Anda di halaman 1dari 3

ESSAY TENTANG KEMISKINAN

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi dunia. Tingkat
kemiskinan yang sangat tinggi tersebar di berbagai negara, khususnya pada negara berkembang.
Menurut arti kemiskinan itu sendiri, kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan utamanya dengan penghasilan hidup yang dimilikinya. Hal ini
menjadi suatu masalah yang sangat serius karena seharusnya setiap orang memiliki hak yang
pantas diterimanya yaitu hak asasi manusia dan dalam masalah kemiskinan ini hal tersebut dapat
dikatakan menjadi suatu pelanggaran hak asasi manusia karena tidak terpenuhinya hak seseorang
sebagai manusia. Oleh karena itu, perlu adanya peninjauan terus menerus mengenai kemiskinan
karena dengan perkembangan zaman yang terus berjalan, tidak menutup kemungkinan bahwa
kemiskinan pun dapat berkembang. Ditambah dengan kompleksitas sosial yang membuat akar
permasalah dari kemiskinan sulit untuk ditemukan.
Pada saat ini, kita dapat mengetahui apa penyebab dari kemiskinan. Ketidakmampuan
seseorang untuk mendapatkan pekerjaan menjadi penyebabnya, karena seseorang tidak akan
mendapatkan pengahasilan yang cukup jika tidak mempunyai pekerjaan sehingga seseorang itu
akhirnya miskin. Sulitnya mendapatkan pekerjaan menjadi suatu masalah selanjutnya yang perlu
diselesaikan. Pendidikan seseorang sangat berpengaruh kepada sulit tidaknya dia untuk
mendapatkan pekerjaan. Pendidikan tidak hanya berbicara soal kemampuan akademik, tetapi
kemampuan non-akademik seperti kemampuan bersosialisasi menjadi pendukung utama
seseorang untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini menunjukan bahwa kemiskinan berbanding
lurus dengan kualitas pendidikan seseorang.
Pendidikan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, masih belum merata
kualitasnya. Berbagai fasilitas yang seharusnya didapatkan oleh murid masih belum terpenuhi
secara keseluruhan. Selain fasilitas di sekolah, akses menuju sekolah dapat tikatakan sangat tidak
manusiawi di beberapa daerah di Indonesia. Para murid sekolah dasar harus menyebrangi sungai
sepanjang 10 kilometer dengan hanya menggunakan seutas kawat di ketinggian 30 meter di atas
permukaan air sungai. Sangat miris sekali melihat anak-anak di perkotaan bisa dengan aman
menuju ke sekolah sedangkan di daerah lain yang terpencil, anak-anak SD berjuang
menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah dengan ancaman nyawa. Satu lagi bentuk ketidak
adilan dan pelanggaran hak asasi manusia terjadi. Sekarang apakah seseorang yang
berpendidikan kurang lalu setelahnya sulit mendapatkan pekerjaan dan akhirnya menjadi miskin
menjadi salah orang tersebut? Mereka hanya tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan
kita.
Segala kebutuhan masyarakat akan kebutuhan primer sampai kebutuhan lainnya seperti
fasilitas kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan telah di atur oleh negara di dalam APBN.
Anggaran tersebut dibuat secara terperinci dan jelas, agar terpenuhi segala kebutuhan
masyarakat. Dalam eksekusinya, banyak sekali terjadi penyelewengan dana yang kita kenal
sebagai korupsi. Banyak oknum dalam pemerintah yang tega mengambil uang rakyat untuk
keperluan pribadinya. Korupsi telah menjadi budaya di Indonesia. Dan hal ini tidak dianggap
serius oleh pihak hukum di indonesia, melainkan sangat lemah tindakannya. Akhirnya kebiasaan
suap-menyuap pun terjadi di kalangan koruptor dan oknum hukum. Inilah yang menjadi akar
masalah kemiskinan, khususnya di Indonesia. Sistem hukum dan pemerintahan di Indonesia
belum kuat. Sebagai pondasi kesejahteraan bangsa dan negara, hukum di Indonesia harus benar-
benar dibenahi dan masyarakat harus ikut serta di dalamnya sehingga aspek-aspek kehidupan
lainnya dapat berjalan secara sinergis.
