Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN

ACARA III
PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI

Disusun Oleh :
Nama & NIM : 1. M. Misbahuddin (13582)
Gol/Kel : B2/3
Asisten : Denny Andria

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu tanaman yang diminati masyarakat dunia. Kopi
sangat diistimewakan oleh sebagian besar masyarakat dunia khususnya bagi kaum pria.
Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya produk kopi di pasaran baik dalam bentuk
buah, biji, ataupun bahan olahan kopi yang sudah jadi yang telah tersedia dalam bentuk
sachet. Banyak sekali aneka olahan hasil kopi di dunia. Kopi yang menjadi favorit di
dunia menjadikan kopi sebagai bahan produk yang sangat laku di pasar global.
Berbagai macam warung atau kafe didirikan oleh para usahawan dengan tema utama
kopi. Namun dibalik semua penjualan minuman kopi tersebut ada sesuatu yang panjang
dalam pembudidayaan tanaman kopi.
Indonesia juga termasuk pemasok hasil tanaman kopi di dunia. Tanaman kopi
yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis kopi robusta dan arabika.
Proporsi kopi robusta dan arabika di Indonesia adalah berkisar 90% dan 10%,
sedangkan pasaran kopi dunia adalah kopi arabika. Berdasarkan fenomena tersebut,
maka kebijakan pemerintah adalah mengembangkan kopi arabika pada lahan yang
sesuai dan konservasi kopi robusta ke arabika pada ketinggian yang sesuai, yakni
ketinggian 800-1200 meter dpl. Kegiatan budidaya tanaman kopi arabika pada lahan
ketinggian menengah dan rendah memerlukan naungan dan teknologi budidaya optimal.
Tahapan pemeliharaan kopi memiliki proses yang cukup panjang yakni mulai dari
persiapan lahan, penanaman, penyiangan, pemeliharaan, pemupukan, pemangkasan,
pengendalian hama-penyakit dan panen. Maka dari itu dilakukan pratikum
pemeliharaan tanaman kopi dengan cara mengajak praktikkan terjun langsung
mengunjungi Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY agar
praktikkan dapat memahami budidaya tanaman kopi lebih kontras dan mendalam.

B. Tujuan
Mempelajari budidaya tanaman kopi, khususnya dalam tahap pemeliharaan
tanaman kopi di Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kopi termasuk dalam familia Rubiaceae dan merupakan tanaman
tropis yang banyak diperdagangkan di dunia.Pada perdagangan terdapat dua macam
kopi yaitu kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta merupakan kopi yang mendominasi
di Indonesia yaitu 87,1 % dari total produksi kopi.Sebagian besar hasil kopi diekspor di
Negara Amerika Serikat,Jerman,dan Singapura(Aak,2002).
Biji kopi diproduksi dari Coffea L. dimana spesies kopi sudah lebih dari 70
spesies. Pada perdagangan dunia,kopi Arabika sudah diproduksi sebanyak 75 % dan
kopi Robusta sebanyak 25 %.Kopi Robusta merupakan kopi yang tahan terhadap wabah
penyakit dan serangan hama.Kopi tersebut lebih tahan daripada kopi
Arabika(Etienne,2005 cit. Mussatto et al.,2011).Kopi Arabika merupakan golongan
tanaman semak yang berasal dari Ethiopia dan dapat berkembang dengan baik di
ketinggian 600-2000 mdpl.Kopi Robusta dapat beradaptasi dengan baik pada ketinggian
di bawah 600 mdpl(Comit du Franais du Caf,1997 cit. Mussatto et al.,2011).
Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,
batang, dan daun. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang
tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat
akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm. Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme
dalam pertumbuhan vegetatifnya, yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan
pertumbuhan ke samping (plagiotropik) dengan percabangan yang banyak. Batang kopi
merupakan tumbuhan berkayu, tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan.
Pada batang, terdapat 2 macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu
tumbuh searah dengan tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat
tumbuh sekali dengan arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya
(Pohlan et al., 2011).
Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di
Indonesia.Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar ketiga setelah Brazil
dan Vietnam. Produktivitas kopi di Indonesia hanya sebesar 11.250 ton
pertahun.Peningkatan pengelolaan tanaman kopi merupakan langkah penting dalam
mengembangkan produktivitas dan stabilitas produksi kopi di Indonesia. Dengan proses
budidaya yang baik,tanaman kopi dapat menghasilkan produktivitas ekspor yang
memiliki mutu yang tinggi(International Coffe Organization,2012 cit.Djumarti,2013).

