Dosen Pengampu :
Rahmawati, SP, MP
Yuliatiningsih, S.ST
Di Susun Oleh :
Golongan C
Bahan
Biji kopi
Biji kakao
Sengon
Kapas
3.3. Langkah kerja
Setiap golongan di bagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok
memilih komoditi 1 biji Yang akan di uji kadar air nya
Timbang biji sampai 2x pengulangan di awal dan 1x pengulangan di
akhir
Cincang/blender biji sampai agak kasar (tidak halus)
Masukan ke dalam oven tunggu hingga 1 jam
Setelah 1 jam keluakan diam kan selama 15 menit lalu timbang kembali
Hitung kadar air di awal hingga akhir Dan temukan hasilnya
Buatklah laporan praktikum sesuai judul yang di tentukan
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Tabel hasil pengujian kandungan air dalam benih
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Teknologi Benih tentang “Kadar Air Benih” ini kita akan
menghitung kadar air yang terdapat pada tiap-tiap benih yang sudah dibagikan.
Benih yang di uji coba yaitu benih kopi,kapas,kakao, dan sengon. Benih ini
termasuk benih ortodoks. Menurut Kartasapoetra (1986) Biji ortodoks dicirikan
oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa menglami kerusakan sehingga biji tipe
ini bisa disimpan dalam kadar air yang rendah.
Penetapan kadar air untuk menetapkan kadar air yang sesuai dengan penyimpanan
benih, hal ini sesuai dengan literatur Mugnisjah (1990) Tujuan penetapan kadar air
diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk
menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka
mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Berat basah pada semua benih yaitu 10 gram. Pada metode ini pengukuran kadar
air benih melakukan dengan cara metode secara langsung, kadar air benih
dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air
dalam benih dan ini yang sering disebut dengan metode oven. Setelah dimasukkan
ke oven benih tersebut dikeluarkan, setelah itu mengukur berat kering
menggunakan neraca analitik. Nilai berat kering mendapatkan nilai yang berbeda
beda dari tiap kelompok. Setelah sudah diketahui berat basah dan berat kering ,
selanjutnya menghitung kadar air benih dengan rumus: Berat Basah –
Berat Kering x 100 %.
Jadi berdasarkan data hasil pengujian kadar air dalam benih, disini kami
hanya menguji beberapa benih yaitu benih kopi,kakao,kapas dan sengon. Dimana
kadar air yang dikandung benih tersebut berbeda-beda. Dan pada praktikum ini
kami menguji benih tersebut dengan dua metode yaitu metode
langsung(menggunakan oven) dan metode tidak langsung (menggunakan moister
tester atau metode praktis) yang dimana nilai kandungan air di dalam benih
tersebut berbeda. Dan untuk metode tidak langsung kami hanya menggunakan 2
jenis benih saja yaitu benih kopi dan kakao. Jadi kandungan air benih kopi dengan
menggunakan metode tidak langsung atau biasanya disebut metode praktis
mengandung rata-rata kandungan air (KA) yaitu 8,4%, dan untuk benih kako yang
menggunakan metode praktis mengandung rata-rata KA yaitu 26,1%. Sedangkan
dengan menggunakan metode secara langsung atau menggunakan oven, untuk
benih kopi mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,3%, dan untuk benih kakao
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 28,1%, dan untuk benih kapas
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,8%, sedangkan untuk benih sengon
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,9%.
Jadi jika dilihat dari setiap KA yang dikandung oleh setiap benih tersebut
ada satu komoditi yang tidak mencukupi standar kandungan air yang ditetapkan di
Indonesia yaitu benih kopi dan ada satu komoditi yaitu sengon tidak memiliki
kandungan air yang spesifik di Indonesia akan tetapi dalam beberapa sumber dan
jurnal untuk benih sengon harus mengandung jumlah kandungan air yang sedikit
untuk menjaga mutu dari benihnya. Jadi standar kandungan air dalam benih kopi
dapat bervariasi tergantung pada sumber yang digunakan. Namun, umumnya
kandungan air dalam benih kopi diharapkan berada dalam kisaran 10-12%.
Standar ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan daya simpan biji kopi. Namun,
penting untuk dicatat bahwa standar kandungan air dapat berbeda antara negara
dan lembaga yang mengatur. Dan untuk benih kakao standar kandungan air dalam
benih kakao di Indonesia tidak secara spesifik disebutkan dalam standar mutu
yang telah ditetapkan. Namun, terdapat beberapa informasi terkait kandungan air
dalam benih kakao:
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia
, kandungan air dalam biji kakao diketahui memiliki kadar air maksimal
sebesar 7,5%.
Standar mutu biji kakao internasional juga menyebutkan bahwa biji kakao
yang layak untuk diperdagangkan di pasaran internasional harus memiliki
kadar air sekitar 7%.
Meskipun tidak ada standar kandungan air yang spesifik, umumnya biji kakao
diharapkan memiliki kadar air yang rendah untuk menjaga kualitas dan daya
simpan biji tersebut. Dan untuk benih kapas standar kandungan air dalam benih
kapas di Indonesia tidak secara spesifik disebutkan dalam standar mutu yang telah
ditetapkan. Namun, terdapat beberapa informasi terkait kandungan air dalam
benih kapas:
Meskipun tidak ada standar kandungan air yang spesifik, umumnya benih kapas
diharapkan memiliki kadar air yang rendah. Dan untuk benih sengon tidak
ditemukan informasi yang spesifik mengenai standar kandungan air benih sengon
di Indonesia. Namun, dalam beberapa sumber yang ditemukan, tidak ada standar
kandungan air yang secara khusus disebutkan untuk benih sengon. Umumnya,
benih sengon diharapkan memiliki kadar air yang rendah untuk menjaga kualitas
dan daya simpan benih tersebut.Dan kadar air benih dapat bervariasi tergantung
pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan. Namun, umumnya kadar air benih
yang dianggap normal berkisar antara 5-15%. Kadar air benih yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan penurunan viabilitas dan daya simpan benih , sementara kadar
air benih yang terlalu rendah dapat menyebabkan kekeringan dan kerusakan pada
benih . Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kadar air benih yang optimal
untuk setiap jenis tanaman yang ingin Anda tanam (Sutopo, L. 1984).
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam praktikum ini dilakukan secara teliti supaya tidak ada kekeliruan
dalam menentukan kandungan air yang dikandung benih.
DAFTAR PUSTAKA
ISTA. Internasional Seed Testing Association. 2006. International Rules for Seed
Testing Edition 2006. The International Seed Testing Association. Switzerland
(CH): ISTA.
Kartasapoetra, A.G, dan M.M Sutedjo, 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan
Air. Jakarta: Rineka Cipta
Sumpena. U dan Wiguna, G. 2008. Hasil simulasi uji buss dan identifikasi
varietas contoh tanaman mentimun. Laporan penelitian. Kerjasama BALITSA
dengan DEPTAN.R.I. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman.