Anda di halaman 1dari 3

Resume Jurnal : Komoditas Teh

Ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliah Produksi Tanaman Perkebunan Penyegar

Disusun oleh :

Muhammad Iqbal Akbar

(1505100170061)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
Resume Jurnal (Katekin teh Indonesia : prospek dan manfaatnya)

A. Latar belakang

Sari Teh Indonesia dikenal karena memiliki kandungan katekin (antioksidan alami)
tertinggi di dunia. Katekin adalah salah satu turunan dari poliphenol yang memiliki khasiat
antioxidant yang
tinggi. Semakin tinggi kadar katekin dalam teh, maka semakin baik pula kualitas teh yang
dihasilkan. Di Indonesia, teh menjadi komoditas yang sangat berpengaruh terhadap pemasukan
devisa negara. Teh menjadi salah satu komoditas perkebunan yanng sudah lama dibudidayakan di
Indonesia sehingga teh sebagai minuman juga sudah menjadi budaya di Indonesia. Hal tersebut
yag menjadikan Indonesia menjadi negara exportir teh terbesar ke-5 dalam volume di dunia.
Dengan semua potensi tersebut, teh Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dapat
meningkatkan produktivitas dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai teknologi budidaya
diterapkan untuk dapat meningkatkan kualitas teh, yaitu dengan meningkatkan kadar katekin.
Dalam budidaya teh, peningkatan kualitas berbanding terbalik terhadap kuantitas. Sehingga perlu
diterapkan teknologi budidaya yang sesuai agar produktivitas teh secara kualitas maupun kualitas
dapat seimbang.

B. Teknologi budidaya untuk meningkatkan katekin dalam teh


Baik buruknya kuantitas dan kualitas teh dapat ditentukan oleh proses budidayanya. Maka dari
itu, perlu digunakan teknologi budidaya yang tepat agar produktivitas teh dapat optimal. Teknologi
budidaya yang digunakan berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kandungan katekin
dalam teh diantaranya yaitu, varietas teh, ketinggian tempat, umur daun, serta jenis petikan.
- Varietas dan klon teh
Varietas teh yang banyak dibudidayakan di Indonesia ada adalah varietas assamica.
Varietas ini memiliki lebih banyak kandungan katekin dari pada varietas sinensis. Menurut
Mitrowihardjo (2012), mutu teh berkolerasi sangat nyata terhadap berat peko per petak,
jumlah peko per tanaman, berat pucuk peko dan burung per petak dan berkorelasi nyata
dengan rasa. Maka dari itu, diperlukan teknologi budidaya berupa pemangkasan produksi
dan pemangkasan pemeliharaan, dengan tujuan memperbanyak bidang petik sehingga
jumlah peko per tanaman dapat meningkat. Kandungan katekin pada daun peko memiliki
jumlah paling banyak dibandingkan pada daun lainnya.
- Ketinggian tempat
Pada dataran tinggi, intensitas cahaya matahari dan suhu lebih rendah dari pada di dataran
rendah, hal tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan pucuk daun teh. Maka, semakin
tinggi ketinggian tempat pertumbuhan pucuk semakin lambat dan total katekin semakin
bertambah. Berbeda dengan dataran rendah, total katekin lebih rendah karena pertumbuhan
pucuk meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil secara kuantitas berbanding
terbalik terhadap hasil secara kualitas (kandungan katekin) berdasarkan ketinggian tempat.
- Umur daun

- Pengaruh petikan terhadap mutu daun teh


Terdapat 3 jenis petikan dalam petikan teh yaitu, petikan halus, petikan sedang, dan petikan
kasar. Berdasarkan umur daun, pemetikan teh pada bagian peko akan menghasilkan jumlah
produksi total katekin yang tinggi. Itu artinya, semakin selektif dalam memetik daun
(petikan halus) maka kualitas hasil teh akan baik. Sebaliknya, jika dilakukan petikan kasar,
maka kuantitas hasil teh akan baik tetapi kualitas rendah. Dengan begitu, penerapan petikan
sedang merupakan cara paling sesuai karena hasil produksi secara kuantitas maupun
kualitas seimbang.

Anda mungkin juga menyukai