Dalam budidayanya, tanaman kopi membutuhkan tanaman pelindung.


Penggunaan tanaman pelindung memiliki banyak keuntungan untuk tanaman tahunan.
Keuntungan tersebut,yaitu dapat menekan pertumbuhan gulma dan melindungi tanah.
Tanaman pelindung dapat menekan pertumbuhan gulma dan mencegah erosi saat
hujan.Pada tanaman kopi yang masih muda,penanaman tanaman pelindung dapat
memberi manfaat pada tanaman kopi.Salah satu tanaman pelindung kopi adalah
tanaman pelindunglegume.Tanaman tersebut dapat menyediakan nitrogen hasil dari
fiksasi nitrogen yang berada di atmosfer.Nitrogen merupakan unsure makro essensial
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara
umum(Clifford dan Willson,1985).
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan acara III yang berjudul Pemeliharaan
Tanaman Kopi dilaksanakan pada tanggal 19 April 2017 bertempat di Kebun Kopi
Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY. Pelaksanaan praktikum ini
didampingi oleh 3 orang asisten praktikum.
Praktikan per mengunjungi Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem,
Sleman, DIY. Pertama setelah tiba di kebun kopi seluruh praktikan diberi pengarahan
dari asisten dan pihak pengelola kebun. Seluruh praktikan kemudian dibagi menjadi 2
kelompok besar untuk diberikan penjelasan dari pendamping lapangan yang bertugas di
kebun tersebut. Seluruh praktikan diajak mengelilingi kebun mengikuti pendamping
sembari diberi penjelasan tentang pemeliharaan tanaman kopi. Praktikan diminta untuk
mengamati dan mencatat seluruh penjelasan yang disampaikan oleh pendamping kebun
mengenai budidaya tanaman kopi. Praktikan mendapat penjelasan mengenai tata cara
penyiangan, pemupukan, pemangkasan, pemiliharaan, pengendalian penyakit dan lain-
lain. Praktikkan ditugaskan untuk membuat laporan tentang pemeliharaan tanaman
kopi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di
Indonesia.Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar ketiga setelah Brazil
dan Vietnam. Produktivitas kopi di Indonesia hanya sebesar 11.250 ton
pertahun.Peningkatan pengelolaan tanaman kopi merupakan langkah penting dalam
mengembangkan produktivitas dan stabilitas produksi kopi di Indonesia. Dengan proses
budidaya yang baik,tanaman kopi dapat menghasilkan produktivitas ekspor yang
memiliki mutu yang tinggi(International Coffe Organization,2012 cit.Djumarti,2013).
Teknik budidaya tanaman kopi di perkebunan kopi secara umum meliputi
tahapan persiapan, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan
pemanenan.
1. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap paling awal dalam proses budidaya. Tahap persiapan
meliputi penyediaan kebutuhan tanam antara lain pembibitan, pupuk kandang, pupuk
kimia pabrik, pestisida, air, tanaman naungan dan kebutuhan penunjang lainnya.
Pembibitan dilakukan sendiri oleh pegawai kebun kopi dan membutuhkan waktu
kurang lebih tiga bulan. Bibit yang dipersiapkan mayoritas jenis tanaman kopi
robusta dan hanya ada beberapa jenis tanaman kopi arabika. Kopi robusta lebih
banyak ditanam karena kopi jenis robusta memiliki sifat tahan terhadap hama dan
penyakit apabila dibandingkan dengan kopi jenis arabika. Pupuk yang disiapkan
yakni pupuk kimia seperti TSP, KCL, urea, phonska. Tanaman pelindung perlu
dipersiapkan dalam rangka untuk pengaturan cahaya masuk. Tanaman kopi
memerlukan tanaman pelindung karena tanaman tersebut peka terhadap kelembaban,
tanaman kopi muda cahaya yang masuk sekitar 50% sedangkan kopi yang tua hanya
membutuhkan cahaya kurang lebih 25 %. Tanaman pelindung yang baik memiliki
ciri daun kecil dan menjulang tinggi. Tanaman yang digunakan sebagai tanaman
pelindung diantaranya lamtoro, klerecede, dan kelor. Fungsi dari tanaman pelindung
adalah mengatur suhu, kelembaban, dan daun yang berguguran dapat menjadi pupuk
organic untuk tanaman kopi dibawahnya.

2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan merupakan kegiatan yang membentuk kondisi lingkungan
yang sesuai untuk mamaksimalkan produksi tanaman kopi. Pengolahan lahan dengan
dilakukan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan
dan kemudian di tunggu hingga satu bulan agar pupuk dapat terdekomposisi ke
dalam tanah. Faktor ketinggian tempat penting pada kegiatan budidaya tanaman
kopi. Tanaman kopi hanya bisa tumbuh dengan baik ketika berada pada ketinggian
500-1000 mdpl. Persyaratan tumbuh tanaman kopi ada dua hal yakti lahan dan curah
hujan. Lahan kopi umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700
mdpl. Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas
1000 mdpl. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai
saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700-900 mdpl (Prastowo dkk.,2010).
3. Penanaman
Tahapan penanaman memperhatikan jarak tanam dan lubang tanam. Jarak tanam
kopi umumnya disesuaikan dengan kemiringan tanah. Beberapa contoh jarak tanam,
populasi dan kebutuhan jumlah setek berakar per hektarnya pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jarak tanam kopi robusta sesuai kemiringan tanahdan kebutuhan bahan tanam
per hektar

Lubang tanam sekitar 50 cm x 20 cm. Lubang tanam ini biasannya dibuat satu
bulan sebelum tanam bersamaan dengan pemberian seresah dan pupuk pada lubang
tanam tersebut. Dalam pemilihan jarak tanam dan lubang tanam dengan kondisi
lingkungan, pengetahuan, dan pengalaman petani.
4. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kopi disesuaikan dengan umur tanaman, tanaman
kopi umur kurang dari lima tahun diberikan 5 kg pupuk kandang dan 30-50 gram
pupuk kimia pabrik sedangkan pada tanaman umur lebih dari lima tahun diberikan
15 kg pupuk kandang dan 100 gram pupuk kimia pabrik. Pemupukan yang dilakukan
di kebun kopi milik pemda Sleman yaitu pada tahap pengolahan lahan, kemudian
pada tahap penanaman yaitu diberikan pada lubang tanam yang sudah dibuat. Setelah
itu pemupukan dilakukan setahun dua kali yaitu pada awal musim hujan dan pada
akhir musim penghujan.
Pemupukan bertujuan untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan
produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi. Pemupukan secara
umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya
tergantung kepada jenis tanah, iklim dan umur tanaman. Pemberian pupuk dapat
diletakkan sekitar 50-100 cm dari batang pokok dengan membuat parit yang
berbentuk lingkaran maupun setengah lingkaran kemudian lubang tersebut diberikan
pupuk dan kemudian ditutup kembali lubang yang sudah dibuat
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kopi meliputi penyiangan, pemangkasan, dan
pengendalian hama dan penyakit tanaman. Peremajaan juga dilakukan dalam rangka
mengganti tanaman yang rusak atau mati. Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga
kelangsungan hidup tanaman agar tetap hidup sehat dan memiliki produktivitas yang
tinggi dan stabil. Penyiangan yang dilakukan di kebun kopi milik pemda Sleman
dalam hal penyiangan dilakukan 1 tahun dua kali biasannya pada awal musim
penghujan dan akhir musim penghujan namun lebih baik apabila dilakukan empat
kali dalam kurun waktu setahun. Pada kegiatan penyiangan juga dilakukan
pembuatan rorak di samping tanaman, rorak digunakan untuk menampung gulma.
Gulma hasil penyiangan tersebut dimasukkan dalam rorak dan dapat berfungsi
sebagai pupuk organik.
Pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan yang dilakukan dengan
memotong tunas liar maupun cabang yang berlawanan arah. Menurut Prastowo dkk.
(2010) manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah
sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang baru,
mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan
penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil menghilangkan
cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang
yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur
kepada batang-batang yang lebih produktif.
Selain itu Menurut Aak (1988), ada berbagai tipe pemangkasan antara lain yaitu
pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan peremajaan.
Pemangakasan bentuk bertujuan untuk menciptakan tanaman kopi sesuai bentuk
yang di inginkan biasannya berbentuk lebar karena dilakukan pemangkasan pucuk
untuk menghentikan pertumbuhan tinggi tanaman sehingga memudahkan dalam
pemetikan buah dan dalam perawatan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan
pemeliharaan meliputi pemangkasan wiwilan, pemangkasan berat, pemangkasan B-F
dan pemangkasan dalam rangka mengendalikan populasi hama dan penyakit
tanaman.
Peremajaan dilakukan pada tanaman kopi yang tua, mati, atau rusak. Peremajaan
dapat berupa peremajaan keseluruhan dan peremajaan sebagian (potong).
Peremajaan keseluruhan dengan cara tanaman kopi yang tua, mati, atau rusak
dibongkar dan digantikan dengan tanaman baru. Peremajaan potong dilakukan
dengan memotong batang 120 cm, 150 cm, dan 180 cm.
6. Panen
Pemanenan tanaman kopi dilakukan apabila kondisi buah yang masak atau
sudah berwarna merah, sehingga pemanenan kopi tidak hanya dilakukan sekali
namun beberapa kali pemanenan. Kopi berbuah setahun sekali. Tanaman kopi mulai
berbunga pada awal musim penghujan, tanaman kopi berbunga dibulan Oktober
sehingga bulan April bisa dipanen. Panen raya dimulai dari bulan April hingga bulan
Juli dan Bulan September harus sudah dipanen seluruhnya.

Di Kebun Kopi Ngipiksari, Sleman, D.I.Y terdapat 3 jenis kopi yang


dibudidayakann yaitu :
1. Kopi Arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai
karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di
ketinggian 1000-2100 meter dpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada
ketinggian diatas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis
kopi ini sangat rentan terhadap penyakit. Arabika akan tumbuh optimal pada
kisaran suhu 16-20oC. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, kopi arabika
membutuhkan bulan kering sekitar 3 bulan/tahun. Arabika mulai bisa dipanen
setelah berumur 4 tahun. Dengan produktivitas rata-rata sekitar 350-400
kg/ha/tahun. Namun bila dipelihara secara intensif bisa menghasilkan hingga
1500-2000 kg/ha/tahun. Apabila telah matang, buah arabika berwarna merah
terang. Buah yang telah matang mudah sekali rontok, jika dibiarkan buah
tersebut akan menyerap bau-bauan yang ada ditanah sehingga mutunya turun.
Arabika sebaiknya dipanen sebelum buah rontok ke tanah. Rendemen atau
prosentase antara buah yang panen dengan biji kopi (green bean) yang
dihasilkan sekitar 18-20%.
2. Kopi Robusta
Kopi robusta (Coffea canephora) lebih toleran terhadap ketinggian lahan
budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400-800 m dpl dengan
suhu 21-24oC. Buididaya jenis kopi ini sangat cocok dilakukan didataran
rendah. Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga dibanding arabika. Dalam
waktu sekitar 2,5 tahun robusta sudah mulai bisa dipanen meskipun hasilnya
belum optimal. Produktivitas robusta secara rata-rata lebih tinggi dibanding
arabika yakni sekitar 900-1.300 kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif
produktivitasnya bisa ditingkatkan hingga 2000 kg/ha/tahun. Untuk berbuah
dengan baik, jenis kopi robusta memerlukan waktu panas selama 3-4 bulan
dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta bentuknya membulat
dan warna merahnya cenderung gelap. Buah robusta menempel kuat di
tangkainya meski sudah matang. Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar
22%.Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena
harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan
proses kering yang lebih rendah biaya.
3. Kopi Excelsa
Kopi excelsa (Coffea excelsa) merupakan salah satu jenis kopi yang paling
toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik didataran
rendah mulai 0-750 meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu
tinggi dan kekeringan. Pohon kopi excelsa bisa menjulang hingga 20 meter.
Bentuk daunnya besar dan lebar dengan warna hijau keabu-abuan. Kulit
buahnya lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi excelsa
memiliki produktivitas rata-rata 800-1.200 kg/ha/tahun. Kelebihan lain jenis
kopi excelsa adalah bisa tumbuh di lahan gambut. Di Indonesia, excelsa
ditemukan secara terbatas di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Dalam pemeliharaan tanaman kopi dikenal istilah pemangkasan. Tujuan
pangkasan bentuk dalam budidaya kopi bertujuan membentuk kerangka tanaman
yang kuat dan seimbang. Tanaman menjadi tidak terlalu tinggi, cabang cabang
lateral dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih kuat dan lebih panjang. Selain
itu kanopi pertanaman lebih cepat menutup. Hal ini penting untuk mencegah
rumpai dan erosi. Pada pemangkasan tanaman kopi dikenal dengan tiga (3) macam
pengkasan. Macam macam pangkasan tersebut antara lain:
1. Pangkas Bentuk
Pangkas bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan
seimbang. Pemangkasan ini meliputi tindakan tindakan sebagai berikut:
a. Pemenggalan batang (Tropping)
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman tidak terlalu tinggi, pertumbuhan
cabang lateral menjadi lebih kuat dan lebih panjang, tinggi pemenggalan
berbeda beda tergantung pada jenis dan prtumbuhan kopi semakin cepat dan
kuat pertumbuhan semakin tinggi pemenggalan dapat dilakukan.
b. Pemangkasan atau penyunatan cabang primer (Clipping)
Untuk mengatur agar pembentukan cabang dan pembuahan lebih continue dan
tanaman tidak cepat menjadi berbentuk payung, maka beberapa cabang primer
perlu dipangkas atau di perpendek untuk mendorong pertumbuhan cabang-
cabang sekunder

2. Pangkas Produksi atau Pangkas Pemeliharaan


Pangkasan produksi intinya adalah pangkas lepas panen (PLP), yang di
kerjakan setelah panen berakhir yaitu pada saat panen sudah selesai racut.
Pemangkasan lepas panen adalah membuang cabang cabang tua yang tidak
produktif lagi, cabang cabang sakit, patah dan wiwil trubusan yang tidak
produktif lagi. Wiwil halus dilaksanakan 2 bulan setelah pangkas lepas panen
yaitu dengan membuang cabang cabang halus, cabang sakit, cabang cacing,
cabang numpuk, dan tunas yang tidak diperlukan, yang tumbuh rapat
diperjaranag dengan menyisakan 30-45 cabang baru sebagai pengganti cabang
produksi untuk tahun berikutnya. Pelaksanaan wiwil halus diulangi lagi selang 2
bulan dari pelaksanaan pertama, agar yang sudah dipelihara tidak terganggu oleh
tunas-tunas baru yang tumbuhnya tidak dikehendaki.
3. Pangkas Rejuvinasi
Pangkas rejuvinasi dilakukan apabila produksi kopi terlalu rendah, tetapi
keadaan pohon masih cukup baik dan kuat. Kalau keadaan kebun sudah diatas
50% tidak dapat berproduksi sebaiknya dibongkar saja. Maksud diadakannya
pangkas rejuvinasi antara lain adalah mempermuda batang dengan
memotongnya, memperbaiki mutu bahan tanaman dengan disambung dengan
klon yang lebih bermutu.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahap budidaya tanaman kopi terdiri dari kegiatan persiapan, pengolahan lahan,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan panen.
2. Jenis tanaman kopi yang ada di Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem,
Sleman, DIY adalah kopi Arabika, Robusta dan Excelsa.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.2002.Budidaya Tanaman Kopi.Penerbit Kanisius,Yogyakarta.

Clifford,M.N. dan K.C. Willson.1985.Coffee:Botany,Biochemistry and Production of


Beans and Beverage.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.

Djumarti,Sony S.,M. Balya F. Barlaman.2013.Karakteristik fisik dan organoleptik biji


kopi arabika hasil pengolahan semi basah dengan variasi jenis wadah dan lama
fermentasi(studi kasus di Desa Pedati dan Sukosawah Kabupaten
Bondowoso.AGROINTEK 7: 108-121.

Mussatto,I.S.,Erclia M.S.M.,Silvia Martins.,dan Jos A. Teixeira.2011.Production,


composition, and application of coffee and its industrial residues.Food Bioprocess
Technol 4: 661-672.

Pohlan, H. and M.J.J. Janssens. 2011. Growth and production of coffe. Soils, Plant
Growth and Crop Production. Vol. II. Page: 1-11.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai