PENDAHULUAN
Agregatum) lebih rendah dari jenis bawang merah lainnya. Bawang merah
varietas Bima, Brebes, Philipine itu dapat mencapai 20 t/ha, namun bawang merah
‘lembah palu’ hanya memiliki potensi produktivitas 9,7 t/ha, dan pada tingkat
petani produktivitas bawang merah ‘lembah palu’ hanya berkisar 4-5 ton/ha
(Pasigai dkk., 2016). Budidaya tanaman bawang merah di kota palu, untuk
terus menerus pada lahan pertanian dalam waktu jangka panjang dapat
organik tanah.
merah dan peningkatan keseburan tanah adalah pemberian pupuk hayati (Yudo
memperkaya unsur hara, dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk mikroba merupakan jenis pupuk yang tidak mengandung unsur hara
peranan positif bagi tanaman yaitu membantu menyediakan hara yang dibutuhkan
mikroba yang mampu menambat unsur N dari udara dan mikroba yang dapat
melarutkan unsur P dan K dalam keadaan yang tidak dapat diserap oleh tannaman,
sehingga dapat diserap oleh tanaman (Karim dkk., 2019). Mikroba yang
(2015) menyatakan bahwa mikrob yang menguni daun pada awalnya diragukan
pengambilan nutrisi unsur hara dan melindungi tanaman dari kondisi lingkungan
pengaruh pemberian mikrob filosfer FM48 dan mikrob rizosfer R15 terhadap
tanaman bawang merah lokal palu yang diberikan konsorsium mikrob filosfer dan
mikrob rizosfer. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan informasi dan bahan pembanding atau rujukan bagi penelitian selanjutnya.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
dan senyawa yang tergolong zat non gizi serta enzim untuk meningkatkan dan
sebagai penyedap masakan dan bahan baku utama industri bawang goreng.
Komoditas jenis sayuran ini termasuk jenis komoditas yang memiliki nilai
2020). Badan Pusat statistik (BPS) mencatat, konsumsi bawang merah oleh sektor
rumah tangga mencapai 831.140 ton pada tahun 2022. Jumlahnya meningkat
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceae
Genus : Allium
3
2.1.2 Morfologi Tanaman Bawang Merah
dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah
dan dapat mencapai 20-200 akar. Bawang merah varietas Lembah Palu memiliki
bentuk umbi silindris seperti pipa, bulat agak memanjang dengan ukuran agak
kecil (Idris dkk., 2018). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut diskus
yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat
perakaran dan akar tunas. Umbi membentuk cakram pipih ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 - 3 butir sewaktu masih muda berwarna bening atau
putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Tangkai daun keluar dari ujung tanaman
(Umbrella). Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 - 6 helai daun bunga yang berwarna
putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning – kuningan, 1 putik dan bakal
1. Iklim
hangat hingga sedang. Idealnya, tanaman ini tumbuh pada suhu sekitar 25-32 ° .
Meskipun toleran terhadap berbagai kondisi iklim, bawang merah cenderung lebih
baik tumbuh pada iklim yang relatif kering dan panas. Curah hujan yang sesuai
1.000-2.500 mm/tahun. dengan intensitas sinar matahari penuh lebih dari 12 jam
4
sehari untuk proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
rendah sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau
cukup mendapat air (Ikhsan Gumelar & Saputra, 2021). Pada ketinggian tempat
kurang dari 300 m dpl merupakan lokasi lingkungan (habitat) asli tanaman
bawang merah lembah palu sejak awal dikembangkan sampai saat ini (Pasigai &
Paiman, 2023).
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah tanah
yang memiliki aerase dan drainase yang baik. Di samping itu hendaknya dipilih
tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus. Jenis tanah
yang paling baik adalah tanah lempung yang berpasir atau atau berdebu karena
sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerase dan draenase yang baik. Tanah
yang demikian ini mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat,
pasir dan debu. Tanah yang paling baik untuk lahan bawang merah adalah tanah
yang mempunyai keasaman sedikit agak asam sampai normal, yaitu pH- nya
antara 6,0 - 6,8. Keasaman dengan pH antara 5,5 - 7,0 masih termasuk kisaran
keasaman yang dapat digunakan untuk lahan bawang merah (Wibowo, 2007).
dan berinteraksi baik dengan tanaman inangnya. Sumber mikrob dalam bentuk
5
mikrob. Mikrob dapat diperoleh pada suatu ekosistem dan dapat dimanfaatkan
efektif. Secara alami, akar berperan sebagai saluran untuk mensuplai unsur hara
dan air dari tanah ke tanaman dan lokasi sintesis serta pertukaran sejumlah
strategi, yang dimulai dari kultivasi dan purifikasi mikrob yang bersifat
Mikrob filosfer hidup pada daun tanaman dan ditemukan pada bagian
stomata di sepanjang tulang daun dan dinding sel epidermis. Bakteri ini hidup
pada daun karena senyawa organik seperti fruktosa, sukrosa, asam organik, asam
amino, dan vitamin yang dijadikan sebagai sumber karbon, energi dan senyawa
pemicu tumbuh (Santosa dkk., 2003). Mikrob yang mendiami permukaan daun
6
sangat bervariasi dengan jenis tumbuhannya. Setiap tumbuhan memiliki daun
yang berbeda, baik dari segi bentuk, ukuran maupun eksudat yang
konsorsium mikrob filosfer berasal dari daun muda tumbuhan Emmerrilia ovalis
Miq Dandy serta terdapat 5 jenis konsorsium mikrob filosfer yaitu Seratia sp
Klebsiella oxytoca sp. Strain LRC 162 dan Acinetobacter sp. Strain N12.
dengan pernyataan bahwa mikrob yang menghuni daun pada mulanya diragukan
residu yang dihasilkan. Akibatnya terjadi saling ketergantungan antara mikrob dan
inangnya Pas dkk., (2018b). Bakteri filosfer mampu menghasilkan IAA, nitrat
reductase, ekskresi NH3 dan melarutkan fosfat Kumar et.,al (2018). Bakteri
dengan meningkatkan panjang akar dan batang, biomassa basah dan kering serta
7
2.4 Mikrob Rizosfer dan Peranannya
tanaman. mikrob rizosfer berperan dalam siklus hara, proses pembentukan tanah,
pertumbuhan tanaman, dan sebagai agens hayati. Keberadaan dan aktivitas mikrob
perakaran) merupakan habitat yang baik bagi pertumbuhan mikroba karena akar
fosfat, pengikat nitrogen, dan lain-lain. Selain itu, bakteri rizosfer dapat
8
Mikrob rizosfer disebut sebagai PGPR (Plant Growth Promoting
2020).
2.5 Hipotesis
9
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2024,
Tengah. Ketinggian tempat lokasi penelitian berada pada 85 m dpl, dengan suhu
konsorsium mikrob filosfer dan mikrob rizosfer, media sintetik, agar-agar plain,
alkohol 70% dan aquades. Sedangkan alat yang digunakan yaitu cawan petri 5,
botol skot/erlenmeyer 1.000 ml, timbangan digital, hot plate, stirrer, botol spriyer,
botol kaca, bunsen, kompor dan gas, autoclave, laminar air flaw, botol kaca 5,
jarum ose, korek api, shaker, kertas label, tissu gulung, plastik wrapping,
aluminium foil, plastik gula, gelas ukur 1.000 ml, oven, karet gelang dan satu
varietas bawang merah lembah palu, larutan isolat mikrob filosfer FM48 dan
mikrob rizosfer R15. Alat yang digunakan yaitu mesin handtraktor, pacul, parang,
handsprayer, skop, papan label, kotak sampel, karet ban , penggaris, kamera dan
10
3.3 Metode
FM48 & R15 = Aplikasi Mikrob filosfer FM48 & Mikrob Rizosfer R15
dilakukan analisis ragam. Analisis ragam yang menunjukan pengaruh nyata maka
3.4 Pelaksanaan
bungkus dengan menggunakan kertas lalu sterilkan di dalam oven pada suhu
1700C selama 2 jam. Sterilkan stirrer lalu masukan ke dalam botol skot.
Selanjutnya masukan air aquades ke dalam botol skot sebanyak 1.000 ml/1 liter.
lalu dimasukan ke dalam botol skot yang sudah terisi aquades. Kemudian
tambahkan agar-agar plain sebanyak 6 bungkus (44 gram) lalu letakan di atas hot
11
plate selama 15 menit sampai media NB homogen. Setelah media NB homogen
angkat dan masukan ke dalam autoclave tunggu sampai suhunya naik 121 0C
laminar air flaw hingga dingin lalu tuang ke dalam cawan petri. Kemudian media
alkohol 70%. Mengambil botol kaca ukuran 250 ml sebanyak 9 buah bungkus
dengan menggunakan kertas lalu sterilkan dalam oven pada suhu 170 0C selama 2
jam. Sterilkan stirrer lalu masukan ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan air
aquades sebanyak 1.000 ml/1 liter. Timbang media NB sintetik sebanyak 13 gram,
lalu masukan ke dalam erlenmeyer yang sudah terisi air aquades. Kemudian tutup
Selanjutnya letakan di atas hot plate selama 15 menit sampai media NB homogen.
sampai suhunya naik 121 0C selama 15 menit. Setelah di autoclave angkat dan
masukan ke dalam laminar air flaw hingga dingin. Setelah dingin , media dituang
ke dalam botol kaca sebanyak 100 ml. kemudian media NB cair siap digunakan.
dan cair
cawan petri. Selanjutnya menyalakan bunsen lalu panaskan tepi cawan petri yang
panaskan jarum ose di atas bunsen hingga memijar. Setelah itu mengambil isolat
12
bakteri filosfer dan rizosfer dengan cara di keruk pada bagian atas bakteri dengan
menggunakan jarum ose (100 ml isolat bakteri yang diambil satu lingkaran pada
ujung jarum ose). Setelah itu sampel bakteri yang telah dikeruk di letakan di atas
media NB padat dengan menggunakan metode gores zig zag. Selanjutnya tepi
cawan petri petri diwrapping. Kemudian diberi label tanggal percobaan dan kode
isolat bakteri.
Kultivasi di media NB cair yaitu menyiapkan media cair yang telah dibuat
dalam botol kaca ukuran 100 ml. Selanjutnya menyalakan bunsen lalu panaskan
jarum ose hingga memijar. Setelah itu panaskan tepi cawan petri yang berisi
bakteri yang telah ditumbuhkan dalam media padat dengan cara diputar secara
keseluruhan. Setelah itu mengambil isolat bakteri filosfer dan rizosfer dengan cara
di keruk pada bagian atas bakteri dengan menggunakan jarum ose (100 ml isolat
bakteri yang diambil satu lingkaran pada ujung jarum ose). Kemudian sampel
yang telah dikeruk dimasukan ke dalam media NB cair. Lalu bagian tepi atas
botol kaca di tutup dengan kertas plastik gula dan aluminium foil lalu bagian tepi
botol kaca diberi karet gelang. Kemudian bagian tepi botol kaca di wrapping, lalu
beri label tanggal percobaan dan kode bakteri. Setelah itu media cair di shaker
air bersih. Kemudian menyediakan dua wadah untuk mensterilkan botol dan
handsprayer, untuk wadah pertama diisi dengan air bersih dan tambahkan clorox
25% sebanyak 2 tutup botol sedangkan wadah kedua diisi air aquades
13
secukupnya. Setelah itu masukan botol dan handsprayer ke dalam wadah pertama,
lalu masukan ke dalam wadah kedua. Sterilkan box dengan cara menyemprotkan
Langkah kedua sterilkan juga alat yang digunakan (gelas ukur, srynger,
centrisuge tube) menggunakan alkohol 70%. Setelah itu mengukur air aquades
bakteri Fm48 masing-masing isolat yang diambil sebanyak 2,5 ml dan sampel
bakteri R15 masing-masing isolat diambil sebanyak 2 ml). Setelah itu sampel
bakteri dimasukan ke dalam botol plastik yang sudah terisi air aquades. Setiap
14
3.4.3. Penanaman
Sebelum ditanam, kulit luar umbi bibit yang kering dibersihkan, sebelum
ditanaman ujung umbi terlebih dahulu dipotong kira-kira 1/4 bagian, hal ini
umbi samping . Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam
15 cm x 20 cm dan setiap lubang ditanami satu umbi benih bawang merah varietas
lokal palu yang telah direndam dengan larutan mikrob filosfer dan rizosfer.
Palu berumur 7HST hingga 35HST aplikasi dilakukan pada saat sore hari pukul
3.4.5. Pemeliharaan
setiap pagi hari, harus disesuaiakan dengan kondisis tersebut hingga dua minggu
sebelum panen. Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh
normal atau mati. Pengendalian gulma dilakukan seara fisik dengan mencabut
rumput yang tumbuh pada media tumbuh atau bedengan penanaman hingga
menjelang panen.
15
3.4.6. Panen
ditandai dengan daun/tunas rebah atau sudah menguning dilakukan dengan cara
dicabut.
3.5 Pengamatan
dengan cara mengukur tinggi tanaman yang dijadikan sampel dari setiap
petak percobaan, mulai dari pangkal batang sampai ujung daun paling
3. Jumlah anakan
diamati dengan cara menghitung jumlah seluruh anakan dari setiap umbi
4. Berat segar umbi (g) per rumpun, dilakukan pada saat panen dengan cara
5. Berat umbi per hektar, dilakukan setelah panen. Pengamatan berat umbi
10.000 m
setelah pemanenan x hasil perpetak
luas petak /lahan
16
DAFTAR PUSTAKA
Idris, I., Basir, M., & Wahyudi, I. (2018). Effects Of Various Types And Doses
Of Manure On Growth And Results Of Shallot Variety Of Palu
Valley. Jurnal Agrotech, 8(2), 40–49.
Karim, H. A., Jamal, A., & Sutrisno, T. (2019). Respon Pemberian Pupuk
Mikrobat Dengan Berat Umbi Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L).
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1), 24.
https://doi.org/10.35329/ agrovital.v4i1.321
Khairani, Aini, F., & Riany, H. (2019). Karakterisasi Dan Identifikasi Bakteri
Rizosfer Tanaman Sawit Jambi. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi,
12(2), 198–206. https://doi.org/10.15408/kauniyah.v12i2.11723
Kumar, S., Chaudhary, D., Rashmi, Jangra, R., Kumari, A., & Kumar, R. (2018).
Exploring Phyllosphere Bacteria for Growth Promotion and Yield
of Potato (Solanum tuberosum L.). International Journal of Current
Microbiology and Applied Sciences, 7(04), 1065–1071.
https://doi.org/10. 20546/ijcmas.2018.704.117
Nanda, A., Sari, I., & Yusuf, E. Y. (2022). Pertumbuhan Dan Produksi Bawang
Merah (Allium Cepa L) Dengan Pemberian Mikroorganime
Lokal (Mol) Feses Walet Pada Media Gambut. Jurnal Agro
Indragiri, 9 (1)(1), 22–34.
Nuraini, C., Saida, Suryanti, & Nontji, M. (2020). Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Rhizosfer Tanaman Jagung pada Fase Vegetatif dan
Generatif. Jurnal Agrotekmas, 1(1), 24–30.
17
Pas, A. A., Sopandie, D., Trikoesoemaningtyas, & Santosa, D. A. (2018a). UJI
DAN SELEKSI ISOLAT KONSORSIUM MIKROB FILOSFER
DAN RIZOSFER TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH PADI.
Jurnal Agrotech, 8(2), 62–72.
https://doi.org/https://doi.org/10.31970/agrotech.v8i2.21
Pasigai, M. A., Thaha, A. R., Maemunah, Nasir, B., Lasmini, S. A., & Bahrudin.
(2016). Teknologi Budidaya Bawang Merah Varietas Lembah Palu. In
Z. Basri (Ed.), Untad Press (2016th ed.).
https://repository.untad.ac.id/3057/1/Buku Budidaya Bawang Merah -
UNTAD.
Santosa, D. A., Handayani, N., & Anas, I. (2003). Isolasi dan seleksi bakteri
filosfer pemicu tumbuh dari daun padi (Oryza sativa L.) Varietas IR-
64. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 5(1), 7–12.
Shahzad, R., Waqas, M., Khan, A. L., Al-Hosni, K., Kang, S. M., Seo, C. W., &
Lee, I. J. (2017). Indoleacetic acid production and plant growth
promoting potential of bacterial endophytes isolated from rice (Oryza
sativa L.) seeds. Acta Biologica Hungarica, 68(2), 175–186.
https://doi.org/10.1556/018.68.2017.2.5
Wulandari, N., Irfan, M., & Saragih, R. (2020). Isolasi Dan Karakterisasi Plant
Growth Promoting Rhizobacteria Dari Rizosfer Kebun Karet
Rakyat. Dinamika Pertanian, 35(3), 57–64.
https://doi.org/10.25299/dp.2019. vol35(3).4565
18
Yudo Tyasmoro, S., & Hidayat, F. (2020). Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk
NPK dan Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) The Effect of NPK fertilizer
and Biofertilizer on the Grow... Substitusi pupuk MoP View project
Marginalland View project. March. https://www.researchgate.net/
publication/340116193
Yulistiana, E., Widowati, H., & Sutanto, A. (2020). Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR) Dari Akar Bambu Apus (Gigantochola
apus) Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman. Biolova, 1(1), 1–6.
https://doi.org/10.24127/biolova.v1i1.23
19