Oleh:
Kelompok:3 (tiga)
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara.Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia(Rahardjo, 2012).
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam
kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, serta
pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, untuk
pengolahan kopi pasca panen.Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam
menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka
diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan
secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu tahapan yang penting,
namun saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang
tepat untuk menghasilkan produk kopi berkualitas.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu diadakan penelitian
mengenai proses penyangraian biji kopi berkaitan dengan suhu dan lama waktu
yang digunakan selama penyangraian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luardaerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui
para saudagar Arab(Rahardjo,2012).
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh
VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya
bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC
cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC
menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya
Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan
dari berapa spesies kopi terutama Coffea canephora.Menurut Aak (1980), terdapat
empat jenis kopi yang telah dibudidayakan, yakni:
1.Kopi Arabika
2.Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.
Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat
kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat.
Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi
buahdan tingkat rendemennya rendah.
Syarat mutu dibagi menjadi dua yaitu syarat umum dan syarat khusus.
Syarat umum adalah persyaratan bagi setiap biji kopi yang dinilai dari tingkat
mutunya.Biji kopi yang tidak memenuhi syarat umum tidak dapat dinilai tingkat
mutu kopinya. Sementara syarat khusus digunakan untuk menilai biji kopi
berdasarkan tingkat mutunya.
Kopi robusta memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika. Jenis lainnya
dari kopi robusta seperti Qillou, Uganda dan Chanepora.Dalam pertumbuhannya
kopi robusta hampir sama dengan kopi arabika yakni tergantung pada kondisi
tanah, cuaca, proses pengolahan.Pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap
negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda .
Kopi robusta biasanya digunakan sebagai kopi instantatau cepat saji. Kopi
robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta
aroma kopi yang lebih kuat. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8%
serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22 kromosom. Produksi kopi robusta
saat ini mencapai sepertiga produksi kopi seluruh dunia (Anonim.Biji kopi
memiliki kandungan yang berbeda baik dari jenis dan proses pengolahan kopi.
Perubahan ini disebabkan karena adanya oksidasi pada saat proses penyangraian.
2.4 Pembibitan kopi
Tanaman kopi dapat di perbanyak dengan cara vegetasi menggunakan
bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji.Perbayakan
secara generatif lebih umum di gunakan karena mudah dalam pelaksanaannya,
lebih singkat untuk menghasilkan bibit siap tanam dengan perbanyakan bibit
secara vege.
2.5 Penanaman kopi.
Untuk lahan dengan kemiringan tanah kurang dari 15% tiap klon ditanam
dengan lajur sama,berseling dengan klon lain.Pengantian klon mengikuti arah
timur barat.Apabila kemiringan tanah lebih dari 15% tiap klon diletakkan dalam
satu teras,diatur dengan jarak tanam sesuai lebar teras. Hal ini untuk
mengantisipasi apabila dikemudian hari dilakukan penyulaman,selain
memudahkan penelusuran klon juga tidak mengubah imbangan komposisi klon.
2.6 Pemangkasan kopi
Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap
rendah sehingga mudah perawatannya,membentuk cabang-cabang produksi yang
baru,mempermudah masuk cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan
penyakit. Pemangkasan juga dapat di lakukan selama panen sambil
menghilamngkan cabang cabang yang tidak produktif,cabang liar ataupun yang
sudah tua.
2.7 Pemanenan kopi
Pemetikan atau pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara
memetik buah yang telah berwarna merah atau masak. pada tanaman kopi adalah
berusia sekitar 2,5-3 tahun.Buah matang ditandai oelh perubahan warna kulit
buah. Kulit buah yang berwarna hijau tua adalah buah masih mudah,brewarna
kuning adalah setegah masak dan jika berwrna merah maka buah kopi sudah
masak penuh dan berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan
menjadi kehitam -hitaman setelah masak penuh terlampaui
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi,buah kopi harus dipetik
dalam keadaan masak penuh. Kopi robusta memerlukan waktu 8-11 bulan sejak
dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi arabika 6-8 bulan.Contoh warna kopi
yang siap di panen.
Hijau dan Hijau kekuningan, warna ini menandakan kondisi buah yang
masih muda. Jika dipetik, bijinya akan pucat dan keriput. Aromanya masih sangat
lemah sehingga tidak disarankan untuk memanennya.Kuning kemerahan warna ini
menunjukkan bahwa buah kopi sudah mulai matang. Aromanya mulai mantap dan
sudah boleh untuk dipetik.Merah penuh fase ini menunjukkan bahwa buah kopi
telah matang. Aroma serta cita rasa telah terbentuk dengan sempurna. Kondisi
yang seperti ini adalah kondisi terbaik untuk memetiknya.Merah tua buah yang
telah berwarna merah tua harus segera dipetik karena sudah kelewat matang.
Aromanya sudah mulai menurun. Jika menunggu terlalu lama lagi, bisa-bisa
mengeluarkan aroma tanah (earthy) yang berlebihan dan menjadi tidak
enak.Tingkat kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak sehingga untuk
memanennya, diperlukan waktu yang lama. Periode panen raya biasanya
berlangsung selama 4-5 bulan dengan frekuensi pemetikan buah setiap 10-14 hari.
Pemetikan kopi selektif pemetikan kopi ini dilakukan hanya pada buah
yang telah berwarna merah penuh atau telah matang sempurna. Sisanya dibiarkan
untuk pemetikan selanjutnya.Pemetikan setengah selektif pemetikan dilakukan
pada semua buah dalam satu dompol atau tandan. Syaratnya adalah pada
dompolan tersebut terdapat buah yang telah berwarna merah penuh.
Pemetikan serentak atau disebut pula petik racutan ini dilakukan terhadap
semua buah kopi dari semua dompolan. Buah yang masih berwarna hijau pun
turut dipetik habis. Pemetikan seperti ini biasanya dilakukan pada akhir musim
panen.pemanenan lelesan adalah cara memanen dengan memunguti buah kopi
yang berjatuhan di bawah pohonnya karena sudah kelewat matang.Setelah
dipanen, buah kopi tidak serta merta dikupas dan disangrai (roasting) begitu saja.
Ada beberapa tahap sebelum biji kopi siap untuk di-roasting. Proses pengolahan
kopi tersebut disebut pula dengan proses pascapanen.Proses pengolahan kopi
pascapanen ini turut menentukan karakter dan rasa kopi. Jadi, rasa kopi yang
nikmat tidak hanya bergantung pada cara membuatnya menjadi minuman saja.
Melainkan melalui proses panjang yang sangat mendetil.