BENIH (AGH350)
PRODUKSI DAN SERTIFIKASI BENIH KOPI
KELOMPOK 4
Euis Handayani
A24130095
A24130101
M. Roffi Amarullah
A24130133
A24130158
Bambang Gunawan P.
A24130179
A24158505
Dosen:
Candra Budiman, SP, Msi
Ahmad Zamzami, SP, Msi
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan negara agraris dimana mayoritas penduduk
bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini didukung oleh kesuburan lahan
pertanian karena lahan merupakan faktor yang paling utama sebagai media
pertumbuhan tanaman. Tanaman yang dimaksud disini adalah tanaman kopi. Kopi
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan
dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia
mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi
robusta dan sisanya kopi lainnya. Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah
pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia
setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di
bagian selatan Arab melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi
akhir kopi. Hal ini disebabkan karena penanganan pasca panen yang tidak tepat
antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.
Selain itu spesifikasi alat atau mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi
setiap tahapan pengolahan biji kopi. Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi
yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan
melakukan setiap tahapan secara benar.
Tujuan
Mempelajari tahapan dalam produksi dan sertifikasi benih perkebunan
khususnya kopi.
PEMBAHASAN
Kopi merupakan komoditi penting dalam konstelasi perkebunan,
disamping itu permintaan konsumsi kopi dunia semakin hari semakin meningkat.
Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600 ribu ton pertahun dan lebih dari 80
persen berasal dari perkebunan rakyat. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
pada periode berikutnya mengingat pangsa pasar ekspor dan kebutuhan konsumsi
yang tinggi terhadap kopi. Kegiatan konsumsi akan mempunyai dampak ekologis
(ecological footprint) yang tinggi sebagai akibat gaya hidup manusia yang pada
ujungnya bertumpu pada kemampuan sumber daya alam untuk menyediakan
kecukupan pemenuhan bahan baku tersebut (Malmur, 1992).
Biji buah kopi terdiri atas dua bagian, yaitu kulit biji atau yang lebih
dikenal dengan nama kulit an dan putih lembaga (endosperm). Pada permukaan
biji di bagian yang datar, terdapat saluran yang arahnya memanjang dan dalam,
merupakan celah lubang yang panjang, sepanjang ukuran biji. Sejajar dengan
saluran itu, terdapat pula satu lubang yang berukuran sempit, dan merupakan satu
kantong yang tertutup. Bagian bawah dari kantong itu terdapat lembaga (embryo)
dengan sepasang daun yang tipis dan dasar akar. Kedua bagian ini berwarna putih
(Rahardjo, 2012).
Pemanenan perlu diperhatikan untuk mendapatkan benih kopi yang baik.
Buah yang dipanen adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat
dan yang besarnya normal. Jika biji ini tidak memenuhi syarat maka harus
disingkirkan. Bijibiji kopi yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus
disemaikan. Biji dapat disimpan untuk sementara waktu ke dalam peti untuk
menungggu musim persemaian yang tepat dan untuk menghindari terjadinya
serangan hama bubuk atau untuk memetikan bubuk yang mungkin ada. Biji tidak
boleh terlalu lama disimpan, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan
menurun atau akan habis sama sekali (Kartasapoetra, 2003).
Pengolahan buah kopi secara basah biasa disebut WIB (West lndische
Bereiding), sedangkan pengolahan cara kering biasa disebut OIB (Ost Indische
Bereiding). Perbedaan pokok dari kedua cara tersebut diatas adalah pada cara
kering pengupasan daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah
Standar
Lokasi
Ph Tanah
Kedalaman efektif
Drainase
Kelerengan
Luas
Ketinggian tempat
Robusta : 700 m dpl
Arabika : 15 s.d 24C
Suhu
Robusta : 20 s.d 32C
Curah Hujan
Bahan Tanam
Populasi
Robusta : 1.600 pohon
Komposisi tanaman
Isolasi/barier
Naungan
Populasi naungan
Kemurnian varietas/klon
Monoklonal
Minimal 50 m
Ada dan berfungsi baik
400 s.d 600
100%
Pemangkasan
Pemupukan
Pengairan
Sesuai kebutuhan
Penyiangan/ pengendalian
tanaman pengganggu
Naungan:
a. Glirisideae/ lamtoro
b. Kelapa
Standar
Varietas/klon
Bina/anjuran
Asal Biji
Pengendalian Hama/
Penyakit
1. Mutu Genetis :
- Kemurnian
2. Mutu Fisiologis:
- Daya Kecambah
3. Mutu Fisik :
- Kadar Air
- Kemurnian Fisik
- Kesehatan
4. Perlakuan
5. Lama Penyimpanan
- Minimal 80%
- 30 40 %
- 98 %
- Bebas OPT
- Benih direndam dalam larutan fungisida
0,5 1 % selama 5 10 menit
Maks 40 hari setelah panen
Kesimpulan
Pada produksi benih kopi, hal yang penting untuk diperhatikan adalah
pada saat tahapan pemanenan, pengolahan, penyimpanan, serta pengemasan. Hal
ini dikarenakan pada tahapan tersebut benih rawan mengalami penurunan kualitas,
sehingga harus diperhatikan agar kualitas benih terutama viabilitas tidak turun.
Tahapan sertifikasi benih terdiri atas pemeriksaan dokumen, pemeriksaan
lapang, serta pemeriksaan di lapang. Ketiga hal tersebut sudah diatur dalam
Permentan tahun 2013 secara jelas.
Saran
Ada baiknya dalam mata kuliah ini diberikan materi tentang produksi dan
sertifikasi benih komoditas perkebunan agar dapat lebih mengerti mengenai
proses sertifikasi benih tanaman perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta (ID): Yayasan Kanisius.
Kartasapoetra A.G. 2003. Teknologi Benih. Jakarta (ID): Penerbit Rineka Cipta.
Malmur, A., 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan.
Robusta. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Sri Najiyati dan Danarti. 2004. Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca
Panen. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2016. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
89/Permentan/OT.140/9/2013 tentang standar operasional prosedur
penetapan kebun sumber benih, sertifikasi benih, dan evaluasi kebun
sumber benih tanaman kopi (Coffea sp). http://www.pertanian.go.id/.[16
Maret 2016].