PENDAHULUAN
Markisa (Passiflora sp.) merupakan salah satu jenis tanaman buah yang
potensial dan layak diusahakan secara komersial sebagai komoditas
unggulan(Udzri, 2021). Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian, buah
markisa merupakan bahan baku industri minuman yang memiliki prospek yang
cerah, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia mempunyai potensi
besar untuk mengembangkan agribisnis dan agroindustri markisa (Burhanam et
al., 2004). Peluang pasar dunia terhadap permintaan markisa segar dan olahan
sangat terbuka luas, sehingga usaha tani tanaman markisa layak dikembangkan
dan dijadikan sumber pendapatan petani dan devisa negara . Tanaman markisa
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika berada dilingkungan yang
memuhi syarat syarat utuk tumbuh dengan baik.
Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok
sebagian unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang
pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman. Selanjutnya diserap oleh
perakaran dan digunakan dalam proses fisiologis tanaman( Meriaty et al , 2021)
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut
2.1 Markisa
Tanaman markisa (Passiflora sp.) merupakan salah satu jenis buah yang
potensial dan layak diusahakan secara komersial sebagai komoditas unggulan.
Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian, buah markisa merupakan bahan
baku industri minuman yang memiliki prospek yang cerah, baik dalam negeri
maupun di luar negeri. Indonesia mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan agribisnis dan agroindustri markisa. Peluang pasar dunia
terhadap permintaan buah markisa segar dan olahan sangat terbuka luas, sehingga
usahatani tanaman markisa layak dikembangkan dan dijadikan sumber pendapatan
petani dan devisa negara (Amaliah et al., 2019)
Tanaman markisa memiliki banyak jenis, namun di Indonesia lebih
dikenal dengan 3 jenis yang dapat dibedakan dari warna kulit buahnya yaitu
markisa kuning, markisa ungu dan markisa oranye (Munda, 2012). Markisa
kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa) merupakan jenis markisa dengan
karakteristik kulit berwarna kuning dan memiliki pulp berwarna oranye. Buah
markisa dengan kulit berwarna kuning memiliki rasa asam yang lebih tajam
dibandingkan dengan buah markisa dengan kulit berwarna ungu dan oranye.
Markisa ungu (Passiflora edulis Sims) adalah jenis markisa dengan kulit berwarna
ungu dan memiliki pulp berwarna oranye dengan rasa yang manis dan sedikit
asam. Markisa oranye (passiflora quadrangularis) adalah markisa dengan kulit
berwarna oranye dan pulp berwarna putih kehijauan dengan karakteristik rasa
yang manis dan tidak asam.(Munda, 2012)
Kelebihan dari buah markisa kuning yaitu rasanya yang asam dapat
dimanfaatkan dalam produk pangan. Rasa tersebut dapat menambah karakteristik
produk yang dihasilkan. Markisa kuning mengandung setidaknya 33% sari buah
untuk diproses dalam industri. Kekurangan dari buah markisa kuning adalah
jumlah limbah yang mencapai 67% dari bahan baku yang digunakan dalam
pengolahan sari buah dan terdiri dari 55% kulit dan 12% biji (Oloiveira and
Resende, 2012)
2.2 Media Tanam
Media tanam merupakan wadah atau media tempat untuk menanam dan
tempat tumbuh serta berkembangnya tanaman. Kondisi media tanam harus
disesuaikan dengan kondisi tanaman, serta kondisi lingkungan disekitar. Media
tanam hendaknya menyediakan cukup udara dan memiliki unsur hara yang cukup,
sesuia kebutuhan oleh tanaman. Secara garis besar fungsi dari media tanam itu
antara lain:
Penelitian pengaruh kualitas cahaya tidak akan dapat dilakukan untuk areal
yang luas. Intensitas cahaya sebagai suatu faktor pada pertumbuhan tanaman telah
banyak diteliti (Yustiningsih, 2019)Ternyata bahwa kebanyakan tanaman tumbuh
dengan baik- baik pada intensitas cahaya dibawah cahaya penuh satu hari. Tiap
jenis tanaman memperlihatkan respon yang berbeda terhadap intensitas cahaya
yang berbeda (Wiratmaja, 2017). Spektrum cahaya yang paling efektif dalam
fotosintesis adalah berkisar dari 400- 700 nm, yaitu 45 – 50% total energy
spektrum matahari. Kurang dari 25 % hilang karena refleksi. Reduksi jumlah C
menjadi karbohidrat memerlukan 112 kcal. Satu mol foton menghasilkan 41 kcal.
Tiga kuantum dan visible light diperlukan untuk mereduksi CO2. Perubahan
fisiologi memerlukan 8–12 kuanta dan efesiensinya jarang mencapai 1 persen.
(Pabib, 2008)
BAB III
METODE PENELITIAN
Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 11,00 cm, . Tanaman
markisa yang ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang cukup
memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 10,4 cm, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah serbuk dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata
kenaikan tinggi sebesar 9,02 cm, dan . Tanaman markisa yang ditanan pada tanah
murni dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi
sebesar 11,90 cm.
Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata jumlah daun sebesar 6,8, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata
jumlah daun sebesar 7,2, . Tanaman markisa yang ditanam pada tanah serbuk dan
diberi pencahayaan yang cukup memiliki rata rata kenaikan tinggi sebesar 5,2 ,
dan . Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang cukup memiliki rata rata kenaikan jumlah daun sebesar 7,9.
Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pada umumnya. Berdasarkan hasil analis data diperoleh
perubahan ketinggian tanaman pada tiap tanaman markisa yang ditanam pada
media tanam yang berbeda beda dengan intensitas cahaya yang kurang dipeoleh
hasil sebagai berikut
Statistics Jumlah Daun dengan Pencahayaan yang Kurang
Tanah
Murni Tanah Pasir Tanah Serbuk Tanah Sekam
N Valid 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0
Mean 4,8000 3,2000 4,0000 3,6000
Median 5,0000 3,0000 4,0000 3,0000
Mode 6,00 3,00 3,00a 3,00
Std. Deviation 1,30384 ,44721 1,00000 ,89443
Sum 24,00 16,00 20,00 18,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang kurang memiliki rata rata jumlah daun sebesar 4,8, . Tanaman markisa yang
ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata
jumlah daun sebesar 3,2 Tanaman markisa yang ditanam pada tanah serbuk dan
diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata jumlah daun sebesar 4 , dan .
Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi pencahayaan yang
kurang memiliki rata rata kenaikan jumlah daun sebesar 3,6
Perbedaan Jumlah daun pada tiap tanaman dengan media tanam yang
berbeda beda dengan intensitas cahaya yang cukup dan kurang dapat dilihat pada
grafik dibawah ini
2 1.84 1.84
1.54
1.5 1.36 1.26
1
0.5
0
Tanah Murni Tanah pasir Tanah serbuk Tanak sekam
Tanaman markisa yang ditanam pada tanah murni dan diberi pencahayaan
yang kurang memiliki rata rata lebar daun sebesar 1,38 cm, . Tanaman markisa
yang ditanam pada tanah pasir dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata
rata lebar daun sebesar 1,26 cm, Tanaman markisa yang ditanam pada tanah
serbuk dan diberi pencahayaan yang kurang memiliki rata rata lebar daun sebesar
1,44 cm. Tanaman markisa yang ditanan pada tanah murni dan diberi
pencahayaan yang kurang memiliki rata rata kenaikan lebar daun sebesar 1,54 cm.
2 1.84 1.84
1.54
1.5 1.36
1.26
0.5
0
Tanah Murni Tanah pasir Tanah serbuk Tanak sekam
Pembahasan
Media tanah untuk setiap tanaman berbeda beda tergantung jenis tanaman
yang ingin ditanam . Secara umum, media tanam harus dapat menjaga
kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara. Setiap media yang berbeda pasti selalu memberikan
pengaruh yang berbeda-beda terhadap suatu perkecambahan.Karena, setiap media
tanam pasti memiliki daya intermolekul, tekstur, unsur, dan yang lainnya berbeda-
beda.(Lubnan et al., 2013)
Media tumbuh atau media tanam merupakan komponen utama ketika akan
bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan
standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang
sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembaban dan kecepatan angin
yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan
unsur hara.(Roni, 2015)
Media tanam yang menduduki urutan kedua, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah murni. Tanah murni merupakan jenis
tanah yang berstektur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari
tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran kecil (pori-pori mikro) yang lebih
banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga
memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-
pori halus yang berisi air kapiler udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-
pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari
setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulais
atau udara menjadi lamban.(Dikbud, 2015)
Media tanam yang menduduki urutan ketiga, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah pasir. Pasir sering digunakan sebagai
media tanam alternative untuk menggantiakn fungsi tanah. Sejauh ini, pasir
dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian
benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya
yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang, dikarena bibit
markisa bukan merukan hasil penanaman dengan stek maka pertumuhan markisa
pada media tanam tanah pasir cenderung lebih lambat dibanding pada tanam
sekam dan tanah murni.
Media tanam yang menduduki urutan terakhir, sebagai media tanam yang
cocok untuk bibit markisa adalah tanah dengan serbuk tanaman kelapa. Hasil
pertumbuan bibit markisa pada media tanam ini paling rendah peningkatan
pertumbuhanya jika dibandingkan dengan media tanam lainya.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah cahaya. Cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan,
pembukaan dan penutupan stomata, serta perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman. Sifat cahaya matahari yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu
intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran
(panjang hari) (Susilawati dkk., 2016).
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penngukaran tinggi tanam, jumla daun dan lebar daun,
media tanam mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman markisa.
Dengan urutan media tanaman terbaik untuk pertumbuhan bibit markisa
adalah tanah sekam, tanah murni, tanah pasir dan tanah serbuk.
2. Berdasarkan hasil penngukaran tinggi tanam, jumla daun dan lebar daun,
Intensitas cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman markisa,
tanaman markisa yang diletakan pada daerah dengan intesitas cahaya yang
cukup memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat baik dibandingkan
tanaman markisa yang diletakan pada daerah dengan intersitas cahaya
yang kurang
Daftar Pustaka