Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

Acara 2. BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SEDERHANA


“HIDROPONIK”

Disusun Oleh :

Nama : Nadyatus Sholihah (1820600008)

Semester : IV

Kelompok : 4 (Empat)

Anggota Kelompok : Asna Maulina Nihayah (1820600019)

Zakaria Dafa Nugroho (1820600010)

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2022
PERCOBAAN 2
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SEDERHANA “HIDROPONIK”

I. TUJUAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
a. Menerapkan bioteknologi pertanian sederhana
b. Menerapkan system tanam hidroponik sederhana.

II. DASAR TEORI


Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa
masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan
pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media Dalam
mengembangkan hasil pertaniannya. Hal tersebut sudah menjadi hal biasa
dikalangan dunia pertanian. Melihat banyaknya lahan yang tidak dipakai oleh
masyarakat untuk lahan pertanian, maka saat ini ada cara lain untuk
memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk mengembangkan hasil
pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam secara hidroponik.

2.1 Hidroponik
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam
tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tanaman dapat di
tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau
bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan
batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. Untuk
memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran
pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari hasil ramuan sendiri
garam-garam mineral dengan formulasi yang telah ditentukan atau
menggunakan pupuk buatan yang sudah siap pakai. Bercocok tanam secara
hidroponik dapat memberikan keuntungan, antara lain :
1. tanaman terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit.
2. produksi tanaman lebih tinggi.
3. tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih efisien.
4. tanaman memberikan hasil yang kontinu.
5. lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan tenaga kasar.
6. tanaman dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok.
7. tidak ada resiko sebagai ketergantungan terhadap kondisi alam
setempat, dan
8. dapat dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas.

2.2 Pupuk AB Mix


Pupuk AB mix merupakan campuran antara pupuk A dan pupuk B. Pupuk
A mengandung unsur kalium sedangkan pupuk B mengandung sulfat dan
fosfat. Ketiga unsur ini tidak boleh dicampur dalam keadaan pekat agar tidak
menimbulkan endapan. Perlu diketahui bahwa akar tanaman hanya dapat
menyerap nutrisi yang benar-benar telah terlarut dalam air. Apabila nutrisi
atau pupuk yang digunakan belum terlarut sempurna, maka akan
menyebabkan terlambatnya penyerapan unsur hara (Nugraha, 2014).
Nutrisi hidroponik AB mix merupakan nutrisi hidroponik yang populer
digunakan untuk budidaya hidroponik. Perlakuan dengan menggunakan
pupuk AB mix memberikan hasil produksi dan kualitas tanaman lebih tinggi.
Ditinjau dari segi biaya, pupuk AB mix memiliki harga yang relatif lebih mahal
karena pemakaian dan pembelian pupuk AB mix harus satu paket
(Nugraha,2014).
Menurut Nugraha (2014) perlakuan dengan menggunakan AB mix
memiliki pertumbuhan vegetatif dan hasil panen terbaik pada tanaman
bayam, pakcoy, dan selada. Kandungan pupuk AB mix diduga memiliki
komposisi seimbang yang dibutuhkan oleh tanaman. Komposisi hara
seimbang yang dimaksud adalah kandungan unsur hara makro dan mikro
yang dibutuhkan tanaman telah terkandung di dalam larutan hara AB mix dan
nutrisi yang di peroleh tanaman dari larutan hara AB mix telah memenuhi
kebutuhan tanaman.

2.3 Pupuk NPK


Pupuk NPK Mutiara merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang
mempunyai kandungan sedikitnya lima unsur hara makro maupun mikro yang
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK Mutiara dalam bentuk
butiran granuler dengan warna biru agak pudar. Pupuk NPK Mutiara
mengandung 16% N (nitrogen), 16% P2O5 (phospate), 16% K2O (kalium),
0.5% MgO (magnesium), dan 6% CaO (kalsium). Pupuk ini dikenal dengan
istilah pupuk NPK 16-16-16.
Hara N, P, dan K merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah banyak. Hara N dalam tanaman berfungsi sebagai pembentuk
zat hijau daun (klorofil) dan unsur pembentuk protein. Hara P yang berfungsi
sebagai penyimpan dan transfer energi, merupakan komponen penting dalam
asam nukleat, koenzim, nukleotida, fospoprotein, fospolipid dan gula fosfat.
Hara K berfungsi dalam pembentukan pati, mengaktifkan enzim dan
katalisator penyimpanan hasil fotosintesis (Dierolf et al. 2000).
Menurut penelitian (Fiolita et al., 2017), menyatakan bahwa penggunaan
pupuk NPK mutiara dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat
mempercepat pertumbuhan.

2.4 Sistematika Tanaman Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)


Menurut Anggara (2009), sistematika tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir) diklasifikasikan sebagai berikut:
 Kingdom : Plantae ( tumbuhan )
 Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
 Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
 Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
 Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
 Sub-kelas : Asteridae
 Ordo : Solanales
 Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan )
 Genus : Ipomea
 Spesies : Ipomea reptans Poir.

2.5 Morfologi Tanaman Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)


Adapun morfologi kangkung sebagai berikut :
1. Akar
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari
satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus
tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara
mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung
air.
2. Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar
akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama
batangnya akan merayap (menjalar).
3. Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan
di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis
kangkung darat.
4. Bunga
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun
mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
5. Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah
hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran
kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
6. Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung
darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara
generative.

2.6 Sistematika Tanaman Pakcoy (Brassica rapa chinensis L.)


Menurut Haryanto, dkk (2006), klasifikasi dalam tata nama
(sistematika) tumbuhan, tanaman pakcoy termasuk kedalam :
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Kelas : Angiospermae
 Sub kelas : Dicotyledonae
 Famili : Brassicaceae
 Genus : Brassica
 Spesies : Brassica rapa chinensis L.

2.7 Morfologi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa chinensis L.)


Pakcoy memiliki sistem perakaran tunggang dengan cabang akar
berbentuk bulat panjang yang menyebar ke semua arah pada kedalaman
antara 30-50 cm (Setyaningrum dan Saparinto, 2011). Tanaman ini memiliki
batang yang sangat pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak
kelihatan.Batang ini berfungsi sebagai pembentuk dan penopang daun. Daun
pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daunnya
lebar dan kokoh, tulang daun dan daunnya mirip dengan sawi hijau, namun
daunnya lebih tebal dibandingkan dengan sawi hijau. Tanaman pakcoy
memiliki buah dengan bentuk bulat, memiliki warna keputihan hingga
kehijauan dan dalam satu buah memiliki 2-8 biji. Biji tanaman pakcoy
berbentuk bulat dan kecil berwarna coklat hingga kehitaman, memiliki
permukaan licin, mengkilap, keras dan juga sedikit berlendir. Bunga tanaman
pakcoy memiliki bentuk memanjang dan memiliki banyak cabang. Tanaman
pakcoy memiliki bunga dari empat kelopak daun, empat mahkota bunga yang
memiliki warna kuning pucat, empat helai benang sari dan satu buah putik
yang berongga dua. Sedangkan dalam proses penyerbukan tanaman ini
dilakukan secara alami dengan bantuan angin dan binatang kecil sekitar
(Haryanto dkk., 2006).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan Bahan yang digunakan :
a. Sterofoam
b. Air
c. Ember
d. ceting
e. Bibit tanaman (Kangkung & Pakcoy)
f. Pupuk/nutrisi hidroponik.(ABMix & NPK)
IV. PROSUDER PERCOBAAN
4.1 Penanaman tanaman kangkung di ceting
Cara Kerjanya yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Mengisi ember dengan air dan masukkan nutrisi ABMix didalamnya. Isi
nutrisi ABMix 5 ml pada ember pertama, dan ABMix 10 ml pada ember
kedua.
3. Masukkan ceting pada ember, kemudian masukkan tisu didalamnya
4. Taburkan biji kangkung secara merata kedalam ceting tersebut yang
sudah diberi tisu didalamnya.
5. Amati hasil pertumbuhan tanaman kangkung selama kurang lebih sekitar
1 bulan.

4.2 Penanaman tanaman pakcoy di tanah


Cara Kerjanya yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Masukkan tanah pada masing-masing Styrofoam
3. Buat lubang kecil untuk memasukkan biji pakcoy tersebut
4. Masukkan biji pakcoy kedalam lubang kecil yang sudah dibuat
5. Beri pupuk NPK pada masing-masing styrofoam. Pupuk NPK yang
diberikan sebanyak 7 gram dan 12 gram pada masing-masing styrofoam.
6. Amati hasil pertumbuhan tanaman pakcoy selama kurang lebih sekitar 1
bulan.

V. DATA / HASIL PERCOBAAN


5.1 Tahap Pertumbuhan Tanaman
 Tanaman Pakcoy di Tanah

Hari Pertama
Penanaman biji pakcoy di tanah dengan memberikan pupuk NPK 7 gram dan
12 gram, pada masing-masing box styrofoam.
Hari Kedua
Penanaman biji pakcoy di tanah belum tumbuh tunas, baik pemberian pupuk
NPK 7 gram dan 12 gram, pada masing-masing box styrofoam.

Minggu Pertama
Penanaman biji pakcoy di tanah sudah mulai tumbuh tunas, baik pemberian
pupuk NPK 7 gram dan 12 gram, pada masing-masing box styrofoam.

Minggu Kedua
Penanaman biji pakcoy di tanah sudah mulai tumbuh daun, namun masih
ada yang belum tumbuh daun, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12
gram.
Minggu Ketiga
Penanaman biji pakcoy di tanah, daun yang tumbuh sudah mulai banyak dan
merata, pada masing-masing box styrofoam. Namun pada pemberian pupuk
NPK 12 gram masih ada yang belum tumbuh, dan pertumbuhan pakcoy
tersebut belum merata.

Minggu Keempat
Penanaman biji pakcoy di tanah, pertumbuhan tanaman pakcoy tersebut
sudah mulai tumbuh daun yang banyak dan semakin merata, pada setiap box
styrofoam. Namun pada pemberian pupuk NPK 12 gram pertumbuhan
tanaman pakcoy tersebut, pertumbuhannya tidak terlalu banyak, terdapat biji
pakcoy yang tidak tumbuh.
Minggu Kelima
Penanaman biji pakcoy di tanah, pertumbuhan tanaman pakcoy tersebut
pertumbuhan daunnya sudah mulai merata dan sudah mulai tumbuh besar
serta hampir siap untuk dipanen, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12
gram di setiap box styrofoam. Namun pada pemberian pupuk NPK 12 gram
pertumbuhan tanamannya lebih sedikit dibandingkan pada tanaman pakcoy
yang diberi pupuk NPK 7 gram.

 Tanaman Kangkung di Ceting

Hari Pertama
Penanaman biji kangkung di ceting dengan memberikan pupuk cair AB
Mix 5 ml dan 10 ml, pada setiap ceting.
Hari Kedua
Penanaman biji kangkung di ceting sudah mulai tumbuh tunas, baik
pemberian pupuk cair AB Mix 5 ml dan 10 ml pada masing-masing
ceting. Namun pertumbuhannya belum merata masih terdapat biji
kangkung yang belum tumbuh.

Minggu Pertama
Penanaman biji kangkung di ceting, pada pemberian pupuk organik cair
5 ml pertumbuhan tunasnya sudah semakin bertambah banyak. Tetapi
masih ada biji yang belum tumbuh tunas. Pada pemberian pupuk organik
cair AB MIX 10 ml, pertumbuhan tunasnya belum merata masih ada biji
kangkung yang tumbuh.

Minggu Kedua
Penanaman biji kangkung di ceting, pada pemberian pupuk organik cair
AB Mix 5 ml sudah ada yang tumbuh daun, namun masih ada yang
bertunas belum bertumbuh daun. Pada pemberian pupuk organik cair AB
Mix 10 ml, pertumbuhan tunasnya belum masih belum merata, masih
ada biji kangkung yang belum tumbuh.
Minggu Ketiga
Penanaman biji kangkung di ceting, pada pemberian pupuk organik cair
AB Mix 5 ml, pertumbuhan daunnya semakin merata, namun masih ada
yang bertunas. Pada pemberian pupuk organik cair AB Mix 10 ml,
pertumbuhan tunasnya sudah mulai merata, dan sudah mulai tumbuh
daun. Namun terdapat biji kangkung yang belum tumbuh.

Minggu Keempat
Penanaman biji kangkung di ceting, pada pemberian pupuk organik cair
AB Mix 5 ml, pertumbuhan daunnya sudah semakin merata dan tinggi
daunnya sudah cukup tinggi, namun masih ada yang belum tumbuh
daun. Pada pemberian pupuk organik cair AB Mix 10 ml, biji kangkung
yang berdaun tidak terlalu banyak seperti pada biji kangkung di ceting
dengan pemberian AB Mix 5 ml. Masih terdapat biji kangkung yang
belum tumbuh.
Minggu Kelima
Penanaman biji kangkung di ceting, pertumbuhan tanaman kangkung
tersebut pertumbuhan daunnya sudah mulai merata dan sudah mulai
tumbuh besar serta hampir siap untuk dipanen, baik pemberian pupuk
organik cair AB Mix 5 ml dan AB Mix 10 ml di setiap ceting. Namun pada
pemberian nutrisi AB Mix 10 ml pertumbuhan tanamannya lebih sedikit
dibandingkan pada tanaman yang diberi nutrisi AB Mix 5 ml.

5.2 Tahap Pemanenan Tanaman


 Tanaman Pakcoy di Tanah

Tanaman pakcoy tersebut siap untuk dipanen, pada pemberian pupuk


NPK 12 gram, dapat dihasilkan pada pengukuran tinggi tanaman yang
diukur dari daun sampai akar sebesar 14 cm, dan pada pengukuran
tinggi akar sebesar 4 cm.
Tanaman pakcoy tersebut siap untuk dipanen, pada pemberian pupuk
NPK 7 gram, dapat dihasilkan pada pengukuran tinggi tanaman yang
diukur dari daun sampai akar sebesar 17 cm, dan pada pengukuran
tinggi akar sebesar 5 cm.

 Tanaman Kangkung di Ceting

Tanaman kangkung tersebut siap untuk dipanen, pada pemberian nutrisi


AB Mix 5 ml dapat dihasilkan pada pengukuran tinggi tanaman yang
diukur dari daun sampai akar sebesar 20 cm, dan pada pengukuran
tinggi akar sebesar 12,5 cm.

Tanaman kangkung tersebut siap untuk dipanen, pada pemberian nutrisi


AB Mix 10 ml dapat dihasilkan pada pengukuran tinggi tanaman yang
diukur dari daun sampai akar sebesar 10 cm, dan pada pengukuran
tinggi akar sebesar 6 cm.

VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


6.1 ANALISIS
Pada percobaan ini dilakukan di area Gren house pendidikan IPA dengan
melakukan penanaman biji tanaman pakcoy yang akan ditanam didalam
tanah, dan biji tanaman kangkung yang akan ditanam di ceting. Nutrisi yang
digunakan yaitu AB Mix dan pupuk NPK. Pada ceting nutrisi AB Mix yang
digunakan berukuran 5 ml pada ceting pertama dan 10 ml pada ceting kedua.
Sedangkan nutrisi pada penanaman tanaman pakcoy di tanah yaitu
menggunakan pupuk NPK berukuran 7 gram pada styrofoam pertama dan 12
gram pada styrofoam kedua.

6.2 PEMBAHASAN
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam
tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tanaman dapat di
tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau
bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan
batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. Untuk
memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran
pupuk organik.
Pada praktikum ini, kita melakukan 2 percobaan, yaitu melakukan
penanaman hidroponik kangkung dengan media ceting, serta menanam
tanaman pakcoy di tanah. Nutrisi yang kami gunakan yaitu nutrisi AB Mix dan
pupuk NPK. Proses penanaman ini berlangsung sekitar kurang lebih 1 bulan.
Berdasarkan data pengamatan pada penanaman tanaman kangkung di
ceting yang kami peroleh, yaitu pada Hari Pertama penanaman biji kangkung
di ceting dengan memberikan pupuk cair AB Mix 5 ml dan 10 ml, pada setiap
ceting. Pada hari kedua, penanaman biji kangkung di ceting sudah mulai
tumbuh tunas, baik pemberian pupuk cair AB Mix 5 ml dan 10 ml pada
masing-masing ceting. Namun pertumbuhannya belum merata masih
terdapat biji kangkung yang belum tumbuh.
Pada minggu pertama, penanaman biji kangkung di ceting, pada
pemberian pupuk organik cair 5 ml pertumbuhan tunasnya sudah semakin
bertambah banyak. Tetapi masih ada biji yang belum tumbuh tunas. Pada
pemberian pupuk organik cair AB Mix 10 ml, pertumbuhan tunasnya belum
merata masih ada biji kangkung yang tumbuh. Pada minggu kedua,
penanaman biji kangkung di ceting, pada pemberian pupuk organik cair AB
Mix 5 ml sudah ada yang tumbuh daun, namun masih ada yang bertunas
belum bertumbuh daun. Pada pemberian pupuk organik cair AB Mix 10 ml,
pertumbuhan tunasnya belum masih belum merata, masih ada biji kangkung
yang belum tumbuh. Pada minggu ketiga, penanaman biji kangkung di ceting,
pada pemberian pupuk organik cair AB Mix 5 ml, pertumbuhan daunnya
semakin merata, namun masih ada yang bertunas. Pada pemberian pupuk
organik cair AB Mix 10 ml, pertumbuhan tunasnya sudah mulai merata, dan
sudah mulai tumbuh daun. Namun terdapat biji kangkung yang belum
tumbuh.
Pada minggu keempat, penanaman biji kangkung di ceting, pada
pemberian pupuk organik cair AB Mix 5 ml, pertumbuhan daunnya sudah
semakin merata dan tinggi daunnya sudah cukup tinggi, namun masih ada
yang belum tumbuh daun. Pada pemberian pupuk organik cair AB Mix 10 ml,
biji kangkung yang berdaun tidak terlalu banyak seperti pada biji kangkung di
ceting dengan pemberian AB Mix 5 ml. Masih terdapat biji kangkung yang
belum tumbuh. Pada minggu kelima, penanaman biji kangkung di ceting,
pertumbuhan tanaman kangkung tersebut pertumbuhan daunnya sudah
mulai merata dan sudah mulai tumbuh besar serta hampir siap untuk
dipanen, baik pemberian pupuk organik cair AB Mix 5 ml dan AB Mix 10 ml di
setiap ceting. Namun pada pemberian nutrisi AB Mix 10 ml pertumbuhan
tanamannya lebih sedikit dibandingkan pada tanaman yang diberi nutrisi AB
Mix 5 ml.
Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh hasil tanaman
kangkung di ceting setelah panen didapatkan pada pemberian nutrisi AB Mix
10 ml diperoleh tinggi tanaman yang diukur dari daun sampai akar sebesar
10 cm, dan tinggi akar sebesar 6 cm. Pada pemberian nutrisi AB Mix 5 ml
diperoleh tinggi tanaman yang diukur dari daun sampai akar sebesar 20 cm,
dan tinggi akar sebesar 12,5 cm.
Berdasarkan data pengamatan pada penanaman tanaman pakcoy di
tanah yang kami peroleh, yaitu pada hari pertama Penanaman biji pakcoy di
tanah dengan memberikan pupuk NPK 7 gram dan 12 gram, pada masing-
masing box styrofoam. Pada hari kedua, Penanaman biji pakcoy di tanah
belum tumbuh tunas, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12 gram, pada
masing-masing box styrofoam.
Pada minggu pertama, Penanaman biji pakcoy di tanah sudah mulai
tumbuh tunas, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12 gram, pada
masing-masing box styrofoam. Pada minggu keda, penanaman biji pakcoy di
tanah sudah mulai tumbuh daun, namun masih ada yang belum tumbuh
daun, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12 gram. Pada minggu ketiga,
penanaman biji pakcoy di tanah, daun yang tumbuh sudah mulai banyak dan
merata, pada masing-masing box styrofoam. Namun pada pemberian pupuk
NPK 12 gram masih ada yang belum tumbuh, dan pertumbuhan pakcoy
tersebut belum merata.
Pada minggu keempat, penanaman biji pakcoy di tanah, pertumbuhan
tanaman pakcoy tersebut sudah mulai tumbuh daun yang banyak dan
semakin merata, pada setiap box styrofoam. Namun pada pemberian pupuk
NPK 12 gram pertumbuhan tanaman pakcoy tersebut, pertumbuhannya tidak
terlalu banyak, terdapat biji pakcoy yang tidak tumbuh. Pada minggu kelima,
penanaman biji pakcoy di tanah, pertumbuhan tanaman pakcoy tersebut
pertumbuhan daunnya sudah mulai merata dan sudah mulai tumbuh besar
serta hampir siap untuk dipanen, baik pemberian pupuk NPK 7 gram dan 12
gram di setiap box styrofoam. Namun pada pemberian pupuk NPK 12 gram
pertumbuhan tanamannya lebih sedikit dibandingkan pada tanaman pakcoy
yang diberi pupuk NPK 7 gram.
Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh hasil tanaman pakcoy
di tanagh setelah panen didapatkan pada pemberian pupuk NPK 12 gram
diperoleh tinggi tanaman yang diukur dari daun sampai akar sebesar 14 cm,
dan tinggi akar sebesar 4 cm. Pada pemberian pupuk NPK 7 gram diperoleh
tinggi tanaman yang diukur dari daun sampai akar sebesar 17 cm, dan tinggi
akar sebesar 5 cm.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 KESIMPULAN
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan
media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau
bahana lainnya yang mengandung unsure hara. Teknik hidroponik ini juga
terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat
dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati bisa diganti
dengan tanaman baru dengan mudah tanaman akan memberikan hasil yang
continue, dan lain sebagainya.
Dari hasil pratikum proses penanaman kangkung, dapat diambil
kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung darat perlunya
ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat
memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan
kualitas hasil panen karena batangnya yang keras dan banyak mengandung
getah. Serta penggunaan nutrisi juga akan mempegaruhi pertumbuhan
tanaman, dan hasil tanaman yang sempurna. Berdasrkan hasil praktikum
yang kami peroleh banyak biji kangkung yang gagal tumbuh, hal tersebut
dikarenakan kurangnya persediaan air dan penggunaan nutrisi yang tidak
diukur secara sesuai.
Dari hasil pratikum proses penanaman pakcoy, dapat diambil kesimpulan
yaitu pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
tanaman pakcoy dan hasil tanaman. Pemberian pupuk NPK yang sesuai
dengan ukuran pada tanaman akan menghasilkan tanman yang baik.

7.2 SARAN
Diharapkan untuk dapat mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara
maksimal.Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi
pangan terutama jenis-jenis tanaman holtikultur yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi walaupun dengan keadaan lahan yang minim.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Mobinta Kusuma,M.Pd, Yuni Arfiani,M.Pd.Buku DIKTAT PRAKTIKUM ILMU
PENGETAHUAN ALAM (IPA)
file:///C:/Users/X452CP/Downloads/Mei%20Murni%20Telaumbanua.pdf
Dierolf, T., T. Fairhurst, and E. Mutert. 2000. Soil fertility kit: a toolkit for acid
upland soil fertility management in Southeast Asia. PPI & PPIC.
http://repository.upy.ac.id/2767/1/NPK%20PADA%20PADI.pdf
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfolgi-tanaman-kangkung
IX. JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimanakah hasil tanaman hidroponik system apung ber-aerator dan tanpa
aerator?
Jawaban :
Tanaman system apung aerator menghasilkan tanaman yang lebih
banyak,lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan hasil tanaman
yang system apung tanpa aerator.
2. Bagaimanakah pemberian dosis nutrisi dan perawatan yang tepat pada
systemapung
Jawaban :
Pemberian dosis nutrisi dan perawatan dilakukan sesuai aturan yang
benar dan sesuai. Nutrisi yang digunakan yaitu nutrisi larutan ABMix,
nutrisi ABMix itu dilarutkan terlebih dahulu sebelum dituangkan kedalam
tanaman, setelah dilarutkan nutrisi tersebut bisa kita gunakan pada
tanaman dengan cara mencampurkan sejumlah mililiter nutrisi dengan
sejumlah liter air baku . jumlah larutan mililiter nutrisi yang harus
dilarutkan ke dalam ]sejumlah liter air baku umumnya memiliki rumus :
5ml A + 5ml B + 1 liter air baku = 1.000 PPM
Untuk melarutkan larutan untuk tanaman hidroonik menggunakan bisa
menggunak rumus tersebut, yaitu dengan menggunakan perbandingan 5
mililiter larutan nutrisi A + 5 mililiter larutan nutrisi B + 1 liter air baku akan
menghasilkan Nilai 1.000 PPM.

Tegal, 14 Mei 2022

NILAI PARAF DOSEN

(Nadyatus Sholihah)
LAMPIRAN

Alat dan Bahan yang digunakan

Proses Pembuatan Nutrisi AB Mix

Pupuk NPK & Nutrisi AB Mix

Anda mungkin juga menyukai