Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN POC DAUN KERSEN (Muntingia calabura)

TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa L.)

CAROLINA PUTRI
2019610056

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke-21, kesadaran orang-orang mengenai lingkungan dan alam

semakin meningkatdan gaya hidup “Kembali kea lam” telah muncul. Oleh karena itu

pertanian organic, yang tidak menggunapakan input kimia sintesis, menjadi salah satu

alternatif, dengan menjaga keselarasan alam, hal tersebut dapat menjadi sarana untuk

mencapai pertanian yang berkelanjutan. Memasuki abad ke-21, kesadaran orang-orang

mengenai lingkungan dan alam semakin meningkatdan gaya hidup “Kembali kea lam”

telah muncul. Oleh karena itu pertanian organic, yang tidak menggunapakan input

kimia sintesis, menjadi salah satu alternatif, dengan menjaga keselarasan alam, hal

tersebut dapat menjadi sarana untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan.

Permintaan konsumen terhadap produk ornaik semakin meningkat dan akibatnya

pertanian organic terus berkembang di negeri ini (Jahroh, 2010).

Pertanian organic merupakan system budidaya yang tidak menggunakan bahan-

bahan kimia buatan dari pupuk kimia maupun pestisida kimia dengan kata lain, pertaian

organic hanya mengandalkan bahan-bahan alami dalam proses produksinya. Negara

Indonesia merupakan negara yag berpotensi untuk dijadikan pengembangan pertanian

organik. Komoditas yang bisa dikembangankan di Indonesia seperti tanaman

hortikultura, sayuran, buah, tanaman pangan dan tanaman perkebunan (AOI, 2016).

Tanaman selada (Latuca sativa L.) merupakan salah satu komoditihortikultura yang

memiliki prospel dan nilai komersial yang cukup baik, maka komoditas ini mempunyai

prospek cerah untuk dikembangkan. Daya Tarik utama tanaman ini adalah memiliki

masa panen yang pendek, pasae yang terbuka luas serta harga relative stabil. Selain itu

sayuran daun merupakam salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh manusia (Haryanto dkk, 2006).


Selada dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Selada juga

dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, baik lempung berpasir, lempung berdebu,

namun paling ideal adalah lempung berpasir yang diberi pupuk organik. Bertanam

selada itu sangat mudah selama tersedia bahan organic pada tanah dan cukup sinar

matahari serta tidak tergenang air (Pracaya, 2011).

Proses budidaya selada secara organik memerlukan pupuk organik juga sebagai

pengganti pupuk kimia. Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk yang bahan dasarnya

berasal dari hewan atau tumuhan yang sudah mengalami fermentasi berupa cairan dan

kandungan bahan kimia didalamnya maksimum 5%. Pada dasarnya pupuk organic cair

lebih baik dibandingkan dengan pupuk organic padat. Hal ini dikarenakan pupuk

organic cair memiliki beberapa kelebihan yaitu pengaplikasiannya lebih mudah, unsur

hara yang terdapat di dalam pupuk cair mudah diserap oleh tanaman (Fitria, 2013).

Dalam rangka mengatasi permasalahn kurangnya produksi pupuk dan tingginya

harga pupuk perlu dilakukan pengkajian terhadap pengembangan industry pupuk dan

bahan baku yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan pupuk yang berkualitas

dengan harga yang terjangkau. Dalam hal ini kita dapat memanfaatkan sumber daya

alam yang ada sebagai bahan baku pupuk. Salah satu bahan baku yang perlu dikaji

sebagai bahan baku pupuk adalah daun buah kersen (Ishak, 2014).

Pupuk dari daun kersen termasuk dalam pupuk organik yang dapat memperbaiki

unsu hara tanah dan banyak mengandung senyawa organik yang berperan dalam proses

pertumbuhan tanaman, salah satu dari bahan baku yang yang dapat digunakan untuk

menghasilkan pupuk hayati yang berkualitas yaitu dari daun, batang, dan buah kersen

(Hartati dkk, 2019).

Daun dan buah kersen memiliki kandungan unsur hara makro yang diperlukan oleh

tanaman dalam proses pertumbuhan, baik pertumbuhan vegetatife ataupun generatif.


Beberapa kandungan yang ada pada pupuk hayati dari daun kersen seperti nitrogen,

fosfor, kalium, magnesium dan masih banyak lagi kandungan kimia lainnya yang

terdapat pada tanaman kersen yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

tanaman obat tradisional. Daun kersen juga digunakan sebagai obat sakit kepala dan

anti radang paru (Azmin dkk, 2019). Daun kersen juga memeiliki kandungan senyawa

flavonoid, tannin, interpernoid, dan plifenol serta menunjukkan aktifias antioksidatif

(Azmin dan Rahmawati, 2020).

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pemberian POC daun

kersen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada hijau.

C. Hipotesis

Pemberian berbagai dosis POC daun kersen memberikan pengaruh yang sama nyata

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada hijau.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah dan klasifikasi Tanaman Selada hijau

Tanaman selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

termasuk dalam famili Compositae (Sunarjo,2014). Selada berasal dari Asia Barat yang

kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang. Negara yang

mengembangkan selada diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikt serta

Indonesia. Selada merupakan sayuran yang popular karena memiliki warna, tekstur,

serta aroma yang menyegarkan tampilan makan. Adapun klasifikasi tanaman selada

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa (Sumadi, 2014)

B. Morfoligi Tanaman Selada

1. Akar

Selada memiliki sistem akar tunggang dan serabut. Akar serabut menyebar ke

segala arah dengan kedalaman 20 hingga 50 cm atau lebih. Buah selada berbentuk

polong. Didalam polongnya terdapat biji yang sangat kecil (Pracaya, 2009).
2. Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada keriting (selada

daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Btang

bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisaran antara 5,6 – 7

cm pada selada batang 2-3 cm pada daun, serta 2-3 cm pada selada kepala (Lestari,

2017).

Batang tanaman selada berbentuk bulat berbuku-buku, kokoh dan kuat dan

ukurannya beragam. Warna batang umumnya hijau muda, batang tanaman tersebut

merupakan tempat tumbuhnya tangkai-tangkai daun yang rimbun sehingga

sebagaian besar batang tertutup oleh tangka daun yang rimbun. (Saprianto dan

Susiana, 2014).

3. Daun

Tanaman selada memiliki daun bentuk bulat dengan panjang 25 cm dan lebar

15cm. selada memiliki warna daun yang beragam yaitu hijau segar, hijau tua dan

pada kultivar tertetu ada yang warna merah. Daun bersifat lunak dan renyah, serta

memiliki rasa agak manis (Lestari, 2017).

4. Bunga

Bunga tanaman selda berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga

bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar

terdapat daun-daun kecil, namun semakin keatas daun tersebut tidak muncul,

bunganya berwara kuning. Setiap krop penjangnya antara 3-4 cm yang dilindungi

oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre (Saparinto dan

Susiana, 2014).

Perbungaan selada memiliki tipe rata padat yang tersusun dari banyak bongkol

bunga yang terdiri dari 10-25 kuncup bunga dengan melakukan penyerbukan
sendiri meskipun terkadang penyerbukan dibantu oleh serangga. Seluruh bunga

dalam bongkol yang sama akan membuka secara bersamaan dan singkat pada pagi

hari (Cahyono, 2005).

5. Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras, berwana

coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4mm dan lebar 1 mm. biji selada

merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan dapat digunakan untuk

perbanyakan tanaman (Saparinto dan Susiana, 2014).

Tanaman selada dapat dikembangbiakkan menggunakan bijinya. Bagian biji

tanaman selada berbentuk lonjong pipih, permukaannya berbulu, dan berwarna

coklat. Biji selada merupakan jenis dikotil atau berkeping dua (Lestari, 2017).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Selada

1. Suhu

Selada dapat tumbuh di dataran tinggi serta dataran rendah. Suhu yang tinggi

biasanya 30C biasanya menghambat pertumbuhan tanaman selada. Ketinggian

tempat yang idela bagi tanaman selada adalah 50-2200 mdpl. Waktu tanam terbaik

adlah pada akhir musim hujan, walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim

kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup (Supriati dan Herliah,

2014).

2. Kelembaban

Jika lembab udaranya berkisar 80-90% maka tanaman selada dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik. Jika terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan yang

disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan terlalu rendah akan

menghambat pertumbuhan tanaman (Sumpena, 2001).


3. Tanah

Selada akan tumbuh baik pada tanah yang subur, yang banyak mengandung

humus, berpasir, ataupun lumpur. pH tanah yang pas berkisar antara 5 sampai 6,5.

Penanaman yang sesuai untuk tanaman selada berada pada ketinggian 500-2.00 m

(dpl) diatas permukaan laut (Pracaya, 2004).

Anda mungkin juga menyukai