3.2 Pembahasan
Benih yang digunakan pada praktikum tipe perkecambahan benih dan menghitung daya
perkecambahan adalah benih kakao. Hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu tipe
perkecambahan benih yang disemai merupakan tipe perkecambahan epigeal yaitu perkecambahan
yang menghasilkan kecambah engan kotiledon (calon daun) terangkat ke atas permukaan tanah.
Pada saat berkecambah hipokotil (calon batang) memanjang dan mengangkat kotiledon (calon
daun) yang masih menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu. Fase kedua
ditandai dengan membukanya kotiledon yang diikuti dengan memanjangnya epikotil dan
tumbuhnya empat lembar daun pertama. Keempat daun tersebut sebenarnya tumbuh dari setiap
ruasnya, tetapi buku-buku sangat pendek sehingga tampak tumbuh dari satu ruas. Pertumbuhan
berikutnya berlangsung secara priodic dan interval waktu tertentu.
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal dan stadia kritikal dari suatu tanaman
untuk selanjutnya bisa tumbuh dan berkembang. Tanpa melalui fase kecambah, maka tidak akan
terbentuk individu tanaman yang utuh. Begitu pula tanaman kakao yang memulai siklus hidupnya
dari kecambah yang tumbuh dari biji-biji kakao. Faktor pertama penggerak perkecambahan yang
diawali dengan proses imbibisi(proses masuknya air ke dalam benih) yaitu air. Imbibisi bisa
terjadi karena proses fisika yaitu tekanan uap air benih selalau rendah yang di dukung juga oleh
faktor temperatur dan permeabilitas kulit benih.
Proses ambibisi yang didukung dengan adanya cadangan makanan yang tersimpan di
dalam benih akan merangsang munculnya radikula (akar) dari kulit/testa benih(radicle
protussion) dan dilanjutkan dengan munculnya plumula (tunas) sampai akhir menjadi kecambah
sempurna dan tumbuh berkembang menjadi individu tanaman. Cadangan makanan yang
tersimpan di dalam benih sangat penting peranannya untuk pertumbuhan selanjutya karena pada
stadia kecambah, tanaman masih belum mampu menyerap hara makro maupun mikro yang ada di
dalam tanah sehingga masih menggunakan nutrisi yang tersimpan dalam kotiledon. (Baran
Wirawan, Seed Quality Control, (Bahan Kuliah, 2009))
Pada tabel pengamatan ke 2 (Pengamatan umur bibit kopi setelah 49 hari persemaian)
dapat kita lihat setelah 49 hari persemaian benih kopi, maka terlihat jelas perkembangannya dan
disinii diantara 42 bibit kopi kita hanya mengamat 3 bibit saja,dimana kita mengamati jumlah akar
serabut, panjang akar tunggang(cm), dan tinggi bibit. Pada pengamatan bibit pertama, maka
jumlah akar serabutnya yaitu 25, panjang akar tunggangya 3 cm, dan tinggi bibitnya 6,5 cm. Pada
pengamatan bibit kedua, jumlah akar serabutnya yaitu 21, panjang akar tunggangnya 2,5 cm, dan
tinggi bibitnya 6 cm. Pada pengamatan bibit ketiga, jumlah akar serabutnya 20, panjang akar
tunggangnya 2,5 cm, dan tinggi bibitnya 5,5 cm.
Daya kecambah benih dapat diartikan sebagai tumbuh dan berkembangnya bagian-bagian
penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal
pada lingkungan yang sesuai. Jadi proses penentuan penentuan daya kecambah benih adalah
penentuan sejumlah benih, berapa presentase dari sejumlah benih tersebut yang mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Pada tabel pengamatan 1 (Pengamatan
tipe perkecambhan serta daya kecambah benih kakao) dapat kita lihat mengenai daya
perkecambahan bibit kakao, yang di amati yaitu jumlah biji yang dikecambahkan, jumlah bibit
yang ditransplanting, daya kecambahan(%), dan tipe perkecambahan. Jadi pada pengamatan
tersebut yang ada di tabel 1, maka jumlah biji yang dikecambahkan yaitu 50, jumlah bibit yang
ditransplanting 48, dan daya kecambahnya yaitu 84%, dan tipe perkecambahannya yaitu epigeal.
Untuk standar perkecambahan kakao yaitu 84%, dimana kita dapat membuktikannya yaitu :
jumlah kecambah yang tumbuh
Daya Kecambah = x 100 %
jumlah benih yang disemaikan
Maka :
42
Daya kecambah = x 100%
50
Daya kecambah = 0,84 x 100%
Daya kecambah = 84%
Jadi, pada praktikum ini standar daya kecambah kakao yaitu 84%.
Salah satu syarat benih dikatakan meiliki kualitas baik apabila daya kecambahnya mampu
mencapai minimal 80% (Permentan, 2013). Perlakuan media simpan (kontrol) pada tingkat
kelembapan 15% mampu mempertahankan daya kecambah tetap tinggi yaitu 81,33%. Tinggi daya
kecambah pada kontrol dipengaruhi oleh kadar air bibit yang masih tinggi setelah penyimpanan.
Kadar air bibit kakao berperan penting untuk mempertahankan daya kecambah bibit kakao
(Syaiful et al, 2007). Kadar air tinggi akan membantu mempertahankan struktur sel bibit
rekalsitran (Halimursyadah, 2007). Pada media simpan arang sekam, daya berkecambah cenderung
konstan, kecuali pada tingkat kelembapan 0% dengan daya kecambah 57,33% yang diakibatkan
oleh kadar air berada pada level kritis. Hal ini menunjukkan media simpan arang sekam mampu
mempertahankan kelembapan tetap stabil. Kemampuan arang sekam menjaga kelembapan agar
tetap stabil untuk penyimpanan dapat dihubungkan dengan sifat lengas media yang tinggi yakni
9,02% (Syaiful et at,2007). Sifat tersebut mempengaruhi kemampuan arang sekam mengikat air
atau uap air.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tipe perkecambahan merupakan tahap awal dan stadia kritikal dari suatu tanaman untuk
selanjutnya bisa tumbuh dan berkembang. Tanpa melalui fase kecambah, maka tidak akan
terbentuk individu tanaman yang utuh. Begitu pula tanaman kopi yang memulai siklus hidupnya
dari kecambah yang tumbuh dari biji-biji kopi. Tipe perkecambahan terbagi dua, yaitu epigeal dan
hipogeal. Tipe perkecambahan epigeal yaitu adalah munculnya radikel (calon akar) diikuti oleh
memanjangnya hipokotil (calon batang) secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon (calon
daun) dan plumula (tunas) ke atas permukaan tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan tipe
perkecambahan hipogeal yaitu munculnya radikel (calon akar) diikuti dengan pemanjangan
plumula (tunas), hipokotil (calon batang) tidak memanjang ke atas permukaan tanah, sedangkan
kotiledon (calon daun) tetap berada dalam biji di bawah permukaan tanah.
Daya kecambah benih dapat diartikan sebagai tumbuh dan berkembangnya bagian-bagian
penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal
pada lingkungan yang sesuai. Jadi proses penentuan penentuan daya kecambah benih adalah
penentuan sejumlah benih, berapa presentase dari sejumlah benih tersebut yang mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk menghitung daya kecambah yaitu
menggunakan rumus sebagai berikut :
jumlah kecambah yang tumbuh
. Daya Kecambah = x 100 %
jumlah benih yang disemaikan
Pada praktikum ini daya standar kecambah kakao yaitu 84%. Dimana 84% itu didapatkan
dari cara sebagai berikut :
jumlah kecambah yang tumbuh
Daya Kecambah = x 100 %
jumlah benih yang disemaikan
42
Daya kecambah = x 100%
50
Daya kecambah = 0,84 x 100%
Daya kecambah = 84%
Jadi, standar daya kecambah kakao pada praktikum ini yaitu 84%.
4.2 Saran
Untuk praktikum ini sangat baik, mudah dipahami, dan juga dosen pembimbingnya dalam
menyampaikan sangat mudah dipahami dan juga untuk perlengkapan praktikumnya sangat
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA