Anda di halaman 1dari 30

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selada merah (Red lettuce) merupakan tanaman sayuran dengan bentuk

daun yang bergelombang dan berwarna merah yang banyak di konsumsi segar

oleh masyarakat Indonesia. Tanaman selada merah dapat ditanam didaerah

dataran tinggi. Selada merah juga mengandung zat-zat gizi (nutrient) yang

lengkap atau senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai obat, sehingga dengan

demikian selada merah memiliki fungsi ganda, yakni sebagai bahan makanan

untuk pemenuhan gizi masyarakat dan pengobatan beberapa macam penyakit.

Selada merah memiliki pasar yang luas sehingga mudah dipasarkan,

kebutuhan selada merah di pasaran akan terus meningkat sejalan dengan

peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendidikan masyarakat. Untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi selada merah yang semakin besar, diperlukan

penanganan pembudidayaan yang serius melalui usaha intensifikasi (peningkatan

produksi) dan usaha ekstensifikasi (perluasan areal pertanaman). Peningkatan

produksi melalui usaha intensifikasi pertanian meliputi kegiatan cara bercocok

tanam, penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengairan, dan pengendalian

hama serta penyakit tanaman. Sedangkan peningkatan produksi melalui usaha

ekstensifikasi pertanian adalah memperluas areal lahan penanaman.

Lahan yang digunakan terus-menerus mengakibatkan tanah menjadi miskin

unsur hara NPK. Apabila pemberian pupuk kurang tepat, baik jenis dan dosis

maupun waktu dan cara aplikasi, akan mengakibatkan tanaman terganggu

sehingga tidak akan menghasilkan seperti yang diharapkan (Rukmana, 1994).

Laporan Tugas Akhir 1


Dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap sayuran organik

yang lebih sehat, sehingga budidaya selada merah dengan pemberian Pupuk

Organik Cair (POC) urine kelinci merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan.

Larutan POC merupakan larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari urine

kelinci. Pembuatan urine kelinci ini bertujuan untuk menyuburkan tanah dari

kandungan Nitrogen, dan Pestisida dimana untuk pupuk cair ini tidak membunuh

hama pada tanaman tetapi sifatnya mengusir atau membuat hama tidak merusak

tanaman tersebut.

Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak ini bisa membuat

petani mengurangi penggunaan pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan

demikian, para petani tidak perlu membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk

dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah urine kelinci.

Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat

memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan

produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat

digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan.

Manfaat lain dari penggunaan pupuk organik cair urine kelinci ini adalah

sebagai zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit, sebagai

pupuk daun organik, dan dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun

yang keriting akibat serangan thrip (Admin, 2010).

Laporan Tugas Akhir 2


1.2. Tujuan

1. Membandingan pemberian POC urine kelinci yang tepat dalam budidaya

selada merah.

2. Menerapkan teknik budidaya tanaman selada merah yang ramah

lingkungan.

Laporan Tugas Akhir 3


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Komoditi

Menurut Haryono (2004) tanaman selada merah (Red lettuce) dapat

diklasifikasi sebagai barikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dikotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Red

Spesies : Red lettuce

Sumber genetik tanaman selada merah diduga berasal dari Asia Barat dan

Amerika, pembudidayaan selada merah kemudian meluas kewilayah mediteran.

Daerah Pusat penanaman selada merah di Indonesia adalah Cipanas (Cianjur) dan

Lembang (Bandung). Tanaman selada merah (Red lettuce) termasuk jenis

tanaman sayuran daun semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau

semak (Sumayono, 2000).

2.2. Morfologi Tanaman

Menurut Sumarni (2001) tanaman selada merah memiliki morfologi

sebagai berikut :

a. Akar ( Radix )

Tanaman selada merah berakar tunggang dan berakar serabut. Akar

tunggangnya tumbuh lurus ke dalam tanah sampai kedalaman 40 cm, sedangkan

Laporan Tugas Akhir 4


akar serabutanya umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan

menembus tanah dangkal pada kedalaman 30 cm. Akar tanaman berwarna

keputih-putihan.

b. Batang ( Caulis )

Batang tanaman selada merah berbentuk bulat, berbuku-buku, kokoh dan

kuat dan ukurannya beragam. Warna batang umumnya hijau muda, batang

tanaman tersebut merupakan tempat tumbuhnya tangkai-tangkai daun yang

rimbun sehingga sebagian besar batang tertutup oleh tangkai-tangkai daun yang

rimbun. Permukaan batang halus dan pada buku-buku batang tempat tumbuhnya

tangkai daun. Diameter batang selada daun adalah 3 cm.

c. Daun ( Folium )

Tanaman selada merah umumnya berdaun rimbun dan letak daun

berselang-seling mengelilingi batang. Daun memiliki bentuk yang beragam,

seperti bulat dan lebar, lonjong dan lebar, bulat panjang dan lebar. Warna daun

merah dan daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip seperti duri ikan,

helaian daun umumnya bergerigi pada bagian tepinya. Tanaman selada merah

berdaun tunggal, umumnya berukuran panjang antara 2025 cm atau lebih dan

lebarnya sekitar 15 cm. Helaian daun tipis agak tebal, lunak, halus dan licin.

d. Bunga ( Flos )

Tanaman selada merah memiliki bunga berwarna kuning dan tumbuh dari

pucuk tanaman yang tersusun dalam satu rangkaian bunga yang bercabang-

cabang. Tiap-tiap cabang dalam satu rangkaian bunnga tumbuh kuntum-kuntum

bunga yang lebat, bunga selada merah berjenis kelamin hermaprodit. Bunga

Laporan Tugas Akhir 5


selada merah yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan

biji.

e. Buah dan biji ( Semen )

Buah tanaman selada merah berbentuk polong dan di dalamnya berisi biji

yang sangat kecil, bentuk biji lonjong pipih. Warna biji selada merah berwarna

coklat tua, ukuran bijinya memiliki panjang 4 mm dan lebar 1 mm.

2.3. Syarat Tumbuh Selada Merah

a. Suhu

Tanaman selada merah akan tumbuh dengan baik pada suhu optimal 15-

200C, jika dengan suhu dibawah atau diatas kisaran tersebut pertumbuhan

tanaman selada merah kurang optimal (Cahyono, 2003).

b. Kelembaban Udara

Tanaman selada merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik jika

kelembaban udara dan kelembaban tanah sedang, yaitu berkisar antara 80-90%.

Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman

selada merah yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan jika

kelembaban udara rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman kurang baik

dan produksi rendah (Sumpena, 2001).

c. Curah Hujan

Curah hujan optimal untuk pertumbuhan tanaman selada merah adalah

1.000-1.500 mm/tahun. Curah hujan yang terlaulu tinggi akan berpengaruh

terhadap peningkatan kelembaban, penurunan suhu, dan berkurangnya penyinaran

matahari sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman selada merah

(Rukmana, 1994).

Laporan Tugas Akhir 6


d. Sinar Matahari

Sinar matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman didalam

proses fotosintesis. Cahaya juga merupakan factor penting dalam pertumbuhan

tanaman selada merah, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung optimal

jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).

e. Tanah

Tanaman selada merah dapat tumbuh dan beradaptasi dihampir semua jenis

tanah. Dari tanah yang bertekstur ringan sampai tanah yang bertekstur berat dan

juga pada tanah organik seperti lahan gambut dapat diusahakan sebagai lahan

penanaman tanaman selada merah. Kemasaman tanah yang optimal untuk

tanaman selada merah adalah 6,5-7,0.

Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada waktu pertumbuhan

vegetatif tanaman merupakan jenis tanah yang baik untuk penanaman selada

merah. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman selada merah diantaranya

alluvial, andosol dan latosol (Sumpena, 2001).

f. Ketinggian tempat

Tanaman selada merah dapat tumbuh dengan baik diketinggian 1.000-1.900 m

diatas permukaan laut. Ketinggian tempat yang ideal berkisar antara 1.000-1.800

m diatas permukaan laut. Semaki tinggi suatu tempat, maka suhu udaranya akan

turun dengan laju penurunan 0,50C setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut

(Sumpena, 2001).

2.4. POC Urine Kelinci

Pemberian POC urine kelinci merupakan salah satu alternatif dalam

penerapan teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Laporan Tugas Akhir 7


Urine kelenci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung

nitrogen, posfor, kalium, dan air lebih banyak dari pada kotoran sapi padat. Tidak

hanya itu saja urine kelinci juga sangat bermanfaat bagi para petani karena urine

kelinci mangandung banyak unsur hara sehingga dapat digunakan sebagai pupuk

cair. Aplikasi pemberian POC urine kelinci diberikan dengan cara disirimkan

ketanaman (Maspary, 2011).

POC urine kelinci merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil

dari urine kelinci dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara

alami. Urine yang diambil dari ternak, terlebih dahulu di fermentasi sebelum

digunakan. Urine diperoleh dari fermentasi anaerobik dari urine dengan nutrisi

tambahan menggunakan mikroba pengikat nitrogen dan mikroba dekomposer

lainnya. Dengan demikian kandungan unsur nitrogen dalam urine akan lebih

tinggi . Pupuk organik sangat kaya akan jenis unsur hara seperti unsur hara Makro

dan Mikro (Ricobain, 2011).

Budidaya tanaman selada merah menggunakan POC sebagai perangsang

jaringan tanaman. POC mempunyai kandungan protein, azotobakter, azospirillum,

makroba pelarut fosfat, staphylococcus, pseudomonas, yang mempunyai manfaat

untuk mendegradasi selulosa yaitu POC urine kelinci. Cara ini dapat

meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi baik kualitas maupun

kuantitasnya (Maspary, 2011).

Manfaat fermentasi urine kelinci mengandung unsur-unsur mineral

penting, yaitu mempunyai jumlah kandungan 2,72% N, 1,10% P, 0,50% K, dan

92% air lebih banyak jika dibandingkan dengan kotoran kelinci padat,

Laporan Tugas Akhir 8


mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur

tumbuh, dan mempunyai bau yang khas urine ternak yang dapat mencegah

datangnya berbagai hama tanaman (Phrimantiro, 2005). Selain itu juga ada

beberapa keuntungan penggunaan POC urine kelinci yaitu murah, dapat

memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan

produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat

digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan.

Dalam pembuatan POC urine kelinci akan membutuhkan waktu fermentasi

selama 7-14 hari, dengan itu waktu yang baik dalam proses pembuatan POC

tersebut adalah tidak bersamaan dengan saat pengolahan tanah, karena POC ini di

aplikasi pada tanaman berumur dua minggu. Sehingga fermentasi POC ini akan

sempurna dan juga tepat pada saat akan digunakan (Ricobain, 2011).

Laporan Tugas Akhir 9


III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) berlangsung

selama 3 bulan dari 16 Maret 2015 sampai 13 Juni 2015, bertempat di Kebun

Percobaan PT. Merek Indah Lestari Taman Simalem Resort, Kecamatan Merek,

Kabupaten Karo, Berastagi, Sumatera Utara.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan Pengalaman Kerja Praktek

Mahasiswa ( PKPM) adalah Bibit Selada Merah, pupuk organik primaloka, EM4,

Molase, dan pupuk organik cair (POC) urine kelinci. Alat yang digunakan yaitu

gembor, ember, pisau, keranjang, selang, derigen ukuran besar, cangkul, dan garu

kecil.

3.3. Teknik Pelaksanaan

3.3.1. Pengadaan Benih

Benih yang digunakan merupakan benih selada merah varietas Red Wave

yang telah diuji coba oleh Balai Pengujian Benih. Benih yang baik yaitu dipilih

benih dengan ciri-ciri penampilan biji bernas (tidak keriput atau kusam), benihnya

murni (tidak tercampur dengan varietas lain), daya kecambah tinggi (di atas 85%),

tidak cacat atau rusak, tidak terinfeksi hama dan penyakit.

Laporan Tugas Akhir 10


3.3.2. Pembuatan POC Urine Kelinci

Pembuatan POC urine kelinci ini di lakukan 3 minggu sebelum pengolahan

lahan, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam fermentasi urine kelinci ini

adalah sebagai berikut :

1. Urine kelinci di tampung dan dimasukan ke dalam drum sebanyak 40 L.

2. Setelah itu dicampur dengan EM4 1 L dan molase 1 L.

3. Kemudian drum diaduk selama 2-3 menit hingga tercampur secara

homogen.

4. Urine kelinci kemudian di fermentasi selama 14 hari

5. Setelah 14 hari, pupuk cair diaplikasikan ke tanaman.

3.3.3. Pengolahan Lahan

Pada budidaya selada merah, pengolahan tanah dilakukan sebanyak 1 kali,

karena media yang digunakan untuk budidaya selada merah sebelumnya sudah

berbentuk bedengan. Tetapi bedengan tersebut kurang gembur maka dilakukan

penggemburan dengan menggunakan cangkul agar proses perakaran tanaman

tidak terhambat.

3.3.4. Pemberian Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar berupa pupuk organik primaloka dilakukan setelah

pembuatan bedengan dengan dosis 13 ton/ha. Untuk luas lahan 15 m2 dosis pupuk

organik primaloka yang diberikan ialah sebanyak 20 kg. Pupuk dasar diberikan

dengan cara ditebar secara merata di permukaan tanah seminggu sebelum

Laporan Tugas Akhir 11


penanaman. Setelah itu, pupuk organik primaloka tersebut diaduk rata dengan

tanah sambil menghaluskan permukaan tanah yang masih kasar.

3.3.5. Persemaian Benih Selada Merah

Tanaman selada merah diperbanyak secara generatif, yaitu melalui biji.

Persemaian benih selada merah ini menggunakan media tanah dan pupuk organik

primaloka dengan perbandingan 2:1, dan diaduk rata. Kemudian masukkan media

ke dalam seedbag dan dibuat larikan sebanyak 4 baris, kemudian tabur benih

selada merah dalam seedbag dan tutup dengan tanah tipis.

3.3.6. Pembuatan Lobang Tanam dan Penanaman

Pembuatan lobang tanam dilakukan dengan cara ditugal, kedalaman

lubang tugal 4 cm. Jarak tanam 25 cm dalam barisan dan antar barisan 25 cm

sehingga pada satu bedengan terdapat empat baris tanaman. Pada setiap lubang

tanam dimasukkan 2-3 buah bibit selada merah. Bibit tanaman selada merah siap

dipindahkan ke lahan penanaman jika telah berumur 15 hari (bibit telah berdaun 4

helai). Pemindahan bibit harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai merusak

akar tanaman.

3.3.7. Pemberian POC Urine Kelinci

POC urine kelinci dalam usaha budidaya selada merah diberikan sebanyak

2 perlakuan dengan dosis POC urine kelinci 1 liter/10 L air dan 2 liter/10 L air.

Pengaplikasian POC urine kelinci dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hari

setelah tanam sampai tanaman berumur 60 hari setelah tanam, dengan cara

disiramkan ke bagian tanaman dengan menggunakan gembor.

Laporan Tugas Akhir 12


3.3.8. Pemeliharaan

3.3.8.1. Penyiraman

Penyiraman pada tanaman selada merah dilakukan pada awal penanaman

dan saat musim kemarau. Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman

muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Selanjutnya pengairan berikutnya

tergantung musim.

3.3.8.2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau

mati dan mengganti tanaman yang tumbuhnya kurang baik. Kegiatan penyulaman

dilakukan 5 hari setelah penanaman. Jika penyulaman terlambat akan

menyebabkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak seragam sehingga

akan menyulitkan dalam pemeliharaan tanaman.

3.3.8.3. Penyiangan

Penyiangan mulai dilakukan sejak awal penanaman, tergantung

pertumbuhan rumput. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yaitu

dengan menggunakan kored atau cangkul secara hati-hati supaya tidak merusak

perakaran tanaman.

3.3.8.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan agar hasil yang diperoleh

menjadi lebih maksimal. Adapun hama tanaman selada merah adalah :

a. Kutu daun (Aphis Sp ) Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau

kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk

Laporan Tugas Akhir 13


dan pada permukaan daun bagian bawah tanaman sehingga daun keriput

atau keriting, dan akhirnya layu karena kehilangan cairan. Kutu ini juga

penyebar virus. Pengendalian: dengan insektisida hayati.

b. Siput (Mollusca) ini tubuhnya lunak, siput yang sering ditemukan

menyerang tanaman selada merah adalah Vaginula bleekeri (siput yang tidak

bercangkang dan warna badannya abu-abu kecoklatan). Siput menyerang

dengan cara memakan daun tanaman yang masih muda atau pucuk daun.

Gejala: memakan daun muda sehingga banyak berlubang-lubang tidak

merata pada daun yang terserang. Pengendalian: dengan insektisida hayati.

c. Cacing tanah (Meloidogyne sp) berukuran sangat kecil, dan memiliki stilet

sebagai mulutnya. Gejala: tanaman tumbuh kerdil, layu daun-daun

menguning berguguran, dan akhirnya tanaman mati. Pengendalian: dengan

insektisida hayati.

Sedangkan jenis penyakit yang menyerang tanaman selada merah adalah

sebagai berikut :

a. Bercak daun cercospora, penyebab: cendawan Cercospora lactucae.

Menyebar pada saat musim hujan. Gejala: daun bercak kecil kebasahan;

pada awalnya terjadi pada bagian tepi daun, yang lama kelamaan akan

melebar ke dalam, pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah

menjadi kecoklatan, mengering dan berlubang. Pengendalian: dengan

fungisida.

b. Mosaik, Penyebab: virus mosaik turnip Lettuce mosaik virus. Gejala:

menunjukkan adanya warna belang-belang hijau tua dan muda dan daun

sedikit berubah bentuk dan tulang-tulang daun pucat. Bentuk bercak agak

Laporan Tugas Akhir 14


bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat

meluas ke batang. Pengendalian: dengan insektisida.

c. Busuk basah/lunak, Penyebab: Erwinia carotovora. Gejala: seluruh bagian

tanaman akan menjadi busuk dan tamaman mati. Pada awalnya bagian

tanaman yang terserang tampak bercak kebasahan, lama kelamaan bercak

tersebut membesar dan melekuk, dan warna coklat tua kehitaman.

Pengendalian: dengan fungisida.

3.4. Panen

Pada tanaman selada merah pemanenan dimulai pada usia 75 hst. Panen

dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman selada merah secara

hati-hati agar daun tanaman selada merah tidak mudah rapuh atau patah. Menurut

Samadi (2014) tanaman selada merah yang dipanen mempunyai kriteria tanaman

belum berbunga, daun belum terlihat menua dan daun paling bawah sudah rebah

hampir menyentuh tanah, ukuran tanaman telah mencapai maksimal dan jumlah

daun sudah maksimal.

3.5. Pasca Panen

a. Pengumpulan dan Pembersihan

Daun dan batang selada merah yang telah dipanen segera dikumpulkan

menjadi satu di tempat yang telah disediakan. Tempat pengumpulan hasil panen

harus teduh, seperti di bawah pepohonan. Dengan demikian, daun dan batang

selada merah terhindar dari sinar matahari secara langsung sehingga penampilan

dan kualitas daun atau batang sayuran ini tetap terjamin.

Sebelum dipasarkan, daun dan batang selada merah yang telah dipanen

harus dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan ini adalah membuang sebagian

Laporan Tugas Akhir 15


daun, batang dan akar. Daun yang dibuang adalah daun-daun yang paling bawah

sehingga hanya tersisa beberapa helai daun saja.

b. Penyimpanan

Sayuran selada merah yang belum terjual atau yang belum dapat terangkut

ke pusat-pusat pemasaran, namun telah mengalami proses pembersihan, perlu

disimpan dengan baik agar tetap segar. Penyimpanan sayuran selada merah

disimpan pada ruangan AC dengan suhu 00C (320F) dan kelembaban 95% agar

tidak terjadi pembekuan.

Pada kondisi suhu ruang dengan tanpa perlakuan khusus, sayuran selada

merah sudah layu 2-3 hari setelah dipanen dengan daun telah menguning. Sayuran

yang telah layu dan menguning, kandungan vitamin C dan karoten telah menurun.

Sayuran selada merah yang disimpan dengan suhu rendah dapat tahan sampai 1

bulan.

Menurut Pantastico (1989), penyimpanan dengan cara kontrol atmosfer

(Refrigerated gasstorage) dilakukan dengan mengatur kadar O2 dan CO2 dalam

ruangan penyimpanan. Kadar O2 diturunkan dan CO2 dinaikkan, dengan demikian

dapat menghambat proses respirasi, proses pemasakan dan pembusukan, dan

gangguan-gangguan fisiologis lainnya pada sayuran, sehingga kesegaran sayuran

dapat dipertahankan lebih lama. Penyimpanan dengan cara kontrol atmosfer harus

dikombinasikan dengan pendinginan, jika tidak dikombinasikan dengan

pendinginan, maka kerusakan akan berlangsung cepat akibat penimbunan panas

dan CO2.

Laporan Tugas Akhir 16


c. Pengemasan dan Penangkutan

Sayuran selada merah yang akan diangkut untuk jarak yang cukup jauh

perlu dikemas. Pengemasan bertujuan melindungi sayuran dari kerusakan mekanis

akibat himpitan, benturan, dan sebagainya selama dalam proses pengangkutan.

Pengemasan yang baik harus dapat melindungi sayuran dari pengaruh lingkungan,

seperti sinar matahari, kelembaban, dan goresan yang dapat menimbulkan

kerusakan pada sayuran.

Peti kemasan untuk sayuran selada merah harus cukup kuat dan dapat

mencegah terjadinya kerusakan sayuran yang telah disusun dalam peti. Peti

kemasan tersebut harus diberi ventilasi agar peredaran udara dapat berjalan lancar

sehingga temperatur dan kelembaban udara dalam peti kemasan tidak terlalu

tinggi. Dengan demikian, sayuran dapat terhindardari kerusakan fisiologis

maupun mikrobiologis.

3.6. Parameter Pengamatan


Parameter yang diamati dalam budidaya selada merah ini yaitu:
a. Lebar Daun (cm)

Pengamatan lebar daun dilakukan pada saat tanaman selada merah berumur

1 minggu setelah tanam. Pengukuran dilakukan terhadap daun yang pertama

tumbuh, dengan menggunakan penggaris.

b. Jumlah Daun (Helai)

Jumlah daun diamati dengan cara menghitung seluruh daun yang muncul

yaitu pada saat tanaman selada merah berumur 1-5 minggu setelah tanam.

c. Bobot Tanaman (gr)

Bobot tanaman diukur dengan cara menimbang sampel tanaman yang telah

dipanen.

Laporan Tugas Akhir 17


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang diperoleh dalam melakukan pengalaman kerja praktek

mahasiswa mengenai Penggunaan POC Urine Kelinci dalam Budidaya Tanaman

Selada Merah (Red lettuce) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan dan Bobot Selada Merah dengan Penggunaan


POC Urine Kelinci Dosis yang Berbeda pada Umur 44 HST.
No Perlakuan Parameter Pengamatan

Lebar Daun Jumlah Daun Bobot Tanaman (gr)


(cm) (Helai)
1 POC urine kelinci 8.20 9 186
dosis 1 liter
2 POC urine kelinci 10.5 13 318
dosis 2 liter

Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan POC urine kelinci 2

liter lebih bagus pertumbuhannya di bandingkan dengan menggunakan POC 1

liter. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanamannnya lebih cepat menggunakan

POC dosis 2 liter.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang disajikan pada Tabel 1. Terlihat

bahwa pertumbuhan selada merah untuk kedua perlakuan secara umum sudah

baik. Namun demikian, pertumbuhan dan hasil selada terbaik dijumpai pada

perlakuan POC urine kelinci dosis 2 liter/7,5 m2. Pada penggunaan POC urine

kelinci dosis 2 liter rata-rata lebar daun selada merah mencapai 10,5 cm dengan

jumlah daun 13 helai dan bobot tanaman 318 gr, sedangkan pada dosis POC urine

kelinci 1 liter lebar daun hanya 8,20 cm, jumlah daun 9 helai serta bobot

Laporan Tugas Akhir 18


tanamannya 186 gr. Dengan kata lain pertumbuhan selada merah akibat

pemberian POC 1 liter memberikan hasil kurang baik dibandingkan POC dosis 2

liter.

Lebih baiknya pertumbuhan serta bobot tanaman selada merah akibat

pemberian POC urine kelinci dosis 2 liter dikarenakan kebutuhan hara tanaman

selada merah seperti N, P, dan K lebih terpenuhi untuk pertumbuhan tanaman.

Menurut Phrimantiro (2005), urine kelinci mengandung 2,72% N, 1,10% P,

0,50% K serta zat perangsang tumbuh yang yang dapat digunakan sebagai

pengatur tumbuh. Selain itu penggunaan POC urine kelinci dapat memperbaiki

struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk

pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan

untuk pupuk yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, semakin tinggi dosis urine

kelinci yang diberikan, diasumsikan akan memperlihatkan pertumbuhan yang

semakin bagus bagi tanaman.

Menurut Ricobain (2011), kelebihan pupuk organik cair urine kelinci

adalah 1) Mempunyai jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air lebih

banyak jika dibandingkan dengan kotoran kelinci padat, 2) mengandung zat

perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh, 3)

mempunyai bau yang khas urine ternak yang dapat mencegah datangnya berbagai

hama tanaman.

Penampakan morfologi budidaya selada merah pada vase pertumbuhannya

lebih baik dengan perlakuan POC dosis 2 liter, hal ini dapat dilihat dari jumlah

produksi yang dihasilkan. Menurut Sunarta (2012), POC urine kelinci

Laporan Tugas Akhir 19


mengandung unsur P dan K lebih rendah, sedangkan unsur N nya sangat tinggi.

Dimana dalam penggunaan pupuk organik ini, semakin banyak dosis yang

digunakan maka semakin bagus pula pertumbuhan tanamannya.

Perbandingan hasil produksi budidaya selada merah dengan perlakuan

POC dosis 2 liter lebih bagus dibandingkan dengan POC 1 liter. Hal ini terlihat

dari bobot tanaman pada selada merah yang diberi POC dosis 2 liter mencapai

318 gr, sedangkan selada merah yang diberi POC 1 liter hanya 186 gr. Menurut

Sunarta (2012), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

produksi selada merah adalah a). Jenis tanah yang digunakan harus berstruktur

gembur, mengandung unsur hara dan kering b). Ketepatan dan kecukupan

pemberian pupuk susulan sebagai unsur hara untuk membantu meningkatkan

produksi hasil. Oleh karena itu, Pemberian POC urine kelinci sangat tepat untuk

menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan

serta hasil selada merah menjadi lebih bagus.

Laporan Tugas Akhir 20


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat

disimpulkan:

1. Pemberian POC urine kelinci yang tepat dalam budidaya selada merah

yaitu dosis 2 liter/7,5 m2, dengan pertumbuhan jumlah daun 40 helai,

lebar daun 37,82 cm, serta bobot tanaman 318 gr.

2. Penggunaan POC urine kelinci pada budidaya selada merah telah

menciptakan pertanian yang ramah lingkungan.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, untuk budidaya tanaman selada merah disarankan

menggunakan POC urine kelinci dengan dosis 2 liter/10 L air.

Laporan Tugas Akhir 21


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Pupuk Organik Dan Urine Kelinci. http://www.dewanagribisnis.org


/2011/09/26/pupuk-organik-dari-urine-kelinci/. Diakses pada hari Rabu,
16 November 2011.

Cahyono. 2003. Budidaya Tanaman Selada Merah. Institut Pertanian Bogor.

Haryono, 2004. Budidaya Tanaman Selada Merah. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada.

Maspary. 2011. Cara Mudah Fermentasi Urine Kelinci Untuk Pupuk Organik
Cair. http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/cara-mudah-fermentasi-
urine-kelinci-untuk.html. Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.
Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011.

Phrimantiro. 2005. Manfaat Fermentasi Urine Kelinci Untuk Pengendalian Hama


dan Penyakit Pada Tanaman Selada Merah. http://bioq-
suka.blogspot.com/2009/07/fermentasi-urine-kelinci-sebagai-pupuk.html.
17 MEI 2014.

Ricobain. 2011. Pupuk Dari Urine Kelinci Dan Sapi. http://www.ricostrada.com/


agribisnis/pupuk-dari-urin-kelinci-dan-sapi. Diakses pada hari Rabu, 16
November 2011.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada Merah. Kansius, Yogyakarta.

Rukmana, R. 1994. Budidaya selada. Kansius. Yogyakarta.


Samadi, B. Rahasia Budidaya Selada: Teknik Budidaya Pertanian Organik dan
Anorganik. Depok: Pustaka Mina, 2014.

Sumayono, H. 2000. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura (Bandung: Sinar


Baru Algensindo).

Sumarni. 2001. Budidaya Selada Merah Intensif. Kansius. Yogyakarta.


Sumpena, U. 2001. Budidaya Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunarta, W. 2012. Pupuk Organik Urine Kelinci. 12].
http://epetani.deptan.go.id/node/pupuk -organik-urine-kelinci-2576 [26 Mei
2012].

Laporan Tugas Akhir 22


Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Selada Merah

1. Lebar dan jumlah daun selada merah pada umur 16 HST


No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 POC Urine Kelinci 2
Liter Liter
Lebar Jumlah Lebar Jumlah
daun daun daun daun
1 Sampel 1 3.2 4 4 5
2 Sampel 2 2.5 3 3.5 4
3 Sampel 3 3.5 4 4.3 4
4 Sampel 4 3 3 4.3 6
5 Sampel 5 3 3 4 5
Rata-rata 3.04 3.40 4.02 4.80

2. Lebar dan jumlah daun selada merah pada umur 23 HST


No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 POC Urine Kelinci 2
Liter Liter
Lebar Jumlah Lebar Jumlah
daun daun daun daun
1 Sampel 1 6 6 7.3 7
2 Sampel 2 3.5 4 6 6
3 Sampel 3 5 5 6 5
4 Sampel 4 6.5 4 7 7
5 Sampel 5 4.8 4 5.8 5
Rata-rata 5.16 4.60 6.42 6.00

3. Lebar dan jumlah daun selada merah pada umur 30 HST


No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 POC Urine Kelinci 2
Liter Liter
Lebar Jumlah Lebar Jumlah
daun daun daun daun
1 Sampel 1 7.3 6 7.5 7
2 Sampel 2 5.6 6 6.6 7
3 Sampel 3 7.6 6 7.7 7
4 Sampel 4 7.3 6 9 8
5 Sampel 5 6.8 4 7.2 6
Rata-rata 6.92 5.60 7.60 7.00

Laporan Tugas Akhir 23


4. Lebar dan jumlah daun selada merah pada umur 37 HST
No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 POC Urine Kelinci 2
Liter Liter
Lebar Jumlah Lebar Jumlah
daun daun daun daun
1 Sampel 1 8.3 6 8.8 7
2 Sampel 2 6.5 7 10.5 8
3 Sampel 3 7.8 8 10.2 8
4 Sampel 4 7.8 7 8 8
5 Sampel 5 8.8 7 8.9 12
Rata-rata 7.84 7.00 9.28 8.60

5. Lebar dan jumlah daun selada merah pada umur 44 HST


No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 POC Urine Kelinci 2
Liter Liter
Lebar Jumlah Lebar Jumlah
daun daun daun daun
1 Sampel 1 9 8 10.5 10
2 Sampel 2 7 8 11.2 12
3 Sampel 3 8 10 11 12
4 Sampel 4 8 9 9 14
5 Sampel 5 9 12 10,8 18
Rata-rata 8.20 9.40 10.5 13.2

6. Bobot tanaman

No Pengamatan POC Urine Kelinci 1 Liter POC Urine Kelinci 2 Liter


Bobot Tanaman Bobot Tanaman
1 Sampel 1 185 gr 350 gr
2 Sampel 2 240 gr 305 gr
3 Sampel 3 125 gr 170 gr
4 Sampel 4 235 gr 580 gr
5 Sampel 5 143 gr 185 gr
Rata-rata 186 gr 186 gr

Laporan Tugas Akhir 24


Lampiran 2.

STRUKTUR ORGANISASI PT. MEREK INDAH LESTARI

Board of Commissioner

Board of Director

Managing
Director

Operational
Finance Dept Accounting Dept Agro Dept Fasilities Dept HRD Dept
Dept

Purchasing Account Payable Housekeeping Organic Landscape Personnel

Account
Purchasing Front Office Intercroping Golf Recruitmen
Receiveable

Food &
Training &
Logistic Internal Audit Beverage Orange Nursery
Development
Service

Food &
Beverage Coffee Bokashi General Affair
Kitchen

Park Ranger /
GRO Tea Security
Outbound

Housekeeping Possion Fruit


Outdoor

Biwa
M&E

Product&Proses

Laporan Tugas Akhir 25


Lampiran 3. Sejarah Taman Simalem Resort

Taman Simalem Resort merupakan tempat wisata yang terdapat di

Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tentunya bagi masyarakat Sumatera Utara

nama resort ini sudah tidak asing lagi sebab Taman Simalem Resort merupakan

resort termewah dan terpopuler di Sumatera Utara. Resort ini termasuk resort

yang paling baru di Sumatera Utara dan dibangun oleh investor asing yang berasal

dari Singapura. Dalam proyek pembangunan dan pengembangannya investor

tersebut juga bekerja sama dengan Perusahaan Swasta di Sumatera Utara. Dengan

berlatar belakang Danau Toba, menjadikan Taman Simalem Resort ini sebagai

salah satu destinasi pariwisata utama ketika berkunjung ke Sumatera Utara.

Sehingga apabila Anda berdiri di salah satu bagian taman yang bertuliskan Pearl

of Lake Toba dari resort ini maka panorama Danau Toba, Pulau Samosir dan

kota Parapat yang terbentang di depan mata Anda akan terlihat dengan indah.

Taman Simalem Resort adalah merupakan Salah satu objek wisata terbaru &

termegah di Provinsi Sumatera Utara. Terletak di kawasan Bukit Merek,

Sidikalang objek wisata ini menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut

pandang yang sangat luas. Luas areal kawasan wisata ini mencapai 206 ha dengan

lebih dari 25 ha telah ditanami tanaman buah jeruk, biwa, markisa, terong

belanda, alpukat, dan lain-lain. Taman Simalem ini dikembangkan oleh PT.

MEREK INDAH LESTARI (perusahaan yang terkait dengan Hotel Sibayak

Berastagi) dan NEXUS INVESTMENT (perusahaan investasi dari Singapore).

Dilengkapi berbagai fasilitas modern dan pilihan rekreasi antara lain wisata alam,

agrowisata, lounge-cafe, dan resort/villa yang masih dalam rencana pembangunan.

Objek wisata ini akan berprospek tinggi karna didukung fasilitas yang sangat

Laporan Tugas Akhir 26


modern dengan objek alam yang spektakuler (Danau Toba sebagai danau terbesar

di Asia Tenggara & terdalam di dunia serta air terjun kembar & hutan alami).

Fasilitas-fasilitas Taman Simalem yang sudah rampung :

* Pangambatan Valley { pusat pembibitan bunga dan gazebo tepi sungai untuk

berpiknik }.

* Biwa,Marquisa & Orange Farm { Kebun buah-buahan yang ditanam secara

alami }.

* Kodon-kodon Cafe { Gazebo dengan pemandangan Danau Toba yang indah }.

* Toba Cafe { layanan cepat saji dengan pemandangan lapangan golf }.

* Karo Agrotourism Farm { pusat penelitian & pengembangan sayuran, buah dan

bunga }.

* Tongging Cafe { sajian makanan ringan }.

* Management Office { kantor pengelola dan pusat informasi }.

* Jungle Track & Camping Ground { hutan belantara, air terjun kembar, tempat

perkemahan }

* Helipad{ area parkir helikopter }.

Fasilitas-fasilitas yang masih dalam proses pembangunan :

* Lapangan Golf Gorat Ni Padang { lapangan golf nine-hole ditengah kebun teh

& kopi}

* Merek Funland {area rekreasi dan hiburan keluarga}

* Pangambatan Zoopark {taman satwa interaktif dan alami}

* Waterfall Lodge {hunian eksklusif tepi sungai di dalam hutan alami}

* Tongging Lodge & Convention and Spa {hotel & kos-kosan dengan fasilitas

konvensi}

Laporan Tugas Akhir 27


* Cable car { transportasi penghubung Taman Simalem ke tepian Danau Toba }.

* One Tree Hill Villa Resort { hunian khusus member }.

* Buddhist Temple { arsitekur vihara Tiongkok Kuno }.

Laporan Tugas Akhir 28


Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan PKPM dilapangan

Gambar 1. Pengolahan lahan Gambar 2. Pemberian pupuk dasar


primaloka

Gambar 3. Meratakan bedengan Gambar 4. Penanaman selada merah

Gambar 5. Benih selada merah Gambar 6. Pupuk organik primaloka

Laporan Tugas Akhir 29


Gambar 7. Pemberian POC urine Gambar 8. Pemberian POC urine kelinci
kelinci 1 liter 2 liter

Gambar 9. Bedengan selada merah Gambar 10. Panen selada merah

Gambar 11. Selada merah yang sudah


dipanen

Laporan Tugas Akhir 30

Anda mungkin juga menyukai