Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea Cenephora)


PADA BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Afifatul Aula
NIM A44200087

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi memiliki peran penting pada sektor perkebunan Indonesia. Kopi
menjadi sumber penghasil devisa Negara serta kopi menjadi sumber penghasilan
bagi 14,116 juta petani pada sektor perkebunan di Indonesia (BPS, 2018). Kopi
Indonesia pada saat ini dilihat dari hasil produksinya, berada pada peringkat
keempat terbesar dunia. Masuknya kopi ke Indonesia memiliki sejarah yang
panjang dan berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia
memiliki letak geografis yang sangat cocok untuk tanaman kopi. Letak
Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro pertumbuhan dan produksi kopi
(Widiyanti, 2013). Produksi kopi dari kebun rakyat pada tahun 2017 sebesar
685,80 ribu ton dan pada tahun 2018 menjadi 685,79 ribu ton atau turun 0,002%
dibandingkan tahun 2017 (BPS, 2018).
Terdapat dua jenis tanaman kopi yang paling banyak dibudidayakan di
Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika umumnya mengalami
overpolinasi sendiri (self pollinated), sedangkan kopi robusta mengalami
overpolinated silang (cross pollinated). Peningkatan produksi dan produktivitas
tanaman kopi dapat ditunjang dengan intervensi pemerintah dalam budidaya
tanaman kopi. Pemerintah perlu membenahi dalam aspek pengelolaan tanaman
seperti kemudahan bibit, kemudahan pupuk serta dilakukan pembinaan dan
penyuluhan yang lebih intensif. Untuk memperoleh hasil panen kopi Robusta
yang maksimal, maka pada penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan harus
melalui proses yang baik. Peningkatan produksi kopi bergantung pada teknik
budidaya, kesuburan tanah, pengelolaan panen dan kondisi iklim. Terdapat
beberapa macam teknik dalam budidaya kopi diantaranya pembibitan, pemupukan,
pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, panen, dan
pascapane.
Media tanam dan pupuk salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
untuk mendapatkan bibit kopi yang berkualitas serta kedepannya dapat
menghasilkan tanaman kopi yang berproduksi dengan maksimal (Fadhlan, 2017).
Terdapat beberapa jenis media tanam yang dapat digunakan, namun yang harus
diperhatikan adalah kemampuan media tanam tersebut untuk menyediakan zat
hara, oksigen serta nutrisi lainnya untuk membantu pertumbuhan tanaman. Untuk
mendapat hasil tanaman yang memiliki pertumbuhan optimal, tentunya harus
menggunakan media tanam yang tepat. Syarat media tanam yang baik yaitu
mampu menyerap dan mempertahankan ketersediaan air, memiliki kelembaban
dan tidak mengandung jamur yang dapat mengganggu proses fisiologis tanaman.
Selain media tanam, proses pemupukan merupakan faktor yang penting
dalam memperoleh tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang secara baik.
Salah satu langkah pemeliharaan bibit kopi yaitu dengan melakukan pemupukan.
Pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap tinggi tanaman, lebar daun, panjang
daun, jumlah daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman (Bayu et al., 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa jenis media tanam
dan pupuk urea dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman,
tetapi dengan jumlah dosis pupuk urea yang optimal dan campuran media tanam
yang baik terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta belum diketahui secara pasti.
Oleh karena itu dilaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh media tanam
dan pupuk urea terhadap bibit tanaman kopi robusta.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit kopi
robusta?
2. Bagaimana pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan bibit kopi
robusta?
1.3. Tujuan Penelitan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit
tanaman kopi robusta.
2. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan bibit
tanaman kopi robusta.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh manfaat sebagi berikut :
1. Memberikan pengetahuan bagi peneliti tentang bidang penelitian yang
bersifat ilmiah dan kajian informasi mengenai pengaruh pemberian dosis
pupuk urea dan jenis media tanam terhadap bibit tanaman kopi robusta
2. Memberikan manfaat bagi Politeknik Negeri Jember tentang penelitian
pengaruh pemberian dosis pupuk urea dan jenis media tanam terhadap bibit
tanaman kopi robusta sehingga dapat meningkatkan kualitas serta informasi
dan bahan masukan terhadap Politeknik Negeri Jember.
3. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai pengaruh pemberian
dosis pupuk urea dan jenis media tanam terhadap bibit tanaman kopi robusta
sehingga dapat bermanfaat untuk berbudidaya tanaman kopi robusta
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Kopi Robusta

Kopi Robusta atau Coffea canephora ini ditemukan oleh seorang ahli
botani asal Belgia di dataran Afrika, tepatnya di negara Kongo pada tahun 1898.
Kopi robusta ini merupakan jenis kopi yang tahan terhadap hama penyakit dan
mampu bertahan di bebagai macam cuaca dan iklim. Kopi robusta merupakan
kopi yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia, di perkirakan lebih dari 80%
petani kopi di Indonesia menanam jenis kopi robusta (Cecep risnandar et al.,
2018).
Menurut Arum Karunianti (2019) klasifikasi tanaman kopi robusta adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea canephora

2.2 Morfologi Kopi Robusta


2.2.1. Akar
Tanaman kopi memiliki akar tunggang yang lurus kebawah serta pendek
dan kuat. Panjang akar tunggang tanaman kopi kurang lebih 45-50 cm, terdapat 4-
8 akar samping yang menurun ke bawah sepanjang 2- 3 cm. Selain itu banyak
pula akar cabang samping yang panjangnya 1-2 m horizontal, sedalam ±30 cm,
dan bercabang merata masuk ke dalam tanah (Juanda, 2002). Akar
tunggang,memiliki beberapa akar kecil yang tumbuh melebar yang sering disebut
akar lebar. Pada akar lebar tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar, dan tudung akar.
Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari
tanah (Panggabean, 2011).

2.2.2. Batang dan Cabang


Tanaman kopi memiliki sistem percabangan yang sedikit berbeda dengan
tanaman lain. Tanaman kopi memiliki beberapa jenis cabang yang sifat dan
funginya berbeda, yaitu :
a) Cabang reproduksi (cabang orthrotop) yaitu cabang yang tumbuh tegak dan
lurus. Saat masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang
reproduksi berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di ketiak daun pada
batang utama atau cabang primer. Cabang ini memiliki sifat seperti batang
utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh
sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini
b) Cabang primer (cabang plagiotrop). Cabang primer adalah cabang yang
tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas
primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer,
sehingga apabila cabang ini mati, di tempat itu sudah tidak dapat tumbuh
cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri, yaitu arah
pertumbuhannya mendatar, lemah, berfungsi sebagai penghasil bunga karena
disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi
bunga. Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi
dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang
reproduksi, demikian pula tunas sekunder bisa tumbuh menjadi cabang
sekunder, tetapi biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan
tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
c) Cabang sekunder. Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang
primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti
cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
d) Cabang kipas. Cabang kipas adalah cabang-cabang reproduksi yang tumbuh
kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua
biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian
besar sudah mati dan luruh
e) Cabang pecut. Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu
membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat.
f) Cabang balik. Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada
cabang primer, berkembang tidak normal, dan mempunyai arah pertumbuhan
menuju ke dalam mahkota tajuk.
g) Cabang air. Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya cepat, ruas
daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air. Cara
percabangan pada tanaman kopi merupakan cara percabangan monopodial
yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang.
Sedangkan berdasarkan sifat cabang, tanaman kopi termasuk wiwilan atau
tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan
ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau kuncup
liar. Cabang-cabang tanaman kopi pada pangkalnya mendatar, tetapi
ujungnya lalu melengkung ke bawah, sehingga disebut dengan terkulai
(declinatus) (Najiyati dan Danarti, 2001).

2.2.3. Daun
Daun tanaman kopi robusta, yang memiliki bentuk sedikit bulat seperti
telur dengan ujung daun yang runcing bahkan sampai tumpul. Panjang yang
dimiliki daun tanaman ini sekitar 5-15 cm dan lebar 4-6,5 cm. Adapun daun dari
tanaman ini, tumbuh di batang, cabang dan juga ranting, dengan bentuk yang
tegak lurus dan berselang-seling.

2.2.4. Bunga
Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga
tumbuh pada ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga.
Bunga biasanya mekar diawal musim kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga
robusta melakukan penyerbukan secara silang.
2.2.5. Buah
Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi
merah. Meski telah matang penuh, buah robusta menempel dengan kuat pada
tangkainya. Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar
10-11 bulan.

2.2.6. Biji
Biji kopi robusta sendiri memiliki bentuk yang cenderung bulat dan
berukuran kecil . Tekstur yang dimiliki biji kopi robusta agak kasar. Sementara
bentuk biji arabika agak pipih dan cenderung memanjang. Ukurannya pun sedikit
lebih besar dibandingkan robusta

2.3. Syarat tumbuh kopi robusta


Kopi robusta dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian diatas 600 sampai
700 m dpl (Indrawanto et al. 2010). Selain itu, kopi ini sangat memerlukan tiga
bulan kering berturut-turut yang kemudian diikuti curah hujan yang cukup. Masa
kering ini diperlukan untuk pembentukan primordia bunga, florasi, dan
penyerbukan. Temperatur rata-rata yang diperlukan tanaman kopi robusta berkisar
20° – 24°C (AAK 1988)

2.4. Pembibitan kopi robusta


Bibit kopi robusta dapat diperoleh dengan dua cara yaitu cara generatif
menggunakan biji dan vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan.
Namun umumnya para petani menggunakan cara generatif yang lebih sederhana
dan ekonomis walaupun memiliki kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul
dari tanaman induk. Bibit dipilih dari tanaman induk yang sehat, telah berproduksi
sekitar 4-5 kali, serta toleran terhadap hama dan penyakit. Kopi yang akan
dijadikan bibit dipetik yaitu kopi yang sudah masak fisiologi atau telah merah.
Selanjutnya pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan tidak
terkena cahaya matahari untuk dilakuka persemaian atau perkecambahan biji
selama sekitar 2,5 bulan dengan menggunakan media tanah dan pasir.

2.5. Media tanam


Media tanam yang baik adalah media tanam yang mampu menyerap dan
menyediakan air serta unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman
(Fahmi, 2013). Terdapat berbagai jenis media tanam yang dapat digunakan, akan
tetapi yang harus diperhatikan adalah kemampuan media tanam tersebut untuk
menyediakan zat hara dan oksigen serta nutrisi lainnya untuk menyokong
pertumbuhan tanaman. Untuk menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan
optimal, tentunya harus menggunakan media tanam yang tepat. Syarat media
tanam yang baik adalah mampu menyerap dan mempertahankan ketersediaan air,
memiliki kelembaban dan tidak mengandung jamur yang dapat mengganggu
proses fisiologis tanaman (Dalimoenthe, 2013). Terdapat berbagai jenis media
tanam yang dapat digunakan, akan tetapi yang harus diperhatikan adalah
kemampuan media tanam tersebut untuk menyediakan zat hara dan oksigen serta
nutrisi lainnya untuk menyokong pertumbuhan tanaman. Untuk menghasilkan
tanaman yang memiliki pertumbuhan optimal, tentunya harus menggunakan
media tanam yang tepat. Syarat media tanam yang baik adalah mampu menyerap
dan mempertahankan ketersediaan air, memiliki kelembaban dan tidak
mengandung jamur yang dapat mengganggu proses fisiologis tanaman
(Dalimoenthe, 2013). Pada penelitian ini menggunakan tiga jenis media tanam
yaitu top soil, pasir, dan pupuk kandang sapi. Top soil digunakan karena menurut
hasil penelitian Karlina et al. (2018) yang menyatakan bahwa, perlakuan media
tanam top soil dan sekam padi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun, total luas daun, bobot
segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, bobot kering akar, dan rasio
tajuk akar. Sedangkan media tanam pasir dipilih karena strukturnya yang berupa
butiran membentuk banyak pori-pori yang cukup besar untuk sirkulasi udara pada
tanah sehingga pasir banyak dipilih sebagai campuran media tanam untuk
mendapatkan media tanam dengan drainase yang baik (Andi, 2019). Media tanam
pupuk kandang sapi digunakan karena bersifat organik, kaya akan zat hara makro
dan mikro, dan dapat mengikat air.

2.6 Pemupukan
Selain media tanam, proses pemupukan adalah faktor yang penting untuk
memperoleh tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah
satu langkah pemeliharaan bibit kopi adalah dengan melakukan pemupukan.
Pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap tinggi tanaman, lebar daun, panjang
daun, jumlah daun (Bayu et al., 2013).

2.7 Hipotesis

1. H0 = Jenis media tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit


tanaman kopi robusta (Coffea cenephora L.)
H1 = Jenis media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman
kopi robusta (Coffea canephora L.)
2. H0 =Dosis pupuk urea tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit
tanaman kopi robusta (Coffea canephora L.)
H1 = Dosis pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman
kopi robusta (Coffea canephora L.)
3. H0 = Interaksi antara jenisi media tanam dan dosis pupuk urea tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi robusta (Coffea
canephora L.)
H1 = interaksi antara jenis media tanam dan dosis pupuk urea berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi robusta (Coffea canephora L.)
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2023
penelitian bertempat di Laboratorium Tanah Rumah Kawat Politeknik Negeri Jember.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang diperlukan saat penelitian yaitu polybag ukuran 25 × 30 cm,
cangkul, sekop, gembor, timbangan, tali, paranet 65% – 75%, tiang bambu, meteran,
milimeter blok, jangka sorong, timbangan, label, ember, pisau/ cutter, alat tulis.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu bibit kopi robusta berumur 3 bulan, media tanam:
top soil, pasir, pupuk kandang sapi, pupuk urea.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial
dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis media tanam (M)
dengan tiga jenis perlakuan yaitu top soil (M1), top soil : pasir (M2), top soil : pukan
sapi (M3). Faktor kedua adalah dosis pupuk urea yaitu kontrol (N0), 0,5 g/polybag
(N1), 1 g/polybag (N2), 1,5 g/polybag (N3). Terdapat 12 kombinasi perlakuan,
dimana masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga
terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 1 unit bibit tanaman
sehingga diperoleh 36 unit bibit tanaman kopi robusta berumur 3 bulan.
3.4 Prosedur Pelaksanaan
3.4.1 Persiapan Lahan Persiapan lahan dimulai dengan membersihkan lahan dari
gulma di areal penanaman dan diratakan, setelah dibersihkan, lahan diukur dengan
ukuran panjang × lebar yaitu 6 m × 1,3 m dengan jarak antar blok 30 cm dan jarak
antar plot 20 cm. Lahan percobaan memanjang ke arah barat – timur dan menghadap
ke utara.

3.4.2 Persiapan Bibit. Bibit yang digunakan adalah bibit kopi robusta berumur 3
bulan hasil semaian dengan tinggi tanaman 15 cm, jumlah daun 4 pasang, diameter
batang ± 0,50 cm dengan penyimpangan maksimal 15%.

3.4.3 Persiapan Naungan. Naungan dibuat dengan menggunakan atap paranet 65% -
70% mengacu pada Ade Astri (2016). Terlebih dahulu dipasang kerangka naungan
dari bambu dengan tinggi tiang sebelah utara 120 cm, dan pada bagian selatan 90 cm.
Ukuran panjang dan lebar naungan disesuaikan dengan lebar plot

3.4.4 Pembuatan Media Tanam. Top soil yang akan digunakan diperoleh dari
lapisan tanah pada kedalaman 10 cm. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir sungai.
Media tanam yang digunakan adalah top soil, pasir, dan pupuk kandang sapi. Media
tanam yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dan dilakukan
pengayakan agar didapatkan ukuran partikel yang seragam. Kemudian dilakukan
penimbangan sesuai perlakuan setelah ditimbang, media diaduk hingga merata dengan
cangkul kemudian dimasukkan ke dalam polybag dengan total berat campuran 2 Kg
/polybag.

3.4.5 Penanaman Bibit. Sebelum pemindahan bibit ke polybag dilakukan, media


tanam dalam polybag disiram terlebih dahulu hingga cukup lembab. Polybag disusun
dalam plot percobaan sesuai dengan perlakuan.
3.4.6 Pemeliharaan Tanaman. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan
mencabut gulma yang ada dalam plot tanaman. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan
sore hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan
fungisida jenis antrosol sebanyak 2 sendok makan setiap 1 minggu sekali.

3.4.7 Aplikasi Pupuk. Pemberian pupuk urea diaplikasikan dengan cara dibenamkan
di sekitar perakaran dengan jarak diukur tepat di bawah kanopi terujung setiap
tanaman dengan kedalaman 2 cm. Aplikasi pupuk dilakukan 2 kali pemberian
sebanyak ½ dosis setiap kali pemberian yaitu pada umur 2 dan 7 minggu setelah
pindah tanam (MSPT). Pemberian pupuk urea dilakukan pada pagi hari.

3.5 Parameter Pengamatan


Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat kering total, tinggi
tanaman, total luas daun, kadar klorofil, bobot segar daun, bobot kering daun,
diameter batang, bobot segar batang, bobot kering batang, bobot segar tajuk, akar
terpanjang, bobot segar akar, bobot kering akar
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Muhammad Fuad. "Analisis Keragaman morfologi koleksi tanaman kopi
arabika dan robusta Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
Sukabumi." Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor (2014).

FAADHILAH, S., WIRAATMAJA, I. W., & ASTAWA, I. N. G. Respon


Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.) terhadap Berbagai Jenis
Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea. Jurnal Agroekoteknologi Tropika
ISSN, 2301, 6515.
Laviendi, A., & Ginting, J. (2017). Pengaruh Perbandingan Media Tanam Kompos
Kulit Biji Kopi dan Pemberian Pupuk NPK (15: 15: 15) Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea arabica L.) di Rumah Kaca: The Influence of
Various Ratio of Coffee Hulls Compost Planting Media and NPK Compound
Fertilizer (15: 15: 15) on Growth of Coffee Seedling (Coffea arabica L.) in
Greenhouse. Jurnal Agroekoteknologi, 5(1), 72-77.
Samah, Eri, and Rahmaniah Harahap. "RESPON PEMBIBITAN TANAMAN KOPI
ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA L.) TERHADAP CENDAWAN
MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) DAN PUPUK KANDANG AYAM."
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN, vol. 3, no.
1, pp. 108-119. 2020.
Silalahi, F. R., & Manullang, W. (2020). Pengaruh Media Tanam terhadap
Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.). AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian, 22(3), 142-149.
Qudsiah, Ervina. "Karakterisasi Morfologi Kopi Robusta (Coffea Canephora) Dan
Liberika (Coffea Liberica)." Disertasi PhD, Politeknik Negeri Jember, 2022.

Anda mungkin juga menyukai