PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Manfaat magang perbanyakan tanaman kopi secara vegetatif untuk
meningkatkan produksi tanaman kopi dan mencegah terjadinya serangan hama
dan penyakit juga mengikuti sifat induk tanaman.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat
coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke
berbagai daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004).
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26 berasal dari spesies
kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab (Rahardjo,2012).
Klasifikasi tanaman kopi robusta adalah sebagai berikut, Kingdom :Plantae;
Sub kingdom : Tracheobionita; Divisi : Magnoliophyta; Kelas :
Magnoliopsida;SubKelas: Astridae;Ordo:Rubiaceace;Genus : Coffea;Spesies:
Coffea robusta.
Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling
sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika.Pada umumnya,
penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta.
Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari
berapa spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 2004).
Menurut Aak (1980), terdapat empat jenis kopi yang telah dibudidayakan,
yakni:
Kopi Canephora (Robusta),Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta.
Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora
adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai
Uganda.Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi
dibandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.
Kopi Liberika,Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah
Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki
tingkat kelembapan yang tinggi dan panas.Kopi liberika penyebarannya sangat
cepat.Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi
buah dan tingkat rendemennya rendah.
Kopi arabika, merupakan kopi yang paling banyak dikembangkan di dunia
maupun di Indonesia khususnya.Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang
memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut.Sedangkan di
Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000–
1750 m dari permukaan laut.Jenis kopi cenderung tidaktahan Hemilia
Vastatrix.Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.
Kopi hibrida, merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua
spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun,
keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama
dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara
vegetatif seperti stek atau sambungan.
Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif menggunakan
bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji. Perbanyakan
secara generatif lebih umum digunakan karena mudah dalam pelaksanaanya, lebih
singkat untuk menghasilkan bibit siap tanam dibandingkan dengan perbanyakan
bibit secara vegetatif (klonal).
Kondisi lingkungan tumbuh tanaman kopi yang paling berpengaruh
terhadap produktivitas tanaman kopi adalah tinggi tempat dan tipe curah
hujan.Sebab itu, jenis tanaman kopi yang ditanam harus disesuaikan dengan
kondisi tinggi tempat dan curah hujan di daerah setempat.Selama ini, jenis kopi
yang biasa ditanam diperkebunan rakyat seperti di Lampung adalah kopi arabika
dan robusta.Padahal kedua jenis tanaman kopi tersebut menghendaki persyaratan
tumbuh yang berbeda.Kopi arabika menghendaki ketinggian lahan yang lebih
tinggi dari kopi robusta agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Penanaman kopi arabika pada lahan dataran rendah produktivitasnya akan
menurun dan lebih rentan terhadap penyakit karat daun, sedangkan penanaman
kopi robusta di daerah Lampung cocok ditanam pada ketinggian antara 300-600 m
di atas permukaan laut.
Beberapa kelebihan yang dimiliki perbanyakan kopi secara klonal adalah
sebagai berikut:1. Mempunyai sifat yang sama dengan tanaman tetuanya. 2. Mutu
hasil seragam. 3. Memanfaatkan dua sifat unggul batang atas dan batang bawah.
4. Memiliki umur mulai berbuah (prekositas) lebih awal
Sambungan dan stek merupakan perbanyakan tanaman kopi secara klonal
yang umum dilakukan. Tujuan penyambungan bibit kopi adalah untuk
memanfaatkan dua sifat unggul dari bibit batang bawah tahan terhadap hama
nematoda parasit akar, dan sifat unggul dari batang atas yaitu mempunyai
produksi yang tinggi serta mutu biji baik. Sedangkan perbanyakan klonal tanaman
kopi dengan stek hanya memanfaatkan salah satu sifat keunggulan dari sumber
bahan tanaman (Prastowo, 2010).
Penanaman,Untuk lahan dengan kemiringan tanah kurang dari 15%, tiap
klon ditanam dengan lajur sama, berseling dengan klon lain. Pergantian klon
mengikuti arah timurbarat.Apabila kemiringan tanah lebih dari 15% tiap klon
diletakkan dalam satu teras, diatur dengan jarak tanam sesuai lebar teras.Hal ini
untuk penyulaman, selain memudahkan penelusuran klon (Prastowo, 2010).
Pemupukan,Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi.
Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara umum harus tepat waktu, dosis dan
jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung kepada jenis tanah,
iklim dan umur tanaman.Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari
batang pokok.
Pemangkasan,Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar
pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang
produksi yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah
pengendalian hama dan penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen
sambil menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun
yang sudah tua.Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang
diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Secara
morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu
diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk
menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga banyak
menghasilkan buah.
4.1 Penyambungan
Penyambungan tanaman adalah menempatkan bagian dari suatu tanaman ke
tanaman lain sedemikian rupa sehingga akan mencapai persenyawaan dan
kombinasi yang tumbuh membentuk tanaman baru.
Syarat Batang Bawah
- Perakaran harus cukup kuat dan tahan terhadap keadaan tanah yang
kurang menguntungkan, termasuk hama penyakit dalam tanah
- Memiliki daya adaftasi luas
- Berbatang kuat dan sehat
5.2 Saran
Untuk Kedepannya agar diberikan lagi arahan untuk perbanyakan
Tanaman Kopi Secara Vegetatif (Okulasi) dan praktek lainnya , agar mudah
memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012 a.Proses Pembuatan Kopi Luwak.http:// proses pembuatan kopi
luwak.html.Akses Tanggal 20 desember 2016. Makassar
Najiyati dan Danarti. 2001. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Jakarta: Sesi Pertanian.
Ernawati, dkk. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Bogor: Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Peertanian.
(Coffea Arabica. L)
OLEH :
NAWAWI
NPM. 2101030086
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS AL MUSLIM
BIRUEN
2022
LEMBARAN PENGESAHAN
Disetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Fakultas Pertanian
NAWAWI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuang Magang............................................................................. 2
1.3 Manfaat Magang............................................................................. 2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penyambungan................................................................................ 8
4.2 Penyambungan Tanaman Kopi Fase Bibit...................................... 8
Daftar Pustaka.......................................................................................... 11
Lampiran.................................................................................................. 12