Anda di halaman 1dari 14

UJI DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L.

) DAN PROD
UKTIVITAS AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
PADA TANAH ANDISOL DI SAREE

Test Adaptability on some varities of sweet potatoes (Ipomoea batatas L.) and Produc
tivity as a result by adding organic Fertilizer on Andisol Soil at Saree

Franz Sukma, Elly Kesumawati , Syakur


Program Studi Magister Agroekoteknologi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111.
email korespondensi: franz.skm@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa varietas ubi jalar yang mampu beradaptasi pada
tanah andisol kemukiman Saree dan pengggunaan pupuk organik yang tepat terhadap pertumbuhan dan
hasil ubi jalar, serta interaksi diantara kedua faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola Faktorial 6 x 3 dengan 3 ulangan, ada 2 faktor yang diteliti yaitu varietas dan jenis
pupuk organik. Faktor varietas terdiri dari 6 taraf yaitu: Varietas Antin-1, Varietas Sari, Varietas Sawentar,
Varietas Kidal, Varietas Cilembu dan Varietas Lokal Saree Ungu. Faktor Pupuk Organik terdiri dari 3 taraf,
yaitu: tanpa pupuk organik (kontrol), pupuk kandang kotoran Sapi (7,2 kg/bedengan) dan pupuk
Petroganik (0,36 kg/bedengan). Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Balai Benih Hortikultura Saree, Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini
berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014. Pertumbuhan tanaman ubi jalar
terbaik dijumpai pada varietas Lokal Saree Ungu dan Cilembu. Hasil tanaman ubi jalar yang meliputi
jumlah umbi pertanaman terbaik dijumpai pada verietas Cilembu dan Lokal Saree Ungu, sedangkan pada
bobot umbi pertanaman dan potensi hasil perhektar tertinggi didapatkan pada varietas Sawentar,
Cilembu dan Lokal Saree Ungu. Kadar air umbi tertinggi dijumpai pada varietas Sari, kadar serat kasar
tertinggi didapatkan pada varietas Lokal Saree Ungu, kandungan protein tertinggi dijumpai pada varietas
Cilembu, karbohidrat tertinggi dijumpai pada varietas Antin-1. Hasil uji organoleptik beberapa panelis
terhadap rasa, tekstur dan kejusian menunjukkan bahwa varietas Cilembu lebih disukai. Pemberian
pupuk petrogenik dan pupuk kandang kotoran sapi dapat memberikan pertumbuhan dan hasil ubi jalar
yang lebih baik dibandingkan kontrol.
Kata kunci : varietas ubi jalar, pupuk organik, petroganik

ABSTRACT

The aim of this study is to determine varieties of sweet potatoes which be able to adapt to the soil of
Andisol Kemukiman Saree and the proper use of organic fertilizer on growth and yield of sweet potatoes,
along with the interaction of these factors mentioned. This study used a Randomized Block Design (RBD)
6 x 3 factorial (system) with 3 repetition, and there are 2 factors researched, those are the varieties and
the kind of organic fertilizer. Varieties factor is consist of 6 levels, which are: varieties Antin 1, varieties
Sari, varieties Sawentar, varieties Kidal, varieties Cilembu and varieties Saree Ungu Local. Organic
fertilizer factor consist of 3 levels, which is, without organic fertilizer (controlled), the manure (caw dung)
(7,2 kg/embankment) and petroganik fertilizer (0,36 kg/embankment). This study conducted in UPTD
(technical implementation unit area) the hall of seed Hortikultura Saree, sub district of Lembah Seulawah,
Aceh Besar district. This study started from Oktober 2013 to March 2014. Growth and the best yield of
sweet patatoes found on local Saree Purple and Cilembu. The best carbohydrat is on Antin 1 varities. Test
of Organoleptik for flavor tand juicy showed that Cilembu is preferably. The adding petrogenik and
organic (cow dung) increasingly on the growth of sweet potatoes better than controlled.
Keywords: Sweet potatoes varieties, organic fertilizer, petroganic

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 10


PENDAHULUAN varietas dengan kemampuan berproduksi
yang baik, sebaiknya dilakukan uji adaptasi
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau terhadap varietas yang akan dicoba.
dikenal juga dengan istilah ketela rambat Varietas unggul yang sudah dihasilkan
merupakan tanaman yang termasuk ke saat ini adalah Sari, Suku, Boko, Jago, dan
dalam jenis tanaman palawija, dapat Kidal dengan tipe tanaman semi kompak,
berfungsi sebagai pengganti bahan umur panen 3,5-5 bulan, serta produktivitas
makanan pokok (beras) karena merupakan 25 – 30 ton/ha (Polakitan dan Taulu, 2009).
sumber karbohidrat (Handawi, 2010). Di Suhartina (2005) menambahkan ada 14
Indonesia ubi jalar banyak ditanam karena varietas ubi jalar yang sudah dilepaskan
tanaman ini mudah pengelolaannya dan Menteri Pertanian sampai dengan tahun
tahan terhadap kekeringan. 2001 yang potensi hasilnya sangat tinggi
Kandungan gizi dari tanaman ubi jalar diantaranya adalah Sari, Kidal, Sawentar,
sangat tinggi terutama kandungan beta dan Cilembu. Namun varietas ini harus di uji
karoten pada varietas ubi jalar yang warna daya adaptasi terlebih dahulu di lingkungan
daging ubinya jingga kemerah-merahan Saree.
yaitu 7100 IU (Mastina et al., 2004). Setiap Selain permasalahan adaptasi varietas
100 gram ubi jalar mengandung 123 kalori, pada suatu lingkungan, penambahan pupuk
1,8 gram protein, 0,7 gram lemak, 27,9 organik juga merupakan suatu masalah
gram karbohidrat, 60 SI vitamin A, 0,90 mg yang harus diperhatikan dalam hal
vitamin B dan 30 mg kalsium (Yiyi, 2006). peningkatan produksi ubi jalar. Tanah ordo
Produksi ubi jalar Indonesia masih Andisol mengandung unsur P total relatif
digolongkan rendah (Mastina et al., 2004). tinggi yaitu 1600 -5000 mg kg-1 tanah,
Menurut Badan Pusat Statistik dan tetapi P yang tersedia bagi tanaman sangat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2012) rendah yaitu hanya sekitar 1% dari total P
untuk Provinsi Aceh rata-rata produksi yang terdapat dalam tanah (Sanchez, 1992).
pada tahun 2012 yaitu 13.906 ton dengan Tingginya jerapan fosfat pada Andisol
luas tanam 1,331 ha. Upaya peningkatan karena banyak mengandung liat alofan
produksi ubi jalar dipengaruhi oleh faktor bersifat yang tidak dapat diubah
eksternal yaitu air, tanah mineral, (irreversible), sehingga menyebabkan efek
kelembaban udara, suhu udara, cahaya dan residu dan pengembalian P (P recovery) dari
faktor internal yaitu genetika dan hormon. sumber P yang diberikan rendah. Selain itu,
Salah satu faktor internal yang perlu Andisol mempunyai pH yang agak masam
mendapat perhatian khusus yaitu faktor sampai masam, sehingga banyak
genetika yang digunakan sebagai dasar mengandung Al dan Fe terlarut yang akan
seleksi bibit unggul dari suatu varietas bereaksi dengan ion fosfat, sehingga ion
tertentu. Menurut Djufry (2011) apabila fosfat menjadi terjerap dan tidak larut
bibit yang digunakan untuk penanaman (Munir, 1996).
berkualitas tinggi sehingga produksinya Usaha untuk meningkatkan ketersediaan
maksimal dan jumlah yang cukup serta P pada tanah Andisol dapat dilakukan
harga yang terjangkau oleh petani. dengan pemberian pupuk organik. Upaya
Trisnawati et al (2004) menambahkan tersebut untuk melepaskan P terjerap pada
bahwa produksi ubi jalar selain ditentukan Andisol, dengan tujuan meningkatkan
oleh faktor lingkungan tumbuh juga ketersediaan P agar dapat dimanfaatkan
dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi oleh tanaman (Stevenson, 1982).
suatu varietas terhadap lingkungan. Penambahan pupuk organik juga dapat
Penggunaan varietas yang berbeda pada meningkatkan kemampuan tanaman
satu lingkungan tumbuh yang sama akan menahan air dan meningkatkan aktivitas
menunjukkan kemampuan adaptasi suatu mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
varietas. Untuk mendapatkan suatu Walaupun pupuk organik memiliki

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 11


kandungan unsur makro relatif rendah, mengetahui varietas yang mampu
namun pupuk organik berperan sebagai beradaptasi pada kondisi lingkungan di
penyangga biologi sehingga tanah dapat tanah andisol kemukiman Saree dan
menyediakan unsur hara yang berimbang pengggunaan pupuk organik yang tepat
untuk tanaman (Sumarwoto et al., 2008) terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar,
Salah satu bahan organik yang mudah serta interaksi diantara kedua faktor
didapatkan yaitu pupuk kandang kotoran tersebut.
sapi. Jedeng (2011) mengemukakan bahwa
unsur hara dalam pupuk kandang sapi METODE PENELITIAN
sangat bervariasi tergantung pada jenis
pakan yang diberikan dan cara Tempat dan Waktu Penelitian
penyimpanan pupuk kandang tersebut. Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit
Umumnya pupuk kandang sapi Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih
mengandung nitrogen 0,97 %, pospor Hortikultura Saree, Kecamatan Lembah
(P2O5) 0,69 %, potasium (K2O) 1,66% dan Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian
magnesium (Mg) 1,0–1,5%. Saat ini ini berlangsung dari bulan Oktober2013
perusahaan pupuk juga telah memproduksi sampai dengan Maret 2014.
pupuk organik sehingga lebih memudahkan
petani dalam mendapatkannya. Petroganik Bahan dan Alat Penelitian
adalah salah satu pupuk organik bersubsidi Bahan-bahan yang digunakan dalam
yang diproduksi PT. Petrokimia Gresik. penelitian ini adalah: Bibit berasal dari stek
Provinsi Aceh tepatnya di Kemukiman pucuk 6 varietas yaitu Antin 1, Sari,
Saree Kecamatan Lembah Seulawah Sawentar, Kidal, Cilembu dan Lokal Saree
Kabupaten Aceh Besar merupakan salah Ungu. Pupuk organik yaitu pupuk kandang
satu sentra produksi, dan sentra kotoran sapi digunakan sebanyak 129.6
pengolahan pasca panen ubi jalar. Saree kg/semua bedengan(20 ton/ha) dan pupuk
berada di ketinggian 450 m diatas petrogenik sebanyak 9 kg (1 ton/ha), pupuk
permukaan laut (dpl) dengan jenis tanah dasar (diberikan untuk semua perlakuan)
didominasi Andisol merupakan tempat yang yaituUrea sebanyak 1.944 kg (100Kg/ha),
sesuai bagi pertumbuhan ubi jalar, namun SP36 sebanyak 972 g (50 kg/ha) dan KCl
produksi di kawasan ini masih sangat sebanyak 1.944 kg (100 kg/ha). Sedangkan
rendah yaitu 11,60 ton/ha (BPS, 2014). alat-alat yang digunakan yaitu meteran,
Penggunaan varietas lokal setempat secara jangka sorong,sekop, timbangan, ember,
turun temurun masih menjadi pilihan gunting dan pisau, kantong sampel, alkohol
petani ubi jalar di Saree, padahal sudah ada 36%, H2SO4 1,25%, NaOH 3,25%, almunium
beberapa varietas yang mampu foil, oven tanaman dan tanah dan
berproduksi tinggi. gerobakdorong.
Berdasarkan permasalahan diatas
bahwa pupuk organik dapat meningkatkan Rancangan Penelitian
pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar Penelitian ini akan menggunakan
maka dilakukan penelitian tentang uji daya Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
adaptasi beberapa varietas ubi jalar pada Faktorial 6 x 3 dengan 3 ulangan, faktor
tanah andisol di Saree. Selain itu komposisi varietas (V) yang terdiri dari 6 taraf, yaitu :
kimia dari ubi jalar berbeda dari setiap Varietas Antin-1, Varietas Sari, Varietas
varietas, sehingga setiap varietas akan Sawentar, Varietas Kidal, Varietas Cilembu
mengandung komposisi kimia yang berbeda dan Varietas Lokal Saree Ungu. Faktor
yang akan berpengaruh terhadap rasa dan Pupuk Organik (O) terdiri dari 3 taraf, yaitu:
sifat fisik dari ubi tersebut (Trisnawati et al., Tanpa Pupuk Organik (kontrol), pupuk
2004), untuk itu perlu dilakukan uji Kandang Kotoran Sapi (7,2 kg/bedengan)
organoleptik. Penelitian ini bertujuan untuk dan pupuk Petroganik (0,36 kg/bedengan).

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 12


Dengan demikian terdapat 18 kombinasi Pemeliharaan
perlakuan dengan 3 ulangan. Maka jumlah Pemeliharaan meliputi penyiangan,
satuan kombinasi perlakuan adalah 54 pembubunan, pengairan, pembalikan
satuan percobaan. batang tanaman dan pengendalian hama
penyakit. Penyiangan dilakukan untuk
Pelaksanaan Penelitian mencegah penumbuhan gulma yang dapat
Persiapan bedengan, pemberian pupuk menghambat pertumbuhan ubi jalar.
organik, penanaman dan pemupukan Penyiangan dilakukan dua kali yaitu umur
Tanah dicangkul sebanyak 2 kali sedalam 18 HST dan 56 HST. Setiap bulan dilakukan
30 cm agar menjadi gembur, kemudian pembalikan tanaman untuk menghindari
diratakan dan dibagi 3 sebagai ulangan. menjalarnya tanaman kesegala arah.
Masing-masing ulangan dibuat petak Pembubunan dilakukan pada umur 21 HST.
sebanyak 18 bedeng, sehingga terdapat 54 Pemanenan tanaman ubi jalar dilakukan
buah bedeng percobaan. Bedeng berukuran pada umur 180 HST, dengan kriteria panen :
3 m x 1,2 mdengan tinggi bedeng 40cm, daun sebagian besar telah gugur dan
jarak antar bedeng 50cm dan jarak antar batang menguning.
ulangan 1 m. Pupuk organik yang diberikan
pada penelitian ini adalah pupuk kandang Pengamatan
yang berasal dari kotoran sapi dengan dosis Adapun peubah yang di amati dalam
anjuran 20 ton/ha (7,2 kg/bedengan) dan penelitian ini meliputi: Panjang batang
pupuk Petroganik dengan dosis anjuran 1 pertanaman dan jumlah cabang primer
ton/ha (0,36kg/bedengan). Pemberian pertanaman. Pengamatan dilakukan pada
pupuk organik pada saat pengolahan tanah umur 100 hari setelah tanam (HST), Bobot
2 minggu sebelum tanam dengan cara berangkasan segar pertanaman, bobot
ditabur diatas bedengan sesuai perlakuan. berangkasan kering pertanaman, jumlah
Sebelum dilakukan penanaman terlebih umbi pertanaman, bobot umbi
dahulu tanah bedengan disiram sampai pertanaman, potensi hasil per hektar,
basah.Selanjutnya penanaman ubi jalar kadar Air umbi, kandungan karbohidrat dan
dilakukan dengan cara setiap stek protein, kadar serat kasar dan uji
diletakkan secara miring perlobang tanam organoleptik oleh beberapa panelis yang
dengan kedalaman 10 cm dan jarak tanam diamati berupa Warna, Warna Luar, Warna
75 cm x 30 cm. Pupuk dasar (diberikan Dalam, Keseragaman warna, Rasa, Tekstur,
untuk semua perlakuan) yaitu Urea Kejusian dan Aroma.
sebanyak 1,944 kg (36 g/bedengan), SP-36
sebanyak 972 g (18 g/bedengan) dan KCl Analisis Data
sebanyak 1,944 kg (36 g/bedengan) pada Data dianalisis dengan uji F (Anova). Apabila
saat tanam. Pemberian 1/3 dosis Urea (648 analisis ragam menunjukkan pengaruh yang
g) dan KCl serta seluruh SP-36 yaitu 30 HST. nyata diantara perlakuan, maka analisis
Sedangkan sisanya, 2/3 Urea (1,296 kg) dan diteruskan dengan Uji Beda Nyata Terkecil
KCl (648 g) diberikan pada saat tanaman (BNT) pada taraf 5% (BNT0,05).
berumur 45 HST (Balitkabi, 2008).

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 13


Tabel 1. Pengamatan Uji Organoleptik dengan menggunakan metode hedonik (uji kesukaan)
No Pengamatan Skor Kriteria
1-5 Kuning
1. Warna Kulit 6-10 Merah tua
11-15 Coklat
1-5 Kuning
2. Warna Luar 6-10 Merah tua
11-15 Coklat
1-5 Kuning
3. Warna dalam 6-10 Merah tua
11-15 Coklat
1-5 Tidak Seragam
4. Keseragaman warna 6-10 Seragam
11-15 Sangat Seragam
1-5 Tidak Manis
5. Rasa 6-10 Manis
11-15 Sangat Manis
1-5 Tidak Lunak
6. Tekstur 6-10 Lunak
11-15 Sangat Lunak
1-5 Tidak Jusi
7. Kejusian 6-10 Jusi
11-15 Sangat Jusi
1-5 Tidak Suka
8. Aroma 6-10 Suka
11-15 Sangat Suka

HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap panjang batang pertanaman dan


jumlah cabang primer pertanaman 100 HST.
Pengaruh Varietas Rata-rata panjang batang pertanaman dan
Panjang Batang PerTanaman dan Jumlah jumlah cabang primer pertanaman 100 HST
Cabang Primer PerTanaman pada beberapa varietas ubi jalar setelah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diuji dengan BNT0,05 dapat dilihat pada
varietas berpengaruh sangat nyata Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata panjang batang pertanaman umur 40, 60, 80 dan 100 HST pada beberapa varietas ubii
jalar
Varietas Panjang Batang Pertanaman Jumlah Cabang Primer Pertanaman
Antin 1 90,77 a 5,89 ab
Sari 86,71 a 5,69 a
Sawentar 124,28 b 6,03 ab
Kidal 98,01 a 7,22 b
Cilembu 145,63 c 9,97 c
Lokal Saree Ungu 196,01 d 11,50 d
BNT 0,05 19,42 1,52
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).

Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang HST dijumpai pada varietas Lokal Saree
batang pertanaman jumlah cabang primer Ungu yang berbeda nyata dengan varietas
pertanaman beberapa varietas umur 100 lainnya. Panjang batang pertanaman

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 14


varietas Lokal Saree Ungu 196,01 cm dan berangkasan kering, jumlah umbi, bobot
jumlah cabang primer pertanaman 11,50 umbi pertanaman dan potensi hasil
(cabang). Hal ini menunjukkan bahwa perhektar.
kemampuan adaptasi varietas Lokal Saree Rata-rata bobot berangkasan segar,
Ungu dan varietas Cilembu pada tanah bobot berangkasan kering, jumlah umbi,
andisol Saree mampu meningkatkan bobot umbi pertanaman dan potensi hasil
panjang batang dan jumlah cabang perhektar pada beberapa varietas ubi jalar
dibandingkan varietas lain. Berdasarkan setelah diuji dengan BNT0,05 dapat dilihat
deskripsi tanaman, varietas lokal pada Tabel 3.
mempunyai panjang batang lebih tinggi Tabel 3 menunjukkan bahwa bobot
dibandingkan varietas lain, sedangkan berangkasan segar terberat dijumpai pada
varietas Cilembu panjang batang berkisar varietas Cilembu yang berbeda nyata
80 - 130 cm (Balitkabi, 2008). Kemampuan dengan varietas lainnya. Hasil penelitian
tanaman dalam beradaptasi dengan menunjukkan bahwa bobot berangkasan
lingkungan dan aerasi tanah yang baik segar tertinggi didapatkan pada Varietas
dapat meningkatkan aktivitas pembelahan cilembu yaitu 800,29 g.
dan pembesaran sel. Bobot berangkasan kering terberat
dijumpai pada varietas Antin-1 yang
Bobot Berangkasan Segar, Bobot berbeda nyata dengan varietas Sari,
Berangkasan Kering, Jumlah Umbi Sawentar, Kidal dan Lokal Saree Ungu
Pertanaman, Bobot Umbi Pertanaman dan namun tidak berbeda nyata dengan varietas
Potensi Hasil perhektar Cilembu. Hasil penelitian menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa bobot berangkasan kering tertinggi
varietas berpengaruh sangat nyata didapatkan varietas Antin-1 yaitu 116,97 g.
terhadap bobot berangkasan segar, bobot

Tabel 3. Rata-rata bobot berangkasan segar, bobot berangkasan kering, jumlah umbi, bobot umbi
pertanaman dan potensi hasil perhektar pada beberapa varietas ubi jalar
Bobot Bobot Jumlah Umbi Bobot Umbi Potensi Hasil
Varietas Berangkasan Berangkasan Pertanaman Pertanaman Perhektar
Segar (g) Kering (g) (buah) (g) (ton)
Antin-1 531,42 b 116,97 c 4,00 b 421,38 bc 18,73 bc
Sari 126,93 a 34,28 a 2,28 a 174,78 a 7,77 a
Sawentar 436,74 b 79,70 b 4,03 b 542,54 c 24,11 c
Kidal 226,60 a 58,79 ab 3,36 b 305,51 b 13,58 b
Cilembu 800,29 c 93,07 bc 5,06 c 450,56 c 20,02 c
Lokal Saree Ungu 490,90 b 75,31 b 4,14 bc 476,35 c 21,17 c
BNT 0,05 198,31 35,52 0,98 128,30 5,70
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).

Bobot berangkasan segar dan bobot peningkatan jumlah cabang akan


berangkasan kering menunjukkan bahwa meningkatkan jumlah daun maka
varietas Cilembu dan Antin-1 mampu penerimaan cahaya matahari sebagai
beradaptasi dengan baik pada tanah andisol sumber utama dalam proses fotosintesis,
Saree. Jumlah cabang berkorelasi positif akan meningkat. Dengan meningkatnya
nyata dengan bobot basah dan bobot fotosintesa diikuti peningkatan respirasi,
kering tanaman. Semakin banyak jumlah menyebabkan proses metabolisme
cabang akan meningkatkan bobot segar dan berlangsung lebih baik danakan mendukung
bobot kering tanaman. Menurut pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Suwardjono (2003) menyatakan bahwa Peningkatan hasil fotosintesis di daun akan

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 15


digunakan untuk membentuk penyusunan berbeda tidak nyata dengan varietas Antin-
tanaman yaitu asam-asam amino, profirin, 1. Varietas Sawentardan Cilembu mampu
karbohidrat, nukleotida, lipid dan enzim, beradaptasi seperti varietas Lokal Saree
dengan demikian akan mempengaruhi Ungu dengan menghasilkan bobot umbi
bobot basah dan bobot kering. pertanaman dan potensi hasil per hektar
Jumlah umbi pertanaman terbanyak yang sama pada tanah andisol Saree.
dijumpai pada varietas Cilembu yang Produktivitas ubi jalar dilihat dari
berbeda nyata dengan varietas Antin-1, kemampuan tanaman ubi jalar untuk
Sari, Sawentar dan Kidal namun tidak menghasilkan umbi pada tanah andisol
berbeda nyata dengan varietas Lokal Saree Saree Aceh. Hal ini dikarenakan besarnya
Ungu. Varietas Cilembu mampu produktivitas tanaman ubi jalar
memberikan jumlah umbi pertanaman menghasilkan umbi sangat tergantung pada
terbanyak yaitu 5,06 buah yang berbeda potensi genetik yang terkandung dalam
tidak nyata dengan jumlah umbi varietas ubi jalar dengan faktor lingkungan
pertanaman varietas lokal saree yaitu 4,14 tempat tumbuhnya. Semakin sesuai
buah (Tabel 3). lingkungan tumbuhnya dengan ubi jalar
Bobot umbi pertanaman terbanyak makan akan terekspresi semua potensi
dijumpai pada varietas Sawentar yang genetiknya.Varietas Cilembu dan Lokal
berbeda nyata dengan varietas Sari dan Saree Ungu memiliki jumlah cabang yang
varietas Kidal namun tidak berbeda nyata banyak sehingga menghasilkan jumlah umbi
dengan varietas Antin-1, Cilembu dan yang banyak, serta terjadi peningkatkan
varietas Lokal Saree Ungu (Tabel 3). bobot umbi per tanaman dan potensi hasil
Potensi hasil perhektar terbanyak per hektar. Trisnawati et al., (2004)
dijumpai pada varietas Sawentar yang menyatakan bahwa varietas ubi jalar yang
berbeda nyata dengan varietas Sari dan memiliki percabangan yang sedikit akan
varietas Kidal namun tidak berbeda nyata menghasilkan umbi yang sedikit pula.
dengan varietas Antin-1, Cilembu dan
varietas Lokal Saree Ungu (Tabel 3). Kadar Air Umbi, Kadar Serat Kasar,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan Protein dan Kandungan
varietas berpengaruh terhadap jumlah Karbohidrat
umbi pertanaman, bobot umbi pertanaman Hasil Analisis kadar air umbi, kadar serat
dan potensi hasil per hektar (Tabel 3). kasar, kandungan protein dan kandungan
Dimana varietas Sawentar, Cilembu dan karbohidrat pada Laboratorium Analisis dan
Lokal Saree Ungu mampu memberikan Kajian Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
bobot umbi pertanaman dan potensi hasil Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala
per hektar yang lebih baik dibandingkan (2014).
dengan varietas Sari dan Kidal, tetapi

Tabel 4. Rata-rata kadar air umbi, kadar serat kasar, kandungan protein dan kandungan karbohidrat pada
beberapa varietas ubi jalar
Kadar Air Umbi Kadar Serat Kasar Kandungan Kandungan
Varietas
(%) (%) Protein (%) Karbohidrat (%)
Antin-1 67,92 2,42 1,61 23,70
Sari 73,85 3,37 1,87 21,68
Sawentar 50,98 2,89 1,60 21,84
Kidal 60,41 3,29 1,38 18,82
Cilembu 46,68 1,72 1,92 17,59
Lokal Saree Ungu 59,88 4,03 0,72 20,03

Analisis kadar air umbi menunjukkan tinggi dijumpai pada varietas Sari
bahwa kadar air umbi yang cenderung lebih dibandingkan dengan beberapa varietas

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 16


lainnya. Kadar serat kasar yang cenderung Aceh. Fungi unsur hara nitrogen yaitu untuk
lebih tinggi didapatkan pada varietas Lokal meningkatkan pertumbuhan tanaman,
Saree Ungu dibandingkan dengan beberapa meningkatkan kadar protein (asam amino)
varietas lainnya. Hasil analisa kandungan dalam tubuh tanaman (Sutedjo, 2002).
kadar serat kasar pada umbi ubi jalar pada Fosfor berfungsi untuk mentranspor energi
beberapa varietas ubi jalar dengan metode dan penyusun karbohidrat, mempercepat
hidrolisis asam-basa. Persentase kadar pertumbuhan bungan dan buah,
serat kasar tertinggi didapatkan pada mempercepat pemasakan buah dan biji,
varietas Lokal Saree Ungu. Hal ini dan merangsang pertumbuhan dan
dikarenakan kadar serat masing-masing perkembangan akar dan membantu
varietas berbeda tergantung deskripsi pembentukan protein (Salisbury and Ross,
varietasnya masing-masing. Dimana 1995). Hasil analisa kandungan karbohidrat
varietas Lokal Saree Ungu kadar serat kasar pada beberapa varietas ubi jalar.
tinggi sedangkan varietas Cilembu lebih Kandungan karbohidrat yang cenderung
tinggi kandungan antosianin sehingga kadar lebih tinggi dijumpai pada varietas Antin-1
serat kasar rendah. Serat pangan dibandingkan dengan beberapa varietas
merupakan polisakarida yang tidak dapat lainnya. Analisis kandungan karbohidrat
dicerna oleh enzim pencernaan manusia dengan metode Luff-Scroll. Persentase
dan sampai ke dalam usus besardalam kandungan karbohidrat tertinggi dijumpai
keadaan utuh (Silalahi, 2006). Senyawa pada varietas Antin-1, sedangkan
pektin, hemiselulosa, danselulosa karbohidrat terendah pada varietas
merupakan serat pangan yang terdapat Cilembu. Hal ini dikarenakan varietas Antin-
pada ubi jalar dan berperan dalam 1 dengan pemberian pupuk petrogenik
menentukan nilai gizinya (Woolfe, 1992). mampu beradaptasi pada tanah andisol
Huang et al (1999) melaporkan kadar serat Saree Aceh sehingga kadar kandungan
pangan cukup tinggi, yakni 2,3-3,9 g/100 g karbohidrat tinggi. Berdasarkan deskripsi
pada ubi jalar ungudan 2,3-3,3 g/100 g pada varietas ubi jalar, varietas Sari memiliki
ubi jalar kuning/putih. Herawati dan kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu
Widowati (2009) melaporkan angka yang 32,48 % dibandingkan varietas lain
lebih tinggi, yakni 7,96 % bb pada ubi jalar (Balitkabi, 2008). Penggunaan pupuk
segar dan 11,46% pada tepung ubi jalar. petrogenik meningkatkan kesuburan tanah
Kandungan protein yang cenderung dan mampu meningkatkan kandungan hara
lebih tinggi dijumpai pada varietas Cilembu makro seperti K. Unsur Hara kalium
dibandingkan dengan beberapa varietas bermanfaat untuk membantu
lainnya. Hasil analisa kandungan protein pembentukan protein, karbohidrat, dan
pada beberapa varietas ubi jalar. Analisis gula. Membantu pengangkutan gula dari
kandungan protein dengan metode Kjehdal daun ke umbi (Lakitan, 2000). Hal ini
(Tabel 4). Persentase kandungan protein disebabkan unsur K sangat membantu
tertinggi dijumpai pada varietas Cilembu, pembentukan umbi.Varietas sari dengan
sedangkan kandungan protein terendah pemberian pupuk petrogenik lebih baik
pada varietas Lokal Saree Ungu.Hal ini kandungan karbohidrat dalam umbi
dikarenakan varietas Cilembu mampu dibandingkan tanpa pemberian pupuk
beradaptasi pada tanah andisols Saree Aceh organik. Hal ini dikarenakan semakin
meskipun tanpa pemberian pupuk organik gembur tanah dan tersediaanya hara akan
mampu meningkatkan kandungan protein. meningkatkan pembentukan karbohidrat
Berdasarkan deskripsi varietas, varietas dalam umbi.
Cilembu mengandung protein tinggi
dibandingkan varietas lain. Hal ini Uji Organoleptik
dikarenakan varietas Cilembu mampu Hasil Uji organoleptik pada beberapa
beradaptasi pada tanah Andisols Saree varietas ubi jalar berupa warna, warna luar,

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 17


warna dalam, keseragaman warna, rasa, untuk menentukan kualitas atau derajat
tekstur, kejusian dan aroma dengan penerimaan suatu bahan pangan. Suatu
penggunaan skor 1- 15 dapat dilihat pada bahan pangan meskipun dinilai enak dan
Tabel 5. teksturnya sangat baik, tetapi memiliki
Tabel 5 hasil uji organoleptik terhadap warna yang kurang sedap dipandang atau
warna kulit, warna luar dan warna dalam memberi kesan telah menyimpang dari
menunjukkan bahwa varietas Cilembu warna yang seharusnya. Penentuan mutu
memiliki warna secara umum lebih kuning suatu bahan pangan pada umumnya
dan yang memiliki warna lebih kecoklatan tergantung pada warna, karena warna
adalah varietas Lokal Saree Ungu. Warna tampil terlebih dahulu (Winarno, 2004).
merupakan komponen yang sangat penting

