Anda di halaman 1dari 13

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF KOMODITI

PEPAYA (Carica papaya )

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 (III R1B PAGI)

SURIADI AGUS 1813010051


SHAKIR AL ‘ARIAN L 1813010194

LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN DAN PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2019
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Negara Indonesia yang terletak digaris khatulistiwa memiliki beragam potensi sumber daya
alam untuk dimanfaatkan bagi kemakmuran rakyat. Salah satu potensi kekayaan alam yang
dimiliki negara Indonesia ialah keanekaragaman jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomis.
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki aneka buah lokal unggul yang tumbuh mulai dataran
rendah sampai tinggi. seperti buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman
biofarmaka. Komoditas tersebut mempunyai peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar
negeri dalam pelaksanaan pasar global. Hal ini disebabkan karena komoditi tersebut mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya
keadaan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi berdampak terhadap
peningkatan permintaan pangan khususnya buah pepaya.
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian
selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di
seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus
Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada
gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya
disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang".

Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara perbanyakan tanaman secara generatif
2.Untuk mengetahui media tanam yang terbaik
Tinjauan Pustaka

Morfologi Tanaman

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari
Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman
pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah
dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya
merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah
ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat
bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman
banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya
lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah,
tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman
dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam
budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah.

KLASIFIKASI TANAMAN PEPAYA

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L

pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal dan tumbuh tegak. Batang tidak berkayu,
silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan. Tinggi tanaman berkisarantara 5-10 meter,
dengan perakaran yang kuat. Tanaman pepaya tidak mmpunyai percabangan. Daun tersusun
spiral menutupi ujung pohon. Daunnya termasuk tunggal, bulat, ujung mruncing, pamgkal
bertoreh, tepi bergerigi, berdiameter 25-5 cm. Daun pepaya berwarna hijau, helaian daun
menyerupai telapak tangan manusia. Bunga pepaya berwarna putih dan berbentuk seperti lilin,
berdasarkan keberadaan bungantya, pepaya termasuk monodioecious yaitu berumah
tunggal(Muktiani, 2011)

Biji pepaya dapat bertahan dan memiliki daya hidup (viable) selama bertahun-tahun jika
disimpan dalam keadaan kering, sehingga sangat memungkinkan persebaran tanaman ini melalui
biji. Pada pertengahan abad ke-16, orang-orang Spanyol yang melakukan eksplorasi ke seluruh
dunia turut berperan dalam penyebaran pepaya dengan membawa bijinya ke Kepulauan Karibia
dan wilayah Asia Tenggara (Filipina). Selanjutnya, tanaman tersebut menyebar ke wilayah
Pasifik, Malaka, India dan Afrika (Morton, 1987; Villegas, 1997). Sumber lain juga
menyebutkan bahwa tanaman ini dibawa dari wilayah Hindia Barat atau Kepulauan Karibia
(Prihatman, 2000).

Syarat Tumbuh
IKLIM
1)Angin diperlukan untukpenyerbukan bunga. Angin yang tidakterlalu kencangsangat
cocok bagi pertumbuhan tanaman.
2) Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000
mm/tahun.
3) Suhu udara optimum 22-26 derajat C.
4) Kelembaban udara sekitar 40%.

MEDIA TANAM
1) Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan
banyakmengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur.
2) Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
3) Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanamanini.
Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hinggatanaman layu
(mati). Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun,bunga dan buah rontok.
Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50–150cm dari permukaan tanah

KETINGGIAN TEMPAT

Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl.

PERBANYAKAN GENERATIF

Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal dan biayanya
murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara generatif (seksual). Dalam
perbanyakan secara generatif, biji adalah bahan utama yang digunakan sebagai alat
perbanyakannya (Simpen 2009).

Biji tersebut sengaja dibenihkan agar tumbuh menjadi bibit yang diharapkan. Selain sengaja
ditanam, biji juga dapat tumbuh secara alami di alam.
Mekanisme dalam perbanyakan generatif ditandai dengan adanya pembuahan, pembuahan
tersebut berasal dari peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian
menghasilkan zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang bagus dan
berkualitas (Simpen 2009)

Cara perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dapat dibedakan menjadi konjugasi, isogami,
anisogami dan penyerbukan.

Tanaman yang dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk
berbuah karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal. Tanaman akan tumbuh
dari janin terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh membentuk akar tunggang, akar serabut,
batang, dan juga daun.

Ditambah lagi jika keadaan biji yang ditanam mengalami masa dorman, maka waktu yang
dibutuhkan bisa menjadi lebih lama lagi. Saat dorman, biji tidak akan mengalami kegiatan sama
sekali selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sehingga benih
yang dorman harus berada dalam situasi dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya
(Fatimah 2011)

Masa dorman untuk setiap biji atau benih tanaman berbeda-beda. Benih tanaman jeruk, durian,
dan mangga memiliki masa dorman sekitar satu bulan, sedangkan benih pepaya memiliki masa
dorman satu hingga dua minggu saja (Andi 2010)

Contoh tanaman yang sering diperbanyak secara generatif adalah pepaya, semangka, nangka,
kelapa, dan masih banyak lagi. Sementara itu, perbanyakan tanaman secara generatif memiliki
kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif ini antara lain:

 Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat


 Biaya yang dikeluarkan relatif murah
 Umur tanaman akan lebih lama
 Dapat menghasilkan varietas-varietas baru, yaitu dengan cara menyilangkan

Kelemahan perbanyakan tanaman secara generatif antara lain:

 Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya
 Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik
 Waktu berbuah lebih lama
 Kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah

Media Tanam

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan
media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya
merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan
kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara
(Pavia, 2001).

Kompos

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi kompos adalah pupuk campuran yang
terdiri atas bahan organik (seperti daun dan jerami yang membusuk) dan kotoran hewan.

Pengertian kompos menurut Wield (2014) merupakan pupuk alami (organik) yang dapat dibuat
dari bahan-bahan hijau dan bahan organik lainnya yang ditambahkan dengan sengaja sehingga
proses pembusukan akan lebih cepat.

Hasil dekomposisi atau fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa hewan, tanaman, dan limbah
organik lainnya dapat menghasilkan kompos yang dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur
tanah, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, menambah daya ikat air terhadap
tanah, dan memperbaiki sifat-sifat tanah lainnya.

Pupuk kompos mengandung unsur-unsur hara mineral yang baik untuk tanaman serta
meningkatkan bahan organik dalam tanah. Pembuatan pupuk ini pun dapat dibuat sendiri dengan
memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah didapatkan dengan harga pembuatan yang
relatif murah.

Pemanfaatan limbah-limbah pertanian atau sampah organik untuk bahan baku pembuatan pupuk
ini sangat menguntungkan dengan tidak adanya modal yang besar untuk pembuatannya.

Top Soil

Top Soil merupakan tanah yang berada di lapisan paling atas tanah dengan kedalaman sekitar 5
sentimeter hingga 30 sentimeter dari permukaan Bumi (baca: bentuk permukaan bumi). Top soil
akan terbentuk apabila batuan telah berderai dan hancur melalui proses geological dan berubah
menjadi serpihan- serpihan kecil yang kemudian terkumpul di atas bumi. Top Soil biasanya
mengandung bahan- bahan alami yang bersifat menyuburkan tanah, seperti dedaunan, ranting-
ranting kayu yang telah mati. Satu inci top soil mengambil masa ribuan tahun untuk
terbentuknya. Dengan demikian kita bisa menemukan top soil yang berkualitas di hutan- hutan
belantara yang belum terjamah manusia.

