Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

PENETAPAN KADAR AIR BENIH

Dosen Pengampu :

Rahmawati, SP, MP

Yuliatiningsih, S.ST

Nisa Budi Arifana,S.ST,MP

Rina Sofiana, S.ST

Di Susun Oleh :

Muhammad Akbar Gunawan (A43222947)

Ahmad Dhani (A43222023)

Golongan C

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk
dapat memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup
kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas,
produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih, Mutu benih
terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis. Mutu benih sangat
tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar air benih.
Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian
hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan
dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah
banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih.
Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan metode langsung
(menggunakan oven) maupun tidak langsung (menggunakan moister tester).
Prinsip kerja pada pengukuran kadar air secara tidak langsung dengan
menggunakan oven adalah pengurangan antara beret basah yakni berat benih
sebelum dioven dikurang dengan berat kering. Selisih tersebut dibagi dengan
berat basah dikalikan 100% sehingga bisa diperoleh kadar air. Sedangkan
pengukuran tidak langsung kadar air dapat segera diketahui setelah benih
dilakukan pengukuran kadar air melalui moiture tester. Pada praktikum kali ini
kita menggunakan metode langsung yaitu menggunaka oven.
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk
dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar
airnya. Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya
hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar
benih adalah antara 6-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih
berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan
naiknya aktifitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan
cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan
patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang
telalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. (Mugnisyah, 1990).
Makin tinggi kandungan air benih makin tidak tahan benih tersebut untuk
disimpan lama. Untuk setiap kenaikan 1 % dari kandungan air benih maka umur
benih akan menjadi setengahnya. Hukum ini berlaku untuk kandungan air benih
antara 5 dan 14 %. Karena dibawah 5 % kecepatan menuanya umur benih dapat
meningkat disebabkan oleh autoksidasilipid di dalam benih. Sedangkan diatas 14
% akan terdapat cendawan gudang yang merusak kapasitas perkecambahan benih
(Hong, 2005).
BAB II
Tinjauan Pustaka
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman
muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan
bunga berkembang menjadi buah atau polong lalu menghasilkan biji kembali.
Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman,
jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif.
Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek
daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman
dewasa (Sumpena, 2008).
Kadar air benih merupakan suatu fungsi dari kelembaban relatif udara
sekitarnya dan kadar air suatu benih bergantung pada kelembaban relatif udara
sekitarnya. Pada saat kelembaban relatif udara sekitar benih meningkat (tinggi).
maka kadar air benih akan meningkat pula sampai terjadi nilai keseimbangan
antara kadar air benih dengan kelembaban relatif udara sekitarnya. Kadar air
benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih. Tinggi rendahnya
kandungan air dalam benih memegang peranan yang sangat penting dan
berpengaruh terhadap vialibitas benih. Oleh karena itu pengujian terhadap kadar
air benih perlu dilakukan agar benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan
kebutuhannya (Sutopo, 2006).
Dalam penetapan kadar air benih, metode oven dengan suhu konstan
dibagi dalam dua teknik o pelaksanaan, yaitu oven suhu rendah konstan (103 °C
selama 48 jam) dan oven suhu tinggi konstan (130°C selama 3 jam). Penggunaan
kedua teknik pengukuran kadar air tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan
masing-masing, namun potensi perbedaan hasil yang diperoleh perlu diketahui
untuk menghindari terjadinya kesalahan pembacaan kadar air benih yang didapat
dan kesesuaian jenis benih. Pada penetapan kadar air benih, benih dianjurkan
untuk digiling. Namun, untuk benih yang besar dan mengandung minyak yang
tinggi sebaiknya tidak digiling karena dapat menyebabkan oksidasi minyak yang
dapat mengakibatkan kekeliruan dalam penetapan kadar air benih. Oleh karena
itu, untuk benih besar dan mengandung minyak tinggi sebaiknya dilakukan
pengirisan, Pengirisan dilakukan untuk mempermudah proses penguapan. Benih
dipotong menjadi bagian-bagian kecil yang memiliki ukuran kurang dari 7 mm
(ISTA, 2010 dalam Arif dan Illahi, 2018)
Berdasarkan penelitian Widajati et al (2014), untuk penetapan kadar air
benih pada benih pala yang direkomendasikan adalah dengan metode suhu rendah
konstan 105°C dengan lama pengeringan 17 jam sampai 19 jam, dan metode suhu
tinggi konstan 130°C dengan lama pengeringan 4 jam sampai 6 jam.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum di laksanakan pada hari tanggal Kamis 14 September 2023
bertempatkan di laboratorium teknologi benih politeknik negeri Jember
3.2. Alat dan bahan
Alat
 Timbangan
 Talenan
 Pisau
 Blender
 Cawan putih
 Oven
 Cup sedang
 Kertas HVS
 Pulpen/pensil
 Alat pengukur kadar otomatis

Bahan
 Biji kopi
 Biji kakao
 Sengon
 Kapas
3.3. Langkah kerja
 Setiap golongan di bagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok
memilih komoditi 1 biji Yang akan di uji kadar air nya
 Timbang biji sampai 2x pengulangan di awal dan 1x pengulangan di
akhir
 Cincang/blender biji sampai agak kasar (tidak halus)
 Masukan ke dalam oven tunggu hingga 1 jam
 Setelah 1 jam keluakan diam kan selama 15 menit lalu timbang kembali
 Hitung kadar air di awal hingga akhir Dan temukan hasilnya
 Buatklah laporan praktikum sesuai judul yang di tentukan
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Tabel hasil pengujian kandungan air dalam benih
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Teknologi Benih tentang “Kadar Air Benih” ini kita akan
menghitung kadar air yang terdapat pada tiap-tiap benih yang sudah dibagikan.
Benih yang di uji coba yaitu benih kopi,kapas,kakao, dan sengon. Benih ini
termasuk benih ortodoks. Menurut Kartasapoetra (1986) Biji ortodoks dicirikan
oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa menglami kerusakan sehingga biji tipe
ini bisa disimpan dalam kadar air yang rendah.
Penetapan kadar air untuk menetapkan kadar air yang sesuai dengan penyimpanan
benih, hal ini sesuai dengan literatur Mugnisjah (1990) Tujuan penetapan kadar air
diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk
menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka
mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Berat basah pada semua benih yaitu 10 gram. Pada metode ini pengukuran kadar
air benih melakukan dengan cara metode secara langsung, kadar air benih
dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air
dalam benih dan ini yang sering disebut dengan metode oven. Setelah dimasukkan
ke oven benih tersebut dikeluarkan, setelah itu mengukur berat kering
menggunakan neraca analitik. Nilai berat kering mendapatkan nilai yang berbeda
beda dari tiap kelompok. Setelah sudah diketahui berat basah dan berat kering ,
selanjutnya menghitung kadar air benih dengan rumus: Berat Basah –
Berat Kering x 100 %.
Jadi berdasarkan data hasil pengujian kadar air dalam benih, disini kami
hanya menguji beberapa benih yaitu benih kopi,kakao,kapas dan sengon. Dimana
kadar air yang dikandung benih tersebut berbeda-beda. Dan pada praktikum ini
kami menguji benih tersebut dengan dua metode yaitu metode
langsung(menggunakan oven) dan metode tidak langsung (menggunakan moister
tester atau metode praktis) yang dimana nilai kandungan air di dalam benih
tersebut berbeda. Dan untuk metode tidak langsung kami hanya menggunakan 2
jenis benih saja yaitu benih kopi dan kakao. Jadi kandungan air benih kopi dengan
menggunakan metode tidak langsung atau biasanya disebut metode praktis
mengandung rata-rata kandungan air (KA) yaitu 8,4%, dan untuk benih kako yang
menggunakan metode praktis mengandung rata-rata KA yaitu 26,1%. Sedangkan
dengan menggunakan metode secara langsung atau menggunakan oven, untuk
benih kopi mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,3%, dan untuk benih kakao
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 28,1%, dan untuk benih kapas
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,8%, sedangkan untuk benih sengon
mengandung rata-rata KA yaitu sebesar 7,9%.
Jadi jika dilihat dari setiap KA yang dikandung oleh setiap benih tersebut
ada satu komoditi yang tidak mencukupi standar kandungan air yang ditetapkan di
Indonesia yaitu benih kopi dan ada satu komoditi yaitu sengon tidak memiliki
kandungan air yang spesifik di Indonesia akan tetapi dalam beberapa sumber dan
jurnal untuk benih sengon harus mengandung jumlah kandungan air yang sedikit
untuk menjaga mutu dari benihnya. Jadi standar kandungan air dalam benih kopi
dapat bervariasi tergantung pada sumber yang digunakan. Namun, umumnya
kandungan air dalam benih kopi diharapkan berada dalam kisaran 10-12%.
Standar ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan daya simpan biji kopi. Namun,
penting untuk dicatat bahwa standar kandungan air dapat berbeda antara negara
dan lembaga yang mengatur. Dan untuk benih kakao standar kandungan air dalam
benih kakao di Indonesia tidak secara spesifik disebutkan dalam standar mutu
yang telah ditetapkan. Namun, terdapat beberapa informasi terkait kandungan air
dalam benih kakao:

 Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia

 , kandungan air dalam biji kakao diketahui memiliki kadar air maksimal
sebesar 7,5%.
 Standar mutu biji kakao internasional juga menyebutkan bahwa biji kakao
yang layak untuk diperdagangkan di pasaran internasional harus memiliki
kadar air sekitar 7%.

Meskipun tidak ada standar kandungan air yang spesifik, umumnya biji kakao
diharapkan memiliki kadar air yang rendah untuk menjaga kualitas dan daya
simpan biji tersebut. Dan untuk benih kapas standar kandungan air dalam benih
kapas di Indonesia tidak secara spesifik disebutkan dalam standar mutu yang telah
ditetapkan. Namun, terdapat beberapa informasi terkait kandungan air dalam
benih kapas:

 Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-7163-2006 mengatur tentang


mutu benih kapas. Namun, dalam standar tersebut tidak secara spesifik
menyebutkan standar kandungan air benih kapas.
 Dalam praktik budidaya kapas, umumnya benih kapas diharapkan
memiliki kadar air yang rendah, yaitu sekitar 7%. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kualitas dan daya simpan benih kapas.

Meskipun tidak ada standar kandungan air yang spesifik, umumnya benih kapas
diharapkan memiliki kadar air yang rendah. Dan untuk benih sengon tidak
ditemukan informasi yang spesifik mengenai standar kandungan air benih sengon
di Indonesia. Namun, dalam beberapa sumber yang ditemukan, tidak ada standar
kandungan air yang secara khusus disebutkan untuk benih sengon. Umumnya,
benih sengon diharapkan memiliki kadar air yang rendah untuk menjaga kualitas
dan daya simpan benih tersebut.Dan kadar air benih dapat bervariasi tergantung
pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan. Namun, umumnya kadar air benih
yang dianggap normal berkisar antara 5-15%. Kadar air benih yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan penurunan viabilitas dan daya simpan benih , sementara kadar
air benih yang terlalu rendah dapat menyebabkan kekeringan dan kerusakan pada
benih . Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kadar air benih yang optimal
untuk setiap jenis tanaman yang ingin Anda tanam (Sutopo, L. 1984).
BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa percobaan pada ke empat


sampel yang dilakukan, semua benih yang memiliki kadar air yang normal yaitu
benih kopiyang memiliki rata-rata kadar air sebesar 7,3%, benih kakao yang
memiliki rata-rata kadar air sebesar 28,1%, benih kapas yang memiliki rata-rata
kadar air sebesar 7,8%, benih kapas yang memiliki rata-rata kadar air sebesar
7,8%, dan benih sengon yang memiliki rata-rata kadar air sebesar 7,9%. Sesuai
literatur yang mengatakan bahwa kadar air benih normal yaitu 5-15%.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini dilakukan secara teliti supaya tidak ada kekeliruan
dalam menentukan kandungan air yang dikandung benih.
DAFTAR PUSTAKA

ISTA. Internasional Seed Testing Association. 2006. International Rules for Seed
Testing Edition 2006. The International Seed Testing Association. Switzerland
(CH): ISTA.

Kartasapoetra, A.G, dan M.M Sutedjo, 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan
Air. Jakarta: Rineka Cipta

Mugnisjah, W. Q. 2007. Teknologi Benih. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumpena. U dan Wiguna, G. 2008. Hasil simulasi uji buss dan identifikasi
varietas contoh tanaman mentimun. Laporan penelitian. Kerjasama BALITSA
dengan DEPTAN.R.I. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman.

Sutopo, L. 2006. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai