HORTIKULTURA
Pembibitan Tanaman Cabai dan Tomat
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hortikultura
Disusun Oleh :
Wike Trajuningtyas Oktaviana
K4312073
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
I.
JUDUL
Pembibitan Tanaman Cabai dan Tomat
II.
TUJUAN
1. Mengenal pembibitan tanaman hortikultura secara umum
2. Mengetahui teknik penyemaian tanaman hortikultura Cabai dan Tomat
3. Membandingkan hasil pembibitan tanaman Cabai dan Tomat
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembibitan tanaman Cabai dan
Tomat
III.
b. Bahan
1) Benih tomat (Solanum lycopersicum)
2) Benih cabai (Capsicum annum)
3) Tanah
4) Pupuk kandang
IV.
VARIABEL
Variabel Bebas
Variabel Terikat
: Pertumbuhan Tanaman
Variabel Kontrol
Lingkungan
V.
DATA PENGAMATAN
1. Tanaman Cabai
POT
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Pengamatan 3
6 oktober 2014
22 oktober 2014
4 nopember 2014
Belum tumbuh
2,5
Sudah tumbuh
Sudah tumbuh
6,5
Belum tumbuh
4,5
Sudah tumbuh
5,5
Belum tumbuh
6,5
Sudah tumbuh
3,5
4,5
Sudah tumbuh
Sudah tumbuh
3,5
10
Sudah tumbuh
8,5
11
Belum tumbuh
12
Sudah tumbuh
13
Sudah tumbuh
14
Sudah tumbuh
2,5
15
Sudah tumbuh
3,43
6,1
Rata-rata
2. Tanaman Tomat
POT
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Pengamatan 3
6 Oktober2014
22 Oktober 2014
4 November 2014
Sudah tumbuh
5,5
7,5
Sudah tumbuh
13
Sudah tumbuh
Sudah tumbuh
16
Sudah tumbuh
5,5
10
Sudah tumbuh
11
15
Sudah tumbuh
6,5
12,5
Sudah tumbuh
11
18
Sudah tumbuh
13,5
10
Sudah tumbuh
13,5
11
Sudah tumbuh
12
12
Sudah tumbuh
8,5
13
13
Sudah tumbuh
11
18
14
Sudah tumbuh
5,5
7,5
15
Sudah tumbuh
13
7,63
12,76
Rata-rata
VI.
CARA KERJA
VII. PEMBAHASAN
Praktikum Hortikultura dengan judul Pembibitan Tanaman Cabai dan Tomat
bertujuan untuk mengenal pembibitan tanaman hortikultura secara umum, mengetahui teknik
penyemaian tanaman hortikultura Cabai dan Tomat, membandingkan hasil pembibitan
tanaman Cabai dan Tomat, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembibitan
tanaman Cabai dan Tomat. Prinsip kerja dari praktikum meliputi menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan lalu membuat media dengan mencampurkan tanah dan pupuk dengan
perbandingan 1 : 1. Setelah media selesai dibuat, media dimasukkan kedalam gelas aqua yang
sudah dilubangi bagian bawahnya. Setelah itu, gelas aqua yang berisi media disiram air
secukupnya. Kemudian menekan permukaan media dengan jari telunjuk sebagai tempat
meletakkan benih lalu benih diletakkan diatasnya. Setelah itu, menutup lubang benih dengan
tanah namun tidak terlalu tebal dan rapat.
Persemaian (nursery) adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan
dibangun dengan peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan penghutanan kembali
areal tanah kosong yang rusak ataupun peruntukan lainnya. Fungsi persemaian adalah untuk
memperoleh bibit yang bermutu tinggi dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu untuk
ditanam di lapangan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct
planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat
b. Tanaman Hortilkutura
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman
yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan
pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar di berbagai wilayah, pergiliran
tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang
seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali
penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang
dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani. Budidaya
hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dari awal penanaman hingga
penanganan pasca panen. Secara umum budidaya hortikultura meliputi: tanaman sayuran
(vegetable crops); tanaman buah (fruit crops); dan tanaman hias (ornamental crops).
Kegiatan hortikultura mencakup aspek produksi dan penanganan pasca panen yaitu:
teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan
pertanian untuk lahan tanaman hortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan
dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia (biji-bijian) yaitu kurang dari 10%.
Pada dasarnya tanaman hortikultura merupakan tanaman yang sangat gampang untuk
dibudidayakan karena tidak memerlukan lahan yang luas untuk melakukan kegiatan
budidaya. Oleh karena itu perlu adanya suatu tindakan budidaya tanaman hortikultura yang
tepat, sehingga memperoleh hasil yang besar. Selain itu dengan semakin meningkatnya
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian maka semakin banyak pula ditemukan
cara atau sistem penanganan hasil pertanian atau pasca panen untuk tanaman hortikultura
khususnya tanaman sayur-sayuran.
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum lycopersicum
Tomat adalah tanaman setahun di wilayah iklim dingin atau tanaman tahunan
berumur pendek di daerah tropika. Tanaman tomat umunya memiliki sistem
perakaran yang luas, sebagian besar pada kedalaman 60 cm, akar tunggang dapat
tumbuh cukup dalam jika tidak terhambat oleh lapisan keras atau tingkat air tinggi
(Rubatzky 1999). Dalam pertumbuhan tanaman persemaian terdapat beberapa faktor
yang sangat mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah suhu tanah,
ketersediaan air, dan kemampuan semai dalam memproduksi akar. Selanjutnya
dikatakan pula bahwa walaupun kondisi tempat tumbuh seperti suhu dan ketersediaan
air dalam media/tanah cukup memadai, semai hanya akan hidup secara optimal jika
mempunyai kemampuan fisiologis yang baik dalam memproduksi akar baru
(Nasrudin 2006).
Bunga tomat terkumpul menjadi 2 baris cabang berseling yang bertangkai,
sering bercelah 2-3, yang di atas jantan, karena perkembangan tidak sempurna dari
putik, cabang berseling yang muda ujungnya menggulung. Anak tangkai bunga di
tengah-tengah beruas. Bunga pada tanaman yang tumbuh liar berbilangan 5. Pada
bentuk bentuk yang ditanam sampai berbilangan 12. Kelopak sampai dekat pangkal
terbagi dalam taju runcing. Mahkota kuning belerang, sampai dekat pangkal terbagi
dalam taju yang sempit, runcing. Bakal buah bulat memanjang, bentuk bola atau
jorong melintang, gundul (Steenis 2006).
Buah tomat adalah buni (berdaging), permukaannya agak berbulu ketika masih
muda, tetapi halus ketika matang. Buah sebagian besar kultivar berbentuk bundar,
bentuk lain adalah memanjang, plum, dan lir-pir. Pada beberapa kultivar, cuping daun
buah (lobe) terlihat jelas, suatu tanda bahwa buah memiliki banyak bakal buah. Warna
buah matang, biasanya merata adalah merah, merah jambu, tangerine (jingga muda),
jingga, kuning atau tidak berwarna. Tomat merah memiliki warna kulit kuning dan
dinding buah merah (perikarp), kultivar merah jambu juga memiliki daging buah
merah, tetapi karena gen resesif, kulit menjadi tidak berwarna. Daging buah kuning,
dikendalikan oleh gen resesif lain, ketika ditutupi oleh kulit buah kuning
menghasilkan buah berwarna kuning menyala, jika dikombinasikan dengan kulit yang
tidak berwarna menghasilkan buah kuning pucat (Rubatzky1999).
Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm1.250mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi
tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang
tinggi
juga
dapat
menghambat
persarian.
Kekurangan
sinar
matahari
menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non
parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan
karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal
oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari,
sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
2. Suhu
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat
adalah suhu siang hari 18-29oC dan pada malam hari 10-20oC. Untuk negarayang
mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara
ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house.
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan
untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik
melalui stomata yang membuka lebih banyak. Teatapi kelembaban yang relatif
tinggi juga merangsang pertumbuhan mikroorganisme penggangu.
3. Media Tanam
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai
tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
serta
mudah
merembeskan air.
tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh
tergenang. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7 sangat cocok
untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih
lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan
tanggul.
4. Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran
tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang
sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara,
varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya
varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, dan barietas CLN.
Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah
maupun di dataran tinggi antaralain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4,
varietas berlian, varietas mutiara.
(Solanaceae).
Menurut
Plantamor
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Ordo
: Polemoniales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum annum L.
(2011)
tanaman
cabai
dapat
dapat diaplikasikan untuk memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yang
kurang subur dan miskin unsur haranya (Anonim 2011).
Penanaman cabai sebaiknya memilih lahan yang agak miring untuk
menghindari genangan air. Kadar keasaman pH tanah yang cocok untuk penanaman
cabai secara intensif adalah 6-7. Tanah yang pH rendah atau masam harus dinetralkan
dulu dengan cara menyebarkan kapur pertanian. Sebaliknya, jika tanah terlalu basa
atau pH-nya tinggi bias dinetralkan dengan cara menaburkan belerang ke lahan
penanaman (Anonim 2011).
Penyiapan benih cabai dapat dibuat sendiri dengan cara sebagai berikut:
1) Pilih buah cabe yang matang (merah)
2) Bentuk sempurna dan segar
3) Tidak cacat dan tidak terserang penyakit.
4) Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang
5) Cuci biji lalu dikeringkan.
6) Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit
bersih, tidak keriput dan tidak cacat.
Pembibitan
Penyemaian benih dalam pembibitan cabai diperlukan benih yang berkualitas dan
media tumbuh yang baik. Sungkupmatau naungan dibuat dengan mempertimbangkan arah
sinar matahari bergerak. Prinsipnya pada pagi hari bisa mendapatkan sinar matahari secara
optimal. Bila perlu dipersiapkan insect screen untuk menjaga agar bibit tidak terserang
serangga, erutama pada lokasi endemik hama tanaman cabai. Media pembibitan yang baik
untuk tanaman cabai dapat dibuat dengan campuran sebagai berikut:
Media dimasukan ke dalam polybag atau gelas plastik dan disusun di bawah
naungan atau sungkup yang telah disiapkan. Susunan harus teratur agar
tanaman mudah dihitung dan mudah dalam pemeliharaan.
Pengamatan Pertama
16
Jumlah tanaman
14
12
10
8
Belum Tumbuh
Sudah Tumbuh
4
2
Sudah Tumbuh
Belum Tumbuh
Tanaman Cabai
Tanaman Tomat
Tanaman Cabai
9
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
7
Tanaman 4
Tanaman 5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
4
Tanaman 9
Tanaman 10
Tanaman 11
2
Tanaman 12
Tanaman 13
Tanaman 14
0
Tanaman 15
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa semua tanaman cabai (15 tanaman) sudah
tumbuh dan memperlihatkan pertambahan tinggi bibit yang cukup baik. Pengamatan kedua
yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2014 (19 hari setelah penanaman benih) diperoleh
rata-rata tinggi tanaman cabai sebesar 3,5 cm. Sedangkan rata-rata tinggi tanaman cabai pada
pengamatan kedua pada tanggal 4 November 2014 (32 hari setelah penanaman benih)
mencapai 6,1 cm.
Tanaman Tomat
18
Tanaman 1
Tanaman 2
16
Tanaman 3
14
Tanaman 4
Tanaman 5
12
Tanaman 6
Tanaman 7
10
Tanaman 8
8
Tanaman 9
Tanaman 10
Tanaman 11
4
Tanaman 12
Tanaman 13
Tanaman 14
0
Tanaman 15
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa semua tanaman tomat (15 tanaman)
sudah tumbuh dan memperlihatkan pertambahan tinggi bibit yang cukup baik dan cukup
pesat jika dibandingkan dengan tanaman cabai. Dari hasil pengamatan kedua yang dilakukan
pada tanggal 22 Oktober 2014 (19 hari setelah penanaman benih) diperoleh rata-rata tinggi
tanaman tomat sebesar 7,63 cm. Sedangkan rata-rata tinggi tanaman tomat pada pengamatan
kedua pada tanggal 4 November 2014 (32 hari setelah penanaman benih) mencapai 12,76 cm.
Rata-Rata
14
12
10
8
Pengamatan 2
Pengamatan 3
4
2
0
Tanaman Cabai
Tanaman Tomat
serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo 2002). Pada umumnya sewaktu
kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 %, maka benih tersebut juga telah
mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat
kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum
(viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil 1979).
2) Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio
pada saat perkecambahan (Sutopo 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat
permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman dalam Sutopo 2002).
3) Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi
benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal
berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah,
seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Schmidt 2002).
4) Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
menghambat laju respirasi.
d) Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh,
dimana akan terbentuk protoplasma baru.
2) Suhu
Suhu
optimal
adalah
yang
paling
menguntungkan
berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada
kisaran suhu antara 26,5 sampai dengan 35C (Sutopo 2002). Suhu juga mempengaruhi
kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu
sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberellin.
3) Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih
(Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh
suhu, mikroorganisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto 1996). Menurut Kamil
(1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 % oksigen
dan 0,03 % CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika
oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 %, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 %.
4) Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya bervariasi tergantung
pada jenis tanaman (Sutopo 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap
perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran
(Kamil 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya
terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang
memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat
perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta
golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
5) Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab
penyakit terutama cendawan (Sutopo 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan
media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
- Faktor Suhu
Kisaran suhu untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya berkisar
antara 15-40C (59440F). Suhu suatu tempat ditentukan oleh altitude
(ketinggian) dan latitude (garis lintang). Setiap komunitas tanaman
mengenal adanya titik kardinal. Untuk daerah tropis titik kardinal tersebut
adalah:
1. suhu minimum (50-150C): apabila suhu suatu daerah kurang dari suhu
ini
tanaman
akan
terganggu
pertumbuhannya
bahkan
dapat
Sejumlah
mekanisme
atau
peristiwa
telah
terjadi
yang
fotoperiodisme
paling
nyata
adalah
pada
induksi
reproduktif,
meliputi
lamanya
pembungaan,
panjang
periode
Tektur tanah
Tanah yang baik digunakan adalah tanah yang mengandung banyak unsur
haranya. Termasuk tanah gembur dan bukan tanah industri serta tidak
banyak mengandung zat kapur.
DAFTAR PUSTAKA