Pasir

Pasir adalah salah satu jenis bahan bangunan paling penting yang harus ada dalam setiap proses
pembangunan.Material bangunan ini berbentuk butiran dengan besaran yang sudah
ditentukan.Meskipun besarnya butiran pasir ditentukan, ada beberapa jenis pasir berbeda yang
digunakan untuk material bangunan.Jenis berbeda untuk pasir inilah yang menjadikan butiran
hingga fungsi pasir berbeda.Pasir dengan butiran yang lebih kasar misalnya, memiliki fungsi
berbeda dari pada jenis pasir dengan butiran halus dan ukuran kecil.
Untuk itu sebelum memulai proses membangun apapun, mengetahui perbedaan jenis dan fungsi
pasir menjadi sangat penting.Mengingat besarnya pengaruh jenis pasir ini sendiri dengan fungsi
dan kegunaannya.Secara pengertian, pasir adalah agregat dengan butiran berukuran mulai dari
0,0625 hingga 2 milimeter.Pasir terbuat dari kandungan silikon dioksida serta berasal dari batuan
kapur.Meskipun di daerah tropis dan subtropis seperti di Indonesia, jenis pasir dan bahan
pembentuknya jauh lebih banyak dan bervariasi.Menjadikan fungsi pasir pun jauh lebih banyak
dari pada di daerah lain.Salah satunya tentu saja sebagai material bahan bangunan
BAHAN DAN METODA

Tempat Dan Waktu Praktikum

Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman dilakukan di Laboratorium Kebun


percobaan Dan Peternakan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan setiap hari Rabu pukul
17.00 WIB s/d selesai.

Alat Dan Bahan

Adapun alat yang kami gunakan yaitu cutter dan polybag. Sedangkan bahannya yaitu
biji Pepaya 15 buah, kompos, top soil dan pasir.

Prosedur Kerja
Persiapan Bahan Tanam
 Diseleksi biji berdasarkan penampilan fisiknya (keseragaman bentuk, kepadatan biji,
tidak cacat)
 Dikeluarkan biji dari buah
 Dibersihkan biji dari sisa daging buah agar tidak tumbuh jamur
 Dicuci biji
 Direndam biji dengan air
Persiapan Media Tanam
 Disiapkan media tanam sesuai dengan perlakuan masing masing
Penanaman
 Ditanam biji dalam polybag yang telah disiapkan
 Dibenam biji dan tutup dengan media tanam sesuai dengan perlakuan
 Diamati perkembangan setelah 2 minggu setelah tanam meliputi waktu berkecambah,
tinggi tanaman dan jumlah daun
 Dilakukan perawatan
Hasil Praktikum

Persentase Tumbuh (%)

1. Kompos

𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐦𝐛𝐮𝐡


x 100%
𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦
0
x 100% = 0 %
5

2. Top Soil
𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐦𝐛𝐮𝐡
x 100%
𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦

𝟎
x 100% = 0%
𝟓

3. Pasir
𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐦𝐛𝐮𝐡
x 100%
𝐁𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦

𝟎
x 100 = 0%
𝟓

Tinggi Tanaman (cm)

1. Kompos
Minggu (cm)
Sampel
2 3 4

0 0 0
1

0 0 0
2
0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

2.Top Soil
Minggu (cm)

Sampel 2 3 4

0 0 0
1

0 0 0
2

0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

3.Pasir
Minggu (cm)

Sampel 2 3 4

0 0 0
1

0 0 0
2
0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

Jumlah Daun (helai)


1. Kompos
Minggu (helai)
Sampel
2 3 4

0 0 0
1

0 0 0
2

0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

2. Top Soil
Minggu (helai)
Sampel
2 3 4

0 0 0
1
0 0 0
2

0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

3. Pasir
Minggu (helai)
Sampel
2 3 4

0 0 0
1

0 0 0
2

0 0 0
3

0 0 0
Total

0 0 0
Rataan

PEMBAHASAN

Untuk praktikum generatif kali ini kami menggunakan 3 parameter pengamatan yaitu,
persentase tumbuh (%), tinggi tanaman (cm), dan jumlah daun (helai).
Kami tidak mendapatkan hasil tanaman kami mati semua,karena bibit yang kami tanam
langsung di tanam tanpa pengeringan pada bibit pepaya.

KESIMPULAN DAN SARAN


1.kesimpulan dari semuanya kami mendapati tanaman kami mati semua karena bibit yang
kami tanam langsung kami tanam tanpa di lakukan pengeringan

Saran
Untuk praktikum selanjutnya bisa menggunakan biji lainnya seperti biji matoa, sirsak,
kelengkeng dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai