oleh
1. Kasmawati A41222936
2. Putri Septian Anugrah Wardani A41222733
3. Prabasari Tribhuana Tunggadewi A41222041
4. Muhammad Raihan Satria Buana A41222217
Dosen
Putri Santika, S.ST, M.Sc
Dr. Ir. Rahmat Ali Syaban, M.si
Teknisi
Rina Sofiana, S.ST
Prayitno, S.P
1.2 Tujuan
1. mengetahui pengaruh perlakuan berbagai cara pemecahan dormansi benih
kopi robusta dan untuk mendapatkan informasi perlakuan terbaik untuk
memecahkan dormansi benih kopi robusta.
2. Mengetahui lama perkecambahan pada berbagai suhu perlakuan kopi robusta
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
First Count Final Count Viabilitas
No Perlakuan Ulangan
KN KAbn BM BK BSTT KN KAbn BM BK BSTT (%)
1 0 3 22 12
2 0 19 6 76
3 0 0 25 0
1 A 4 0 1 24 4
5 0 0 25 0
6 0 0 25 0
Rata - Rata Viabilitas (%) 15,3
1 0 11 14 44
2 0 9 16 36
3 0 3 22 12
2 B 4 0 10 15 40
5 0 12 13 48
6 0 6 0 19 24
Rata - Rata Viabilitas (%) 34
1 0 7 18 28
2 0 6 19 24
3 0 11 1 13 48
3 C 4 0 5 1 19 24
5 0 1 24 4
6 0 6 0 19 24
Rata - Rata Viabilitas (%) 25,3
1 0 0 25 0
2 0 0 25 0
3 0 0 25 0
4 D 4 0 0 25 0
5 0 0 25 0
6 0 0 25 0
Rata - Rata Viabilitas (%) 0
Keterangan:
A = Control atau tidak direndam
B = Rendam 1 hari dengan suhu awal 30oC
C = Rendam 1 hari dengan suhu awal 60oC
D = Rendam 1 hari dengan suhu awal 90oC
4.2 Pembahasan
Menurut Schmidth (2002), air panas mematahkan dormansi fisik pada
Leguminoseae melalui tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macrosclereid
atau merusak tutup strophiolar. Metode ini paling efektif jika merendam benih
menggunakan air mendidih. Sebaiknya direndam sementara untuk menghindari
kerusakan embrio. Cara yang umum dilakukan adalah dengan menuangkan benih ke
dalam air mendidih dan membiarkannya dingin selama 12 hingga 24 jam agar airnya
terserap. Cara stratifikasi merupakan cara yang paling praktis karena cukup dengan
merendam biji kopi dalam air panas dalam jangka waktu tertentu.
Hasil pada pengamatan tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada
nilai rata-rata viabilitas benih kopi. Pada perlakuan A memiliki rata-rata viabilitas
sebesar 15,3%. Pada perlakuan B memiliki rata-rata viabilitas sebesar 34%. Pada
perlakuan C memiliki rata-rata viabilitas sebesar 25,3%. Pada perlakuan D memiliki
rata-rata viabilitas sebesar 0%. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa metode
pemecahan dormansi benih kopi dengan merendam benih dalam air panas sangat
efektif dalam benih kopi sesuai dengan pernyataan dari Schmidth, Raharjo, Sylva
Lestari. Selain itu, perlakuan B memiliki rata-rata viabilitas yang paling tinggi
daripada ketiga perlakuan tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk perlakuan
perendaman selama 1 hari pada suhu air 30 oC paling efektif. Namun, jika suhu airnya
mencapai 90oC tidak akan efektif, karena suhu air yang terlalu tinggi akan
menyebabkan kerusakan pada struktur benih tersebut.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini disimpulkan bahwa metode pemecahan dormansi benih
kopi dengan merendam benih dalam air panas sangat efekti dalam benih kopi dimana
perlakuan B memiliki rata-rata viabilitas yang paling tinggi daripada ketiga
perlakuan tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk perlakuan perendaman
selama 1 hari pada suhu air 30 oC paling efektif. Perendaman benih di dalam air panas
dapat melunakan dan membuka pori-pori kulit benih yang kering dan keras, sehingga
dapat meningkatkan proses imbibisi pada benih. Proses imbibisi pada benih
merupakan awal dari perkecambahan. Perendamanan menggunakan air bersuhu
tinggi teruji efektif menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan dan
memicu pembentukan hormon pertumbuhan sehingga biji dapat berkecambah.
5.2 Saran
Mahasiswa disarankan pada saat melakukan praktikum melaksanakan proses
praktikum dengan teliti agar praktikum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
adanya kecelakaan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
First count