan
berubah warna menjadi cokelat dan menguning pada bagian tepi (Qi et al.
2019). Selain unsur kalium, sulfur juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, dimana kekurangan sulfur dapat menurunkan pembentukan klorofil
(Aisyah et al. 2015). Pemanfaatan arang sekam (biochar) dan pupuk kandang
diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan serta serapan unsur hara makro
primer maupun sekunder, terutama unsur kalium dan sulfur.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018 – Juni 2019. Penelitian
5
Sumber : Analisis Kimia laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah UNS (2018)
Keterangan: Pengharkatan oleh Balittan (2009).
Tanah mediteran (alfisol) merupakan tanah merah yang miskin akan
unsur hara P, K, S, Mg, Fe, Zn dan Cu (Sudaryono 2002). pH awal bersifat agak
masam. KTK dan K-dd tanah alfisol Jumantono tergolong rendah, sedangkan C-
organik dan SO42- tergolong sangat rendah. pH tanah erat hubungannya dengan
serapan hara oleh tanaman. Sebagian besar tanaman dapat menyerap hara
dalam tanah pada pH agak masam hingga netral. Rendahnya kapasitas tukar
kation (9,38 me/100g) dapat diduga karena kandungan bahan organik di tanah
yang rendah. K yang rendah (0,2048 me/100g) juga diduga karena kandungan
bahan organik yang rendah serta banyak K yang terjerap di dalam tanah
sehingga tidak dapat tersedia bagi tanaman. Semakin banyak bahan organik,
maka semakin tinggi kandungan hara. Rendahnya hara dalam tanah dapat
ditanggulangi dengan penambahan bahan organik berupa biochar dan pupuk
kandang.
Tabel 2. Analisis biochar dan pupuk kandang
Parameter Biochar Pupuk Kandang Permentan
pH 7,73 8,97 4-9
C-organik (%) 4,07 21,36 >15
Sumber: Analisis Kimia laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah UNS (2018)
Keterangan: Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011
pH dari pupuk kandang dan biochar tergolong basa. pH yang basa pada
kedua bahan organik tersebut apabila diaplikasikan pada tanah dapat
mengurangi tingkat keasamannya (Nurida 2014). C-organik dari biochar belum
mencapai kriteria dari peraturan peraturan menteri pertanian sedangkan C-
organik dari pupuk kandang sudah mencapai kriteria yang telah diatur oleh
peraturan pemerintah pertanian.
B. Sifat, Ciri Tanah dan Tanaman setelah Penelitian
Tabel 3. Resume Hasil Penelitian
No. Parameter Biochar (B) Pupuk kandang (K) Interaksi (B*K)
1. Tanah
a. pH 0,025* 0,045* 0,974ns
b. KTK 0,000** 0,007** 0,057ns
c. K-dd 0,000** 0,094ns 0,000**
d. S-tersedia 0,011* 0,142ns 0,001**
2. Tanaman
a. Tinggi 0,002** 0,003** 0,160ns
b. Berat kering 0,035* 0,024* 0,102ns
c. Serapan K 0,001** 0,000** 0,996ns
7
6,54a
Potensial of H
6.7
ydrogen (pH)
Pote ns ia l of
Gambar 1. Histogram pengaruh biochar terhadap pH tanah Gambar 2. Histogram pengaruh pupuk kandang terhadap
pH tanah
1.5
0,798a 0,88a 0,93a 0,84a 0,98ab 1,04b
Kadar c-organik
1.5
1
1
0.5
(%)
0.5
0 0
0 5 10 15 0 10 20
Dosis biochar (ton/ha) Dosis pupuk kandang (ton/ha)
Gambar 3. Histogram pengaruh biochar terhadap C-organik tanah Gambar 4. Histogram pengaruh pupuk kandang
terhadap C-organik tanah
Kation (me/100g)
15
Kapasitas Tukar
13.5
13 12,08a 11,86a
10 12.5
5 12
11.5
0 11
0 5 10 15 10.5
0 10 20
Dosis biochar (ton/ha) Dosis pupuk kandang (ton/ha)
Gambar 5. Histogram pengaruh biochar terhadap KTK Gambar 6. Histogram pengaruh pupuk kandang terhadap
KTK
korelasi antara C-organik dengan KTK bersifat positif atau dengan kata lain
semakin meningkat C-organik, maka meningkat pula KTK di dalam tanah
d. K-dd
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Kalium tersedia
terdiri dari K-larutan tanah dan kalium tertukar atau kalium dapat ditukar.
Ketersediaan kalium pada tanah dapat dipengaruhi oleh jenis tanah, KTK
maupun jenis tanah. Penelitian Suryono et al. (2012) menyebutkan bahwa
alfisol Jumantono memiliki kandungan liat sebesar 24%. Adanya
kandungan liat dalam tanah alfisol menyebabkan kalium terfiksasi oleh
tanah sehingga sulit atau lambat tersedia bagi tanaman.
0.6 0,50ef
0,52f 0,52f
0.5 0,45de 0,44cd
0,39c 0,38bc
0,37bc 0,37bc
0.4
K-dd (me/100g)
0,35bc
0,32b
0.3
0,19a
0.2
0.1
0
B0 B0 B0 B1 B1 B1 B2 B2 B2 B3 B3 B3
K0 K1 K2 K0 K1 K2 K0 K1 K2 K0 K1 K2
2.5
2
1.5
1
0.5
0
B0 B0 B0 B1 B1 B1 B2 B2 B2 B3 B3 B3
K0 K1 K2 K0 K1 K2 K0 K1 K2 K0 K1 K2
Kombinasi perlakuan biochar (B) dengan pupuk kandang (K)
114,5b
120
115
110 102,6a
110
101,1a 99,9a
105
100 100
95
90 90
0 5 10 15 0 10 20
Dosis biochar (ton/ha) Dosis pupuk kandang (ton/ha)
Gambar 9. Histogram pengaruh biochar terhadap tinggi tanaman Gambar 10. Histogram pengaruh pupuk kandang
terhadap tinggi tanaman
Gambar 11. Histogram pengaruh biochar terhadap berat kering Gambar 12. Histogram pengaruh pupuk kandang
terhadap berat kering
32,14c
31,49b
22,16b
(m g /tan am an ) 30
18,64ab 40
(mg/tanaman)
16,66a
14,73a
S erap an K
Serapan K
30
20 10,89a
20
10 10
0
0
0 5 10 15 0 10 20
Dosis biochar (ton/ha) Dosis pupuk kandang (ton/ha)
Gambar 13. Histogram pengaruh biochar terhadap searapan K Gambar 14. Histogram pengaruh pupuk kandang
terhadap Serapan K
12,91f
12,52ef
14
12 10,4def
8,12bcd 8,66bcd
9,38cde
Serapan SO42-
(m g/tanam an) 10 7,40bcd 6,25abc
7,48bcd
8 6,5abc
5,53a
6
3,61a
4
2
0
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebaiknya diadakan
penelitian lanjutan mengenai penggunaan biochar dan pupuk kandang dengan
bahan dasar biochar dan pupuk kandang yang berbeda dan dosis yang sama
sehingga dapat dilihat bahan dari biochar dan pupuk kandang yang paling
optimum serta penanaman dilakukan sesuai bulan tanam sehingga jagung tidak
mengalami kekeringan.
17
DAFTAR PUSTAKA