PENDAHULUAN
setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya
Tingkat konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun
1989 adalah sebesar 500 gram/ kapita/ tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha
gram/ kapita/ tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo 7: 2012), Kopi
Secara komersial ada dua jenis kopi yang di hasilkan di Indonesia yaitu kopi
Arabika dan kopi Robusta. Tanaman kopi arabika dapat tumbuh dan berbuah
optimal pada ketinggian 1000 m diatas permukaan laut, sedangkan kopi Robusta
dengan ketinggian 1000 m diatas permukaan laut pada umumnya berupa hutan,
maka perkembangan kopi Arabika terbatas. Dari total produksi kopi 750.000
tahun 2012, kopi Arabika menghasilkan hampir 15.000ton dari luas areal 250.000
hektar, sedangkan kopi Robusta menghasilkan 600.000ton dari luas areal 1,05
hektar.
.2 Rumusan Masalah
Tadulako.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea.
Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua
genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus
yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara
tumbuh) dan rekayasa genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi yang
berasal dari Ethiopia, Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah dan
di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat
karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta
kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rutales
Suku: Meliaceae
Marga : Swietenia
2. Morfologi Mahoni
bulat, percabangan banyak, dan kayunya bergetah. Tipe daun berupa majemuk
menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal daunnya
runcing, serta tulang daun yang menyirip. Daun muda berwarna merah dan setelah
tua berwarna hijau. Bunganya majemuk, tersusun dalam karangan yang keluar
dari ketiak daun. Buahnya bulat telur, berlekuk lima, berwarna cokelat. Di dalam
buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat
ditemukan tumbuh liar di hutan jati, pinggir pantai, dan di jalan-jalan sebagai
atau okulasi. Untuk tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat,
maka tidak boleh diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida. Buahnya
pahit dan berasa dingin dingin (Harianja, 2008 dalam Laili, M., & Suganda, L.,
2015).
3. Persyaratan Tumbuh
Mahoni dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan pantai dan
menyukai tempat yang terbuka dan cukup mendapat sinar rnatahari langsung.
Tanaman ini terrnasuk jenis tanaman yang tidak memiliki persyaratan ripe tanah
secara spesifik, mampu bertahan hidup pada berbagai jenis tanah bebas genangan,
dan reaksi tanah sedikit asarn - basa tanah, gersang atau marginal, walaupun tidak
Namun demikian, pertumbuhan akan optimal pada tanah subur, bersolum dalam
dan aerasi baik pH 6,5 sampai 7,5. Tumbuh baik sampai ketinggian 1000 meter
dari permukaan laut meski masih tumbuh pada ketinggian maksimum 1.500 meter
dpl, banyak terdapat pada daerah iklim tropis basah sampai daerah beriklim
musim. Curah hujan 1.500 - 5000 mm/ tahun, dan suhu udara rata-rata 11 - 36 C 0
meski pada daerah kurang hujan pun jenis mahoni masih dapat tumbuh.
III. METODE PENELITIAN
1. Alat Tulis Menulis (pulpen dan buku), digunakan sebagai alat untuk
ini.
penelitian di lapangan
4. Alat Perekam
1. Observasi
Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah areal Persemaian
5. Dokumentasi
penelitian
4. Wawancara
.4 Analisis Data
4.1 Hasil
Adapun hasil dari karya tulis ilmiah berdasarkan hasil wawancara yang
Persiapan Benih
Perendaman Benih
Penaburan Benih
Persiapan Media Tanam (Polibag)
Penyapihan Benih
Perawatan
Distribusi
Adanya bibit yang tidak baik (berjamur) dan sudah mati sehinga
6. Pembahasan
Tahapan pertama dalam proses pembudidayaan mahoni yang dilakukan di
tersebut merupakan benih siap tanam yang diperoleh dari pemerintah terkait
lebih 1 x 24 jam. Tujuan dari perendaman benih ini adalah merangsang proses
perkecambahan serta dapat digunakan untuk memilah benih yang masih baik dan
penaburan benih. Benih yang siap tanam kemudian ditabur di atas bedengan yang
digunakan tanah yang dicampur dengan pupuk kompos dan arang sekam. Benih
media bedengan sedalam 2/3 bagian, kemudian tutup bedengan tersebut, bisa
menggunakan plastik putih dan diberikan naungan berupa paranet 60%. Setelah 3
(tiga) hari, lakukan penyiraman terhadap benih yang telah ditabur dan berlanjut
hingga benih tumbuh dengan baik penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari,
Media tanam yang digunakan berupa polybag. Proses ini dilakukan 2 minggu
sebelum proses penyapihan. Polibag yang telah disiapkan diisi dengan media
tanah dan disemprot dengan pupuk NPK dengan dosis 1 gram (1 sendok teh),
Pemupukan kedua dan selanjumya dilakukan setiap bulan dengan dosis yang
Setelah 3 minggu saat bibit mahoni telah tumbuh dan memiliki kurang lebih
4 helai daun serta batang yang berwarna kecoklatan, maka dilakukan proses
pupuk daun, agar daun tumbuh dengan sehat dan baik. Bibit mahoni siap untuk
didistribusikan dan ditanam, ketika sudah berumur kurang lebih 4 bulan dan
batang bibit sudah berkayu, diameter bibit berukuran kurang lebih 2 mm, sehat
dan segar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
5.2 Saran
Adapun Saran dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah, kiranya
kedepannya lebih ada bimbingan yang matang serta persiapan yang lebih, agar
dalam proses melakukan pembuatan karya tulis ilmiah ini dapat berjalan dengan
hambatan dalam pembuatan karya tulis ilmiah dapat diselesaikan dengan cepat