DASAR TEORI
Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan
generatif. Cara vegetatif yaitu dengan menyambung atau stek, sedangkan generatif yaitu dengan
menggunakan biji. Untuk membuat kebun benih yang berasal entres dibutuhkan bibit yang berasal
dari biji yang dapat dijadikan batang bawah atau sebagai perbanyakan tanaman. Benih kopi memiliki
waktu berkecambah yang lama, sehingga menjadi suatu kendala jika kita perbanyak tanaman kopi
secara generatif.
Perkecambahan merupakan tahapan penting dalam budidaya tanaman kopi karena
menentukan kemampuan hidup tanaman kopi pada tahap selanjutnya (Yufniati, 2015). Proses
perkecambahan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat berpengaruh pada masa
produksi. Perlakuan benih dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara mekanis,
fisik maupun kimia (Sutopo, 2004).
Untuk memperoleh bibit kopi yang berkualitas baik, maka dalam perbanyakan secara
generatif membutuhkan benih yang bermutu baik. Biji kopi merupakan salah satu biji yang memiliki
masa dormansi yang cukup lama. Menurut Najiyati dan Danarti (2007), untuk mencapai stadium
serdadu (hipokotil tegak lurus) butuh waktu 4 sampai 6 minggu, sementara untuk mencapai stadium
kepelan (membukanya kotiledon) membutuhkan waktu 8 sampai 12 minggu.
Perkecambahan yang baik dapat dicirikan dengan melihat peningkatan persentase
perkecambahan, laju perkecambahan, dan daya berkecambah. Benih bermutu ini tentunya didapat
dari varietas unggul karena hal ini menjadi salah satu komponen produksi pertanian yang sangat
penting. Proses perkecambahan ini di pengaruhi oleh iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas,
perkecambahan membutuhkan waktu 3 sampai 4 minggu, sedangkan di dataran tinggi yang beriklim
dingin perkecambahan membutuhkan waktu 6 sampai 8 minggu. Selain 2 pengaruh dari iklim, ada
pula faktor lain yang mempengaruhi proses perkecambahan (Aksi Agraris Kanisius, 2004)
Lamanya masa dormansi tersebut diakibatkan oleh hambatan fisik yaitu kulit benihnya yang
keras. Keadaan ini mengakibatkan sulitnya air dan oksigen menembus kulit benih serta menghalangi
pertumbuhan embrio. Upaya pematahan dormansi biji kopi perlu dilakukan karena biji kopi
mengalami masa dormansi yang diakibatkan oleh hambatan fisik dari kulit bijinya yang keras.
Upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan kemampuan tumbuh benih yaitu dengan
perendaman benih dalam air kelapa sebagai zat pengtur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah
senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung serta merangsang,
menghambat dan mengubah proses fisiologis tanaman (Juandes, 2009).
BAB II
METODOLOGI
Penelitian ini di laksanakan di lab. Saung Politeknik Negeri Jember tanggal 21 November
2022 pada jam 08:00 WIB s/d selesai.
A. Alat
1. Solet Bambu
2. cangkul
B. Bahan
1. Tanah
2. Pasir
3. Pupuk kandang
4. Bak persemaian
5. Polibek
7. Bibit kopi
8. Dhitane
9. Furadan
10. mulsa
2. Lalu campurkan tanah, pasir, dan pupuk dengan perbandingan 1:1:1 menggunakan cangkul.
3. Setelah itu masukkan media tanaman yang telah tercampur kedalam polibek.
4. Pindahkan bibit kopi yang telah disemai menggunakan bambu ke polibek tersebut dan
jangan lupa bibit tersebut ditutupi dengan gelas plastik (cup).
HASIL
NO Tanaman kopi Jumlah akar Panjang akar tunggal (cm) Tinggi bibit (cm)
1 KOPI 24 4 7
2 KOPI 33 6 6,5
3 KOPI 28 6,3 7
Pembahasan
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Untuk saran pada praktikum ini sebaiknya materinya disampaikan lebih detail lagi hingga
setiap mahasiswa bisa faham dan mengerti tatacara persemaian dan transplanting
DAFTAR PUSTAKA
Anita,2005. Bibit kopi arabusta sambungan fase serdadu sebagai teknologi spesifik
konversi robusta ke arabika. Prosiding Lokakarya Nasional Pengembangan Pertanian
Lahan Kering, Bandar Lampung 20-21 September 2005. 166-169.