Sudut pandang kemisikinan dapat dilihat dari berbagai sisi. Kemiskinan menurut agama
adalah suatu hal yang tidak terpuji. Seperti yang kita ketahui bahwa agama sebagai pedoman
hidup manusia yang tentunya mengajarkan nilai-nilai kebaikan sehingga manusia dapat
menjalankan kehidupannya dengan baik. Namun, perilaku seperti mudah menyerah, malas, dan
tidak mau berusaha adalah hal yang menjadi pokok permasalahan kemiskinan yang dilihat oleh
agama. Akan tetapi, tidak semua masyarakat miskin memiliki perilaku tidak terpuji seperti
mudah menyerah, malas, dan tidak mau berusaha. Lalu mengapa seseorang yang berperilaku
baik menurut agama masih tidak berkecukupan? Hal ini dapat ditinjau dari sisi pancasila.
Indonesia memiliki dasar negara yaitu pancasila. Sila-1 pancasila yang berbunyi “Ketuhanan
Yang Maha Esa” pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia dan setiap warga negara
harus mengakui adanya tuhan. Oleh karena itu, setiap orang dapat menyembah tuhan-nya sesuai
dengan keyakinannya masing-masing. Sila ini menekankan fundamen etis-religius dari negara
Indonesia yang bersumber dari moral ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan keyakinan
yang ada, sekaligus juga merupakan pengakuan akan adanya berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Tanah Air Indonesia. Kemerdekaan Indonesia dengan rendah
hati diakui “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”. Dengan pengakuan ini, pemenuhan
cita-cita kemerdekaan Indonesia, untuk mewujudkan suatu kehidupan kebangsaan yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur, mengandung kewajiban moral. Kewajiban etis yang harus
dipikul dan dipertanggungjawabkan oleh segenap bangsa bukan saja di hadapan sesamanya,
melainkan juga di hadapan sesuatu yang mengatasi semua, Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
menyertakan moral ketuhanan sebagai dasar negara, pancasila memberikan dimensitransendental
pada kehidupan politik serta mempertemukan dalam hubungan simbiosis antara konsepsi ‘daulat
tuhan’ dan ‘daulat rakyat’. Dengan pancasila, kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terangkat
dari tingkat sekular ke tingkat moral atau sakral. Di sini, terdapat rekonsiliasi antara tendensi ke
arah sekularisasi dan sakralisasi. Dengan wawasan ketuhanan diharapkan dapat memperkuat etos
kerja karena kualitas kerjanya ditransendensikan dari batasan hasil kerja materialnya. Oleh
karena teologi kerja yang transendental memeberi nilai tambah spiritual, maka hal itu
memperkuat motivasi di satu pihak dan di pihak lain memperbesar inspirasi dan aspirasi para
warga negara. Dengan wawasan teosentris, kita dituntut untuk pandai menjangkarkan
kepentingan kepada nilai dalam politik.
Solusi
1. Saya Femil Widiani L dari kedokteran hewan Fakultas Kedokteran Unpad, sebagai calon
dokter hewan saya ingin memberikan pelayanan yang maksimal dalam mengobati hewan-
hewan ternak yang merupakan sumber pangan bagi masyarakat agar seluruh pemilik
hewan ternak bisa mengembangkan usahanya dan tidak merugi, hal ini juga bisa menjadi
salah satu solusi mencegah kemiskinan sesuai dengan prodi yang saya miliki. Selain itu,
saya juga akan mencoba memberikan inovasi batu untuk mengembangkan hewan ternak
sehingga seluruh masyarakat bisa menikmati pangan yang bergizi namun dengan harga
yang terjangkau sehingga warga-warga miskin tidak akan susah lagi mencari makan dan
mungkin bisa memenuhi kebutuhan pangannya.
2. Saya Muhammad Iqbal Akbar dari agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad, solusi saya
untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah membentuk lapangan pekerjaan di bidang
pertanian. saya akan mengembangkan teknologi hidroponik sebagai solusi pertanian
modern. Solusi ini akan memberikan peluang bagi masyarakat di desa maupun kota,
pasalnya hidroponik merupakan konsep urban farming sebagai salah satu elemen
pembentuk smart city. Caranya dengan membentuk desa binaan untuk sekelompok
masyarakat miskin dengan harapan nantinya mereka dapat mandiri untuk bisa bertani
dengan konsep urban farming dan membuka lapangan pekerjaan, sehingga solusi
permasalahan kemiskinan dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai