) DAN PROD
UKTIVITAS AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
PADA TANAH ANDISOL DI SAREE
Test Adaptability on some varities of sweet potatoes (Ipomoea batatas L.) and Produc
tivity as a result by adding organic Fertilizer on Andisol Soil at Saree
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa varietas ubi jalar yang mampu beradaptasi pada
tanah andisol kemukiman Saree dan pengggunaan pupuk organik yang tepat terhadap pertumbuhan dan
hasil ubi jalar, serta interaksi diantara kedua faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola Faktorial 6 x 3 dengan 3 ulangan, ada 2 faktor yang diteliti yaitu varietas dan jenis
pupuk organik. Faktor varietas terdiri dari 6 taraf yaitu: Varietas Antin-1, Varietas Sari, Varietas Sawentar,
Varietas Kidal, Varietas Cilembu dan Varietas Lokal Saree Ungu. Faktor Pupuk Organik terdiri dari 3 taraf,
yaitu: tanpa pupuk organik (kontrol), pupuk kandang kotoran Sapi (7,2 kg/bedengan) dan pupuk
Petroganik (0,36 kg/bedengan). Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Balai Benih Hortikultura Saree, Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini
berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014. Pertumbuhan tanaman ubi jalar
terbaik dijumpai pada varietas Lokal Saree Ungu dan Cilembu. Hasil tanaman ubi jalar yang meliputi
jumlah umbi pertanaman terbaik dijumpai pada verietas Cilembu dan Lokal Saree Ungu, sedangkan pada
bobot umbi pertanaman dan potensi hasil perhektar tertinggi didapatkan pada varietas Sawentar,
Cilembu dan Lokal Saree Ungu. Kadar air umbi tertinggi dijumpai pada varietas Sari, kadar serat kasar
tertinggi didapatkan pada varietas Lokal Saree Ungu, kandungan protein tertinggi dijumpai pada varietas
Cilembu, karbohidrat tertinggi dijumpai pada varietas Antin-1. Hasil uji organoleptik beberapa panelis
terhadap rasa, tekstur dan kejusian menunjukkan bahwa varietas Cilembu lebih disukai. Pemberian
pupuk petrogenik dan pupuk kandang kotoran sapi dapat memberikan pertumbuhan dan hasil ubi jalar
yang lebih baik dibandingkan kontrol.
Kata kunci : varietas ubi jalar, pupuk organik, petroganik
ABSTRACT
The aim of this study is to determine varieties of sweet potatoes which be able to adapt to the soil of
Andisol Kemukiman Saree and the proper use of organic fertilizer on growth and yield of sweet potatoes,
along with the interaction of these factors mentioned. This study used a Randomized Block Design (RBD)
6 x 3 factorial (system) with 3 repetition, and there are 2 factors researched, those are the varieties and
the kind of organic fertilizer. Varieties factor is consist of 6 levels, which are: varieties Antin 1, varieties
Sari, varieties Sawentar, varieties Kidal, varieties Cilembu and varieties Saree Ungu Local. Organic
fertilizer factor consist of 3 levels, which is, without organic fertilizer (controlled), the manure (caw dung)
(7,2 kg/embankment) and petroganik fertilizer (0,36 kg/embankment). This study conducted in UPTD
(technical implementation unit area) the hall of seed Hortikultura Saree, sub district of Lembah Seulawah,
Aceh Besar district. This study started from Oktober 2013 to March 2014. Growth and the best yield of
sweet patatoes found on local Saree Purple and Cilembu. The best carbohydrat is on Antin 1 varities. Test
of Organoleptik for flavor tand juicy showed that Cilembu is preferably. The adding petrogenik and
organic (cow dung) increasingly on the growth of sweet potatoes better than controlled.
Keywords: Sweet potatoes varieties, organic fertilizer, petroganic
Tabel 2. Rata-rata panjang batang pertanaman umur 40, 60, 80 dan 100 HST pada beberapa varietas ubii
jalar
Varietas Panjang Batang Pertanaman Jumlah Cabang Primer Pertanaman
Antin 1 90,77 a 5,89 ab
Sari 86,71 a 5,69 a
Sawentar 124,28 b 6,03 ab
Kidal 98,01 a 7,22 b
Cilembu 145,63 c 9,97 c
Lokal Saree Ungu 196,01 d 11,50 d
BNT 0,05 19,42 1,52
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).
Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang HST dijumpai pada varietas Lokal Saree
batang pertanaman jumlah cabang primer Ungu yang berbeda nyata dengan varietas
pertanaman beberapa varietas umur 100 lainnya. Panjang batang pertanaman
Tabel 3. Rata-rata bobot berangkasan segar, bobot berangkasan kering, jumlah umbi, bobot umbi
pertanaman dan potensi hasil perhektar pada beberapa varietas ubi jalar
Bobot Bobot Jumlah Umbi Bobot Umbi Potensi Hasil
Varietas Berangkasan Berangkasan Pertanaman Pertanaman Perhektar
Segar (g) Kering (g) (buah) (g) (ton)
Antin-1 531,42 b 116,97 c 4,00 b 421,38 bc 18,73 bc
Sari 126,93 a 34,28 a 2,28 a 174,78 a 7,77 a
Sawentar 436,74 b 79,70 b 4,03 b 542,54 c 24,11 c
Kidal 226,60 a 58,79 ab 3,36 b 305,51 b 13,58 b
Cilembu 800,29 c 93,07 bc 5,06 c 450,56 c 20,02 c
Lokal Saree Ungu 490,90 b 75,31 b 4,14 bc 476,35 c 21,17 c
BNT 0,05 198,31 35,52 0,98 128,30 5,70
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).
Tabel 4. Rata-rata kadar air umbi, kadar serat kasar, kandungan protein dan kandungan karbohidrat pada
beberapa varietas ubi jalar
Kadar Air Umbi Kadar Serat Kasar Kandungan Kandungan
Varietas
(%) (%) Protein (%) Karbohidrat (%)
Antin-1 67,92 2,42 1,61 23,70
Sari 73,85 3,37 1,87 21,68
Sawentar 50,98 2,89 1,60 21,84
Kidal 60,41 3,29 1,38 18,82
Cilembu 46,68 1,72 1,92 17,59
Lokal Saree Ungu 59,88 4,03 0,72 20,03
Analisis kadar air umbi menunjukkan tinggi dijumpai pada varietas Sari
bahwa kadar air umbi yang cenderung lebih dibandingkan dengan beberapa varietas
Keseragaman warna umbi ubi jalar yang tekstur yang agak kasar ada pada varietas
diberikan penilaian dari tidak seragam Sari. Tekstur merupakan sensasi tekanan
sampai seragam dimana varietas Lokal yang dapat diamati dengan mulut (pada
Saree Ungu memiliki warna lebih seragam waktu digigit, dikunyah, dan ditelan)
diikuti oleh varietas Sari, varietas Sawentar, ataupun perabaan dengan jari (Kartika et
varietas Kidal dan varietas Cilembu al., 1988). Selain itu varietas Cilembu dan
sedangkan varietas Antin-1 memiliki tingkat Lokal Saree Ungu juga lebih disukai jika
keseragaman paling rendah. dinilai berdasarkan tingkat kejusiannya.
Rasa menunjuukkan varietas Cilembu Aroma menunjukkan bahwa varietas
lebih disukai karena rasa yang lebih manis Antin-1 dan Lokal Saree Ungu memiliki
dibandingkan dengan varietas lainnya. Rasa aroma yang lebih disukai dibandingkan
adalah faktor berikutnya yang dinilai varietas lainnya. Oleh karenanya dari
panelis setelah tekstur, warna dan aroma. beberapa parameter yang digunakan untuk
Rasa timbul akibat adanya rangsangan uji organoleptik, semua varietas kecuali
kimiawi yang dapat diterima oleh indera varietas Kidal mempunyai keunggulan
pencicip atau lidah. Rasa adalah faktor yang masing-masing dari setiap parameter uji
mempengaruhi penerimaan produk organoleptik. Aroma adalah bau yang
pangan. Jika komponen aroma, warna dan ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang
tekstur baik tetapi konsumen tidak tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori yang
menyukai rasanya maka petani berada dalam rongga hidung ketika
mengunakan varietas tersebut dan para makanan masuk ke dalam mulut (Winarno,
konsumen tidak akan menerima produk 2004). Aroma menentukan kelezatan bahan
pangan yang dihasilkan (Rampengan et al., makanan cita rasa dari bahan pangan
1985). sesungguhnya terdiri dari tiga komponen,
Tekstur umbi ubi jalar yang lebih halus yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut. Bau
didapatkanpada varietas Sawentar dan yang dihasilkan dari makanan banyak
Tabel 6. Rata-rata panjang batang pertanaman dan jumlah cabang primer pertanaman umur 100 HST
pada jenis pupuk organik
Panjang Batang Pertanaman Jumlah Cabang Primer
Pupuk Organik
(cm) PerTanaman (cabang)
Tanpa Pupuk Organik 110,56 a 6,57 a
Pupuk Kandang kotoran sapi 127,23 b 8,26 b
Pupuk Petrogenik 132,91 b 8,32 b
BNT 0,05 13,73 1,07
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).
Tabel 7. Rata-rata bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering pada jenis pupuk organik
Bobot Bobot Jumlah Bobot
Berangkas Berangkas Umbi Umbi Potensi Hasil
Pupuk Organik
an Segar an Kering Pertanam Pertanam Per Hektar (ton)
(g) (g) an (buah) an (g)
Tanpa Pupuk Organik 397,53 66,59 3,25 a 322,00 a 14,31 a
Pupuk Kandang kotoran sapi 430,67 77,93 4,00 b 426,90 b 18,97 b
Pupuk Petrogenik 478,23 84,53 4,18 b 436,65 b 19,41 b
BNT 0,05 - - 0,69 90,72 4,03
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).
Adapun ketersediaan hara yang cepat dahulu sebelum diserap oleh tanaman
akan mempengaruhi pertumbuhan dan (Kartini, 1996).
hasil ubi jalar. Pola produksi bahan kering Jumlah umbi terberat dijumpai pada
pada tanaman ubi jalar telahdipelajari oleh pemberian pupuk petrogenik yang berbeda
beberapa peneliti. Total produksi bahan nyata dengan tanpa pupuk organik namun
kering pada tanaman ubi jalar tergantung berbeda tidak nyata dengan pemberian
pada ketersediaan hara, radiasi matahari, pupuk kandang kotoran sapi. Hal ini
kapasitas fotosintesis daritanaman dan menunjukkan bahwa pemberian pupuk
durasi dari kapasitas tersebut. Peningkatan organik menyediakan hara yang cukup
radiasi atau aktifitas fotosintesis akan untuk kebutuhan tanaman sehingga dapat
meningkatkan produksi bahan kering (Kuo meningkatkan jumlah umbi ubi jalar.
and Chen, 1992). Pemberian pupuk organik ke dalam tanah
Bobot berangkasan kering cenderung disamping bertujuan untuk menyediakan
meningkat pada pemberian pupuk unsur hara, juga bertujuan untuk
petrogenik meskipun secara statistik memperbaiki kondisi fisik tanah (Yuwono et
berbeda tidak nyata dengan tanpa pupuk al., 2002).
organikdan pemberian pupuk kandang Bobot umbi pertanaman terberat
kotoran sapi (Tabel 7). Hasil penelitian dijumpai pada pemberian pupuk petrogenik
menunjukkan bahwa jenis pupuk organik yang berbeda nyata dengan tanpa pupuk
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot organik namun berbeda tidak nyata dengan
berangkasan segar dan bobot berangkasan pemberian pupuk kandang kotoran sapi.
kering. Hal ini pula disebabkan oleh pupuk Penambahan bahan organik dalam tanah
organik memiliki kandungan unsur hara lebih kuat pengaruhnya kearah perbaikan
rendah untuk memenuhi kebutuhan fisik tanah dan bukan khusus untuk
tanaman secara tepat. Tanah Andisol Saree meningkatkan unsur hara dalam tanah
merupakan tanah tingkat kesuburan (Winarso, 2005). Menurut Hanafiah (2004)
rendah. Pemberian pupuk organik pada secara fisik bahan organik berperan dalam
tanah andisols Saree belum mampu merangsang granulasi, menurunkan
meningkatkan berat berangkasan segar dan flastisitas dan kohesi, memperbaiki struktur
kering tanaman ubi jalar. Kandungan hara tanah, meningkatkan daya tahan tanah
dari pupuk organik lambat tersedia bagi dalam menahan air sehingga drainase tidak
tanaman. Pupuk organik umumnya berlebihan, kelembaban dan temperatur
memiliki kandungan hara makro relatif tanah menjadi stabil, selain itu dapat
rendah dan memerlukan pelapukan terlebih meningkatkan jumlah dan aktivitas
mikroorganisme tanah.