Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Markisa (Passiflora sp.) merupakan salah satu jenis tanaman buah yang
potensial dan layak diusahakan secara komersial sebagai komoditas
unggulan(Udzri, 2021). Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian, buah
markisa merupakan bahan baku industri minuman yang memiliki prospek yang
cerah, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia mempunyai potensi
besar untuk mengembangkan agribisnis dan agroindustri markisa (Burhanam et
al., 2004). Peluang pasar dunia terhadap permintaan markisa segar dan olahan
sangat terbuka luas, sehingga usaha tani tanaman markisa layak dikembangkan
dan dijadikan sumber pendapatan petani dan devisa negara . Tanaman markisa
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika berada dilingkungan yang
memuhi syarat syarat utuk tumbuh dengan baik.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal


dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari luar tanaman(Darmawan
et al., 2015). Faktor yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai faktor
genetik, sedangkan yang berasal dari luar tanaman dikenal sebagai faktor
lingkungan atau faktor keliling. Kedua faktor tersebut sangat berbeda perannya,
namun mempunyai keterkaitan yang erat (Mariana, 2017)

Pertumbuhan tanaman adalah peristiwa bertambahnya ukuran tanaman,


yang dapat diukur dari bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan,
sedangkan perkembangan tanaman dapat dilihat dengan adanya perubahan pada
bentuk organ batang, akar dan daun, munculnya bunga serta terbentuknya buah.
Pertambahan ukuran tubuh tumbuhan secara keseluruhan merupakan hasil dari
pertambahan jumlah dan ukuran sel (Wahyudin, 2009)

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor


eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau
tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar benih
atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan dari segi faktor
eksternal yaitu media tanam (Darmawan et al., 2015). Media tanam yang baik
adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup
bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara
yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan
ruang untuk perakaran yang cukup (Fitriani, 2013)

Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok
sebagian unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang
pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman. Selanjutnya diserap oleh
perakaran dan digunakan dalam proses fisiologis tanaman( Meriaty et al , 2021)

Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis


tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar
untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal
ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang
berbeda. (Roni, 2015)

Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah


sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur
hara. Media tanam yang baik untuk tanaman harus menyediakan faktor-faktor
utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan
fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor
tersebut harus seimbang agar pertumbuhan tanaman baik dan berkelanjutan.
Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya media
tanam yang digunakan mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi
tanaman.

Salah satu faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan tunbuhan adalah


energi matahari, Energi matahari merupakan faktor yang penting dalam
pertumbuhan tanaman. Kualitas, intensitas, dan lamanya penyinaran semuanya
penting. Studi mengenai efek kualitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
sangat penting, tetapi percobaan ini sukar dilakukan karena perlu diatur secara
simultan panjang gelombang dan intensitas dari penyinaran. Walaupun demikian
hasil penelitian menyatakan bahwa spektrum matahari yang penuh memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman (Fitriani, 2013). Penelitian
pengaruh kualitas cahaya tidak akan dapat dilakukan untuk areal yang luas.
Intensitas cahaya sebagai suatu faktor pada pertumbuhan tanaman telah banyak
diteliti. Ternyata bahwa kebanyakan tanaman tumbuh dengan baik- baik pada
intensitas cahaya dibawah cahaya penuh satu hari. Tiap jenis tanaman
memperlihatkan respon yang berbeda terhadap intensitas cahaya yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Apakah terdapat pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman


markisa
2. Apakah terdapat pengaruh Intesitas cahaya matahari terhadap perumbuhan
tanaman markisa
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
2. Untuk mengetahui media tanam yang paling cocok untuk pertumbuhan
tanaman markisa
3. Untuk mengetahui pengaruh intesintas cahaya matahari terhadap
pertumubuhan tanaman markisa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Markisa
Tanaman markisa (Passiflora sp.) merupakan salah satu jenis buah yang
potensial dan layak diusahakan secara komersial sebagai komoditas unggulan.
Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian, buah markisa merupakan bahan
baku industri minuman yang memiliki prospek yang cerah, baik dalam negeri
maupun di luar negeri. Indonesia mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan agribisnis dan agroindustri markisa. Peluang pasar dunia
terhadap permintaan buah markisa segar dan olahan sangat terbuka luas, sehingga
usahatani tanaman markisa layak dikembangkan dan dijadikan sumber pendapatan
petani dan devisa negara (Amaliah et al., 2019)
Tanaman markisa memiliki banyak jenis, namun di Indonesia lebih
dikenal dengan 3 jenis yang dapat dibedakan dari warna kulit buahnya yaitu
markisa kuning, markisa ungu dan markisa oranye (Munda, 2012). Markisa
kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa) merupakan jenis markisa dengan
karakteristik kulit berwarna kuning dan memiliki pulp berwarna oranye. Buah
markisa dengan kulit berwarna kuning memiliki rasa asam yang lebih tajam
dibandingkan dengan buah markisa dengan kulit berwarna ungu dan oranye.
Markisa ungu (Passiflora edulis Sims) adalah jenis markisa dengan kulit berwarna
ungu dan memiliki pulp berwarna oranye dengan rasa yang manis dan sedikit
asam. Markisa oranye (passiflora quadrangularis) adalah markisa dengan kulit
berwarna oranye dan pulp berwarna putih kehijauan dengan karakteristik rasa
yang manis dan tidak asam.(Munda, 2012)
Kelebihan dari buah markisa kuning yaitu rasanya yang asam dapat
dimanfaatkan dalam produk pangan. Rasa tersebut dapat menambah karakteristik
produk yang dihasilkan. Markisa kuning mengandung setidaknya 33% sari buah
untuk diproses dalam industri. Kekurangan dari buah markisa kuning adalah
jumlah limbah yang mencapai 67% dari bahan baku yang digunakan dalam
pengolahan sari buah dan terdiri dari 55% kulit dan 12% biji (Oloiveira and
Resende, 2012)
2.2 Media Tanam

Media tanam merupakan wadah atau media tempat untuk menanam dan
tempat tumbuh serta berkembangnya tanaman. Kondisi media tanam harus
disesuaikan dengan kondisi tanaman, serta kondisi lingkungan disekitar. Media
tanam hendaknya menyediakan cukup udara dan memiliki unsur hara yang cukup,
sesuia kebutuhan oleh tanaman. Secara garis besar fungsi dari media tanam itu
antara lain:

a. Sebaga tempat berdiri tegak tanaman yang kuat, sehingga tanaman


kuat dan tegak serta adanya keseimbangan ukuran tanaman, BD (Bulk
Density = Kerapatan Massa)
b. Sebagai tempat Suplai akan nutrisi/hara, dimana total suplai dibatasi
oleh ukuran wadah sehingga media seharusnya memiliki CEC yang
tinggi dan pH dalam keadaan optimal
c. Sebagai tempat Suplai air, suplai air terbantu dari penyerapan dari
akar (Mamonto et al., 2019)
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis
tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini
dikarenakan setiap daerah memiliki kelembaban dan kecepatan angin yang
berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur
hara. Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal
dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun,
batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media
tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu
dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki poripori makro dan mikro yang
hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta
memiliki daya serap air yang tinggi. Bahan organik akan mengalami proses
pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses
tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral. Mineral
yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman
sebagai zat makanan.(Mamonto et al., 2019)

2.3 Energi Matahari

Energi Matahari merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan


tanaman. Kualitas, intensitas, dan lamanya penyinaran semuanya penting bagi
pertumbuhan. Penemengenai efek kualitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
sangat penting, tetapi percobaan ini sukar dilakukan karena perlu diatur secara
simultan panjang gelombang dan intensitas dari penyinaran. Walaupun demikian
hasil penelitian menyatakan bahwa spektrum matahari yang penuh memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman. (Utami, 2018)

Penelitian pengaruh kualitas cahaya tidak akan dapat dilakukan untuk areal
yang luas. Intensitas cahaya sebagai suatu faktor pada pertumbuhan tanaman telah
banyak diteliti (Yustiningsih, 2019)Ternyata bahwa kebanyakan tanaman tumbuh
dengan baik- baik pada intensitas cahaya dibawah cahaya penuh satu hari. Tiap
jenis tanaman memperlihatkan respon yang berbeda terhadap intensitas cahaya
yang berbeda (Wiratmaja, 2017). Spektrum cahaya yang paling efektif dalam
fotosintesis adalah berkisar dari 400- 700 nm, yaitu 45 – 50% total energy
spektrum matahari. Kurang dari 25 % hilang karena refleksi. Reduksi jumlah C
menjadi karbohidrat memerlukan 112 kcal. Satu mol foton menghasilkan 41 kcal.
Tiga kuantum dan visible light diperlukan untuk mereduksi CO2. Perubahan
fisiologi memerlukan 8–12 kuanta dan efesiensinya jarang mencapai 1 persen.
(Pabib, 2008)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di pekarangan rumah peneliti di jalan Air lobang 1


Sikumana, Kota Kupang. Penelitian ini dilakukan selama 2,5 bulan mulai dari 2
Oktober 2022 sampai 16 Desember 2022

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah sekumpulan tanaman markisa dengan


jumlah 30 buah tanaman yang ditaaman dari biji dari sebuah markisa kuning yang
tumbuh secara bersamaan. Sampel dalam penelitian ini ada tanaman markisa
kuning yang dibagi dalam 8 polybag dengan 8 perlakuan yang bebeda beda.
3.3 Jenis penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan metode eksperimental


3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan menggunakan rancangan penelitian acak lengkap


(RAL) dengan cara mengamati perbedaan pada pertumbuhan dan perkembangan
markisa kuning yang dibagi dalam 8 polybag dengan 8 perlakuan yang bebeda
beda.
Kegiatan penelitian meliputi :
(1) Penyiapan media tanam yang terdiri dari 8 buah polibag
Media tanan sekam pa

Media tanam pasir

Media tanam serbuk kayui


Media tanam tanah
(2) Penyemaian biji markisa

(3) Hasil penyemaian (bibit Tanaman Markisa)


(4) Pemilihan bibit markisa

(4) Perawatan meliputi penyiraman dan pengukuran


Data pengukuran yang dikumpulkan sebagai berikut :(1) Tinggi tanaman
setelah 1,2,3, 4 dan 5 minggu setelah penanaman (2) pertumbuhan daun setelah
1,2,3, 4 dan 5 minggu setelah penanaman dan lebar daun setelah 1,2,3, 4 dan 5
minggu setelah penanaman

3.5 Teknik analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of


variance) pada jenjang nyata 5%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran sebanyak 5 kali yang dilakukan setiap 2 minggu sekali.


Setiap pengukuran menunjukkan hasil yang berbeda beda. Setiap tanaman
markisa dengan media tanam yang berbeda dengan pencahayaan yang cukup
menunjukkan tingkat peningkatan tinggi yang berbeda beda. Hal ini bisa dilikan
pada tabel olahan data dengan menggunkan SPSS 20 berikut
Statistics Tinggi Tanaman dengan Pencahayaan yang Cukup
Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 11,0000 10,0400 9,0200 11,9000
Median 10,5000 9,0000 9,0000 11,0000
Mode 8,00 a
8,00 a
8,00 a
8,00a
Std. Deviation 3,08221 2,45010 ,69426 4,15933
Sum 55,00 50,20 45,10 59,50
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 11,00 cm, . Tanaman
markisa yang ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang cukup
memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 10,4 cm, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah serbuk dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata
kenaikan tinggi sebesar 9,02 cm, dan . Tanaman markisa yang ditanan pada tanah
murni dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi
sebesar 11,90 cm.

Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan tanaman pada umumnya. Berdasarkan hasil analis data diperoleh
perubahan ketinggian tanaman pada tiap tanaman markisa yang ditanam pada
media tanam yang berbeda beda dengan intensitas cahaya yang kurang dipeoleh
hasil sebagai berikut
Statistics Tinggi Tanaman dengan Pencahayaan yang Kurang
Tanah murni Tanahn Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 8,4200 8,6000 8,3400 8,9200
Median 8,5000 8,6000 8,3000 9,0000
Mode 8,00a 8,00a 8,00a 9,50
Std. Deviation ,27749 ,39370 ,27019 ,63797
Sum 42,10 43,00 41,70 44,60
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang kurang memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 8,42 cm, . Tanaman
markisa yang ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang cukup
memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 8,6 cm, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah serbuk dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata
rata kenaikan tinggi sebesar 8,34 cm, dan . Tanaman markisa yang ditanan pada
tanah murni dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata kenaikan
tinggi sebesar 8,92 cm.
Perbedaan tinggi tanaman pada tiap tanaman dengan media tanam yang
berbeda beda dengan intensitas cahaya yang cukup dan kurang dapat dilihat pada
grafik dibawah ini

Grafi k Rata Rata keti nggian Tanaman


Markisa
14
11.9
12 11
10.04
10 8.6 9.02 8.9
8.4 8.34
8
6
4
2
0
Tanah murni Tanah Pasir Tanah serbuk Tanah sekam

intesintas cahaya cukup intensitas cahaya kurang


Jumlah daun tanaman merupakan salah satu indikator pertumbuhan
tanaman. Pertambahan jumlah daun merupakan bentuk adanya proses pembelahan
dan pembesaran sel dari hasil fotosintat tanaman. Hasil fotosintat tersebut pada
tanaman digunakan untuk pertumbuhan berbagai organ tanaman salah satunya
menambah jumlah daun tanaman.

. Setiap tanaman markisa dengan media tanam yang berbeda dengan


pencahayaan yang cukup menunjukkan tingkat peningkatan tinggi yang berbeda
beda. Hal ini bisa dilikan pada tabel olahan data dengan menggunkan SPSS 20
berikut

Statistics Jumlah Daun dengan Pencahayaan yang Cukup


Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 6,8000 7,2000 5,2000 7,4000
Median 7,0000 7,0000 6,0000 7,0000
Mode 3,00a 3,00a 6,00 3,00a
Std. Deviation 2,86356 3,34664 1,30384 3,64692
Sum 34,00 36,00 26,00 37,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata jumlah daun sebesar 6,8, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata
jumlah daun sebesar 7,2, . Tanaman markisa yang ditanam pada tanah serbuk dan
diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 5,2 ,
dan . Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata kenaikan jumlah daun sebesar 7,9.
Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pada umumnya. Berdasarkan hasil analis data diperoleh
perubahan ketinggian tanaman pada tiap tanaman markisa yang ditanam pada
media tanam yang berbeda beda dengan intensitas cahaya yang kurang dipeoleh
hasil sebagai berikut
Statistics Jumlah Daun dengan Pencahayaan yang Kurang
Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 4,8000 3,2000 4,0000 3,6000
Median 5,0000 3,0000 4,0000 3,0000
Mode 6,00 3,00 3,00a 3,00
Std. Deviation 1,30384 ,44721 1,00000 ,89443
Sum 24,00 16,00 20,00 18,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang kurang memiliki rata rata jumlah daun sebesar 4,8, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata
jumlah daun sebesar 3,2 Tanaman markisa yang ditanam pada tanah serbuk dan
diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata jumlah daun sebesar 4 , dan .
Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi pencahayaan yang
kurang memiliki rata rata kenaikan jumlah daun sebesar 3,6
Perbedaan Jumlah daun pada tiap tanaman dengan media tanam yang
berbeda beda dengan intensitas cahaya yang cukup dan kurang dapat dilihat pada
grafik dibawah ini

Grafi k Rata Rata Kenaikan jumlah


Daun
3 2.84
2.68
2.5 2.3

2 1.84 1.84
1.54
1.5 1.36 1.26
1

0.5

0
Tanah Murni Tanah pasir Tanah serbuk Tanak sekam

Intensitas cahaya cukup Intensitas cahaya kurang


Daun digunakan sebagai bahan pelajaran pertumbuhan tanaman. Dalam
analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi perhatian utama.
Pada kebanyakan tanaman, daun adalah organ fotosintesis utama yang melakukan
fungsi transfer dan pertukaran gas energi yang penting (Dornbusch dan Andrieu,
2010). Oleh karena itu, lebar daun merupakan salah satu parameter penting dalam
analisis pertumbuhan tanaman
Setiap tanaman markisa dengan media tanam yang berbeda dengan
pencahayaan yang cukup menunjukkan tingkat peningkatan lebar daun yang
berbeda beda. Hal ini bisa dilihat pada tabel olahan data dengan menggunkan
SPSS 20 berikut
Statistics Lebar Daun Tanaman dengan Intesitas cahaya yang Cukup
Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 2,6800 2,3000 1,8400 2,8400
Median 2,5000 2,0000 2,0000 2,5000
Mode 1,10a 1,10a 1,10a 1,10a
Std. Deviation 1,25379 1,11131 ,46690 1,48593
Sum 13,40 11,50 9,20 14,20
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi


pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar
2,68 cm,Tanaman markisa yang ditanam pada tanah pasir dan diberi
pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar
2,30 cm, . Tanaman markisa yang ditanam pada tanah serbuk dan diberi
pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar
1,84 cm, dan . Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi
pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar
2,84 cm

Statistics Lebar Daun dengan Pencahayaan yang Kurang


Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 1,3600 1,2600 1,4400 1,5400
Median 1,4000 1,3000 1,5000 1,6000
Mode 1,50 1,30 1,60 1,10a
Std. Deviation ,16733 ,11402 ,20736 ,27019
Sum 6,80 6,30 7,20 7,70
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang kurang memiliki rata rata lebar daun sebesar 1,38 cm, . Tanaman markisa
yang ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata
rata lebar daun sebesar 1,26 cm, Tanaman markisa yang ditanam pada tanah
serbuk dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata lebar daun sebesar
1,44 cm. Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi
pencahayaan yang kurang memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar 1,54 cm.

Grafi k Rata Rata Kenaikan Lebar Daun


3 2.84
2.68
2.5 2.3

2 1.84 1.84
1.54
1.5 1.36
1.26

0.5

0
Tanah Murni Tanah pasir Tanah serbuk Tanak sekam

Intensitas cahaya cukup Intensitas cahaya kurang

Pembahasan

Media tanah untuk setiap tanaman berbeda beda tergantung jenis tanaman
yang ingin ditanam . Secara umum, media tanam harus dapat menjaga
kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara. Setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan
pengaruh yang berbeda-beda terhadap suatu perkecambahan.Karena, setiap media
tanam pasti memiliki daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya berbeda-
beda.(Lubnan et al., 2013)
Media tumbuh atau media tanam merupakan komponen utama ketika akan
bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan
standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang
sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembaban dan kecepatan angin
yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan
unsur hara.(Roni, 2015)

Berdasarkan hasil pengamatan bibit markisa setiap media tanam


menunjukkan pengaruh terhadap proses pertumbuhan, media tanam tanam sekam
padi merupakan media tanam yang paling cocok untuk proses pertumbuhan
markisa. Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudag digiling.
Sekam padi yang biasa digunakan bisa beruap sekam bakar atau sekam mentah
(tidka dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang
sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur
tanah sehingga system aerasi dan drainase di media tanam menajdi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidka perlu disterilisasi lagi karena
mikroba pathogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar
juga memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga membuat media tanam ini
menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. (Dikbud, 2015)

Media tanam yang menduduki urutan kedua, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah murni. Tanah murni merupakan jenis
tanah yang berstektur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik  dari
tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran kecil (pori-pori mikro) yang lebih
banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga
memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-
pori halus yang berisi air kapiler udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-
pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari
setiap pori-pori mikro berukuran  sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulais
atau  udara menjadi lamban.(Dikbud, 2015)
Media tanam yang menduduki urutan ketiga, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah pasir. Pasir sering digunakan sebagai
media tanam alternative untuk menggantiakn fungsi tanah. Sejauh ini, pasir
dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian
benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya
yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah  cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang, dikarena bibit
markisa bukan merukan hasil penanaman dengan stek maka pertumuhan markisa
pada media tanam tanah pasir cenderung lebih lambat dibanding pada tanam
sekam dan tanah murni.

Media tanam yang menduduki urutan terakhir, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah dengan serbuk tanaman kelapa. Hasil
pertumbuan bibit markisa pada media tanam ini paling rendah peningkatan
pertumbuhanya jika dibandingkan dengan media tanam lainya.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah cahaya. Cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan,
pembukaan dan penutupan stomata, serta perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman. Sifat cahaya matahari yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu
intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran
(panjang hari) (Susilawati dkk., 2016).
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Berdasarkan hasil penngukaran tinggi tanam, jumla daun dan lebar daun,
media tanam mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman markisa.
Dengan urutan media tanaman terbaik untuk pertumbuhan bibit markisa
adalah tanah sekam, tanah murni, tanah pasir dan tanah serbuk.
2. Berdasarkan hasil penngukaran tinggi tanam, jumla daun dan lebar daun,
Intensitas cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman markisa,
tanaman markisa yang diletakan pada daerah dengan intesitas cahaya yang
cukup memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat baik dibandingkan
tanaman markisa yang diletakan pada daerah dengan intersitas cahaya
yang kurang
Daftar Pustaka

Amaliah, R., Mahyuddin, & Fahmid, M. (2019). Hasanuddin Journal Of


Sustainable Agriculture. Hasanuddin Journal Of Sustainable Agriculture,
1(1), 1–15.
Burhanam, Mala, Y., & Afdi, E. (2004). Perspektif Pengembangan Agribisnis
Markisa di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Teknologi Pertanian Sumatra
Barat, 15(1), 54–68.
Darmawan, Yusuf, M., & Syahruddin, I. (2015). Pengaruh Berbagai MediaTanam
Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L) Effects
of Various Media on the Growth of Cocoa (Theobroma cacao L.). Jurnal
Agroplantae, 4(1), 13–18. http://www.agroplantaeonline.com
Dikbud. (2015). Mapel : Produktif – Media Tanam. 28–29.
Fitriani, D. (2013). Pengaruh Takaran Arang Sekam terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Lubnan, S., Pusat, D., Teh, P., Kina, D., Pasirjambu, G., & Bandung, K. (2013).
Pengaruh media tanam organik terhadap pertumbuhan dan perakaran pada
fase awal benih teh di pembibitan The effects of organic planting medium on
growth and root formation of tea seedling at early stage of tea nursery.
Januari, diterima, 27–2013.
Mamonto, R., Rombang, J. A., & Lasut, M. T. (2019). Pengaruh Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Semai Aquilaria malaccensis Lamk. di Persemaian.
Cocos, 1(1), 1–14.
Mariana, M. (2017). Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Batang
Nilam (Pogostemon Cablin Benth). Agrica Ekstensia, 11(1), 1–2.
Merianty (2021). PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA
(Lactuca Sativa L.) AKIBAT JENIS MEDIA TANAM HIDROPONIK DAN
KONSENTRASI NUTRISI AB MIX. Agroprimatech, 4(2), 75–84.
https://doi.org/10.34012/agroprimatech.v4i2.1698

Munda, M. (2012). Perbandingan Daya Antioksidan Sari Buah Markisa Ungu


(Passiflora Edulis F. Edulis Sims) Dengan Sari Buah Markisa Kuning (P.
Edulis Sims F. Flavicarpa Deg) Menggunakan Metode Dpph. 3, 7–8.
Pabib. (2008). Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju Fotosintesis
Tanaman Air Hydrilla Verticillata. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
FKIP UNS, 2000, 15–147.
Roni, N. G. K. (2015). Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman. Bahan Ajar, 34.
Susilawati., Wardah dan Irmasari. 2016. Pengaruh Berbagai Intensitas Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Semai Cempaka (Michelia champaca L.) Di
Persemaian. Jurnal Forest Sains, vol.14, No.1
Udzri, N. (2021). Analisis Nilai Tambah (Value Added) Buah Markisa (Passiflora
edulis Sims) Menjadi Sirup Markisa Pada Usaha Agrowisata Home Industry
Noerlen (Studi Kasus: Home Industry Noerlen. Jalan Sei Tuan No. 7
Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. (Issue 7).
Wahyudin, G. S. dan T. N. dan A. W. I. dan A. (2009). Dasar-Dasar Agronomi.
192.
Wiratmaja, W. (2017). Suhu , Energi Matahari , dan Air Dalam.
Simdos.Unud.Ac.Id, 1–43.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/879d88e6890b1315
be1005a3be9e7e5f.pdf
Yustiningsih, M. (2019). Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada
Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Bio-Edu:
Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2), 44–49.
https://doi.org/10.32938/jbe.v4i2.385

Anda mungkin juga menyukai