Tabel 5. Hasil Uji organoleptik


Lokal
No Kriteria Antin-1 Sari Sawentar Kidal Cilembu Saree
Ungu
1 Warna Kulit 5,0 6,0 6,0 5,0 4,0 10,0
2 Warna Luar 5,0 9,0 6,0 4,0 2,0 9,0
3 Warna Dalam 7,0 5,0 5,0 5,0 5,0 10,0
4 Keseragaman warna 5,0 10,0 6,0 6,0 6,0 14,0
5 Rasa 7,0 9,0 7,0 7,0 11,0 6,0
6 Tekstur 8,0 3,0 12,0 4,0 11,0 7,0
7 Kejusian 1,0 2,0 1,0 2,0 5,0 5,0
8 Aroma 6,0 1,0 5,0 2,0 1,0 6,0

Keseragaman warna umbi ubi jalar yang tekstur yang agak kasar ada pada varietas
diberikan penilaian dari tidak seragam Sari. Tekstur merupakan sensasi tekanan
sampai seragam dimana varietas Lokal yang dapat diamati dengan mulut (pada
Saree Ungu memiliki warna lebih seragam waktu digigit, dikunyah, dan ditelan)
diikuti oleh varietas Sari, varietas Sawentar, ataupun perabaan dengan jari (Kartika et
varietas Kidal dan varietas Cilembu al., 1988). Selain itu varietas Cilembu dan
sedangkan varietas Antin-1 memiliki tingkat Lokal Saree Ungu juga lebih disukai jika
keseragaman paling rendah. dinilai berdasarkan tingkat kejusiannya.
Rasa menunjuukkan varietas Cilembu Aroma menunjukkan bahwa varietas
lebih disukai karena rasa yang lebih manis Antin-1 dan Lokal Saree Ungu memiliki
dibandingkan dengan varietas lainnya. Rasa aroma yang lebih disukai dibandingkan
adalah faktor berikutnya yang dinilai varietas lainnya. Oleh karenanya dari
panelis setelah tekstur, warna dan aroma. beberapa parameter yang digunakan untuk
Rasa timbul akibat adanya rangsangan uji organoleptik, semua varietas kecuali
kimiawi yang dapat diterima oleh indera varietas Kidal mempunyai keunggulan
pencicip atau lidah. Rasa adalah faktor yang masing-masing dari setiap parameter uji
mempengaruhi penerimaan produk organoleptik. Aroma adalah bau yang
pangan. Jika komponen aroma, warna dan ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang
tekstur baik tetapi konsumen tidak tercium oleh syaraf-syaraf olfaktori yang
menyukai rasanya maka petani berada dalam rongga hidung ketika
mengunakan varietas tersebut dan para makanan masuk ke dalam mulut (Winarno,
konsumen tidak akan menerima produk 2004). Aroma menentukan kelezatan bahan
pangan yang dihasilkan (Rampengan et al., makanan cita rasa dari bahan pangan
1985). sesungguhnya terdiri dari tiga komponen,
Tekstur umbi ubi jalar yang lebih halus yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut. Bau
didapatkanpada varietas Sawentar dan yang dihasilkan dari makanan banyak

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 18


menentukan kelezatan bahan pangan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tersebut. Dalam hal bau lebih banyak jenis pupuk organik berpengaruh sangat
sangkut pautnya dengan alat panca indera nyata terhadap panjang batang
penciuman (Rampengan et al.,1985). pertanaman dan jumlah cabang primer
pertanaman umur 100 HST. Rata-rata
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik panjang batang pertanaman dan jumlah
Panjang Batang Pertanaman dan Jumlah cabang primer pertanaman umur 100 HST
Cabang Primer Pertanaman pada jenis pupuk organik setelah diuji
dengan BNT0,05 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata panjang batang pertanaman dan jumlah cabang primer pertanaman umur 100 HST
pada jenis pupuk organik
Panjang Batang Pertanaman Jumlah Cabang Primer
Pupuk Organik
(cm) PerTanaman (cabang)
Tanpa Pupuk Organik 110,56 a 6,57 a
Pupuk Kandang kotoran sapi 127,23 b 8,26 b
Pupuk Petrogenik 132,91 b 8,32 b
BNT 0,05 13,73 1,07
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).

Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang yaitu pembentukan sel-sel baru seperti


batang pertanaman dijumpai pada daun, cabang, dan mengganti sel-sel yang
pemberian pupuk petrogenik yang berbeda rusak (Prasetya et al., 2009). Selanjutnya
nyata dengan tanpa pupuk organik namun Sufardi (2012) mengemukakan bahwa
berbeda tidak nyata dengan pemberian apabila tanaman kekurangan unsur N
pupuk kandang kotoran sapi. Hal ini tanaman akan memperlihatkan
menunjukkan bahwa pemberian pupuk pertumbuhan yang kerdil.
petrogenik dapat menyediankan hara yang
cukup untuk kebutuhan tanaman sehingga Bobot Berangkasan Segar, Bobot
panjang batang tinggi pada pemberian Berangkasan Kering, Jumlah Umbi
pupuk organik. Pertanaman, Bobot Umbi Pertanaman dan
Jumlah cabang primer pertanaman Potensi Hasil perhektar
dijumpai pada pemberian pupuk petrogenik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang berbeda nyata dengan tanpa pupuk jenis pupuk organik berpengaruh nyata
organik namun berbeda tidak nyata dengan terhadap jumlah umbi, bobot umbi
pemberian pupuk kandang kotoran sapi pertanaman dan potensi hasil per hektar.
(Tabel 6). Hasil penelitian menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot
bahwa lebih baik dijumpai dengan berangkasan segar dan bobot berangkasan
pemberian pupuk petrogenik dan pupuk kering.
kandang kotoran sapi yang berbeda nyata Rata-rata bobot berangkasan segar dan
dengan tanpa pupuk organik Pupuk bobot berangkasan kering pada jenis pupuk
kandang kotoran sapi dan pupuk petrogenik organik setelah diuji dengan BNT0,05 dapat
mempengaruhi panjang batang ubi jalar dilihat pada Tabel 7.
dan jumlah cabang primer. Nitrogen yang Tabel 7 menunjukkan bahwa bobot
bersumber dari pupuk petrogenik cepat berangkasan segar cenderung meningkat
tersedia bagi tanaman dibandingkan pupuk pada pemberian pupuk petrogenik
kotoran kandang sapi.Ketersediaan unsur meskipun secara statistik berbeda tidak
hara nitrogen meningkatkan panjang nyata dengan tanpa pupuk organikdan
batang ubi jalar. Unsur nitrogen bermanfaat pemberian pupuk kandang kotoran sapi.
untuk pertumbuhan vegetatif tanaman Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 19


pupuk organik hara yang dibutuhkan oleh yang signifikan pada perlakuan pupuk
tanaman kurang tersedia sehingga bobot organik.
berangkasan segar tidak memberi pengaruh

Tabel 7. Rata-rata bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering pada jenis pupuk organik
Bobot Bobot Jumlah Bobot
Berangkas Berangkas Umbi Umbi Potensi Hasil
Pupuk Organik
an Segar an Kering Pertanam Pertanam Per Hektar (ton)
(g) (g) an (buah) an (g)
Tanpa Pupuk Organik 397,53 66,59 3,25 a 322,00 a 14,31 a
Pupuk Kandang kotoran sapi 430,67 77,93 4,00 b 426,90 b 18,97 b
Pupuk Petrogenik 478,23 84,53 4,18 b 436,65 b 19,41 b
BNT 0,05 - - 0,69 90,72 4,03
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang
5 % (Uji BNT).

Adapun ketersediaan hara yang cepat dahulu sebelum diserap oleh tanaman
akan mempengaruhi pertumbuhan dan (Kartini, 1996).
hasil ubi jalar. Pola produksi bahan kering Jumlah umbi terberat dijumpai pada
pada tanaman ubi jalar telahdipelajari oleh pemberian pupuk petrogenik yang berbeda
beberapa peneliti. Total produksi bahan nyata dengan tanpa pupuk organik namun
kering pada tanaman ubi jalar tergantung berbeda tidak nyata dengan pemberian
pada ketersediaan hara, radiasi matahari, pupuk kandang kotoran sapi. Hal ini
kapasitas fotosintesis daritanaman dan menunjukkan bahwa pemberian pupuk
durasi dari kapasitas tersebut. Peningkatan organik menyediakan hara yang cukup
radiasi atau aktifitas fotosintesis akan untuk kebutuhan tanaman sehingga dapat
meningkatkan produksi bahan kering (Kuo meningkatkan jumlah umbi ubi jalar.
and Chen, 1992). Pemberian pupuk organik ke dalam tanah
Bobot berangkasan kering cenderung disamping bertujuan untuk menyediakan
meningkat pada pemberian pupuk unsur hara, juga bertujuan untuk
petrogenik meskipun secara statistik memperbaiki kondisi fisik tanah (Yuwono et
berbeda tidak nyata dengan tanpa pupuk al., 2002).
organikdan pemberian pupuk kandang Bobot umbi pertanaman terberat
kotoran sapi (Tabel 7). Hasil penelitian dijumpai pada pemberian pupuk petrogenik
menunjukkan bahwa jenis pupuk organik yang berbeda nyata dengan tanpa pupuk
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot organik namun berbeda tidak nyata dengan
berangkasan segar dan bobot berangkasan pemberian pupuk kandang kotoran sapi.
kering. Hal ini pula disebabkan oleh pupuk Penambahan bahan organik dalam tanah
organik memiliki kandungan unsur hara lebih kuat pengaruhnya kearah perbaikan
rendah untuk memenuhi kebutuhan fisik tanah dan bukan khusus untuk
tanaman secara tepat. Tanah Andisol Saree meningkatkan unsur hara dalam tanah
merupakan tanah tingkat kesuburan (Winarso, 2005). Menurut Hanafiah (2004)
rendah. Pemberian pupuk organik pada secara fisik bahan organik berperan dalam
tanah andisols Saree belum mampu merangsang granulasi, menurunkan
meningkatkan berat berangkasan segar dan flastisitas dan kohesi, memperbaiki struktur
kering tanaman ubi jalar. Kandungan hara tanah, meningkatkan daya tahan tanah
dari pupuk organik lambat tersedia bagi dalam menahan air sehingga drainase tidak
tanaman. Pupuk organik umumnya berlebihan, kelembaban dan temperatur
memiliki kandungan hara makro relatif tanah menjadi stabil, selain itu dapat
rendah dan memerlukan pelapukan terlebih meningkatkan jumlah dan aktivitas
mikroorganisme tanah.

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 20


Potensi hasil perhekta terberat dijumpai hasil perhektar tertinggi didapatkan
pada pemberian pupuk petrogenik yang pada varietas Sawentar, Cilembu dan
berbeda nyata dengan tanpa pupuk organik Lokal Saree Ungu. Kadar air umbi
namun berbeda tidak nyata dengan tertinggi dijumpai pada varietas Sari,
pemberian pupuk kandang kotoran sapi. kadar serat kasar tertinggi didapatkan
Pemberian pupuk petrogenik dan pupuk pada varietas Lokal Saree Ungu,
kandang kotoran sapi mampu kandungan protein tertinggi dijumpai
meningkatkan potensi hasil per hektar pada varietas Cilembu, karbohidrat
dibandingkan tanpa pemberian pupuk tertinggi dijumpai pada varietas Antin-1.
organik pada tanah andisols Saree. Hal ini Hasil uji organoleptik beberapa panelis
dikarenakan pupuk organik mampu terhadap rasa, tekstur dan kejusian
meningkatkan kesuburan tanah, sehingga menunjukkan bahwa varietas Cilembu
meningkatkan potensi hasil per hektar. lebih disukai.
Berdasarkan hasil penelitian Jedeng (2011) 2. Pertumbuhan dan hasil ubi jalar yang
menyatakan pemberian pupuk organik lebih baik pada tanah andisol Saree Aceh
mampu meningkatkan berangkasan kering diperoleh penggunaan pupuk organik
dan meningkatkan bobot umbi per yang berasal dari pupuk petrogenik.
tanaman. Menurut Santosa (2003) 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyatakan pupuk kandang kotoran sapi penggunaan varietas dan pemberian
mampu meningkatkan unsur hara, pupuk organik berpengaruh tidak nyata
mempertahankan pH tanah dan pertumbuhan dan hasil tanaman ubi
meningkatkan ketersediaan air sehingga jalar yang diamati.
akar tanaman mudah melakukan penetrasi.
Sedangkan pupuk petrogenik memiliki Saran
kandungan C organik yang tinggi sehingga Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mampu memperbaiki struktur dan tata mengenai jenis varietas ubi jalar lainnya
udara tanah sehingga akar dapat dengan dan dosis pupuk organik untuk tanah
mudah menyerap unsur hara (PT. Andisol di Saree Aceh terhadap
Petrokimia gresik, 2012). pertumbuhan dan hasil ubi jalar, baik pada
skala laboratorium maupun lapangan.
Interaksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
penggunaan varietas dan pemberian pupuk
organik berpengaruh tidak nyata Balitkabi. 2008. Teknologi Produksi Ubi
pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar Jalar. Balai Penelitian dan
yang amati. Hal ini menunjukkan bahwa Pengembangan Pertanian. Pusat
pemberian pupuk organik tidak penelitian dan Pengembangan
berpengaruh terhadap penggunaan varietas Tanaman Pangan. Malang.
dan pemberian pupuk organik. deMan JM. 1997. Kimia Makanan Edisi
Kedua. Diterjemahkan oleh: Kosasih
KESIMPULAN DAN SARAN Padmawinata. Penerbit ITB,
Bandung.
Kesimpulan Djufry, F. 2011. Kajian pendugaan musim
1. Pertumbuhan tanaman ubi jalar terbaik tanam tanaman pangan
dijumpai pada varietas Lokal Saree Ungu berdasarkan model neraca air di
dan Cilembu. Hasil tanaman ubi jalar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan
yang meliputi jumlah umbi pertanaman Selatan. Jurnal Pengkajian dan
terbaik dijumpai pada verietas Cilembu Pengembangan Teknologi Pertanian
dan Lokal Saree Ungu, sedangkan pada 14(3): 181-190.
bobot umbi pertanaman dan potensi Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 21


Tanah. Jakarta: Raja Grafindo 179 Prasetya B, Kurniawan S, dan Febrianingsih.
hal. 2009. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Handawi PS, Rachman, dkk. 2010. Kajian Pupuk Cair Terhadap Serapan dan
Keterkaitan Produksi, Perdagangan Pertumbuhan Sawi (Brassica junsea
dan Konsumsi Ubi Jalar untuk L.) Pada Entisol. Univ. Brawijaya.
Meningkatkan 30 % Partisipasi Malang.
Konsumsi Mendukung Program Rampengan VJ, Pontoh dan Sembel DT.
Keanekaragaman Pangan dan Gizi. 1985. Dasar-dasar Pengawasn Mutu
Herawati H dan Widowati S. 2009. Pangan.Badan Kerjasama
Karakteristik beras mutiara dari ubi Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
jalar (Ipomea batatas). Buletin Bagian Timur, Ujung Pandang.
Teknologi Pascapanen Pertanian. Sanchez PA. 1992. Sifat dan pengelolaan
Vol. 5 : (37 - 44). tanah tropika. Institut Teknologi
Huang YH, Tanudjaja L, and Lum D. 1999. Bandung. Bandung.
Content of alpha-, beta-carotene Santosa E. 2003. Pengaruh Pupuk Organik
and dietary fibre in 18 sweetpotato dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan
varieties grown in Hawaii. Journal Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera
of Food Composition and Analysis. Mill). Bul Agron (31) (3) 120-125.
12:147-151 Silalahi J. 2006. Antioksidan dalam Diet dan
Jedeng IW. 2011. Pengaruh jenis dan dosis Karsinogenesis. Cermin Dunia
pupuk organik terhadap Kedokteran. 153: 42-47.
pertumbuhan dan hasil ubi jalar Stevenson MG. 1982 Toward an
(Ipomea batatas L) Var. Lokal Ungu. Understanding of Site
Program Pasca Sarjana. Universitas Abandonment Behavior: Evidence
Udayana. Denpasar. from Historic Mining Camps in the
Kartika B, Hastuti P dan Supartono W. 1988. Southwest Yukon. Journal of
Pedoman Uji Inderawi Bahan Anthropological
Pangan. Yogyakarta: Pusat Antar Archaeology 1:237–265.
Universitas Pangan dan Gizi Sufardi. 2012. Pengantar nutrisi tanaman.
Universitas Gadjah Mada. Bina Nanggroe. Universitas Syiah
Lakitan B. 2000. Dasar – Dasar Fisiologi Kuala. Banda Aceh.
Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Suhartina. 2005. Deskripsi varietas unggul
Jakarta kacang-kacangan dan umbi-umbian.
Mastina Dj, Jahja D dan Pardiansyah. 2004. Balai Penelitian tanaman kacang-
Pertumbuhan dan hasil tanaman kacangan dan umbi-umbian.
ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Pada Malang
pemberian beberapa takaran abu Sumarwoto, Tutut W dan Rifan F. 2008. Uji
jerami padi. Stigma Volume XII varietas ubi jalar (Ipomea batatas L)
No.2. Fakultas Pertanian Universitas pada berbagai jenis pupuk organik
Andalas, Padang alami dan pupuk buatan (N, P dan
Munir M. 1996. Tanah-tanah utama di K). Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10
Indonesia. Dunia Pustaka Jaya, No 3. 203-210.
Jakarta. Sutedjo MM. 2002. Pupuk Dan Cara
Polakita A dan Taulu L. 2009. Uji adaptasi Penggunaan. Jakarta : Rineka Cipta.
beberapa varietas unggul baru ubi Trisnawati WM, Yasa R dan Adijaya N. 2004.
jalar di lahan sawah sesudah padi di Adaptasi Tiga Varietas Ubi Jalar
Kabupaten Minahasa. Balai (Ipomoea batatas), Keragaan
Pengkajian Teknologi Pertanian Komposisi Kimia Dan Reperensi
(BPTP) Sulawesi utara Jl. Kampus Panelis. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Kalasey. Pertanian Bali.

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 22


Winarno, F. G., 2004. Ilmu Pangan dan Gizi. terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ubi jalar (Ipomea Batatas L).
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Fakultas Pertanian Institut
Kesehatan dan Kualitas Tanah. Pertanian Bogor.
Yogyakarta: Gava Media 34 hal. Yuwono, M, Basuki, N., Agustin ,L.2002.
Woolfe JA. 1992. An Untapped Food Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar
Resource. Cambridge University (Ipomoea batatas (L) Lamb). pada
Press, New York. macam dan dosis pupuk organik
Yiyi Pahmi Pauzi Rohayati Abas. 2006. yang berbeda terhadap pupuk an
Pengaruh Klon dan Dosis Pupuk organik.

Jurnal Agrista Vol. 25 No. 1, April 2021 23

Anda mungkin juga menyukai