Anda di halaman 1dari 13

PEMBIBITAN

TANAMAN AREN

JOHANES YESE 150510170145


IQBAL AKBAR 150510170
EVANGELIA 150510170137
Aren

Kingdom : Plantae
Divisi: Magnoliophyta (Angiospermae)
Class : Liliopsida (Monocotyledoneae)
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Arenga
Species : Arenga pinnata Merr
Pengertian Aren (Arenga pinnata Merr.)

 Tanaman perkebunan jenis palma yang sangat berpotensial da


ri nilai ekologi dan ekonomi.

 Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digun


akan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik (akar,
batang, daun, ijuk) maupun hasil produksinya (air nira, pati/te
pung dan buah).

 Pohon Aren juga dikatakan sebagai tanaman serba guna karen


a dapat menghasilkan bahan-bahan industri. Namun, tanaman
aren masih kurang mendapat perhatian dalam perkembangann
ya.
Proses Pengembangan Aren pada Tahap
Pembibitan
 Pembibitan aren (Arenga pinnata Merr.) bertujuan
untuk mendapatkan bibit aren dengan pertumbuha
n yang baik.
 Dibutuhkan perhatian khusus pada kegiatan Pembi
bitan aren mulai dari waktu pemindahan kecambah
sampai pemeliharaan bibit.
 Bibit aren dapat dipindahkan ke lapangan (ditanam
) setelah berumur 8-10 bulan sejak daun pertama t
erbentuk atau telah memiliki 4-5 daun terbuka pen
uh.
4 Tahap dalam pembibitan Aren :
 Tahap Pertama : Persiapan media tanam
Media tanam yang harus disediakan tanah ultisol, dan pupuk organik kotor
an ayam yang telah kering dan kapur dolomit sesuai perlakuan dengan ket
entuan (Janting et al, 2018) :
• 2 kg : 200 g: 0 g,
• 2 kg : 300 g: 25 g,
• 2 kg : 400 g: 35 g,
• 2 kg : 500 g: 45 g.
Hasil campuran kemudian dimasukkan ke dalam polybag yang sudah dipers
iapkan. Pemindahan bibit aren dilakukan setelah 2 minggu pencampuran m
edia tanam tersebut.

 Tahap Kedua : Penyapihan bibit


Dilakukan pemilihan bibit yang sehat, tinggi apokol (bibit aren belum keluar
akar) 7 cm dan berdiameter yang relatif seragam dengan umur bibit 2 bula
n. Satu bibit aren masing-masing ditanam pada polybag, kemudian polybag
tersebut ditempatkan dan disusun didalam bedengan persemaian.
 Tahap Ketiga : Pemupukan
Dilakukan satu kali pada saat perlakuan tahap awal saja.
Jika sudah matang dan sudah melalui proses analisis di La
boratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Pupuk organik ke
mudian dihancurkan dalam karung dan baru dicampur deng
an tanah bersamaan dengan kapur dolomit.

 Tahap Keempat : Pemeliharaan


Meliputi penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama.
Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi d
an sore disesuaikan dengan kondisi cuaca setempat. Penyi
angan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh
di dalam dan luar polybag.
Pengaruh percampuran pupuk kotoran ayam, kapu
r dolomit dan tanah ultisol

 Tanah ultisol termasuk tanah yang bersifat asam (pH rendah),


kelarutan Al, Mn, Fe relatif tinggi, kandungan Ca, Mg, Mo relat
if rendah dan kandungan N, P dan S kurang karena dekomposis
i berlangsung sangat lambat.

 Pupuk organik mutlak diberikan pada tanah yang bereaksi mas


am seperti tanah ultisol karena merupakan sumber nitrogen tan
ah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan lingkungan.

 Kondisi tanah ultisol yang demikian menyebabkan aerasi tanah


menjadi lebih baik sehingga kandungan oksigen di dalam tanah
sesuai dengan kebutuhan bibit aren dipersemaian.
 Widodo (2008) menyatakan bahwa pupuk organik kotoran ayam
dengan pemberian sedikit kapur dolomit dapat memberikan peng
aruh yang baik terhadap pertumbuhan bibit aren dan juga akan
memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah yang diusahakan.

 Menurut Hakim et al (1986), Pupuk kandang kotoran ayam meng


andung unsur hara makro (N, P, K) yang cukup tinggi sehingga
mampu meningkatkan kesuburan dengan memperbaiki sifat fisik
, kimia dan biologi tanah dan pertumbuhan perakaran tanaman a
kan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan absorbsi u
nsur hara oleh akar.

 Pemberian kapur dolomit dan pupuk organik ke dalam tanah dap


at menurunkan dan meniadakan pengaruh Al terhadap pertumbu
han tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Permasalahan pembibitan
Aren
• Pembibitan Aren memerlukan waktu yang lama karena
benih aren memiliki sifat dormansi
• Sebagian terbesar sumber bibit yang saat ini tanamanya
disadap atau tanaman yang belum disadap merupakan
bibit lokal dari sumber bibit puteran yang tidak diketah
-ui kualitas dan kuantitas produksinya.
• Kondisi tanah yang tidak cocok
• bibit aren yang terserang penyakit
Kesimpulan dan Saran

penilitian mengenai pembibitan masih terbatas dan belum terjangkau hingga petani s
sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk memecahkan masalah masalah pada bibi
t aren
DAFTAR PUSTAKA

 Bernhard, M. R. (2007, Desember). Teknik Budidaya dan Rehabilitasi Tanama


n Aren. Buletin Palma No. 33. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lai
n.

 Gultom. (2009). Jutaan Dolar Harta Karun Tersimpan dalam Pohon Aren atau
Enau Alias Bagot [Internet]. Diakses pada: 2019 September 15. Tersedia pada:
http://arenindonesia.wordpress.com/artikelaren/hltgultom

 Hakim, et al., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. S


umatera Selatan.

 Janting, A. M. (2018). PERTUMBUHAN BIBIT AREN (Arenga pinnata Merr)


PADA MEDIA TANAH ULTISOL DIPERSEMAIAN. JURNAL TENGKAWAN
G, Vol. 8 (1), 1 - 5. Fakultas Kehutanan. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
 NIRA FEBRIYANTI, A. H. (2017, Agustus). ETNOBOTANI DAN POTENSI AREN
(Arenga pinnata Merr.) PADA MASYARAKAT KASEPUHAN PASIR EURIH, DES
A SINDANGLAYA, KABUPATEN LEBAK, BANTEN. Media Konservasi, Vol. 22 , 1
71-180 . Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

 Santoso, B., 2006. Pemberdayaan Lahan Podsolik Merah Kuning dengan Tanaman Ro
sela (Hibiscus sabdariffa L.) di Kalimantan Selatan. Perspektif 5 (1): 01-12, Malang.

 Santoso, A., 2012. Manajemen Kesuburan Tanah Masam Dengan Teknologi Pengapur
an.

 Widodo. 2008. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengemb
angan Sumber Daya Lahan Pertanian, Jawa Barat.

 Wijanarko, A. dan Subandi., 2013. Pengaruh Teknik Pemberian Kapur Terhadap Pertu
mbuhan dan Hasil Kedelai pada Lahan Kering Masam. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan, Malang. 32 (3): 171-178

Anda mungkin juga menyukai