Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DAN INDUSTRI

Botani Tanaman Kopi (Coffea spp.)

Oleh:

Nama : Umar Elyezer Timbu

Nim : D1B118106

Kelas : Agroteknologi-C

PROGRAM STUDI AGROTENOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffea spp.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis


tanaman berasal dari benua Afrika. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai
minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di
benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Tanaman kopi dibawa ke pulau
Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan.
Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di
Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.
Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi
Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika
mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen.
Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699,
karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia
didatangkan dari Yaman. Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Arabika.
Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar Jakarta. Setelah
percobaan penanaman di daerah ini ternyata berhasil baik, kemudian biji-biji itu dibagi-
bagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk ditanam di daerah masing-masing;
ternyata hasilnya pun baik.
Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan harga yang sangat
rendah, dengan penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai
tanaman percobaan, akhirnya menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani.
Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka
perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu
lebih dipaksakan lagi dengan adanya "Culturstelsel".
Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam lapangan
perkebunan, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tanah-tanah usaha swasta.
Selanjutnya tanaman perkebunan itu lebih besar lagi setelah dikeluarkan Undang-
undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan itu bisa memperluas isahanya pada
tanah milik negara dengan jangka yang sangat panjang.
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan penghasilan kopi. Semua
kopi yang tersebar di dunia merupakan jenis kopi yang terdapat di indonesia. Selain
memiliki rasa yang unik, kopi indonesia juga memiliki aroma yang khas sehingga
masyarakat eropa menyukai akan kopi tersebut. Tak sedikit pula perkebunan
perkebunan besar baik itu milik pemerintah maupun swasta membudidayakan tanaman
kopi untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin hari semakin banyak.
Kemajuan ilmu pengetahuan memberikan dampak positif seperti
berkembangnya pemanfaatan sumberdaya alam yang lebih maksimal khususnya di
bidang pertanian dalam penyediaan bahan pangan yang berkualitas. Pengembangan
tanaman kopi memerlukan pemahaman terkait karakteristik tanaman sebagai upaya
pengembangan industry perkebunan.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ruanglingkup botani tanaman kopi


2. Apa syarat tumbuh tanaman kopi
3. Bagaimana pengembangan perkebunan tanaman kopi
1.3. Tujuan

1. Mengetahui ruanglingkup botani tanaman kopi


2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman kopi
3. Mengetahui pengembangan perkebunan tanaman kopi
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Tanaman Kopi

2.1.1. Botani dan Morfologi Tanaman Kopi


Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan maka susunan botaninya sangat
berbeda dengan tanaman musiman, dan dalam tata nama secara taksonomi ini terdapat
klasifikasi-klasifikasi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Kindom                       :           Plantae
Divisio                         :           Spermatophita
Sub-divisio                  :           Angeospermae
Kelas                           :           Dicotiledónea
Ordo                            :           Rubiales
Family                         :           Rubiaceae
Genus                          :           Coffea
Species                        :           Coffea Sp
Morfologi tanaman kopi yaitu memilki akar tunggal, berbatang tegak lurus dan
beruas-ruas, daun bulat telur dan ujungnya agak meruncing hingga bulat yang tumbuh
pada batang. bungatanaman kopi tumbuh di ketiak-ketiak cabang primer yang tersusun
berkelompok, yang terdiri atas 4-6 bunga. Sedangkan buah tanaman kopi yang masih
muda berwarna hijau, dan buah yang telah masak berwarna merah.

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi

2.2.1.   Tanah
ü  pH tanah         : 5,5 – 6,5

ü  Top soil           : Minimal 2%

ü  Stuktur tanah  : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.


2.2.2.      Iklim
ü  Tinggi tempat  : 700 – 2000 m dpl

ü  Suhu                : 15º C – 25º C

ü  Curah hujan     : 1.500 – 2500 mm/thn

Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari Benua


Afrika, tepatnya dari negara Ethiopia pada abad ke-9. Suku Ethiopia memasukan biji
kopi sebagai makanan mereka yang dikombinasikan dengan makanan makanan pokok
lainnya, seperti daging dan ikan. Tanaman ini mulai diperkenalkan di dunia pada abad
ke-17 di India. Selanjutnya, tanaman kopi menyebar ke Benua Eropa oleh seorang yang
berkebangsaan Belanda dan terus dilanjutkan ke Negara lain termasuk ke wilayah
jajahannya yaitu Indonesia (Panggabean, 2011).

Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun. Bila
bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak dan mahkota
yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah yang berwarna hijau akan menguning
dan menjadi merah tua seiring dengan pertumbuhannya. Waktu yang diperlukan dari
bunga menjadi buah matang sekitar 6-11 bulan, tergantung jenis dan lingkungan. Kopi
Arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi Robusta 8-11 bulan. Bunga
umumnya mekar awal musim kemarau dan buah siap dipetik diakhir musim kemarau.
Diawal musim hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru
yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang (Najiyati dan
Danarti 2007). Jika dibandingkan dengan kopi Arabika, pohon kopi Robusta lebih
rendah dengan ketinggian sekitar 1,98 hingga 4,88 meter saat tumbuh liar di kawasan
hutan. Pada saat dibudidayakan melalui pemangkasan, tingginya sekitar 1,98 hingga
2,44 meter

Daun kopi memiliki bentuk bulat telur, bergaris ke samping, bergelombang,


hijau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun
secara berdampingan d ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang daun terletak
dibidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh mendatar. Kopi Arabika
memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila dibandingkan dengan spesies kopi
Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan tebal. Warna daun kopi Arabika hijau
gelap, sedangkan kopi Robusta hijau terang (Panggabean 2011). Bunga kopi tersusun
dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4–6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak
daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga sehingga setiap ketiak daun dapat
menghasilkan 8–18 kuntum bunga atau setiap buku menghasilkan 16–36 kuntum bunga.
Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga
berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji.
Benang sari terdiri dari 5–7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar
pada awal musim kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada
akhir musim kemarau

Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau
tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran
panjang buah kopi Arabika sekitar 12–18 mm, sedangkan kopi Robusta sekitar 8– 16
mm. Buah kopi terdiri dari beberapa lapisan, yakni eksokarp (kulit buah), mesokarp
(daging buah), endokarp (kulit tanduk), kulit ari dan biji (Panggabean 2011).

Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga
lapisan yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan kulit tanduk
(endocarp) yang tipis, tetapi keras. Kulit luar terdiri dari satu lapisan tipis. Kulit buah
yang masih muda berwarna hijau tua yang kemudian berangsuran surmenjadi hijau
kuning, kuning, dan akhirnya menjadi merah, merah hitam jika buah tersebut sudah
masak sekali. Daging buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak manis.
Biji terdiri dari kulit biji dan Lembaga. Kulit biji atau endocarp yang keras biasa disebut
kulit tanduk.

Secara agronomi pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat tergantung


pada keadaan iklim dan tanah. Faktor lain adalah mencari bibit unggul yang
produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan tersebut
dapat dipenuhi, suatu hal yang juga penting adalah pemeliharaan, seperti: pemupukan,
pemangkasan, pohon peneduh, dan pemberantasan hama dan penyakit
2.3. Teknologi budidaya dan industry tanaman Kopi

2.3.1. Teknologi Bercocok Tanam


Teknologi bercocok tanam kopi sudah dikenal oleh petani di indonesia, seperti
teknik bercocok tanam kopi secara permanen dengan pengelolaan tanah, pengendalian
gulma, dan pemupukan yang lebih baik. Petani juga telah mengenal teknik
pemeliharaan tanaman kopi seperti pemangkasan, potong tunas, dan sebagainya.
Perkembangan lain yang perlu dicatat ialah adanya kecenderungan untuk meningkatkan
produktivitas per unit lahan dengan meningkatkan intensitas pengelolaan lahan, seperti
konservasi tanah dengan pembuatan rorak, lubang angin maupun gulud. Selain itu
petani juga telah menerapkan praktik berkebun campuran di kebun kopi dengan
menanam tanaman tahunan (baik kayu ataupun buahbuahan) sebagai tanaman pelindung
kopi, serta peningkatan kualitas kopi dengan cara memperbaiki varietas kopi melalui
okulasi.

2.3.2. Perkembangan industri


Perkembangan industri kopi di Indonesia terbentuk dari adanya peningkatan
konsumsi kopi domestik Indonesia. Tingkat konsumsi kopi dalam negeri selama periode
pada tahun 2010 s/d 2014 meski terlihat stagnan, namun ada kecenderungan meningkat.
Pada tahun 2010 tercatat sebesar 0,80 Kg/kapita/tahun. Pada tahun 2019 konsumsi kopi
domestik meningkat menjadi 1,13 Kg/kapita /tahun. Peningkatan konsumsi kopi
berdampak positif pada iIndustri kopi di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini
terlihat semakin bergairah. Hal ini terlihat dari semakin bertambah dan meningkatnya
produksi kopi olahan yang dihasilkan oleh industri pengolahan kopi, semakin suburnya
Cafe dan Coffee Shop di kota-kota besar.

Produk kopi olahan saat ini tidak hanya berupa kopi bubuk (roast and ground)
tetapi telah terdapat berbagai diversifikasi produk kopi olahan seperti kopi instant, kopi
three in one, minuman kopi dengan berbagai rasa seperti vanilla, cocoa, dan lainnya;
belum lagi di cafe /coffee shop dengan berbagai minuman kopi olahan selain espresso
juga Latte, cappucino dan lainnya. Pasar industri kopi di Indonesia, secara struktural
dapat terdiri dari industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), industri kopi olahan
kelas menengah, industri kopi olahan kelas Besar. Pelaku usaha komoditas kopi di
Indonesia terdiri dari berbagai level yakni mulai dari petani kopi, pedagang pengumpul
kecil dan besar (desa dan kecamatan), eksportir, industri pengolahan kopi, serta
kafe/kedai penjual minuman kopi.
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kemajuan ilmu pengetahuan memberikan dampak positif seperti
berkembangnya pemanfaatan sumberdaya alam yang lebih maksimal khususnya di
bidang pertanian dalam penyediaan bahan pangan yang berkualitas. Pengembangan
tanaman kopi memerlukan pemahaman terkait karakteristik tanaman sebagai upaya
pengembangan industry perkebunan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ikalaily.blogspot.com/2017/03/makalah-budidaya-kopi.html diakses pada tanggal


10 oktober 2021.

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kopi/. diakses pada


tanggal 10 oktober 2021.

BPS, 2020. Penelitian Pelaku Usaha Dan Struktur Pasar Pada Komoditas Kopi. Komisi
Pengawas Persaingan Usaha.

Anda mungkin juga menyukai