DAN
Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU :
2021
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang memiliki peranan unggul di indonesia adalah bawang merah.
Komoditas bawang merah masuk dalam kelompok rempah tak bersubtitusi yang sering
digunakan sebagai salah satu bumbu dapur (penyedap makananan) serta obat tradisional.
Dengan permintaan pasar yang setiap tahunya meningkat menjadikan bawang merah sebagai
salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, ditinjau dari sisi pemenuhan
konsumsi nasional, sumber penghasilan petani dan potensi bawang merah sebagai penghasil
devisa Negara Meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas bawang merah
mengharuskan petani bawang merah menggunakan teknik budidaya produksi yang tepat
sehingga produksi bawang merah petani dapat memenuhi permintaan pasar. Bawang merah
merupakan komoditas hortikultura yang dibudidayakan di dataran rendah Ketinggian 0-900
meter dari permukaan laut merupakan kawasan yang cocok untuk pertumbuhan komoditas
bawang merah. Selain itu Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih
dari 12 jam sehari. Tanaman bawang merah memiliki perkembangan yang baik apabila
tumbuh dengan suhu optimum 25-32oC. faktor lain yang menunjang proses pertumbuhan dan
perkembangan budidaya bawang merah adalah pemberian pupuk N,P dan K yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. adanya input pupuk N dan K akan mempengaruhi hasil umbi
benih bawang merah Untuk menghasilkan bawang merah dengan kualitas yang baik dan
produktifitasnya melimpah, maka diperlukan suatu teknik budidaya tanaman yang tepat.
Mulai dari pemilihan benih bawang merah, proses penglahan tanah dan penanaman, proses
perawatan budidaya bawang merah, proses pengendalian hama dan penyakit serta proses
pemanenan dan pasca panen.
2. Penanaman
Setelah media tanam siap untuk digunakan, maka penanaman dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
4. Pemeliharaan
Untuk mencegah serangan hama atau penyakit dilakukan pemeliharaan atau perawatan,
dengan cara sebagai berikut :
Tanaman Bawang Merah dapat dipanen saat berumur 3 bulan, dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
Jika bawang merah akan dimanfaatkan untuk dikonsumsi, dipanen ketika usianya
menginjak 3 bulan setelah penanaman, jika akan dimanfaatkan kembali sebaiknya dipanen
di usia 100 hari setelah penanaman.
Pemanenan pada saat hari cenderung panas dimana tanah dalam keadaan kering sehingga
Bawang Merah tidak mudah busuk.
Dilakukan dengan mencabutnya secara langsung dari media tanamnya secara hati-hati
agar tidak merusak tanaman
Agar Bawang Merah tidak mudah busuk dan meningkatkan kualitasnya, setelah selesai
dipanen sebaiknya dijemur/digantung di bawah sinar matahari.
B. TEMPAT
C. SYARAT TUMBUH :
1. Ketinggian Tempat
Tanaman bawang merah merupakan komoditas sayuran yang tergolong tanaman
semusim yang mudah beradapatasi pada dataran rendah sampai dataran tinggi.
Ketinggian tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang
merah adalah 0-1000 m dpl, sedangkan ketinggian optimum adalah 0-450 m dpl.
Selain itu perlu diketahui juga, sekarang ini sudah dikembangkan beberapa varietas
bawang merah yang mampu tumbuh baik pada ketinggian di atas 1000 m dpl.
Diantara varietas bawang merah yang dapat beradaptasi secara luas mulai dataran
rendah hingga dataran tinggi (>1000 m dpl).
2. Kemiringan Lahan
Kemiringan lahan menjadi salah satu syarat tumbuh yang penting untuk
diperhatikan karena selain terkait dengan erosi tanah juga terkait dengan aplikasi
pemupukan dan pengairan yang efektif dan efisien serta memudahkan dalam
pengolahan lahan. Kemiringan lereng sangat berpengaruh terhadap proses
pelapukan dan perkembangan tanah, pencucian dan pengangkutan tanah.
Penggerusan tanah oleh air pada daerah berlereng juga mengakibatkan tanah mulai
terkikis dan terangkut, pada akhirnya meninggalkan tanah yang kurang subur
sehingga produktivitas tanah dan tanaman menurun. mengungkapkan bahwa
kecepatan aliran permukaan yang tinggi menyebabkan kapasitas penghancuran
semakin tinggi pula, sehingga apabila kemiringan semakin curam maka akan lebih
cepat pula tanah tersebut megalami penurunan kualitasnya. Penggunaan lahan
mempengaruhi besarnya kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, kapasitas tukar
kation, permeabilitas, porositas, infiltrasi serta erosi tanah. Kemiringan lahan untuk
budidaya tanaman bawang merah menurut GAP adalah ≤30%.
3. Temperatur (Suhu)
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik langsung maupun
tidak langsung terhadap tanaman bawang merah. Diantara peran suhu secara
langsung adalah mengontrol laju proses-proses kimia dalam tanaman bawang
merah. Sedangkan peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor
lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan
menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari
tanaman bawang merah. Tanaman bawang merah memerlukan iklim kering. Suhu
rata-rata untuk tanaman bawang merah adalah 25 – 32 °C, sedangkan suhu
optimum adalah 22°C.
4. Kelembaban
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Kelembaban yang
berpengaruh dalam budidaya tanaman dapat berasal dari kelembaban udara dan
kelembaban tanah.
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika
kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat dan penyerapan air dan zat-zat
mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman bawang merah. Dan sebaliknya, jika kelembaban tinggi,
maka laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah. Hal ini
akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman bawang merah
sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat. Selain itu, kelembaban yang tinggi
akan menyebabkan tumbuhnya jamur yang dapat merusak atau membusukkan akar
tanaman bawang merah. Dan apabila kelembabannya rendah akan menyebabkan
timbulnya hama yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman
bawang merah.
Kelembaban tanah berperan untuk mengontrol pembagian air hujan yang turun ke
bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk
studi potensi air dan studi neraca air. Dengan arti lain kelembaban tanah berkaitan
erat dengan tingkat ketersediaan air dalam tanah.
Cahaya Matahari memiliki peran penting bagi tanaman bawang merah, terutama
dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk
menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan
energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya dibutuhkan oleh
tanaman bawang merah mulai dari proses pertumbuhan tunas sampai tanaman
dewasa hingga proses pembentukan umbi.
Tanaman bawang merah termasuk jenis tanaman yang tidak menyukai naungan.
Tanaman bawang merah akan tumbuh optimal jika terkena cahaya matahari
langsung. Lama Penyinaran matahari yang optimal bagi tanaman bawang merah
berkisar antara 11-16 jam/hari, tergantung varietasnya. Oleh karena itu, bawang
merah paling baik ditanam di awal musim kemarau, yakni pada bulan Maret atau
April sampai dengan bulan Oktober (Budi Samadi dan Bambang Cahyono, 2009).
Akan tetapi hal ini dapat bergeser karena adanya Dampak Perubahan Iklim (DPI),
sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang aplikasi Kalender
Tanam Terpadu
6. Curah Hujan
Tanah adalah bagian permukaan bumi yang terdiri dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat penting peranannya bagi tanaman bawang merah, karena tanah
mampu menyediakan makanan dan oksigen kemudian menyerap karbon dioksida
dan nitrogen.
Tanah yang baik bagi tanaman bawang merah adalah tanah yang memiliki drainase
dan kesuburan baik, mengandung cukup bahan organik, tekstur lempung berpasir
struktur tanah remah dan lebih baik ditanam di tanah Alluvial atau kombinasinya
dengan tanah Glei-Humus atau Latosol. Tingkat kemasaman tanah (pH tanah)
berkisar antara 5,5–7. Jika pH < 5,5 tanaman akan teracuni Al sehingga tanaman
bawang merah menjadi kerdil dan pH >6,5 unsur Mn tidak tersedia, yang
menyebabkan tanaman bawang merah juga menjadi kerdil.
8. Ketersediaan Air
Air merupakan salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bawang merah. Manfaat dan fungsi air bagi tumbuhan sangatlah banyak,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Bawang bombai (Allium Cepa) merupakan salah satu jenis bawang yang biasanya digunakan
untuk bumbu dan juga bahan masakan. Bawang ini memiliki bentuk bulat besar dan
berdaging tebal. Bawang ini disebut dengan bawang bombai karena bawang ini dibawa oleh
para pedagang yang berasal dari kota bombai, India (sekarang Mumbai) ke Indonesia
Pada dasarnya banyak orang menganggap budidaya bawang bombay sangat sulit, memang
dalam budidaya memerlukan persiapan dan perawatan khusus agar bisa menghasilkan
kualitas buah yang lebih baik. Sebenarnya dalam budidaya bawang bombay itu sangat mudah
diterapkan yang penting kita harus melakukan perawatan yang baik. Bawang bombay adalah
salah satu jenis bawang yang biasanya digunakan untuk bumbu dan bahan masakan.
Dipasaran harga bawang bombay cukup tinggi maka dari itu jika kalian suka mengolah
masakan dari bawang bombay alangkah baiknya jika menanam dirumah sendiri.
Bawang bombay itu sama seperti bawang merah dan bawang putih yang tergolong tahan
lama untuk disimpan. Jika sehabis panen bisa menyimpannya dalam waktu yang cukup lama
dan tidak perlu membeli saat membutuhkannya jika kalian menanam di rumah sendiri. Dalam
budidaya bawang bombay kalian harus mengetahui bahwa syarat tumbuh yang baik ditanam
di daerah pegunungan dengan suhu sekitar 18 hingga 20 derajat celsius dan juga memerlukan
penyinaran sinar matahari yang lama agar hasilnya dapat maksimal.
A. cara budidaya bawang bombay
1. Persiapan Bibit
Sama seperti jenis bibit bawang lainnya, bibit bawang bombay yang baik yaitu
berasal dari umbi tanaman bawang bombay yang berkualitas. Maksudnya disni yaitu
bagaimana menciptakan bibit bawang bombay yang bervarietas unggul, tidak cacat,
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dan terbebas dari hama dan penyakit dan
selanjutnya jika sudah mendapatkan bibit umbi bawang bombay selanjutnya lakukan
penyemaian.
C. SYARAT TUMBUH
Bawang bombai baik ditanam pada daerah pegunungan dengan suhu sekitar 18°C hingga
20°C. Penyinaran sinar matahari panjang hingga 14 jam dalam sehari. Ketinggian tempat
yang ideal untuk menanam bombai yaitu sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Ada
pula yang mengatakan ketinggianlahan tanam harus di atas 2000 mdpl. Tanah yang
digunakan untuk budidaya bawang ini yaitu tanah gembur dengan derajat keasaman atau
pH tanah sekitar 5,5-6,5 dan drainase yang baik.
Saat paling bagus untuk mulai menanam bawang Bombay adalah saat kemarau. Akan
tetapi musim yang kering ini harus diimbangi dengan pemberian air yang cukup,
karena pada awal pertumbuhannya, bawang Bombay memerlukan air dalam jumlah
banyak.
Ada dua cara penanaman yang bisa dipilih yaitu menanam biji atau umbi, di Indonesia
umumnya orang lebih memilih menanam umbi, karena lebih mudah dicari meskipun
harganya relatif lebih mahal.
3. Penyiapan Tanah
Biji atau umbi bawang sebaiknya ditanam pada lahan gembur yang telah dibuat
menjadi bedengan-bedengan dengan tinggi mencapai 10-15 cm dan lebar 1 m.
Buatlah peneduh untuk melindungi bedengan-bedengan/persemaian, lakukan
pengolahan tanah “penggemburan tanah serta pembuatan bedengan” 2 minggu atau
sebulan sebelum bibit ditanam. Sekitar satu minggu pra penanaman, lakukan
pemupukan, gunakan pupuk kompos atau kandang yang telah tua. Pemupukan susulan
dilakukan dua tiga hari sebelum bibit ditanam, dengan menggunakan pupuk buatan.
4. Cara Menanam
Cara menanam lewat biji harus diawali dengan penyemaian, sedangkan jika umbi
yang dipilih sebagai bibit, maka perlu dibuatkan lubang untuk membenamkan
sebagian umbi. Sebelum ditanam “setidaknya sehari sebelumnya” potong ujung umbi
dan keringkan. Perhatikan jarak tanam antar umbi, idealnya umbi bawang Bombay
ditanam dengan jarak 25-40 cm antar baris dan 10-40 cm antar umbi dalam sebuah
barisan.
Sebelum dan saat bibit mulai tumbuh dan daun bawang Bombay mulai bermuculan
hingga saat panen tiba, pemeliharaan wajib dilakukan dengan benar. Unsur
pemeliharaan tanaman bawang Bombay meliputi sejumlah poin penting yaitu
penyiraman, penyiangan serta pemberantasan penyakit dan hama yang akan
mengganggu pertumbuhan bawang Bombay.
Untuk penyiangan lakukan ketika usia pohon menginjak tiga minggu, lakukan
kembali enam minggu setelahnya. Kegiatan ini harus dilakukan dnegan hati-hati agar
tidak merusak tanaman. Selain itu gemburkan kembali tanah yang mulai mamadat
sembari menyiangi. Terakhir pengendalian penyakit dan hama dengan penyemprotan
pestisida, lakukan 7-10 hari sekali untuk mencegah datangnya hama dan penyakit.
Bawang bombay dapat dipanen setelah berumur sekitar 4-5 bulan setelah tanam
bahkan bisa lebih cepat tergantung dengan varietas jenis dan juga pemeliharaan.
Pemanenan dilakukan dengan mencabut batang dengan hati-hati lalu bersihkan
kotoran yang menempel pada umbi. Pemanenan ini baik dilakukan pada pagi dan sore
hari agar kualitas bawang tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Statistik, B. P. (2015). Badan Pusat Statistik. Retrieved November 11, 2016, from Data
Produksi Bawang Merah di Indonesia: https://www.bps.go.id Ashari, S. (1995). Hortikultura:
aspek budidaya . Jakarta: UI Press.
Borska, S., Gebarowska, E.wysocka, & Zabel, T. a. (2003). The effects of quercetin vs
cisplatin on proliferation and the apoptotic process in
A549 and SW1271 cell lines in vitro conditions . folla morphol , 103-105.
Hasanah, H. d. (2011). Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan :USU Press.
hidayat, A. (2004). Budidaya Bawang merah di beberapa hasil penelitian di kabupaten Brebes
Brebes : Tanaman Sayuran dan Bio Farmaka .
Hortikultura, D. P. (2008). Pengendalian Hama Tanaman Sayuran
Prioritas. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura.
Iriani, E. (2013). Prospek Pengembangan Inovasi Teknologi Bawang
Merah di Lahan Sub Optimal (Lahan Pasir) dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Petani.
Litbang Provinsi Jawa Tengah ,231.
Moekasan, T. B. (2012). Penerapan Ambang Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan pada Budidaya Bawang Merah dalam Upaya Mengurangi
Penggunaan Pestisida. J. Hort , 47.
Mule, Y., Bahruddin, & Tambing, Y. (2015). pengaruh asal umbi dan pemberian pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascolonicum L) varietas
lembah palu . agrotekbls3 , 432-439.
Nani sumarni, a. H. (2005). Budidaya Bawang Merah. Bandung : Balai Penelitan Tanaman
Sayuran .
splittstoesser, W. (2002). vegetable growng handbook:organic and
tradisional method. New York: Van nostrand Reinhold Publishing.
Sumber : https://www.agrikompleks.my.id/2020/04/budidaya-bawang-bombay.html