Anda di halaman 1dari 8

1

2.1 Teknik Budidaya Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)


Teknik budidaya bawang merah dapat menunjang produksi menjadi lebih
baik, terdapat beberapa teknik yang menunjang produksi menjadi lebih baik.
Primiani dan Marheny (2017) mengatakan bahwa ada beberapa teknik budidaya
pada tanaman bawang merah yang diantaranya sebagai berikut:
a. Persiapan bibit
Persiapan benih kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman
yang baik. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit yang baik yaitu berkisar
antara 70- 80 hari setelah tanam. Bibit bawang merah yang baik adalah bibit sehat
dan permukaan kulit luarnya licin atau mengkilap. Bibit yang terlalu kecil
2
pertumbuhannya kurang cepat dan hasilnya sedikit, sedangkan umbi bibit yang besar
harganya terlalu mahal. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 umbi. Umbi bibit
yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi yang masih dalam ikatan.
Penyimpanan yang baik biasanya dilakukan dengan menyimpan di gudang. Umbi bibit
yang sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak, kulit umbi tidak luka.
b. Pengolahan lahan
Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan tanah yang gembur untuk
budidaya bawang merah. Pengolahan tanah dilakukan untuk menggemburkan
tanah sehingga pertumbuhan umbi dari bawang merah tidak terhambat karena
sifat tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanah dilakukan untuk meratakan
permukaan tanah, mengendalikan gulma, dan memperbaiki drainase. Tabuni
(2017) mengatakan bahwa pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak hujan 2
hingga 4 minggu sebelum tanam. Tanah dicangkul sedalam 40 cm untuk
menggemburkan tanah dan memberikan sirkulasi udara dalam tanah.

c. Pemberian pupuk kandang

Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk


kandang yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk
kandang sapi yang diaplikasikan 2-3 hari sebelum penanaman dengan cara disebar
lalu diaduk secara merata dengan tanah. Pemberian pupuk organik digunakan
untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas lahan. Pemberian pupuk
organik juga sangat baik untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, dan kimia tanah,
ramah terhadap lingkungan, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah
(Supariadi et al., 2017). Pemberian pupuk kandang sapi sangat direkomendasikan
untuk tanaman bawang merah seperti pernyataan Sakti dan Sugito (2018), yang
mangatakan bahwa pupuk kotoran sapi cocok pada tanaman bawang merah karena
mengandung unsur N, P, dan K yang dibutuhkan oleh tanaman dan juga dapat
memperbaiki sifat fisik tanah.
3

d. Penanaman
Umbi bibit ditanam dengan jarak tanam 20 × 15 cm atau 15 × 15 cm. Jarak
tanam penanaman tidak boleh terlalu dekat karena populasi tanaman yang rapat
menyebabkan terjadinya kompetisi dalam pengambilan air, unsur hara, udara, dan
cahaya (Amanda dan Yuniarti, 2020). Penanaman umbi tanaman bawang merah
dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya telah dibuat dengan tugal. Lubang
tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah. Penanaman
diusahakan tidak terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan untuk menjaga komoditas bawang merah
agar tetap dapat memproduksi hasil yang baik dan bagus.pemeliharaan dilakukan
dengan tindakan sebagai berikut:
1. Penyiraman
Tanaman bawang merah tidak membutuhkan banyak air karena umbi dari
bawang merah mudah busuk, tetapi selama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bawang merah tetap membutuhkan air yang cukup. Lahan tanam bawang
merah perlu dilakukan penyiraman secara terus menerus sesuai kebutuhan. Pada
musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman yang cukup,
biasanya satu kali sehari setelah tanam hingga menjelang panen. Bawang merah
yang kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan
juga dapat menghambat proses penyerapan unsur hara dari dalam tanah (Gultom
dan Panjaitan, 2017).
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau sakit dengan
mengganti tanaman menggunakan bibit yang baru. Purba (2017) menjelaskan
bahwa bibit yang digunakan adalah bibit yang disisakan atau dibiarkan tumbuh
pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan. Penyulaman dilakukan agar
produksi dari suatu lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi
keseragaman umur tanaman.
3. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan setelah tanaman tumbuh. Pemupukan
susulan dilakukan dengan memberikan pupuk SP-36
4

dengan dosis 150 kg/ha, pupuk Urea dengan dosis 180 kg/ha, dan pupuk KCl
dengan dosis 80 kg/ha. Rekomendasi pupuk yang digunakan pada tanaman
bawang merah adalah pupuk Urea dan pupuk KCl. Pemberian pupuk urea dapat
meningkatkan unsur hara pada tanaman sehingga pertumbuhan tanaman
seimbang, sedangkan jika pemupukan dosis Urea rendah maka tanaman akan
mengalami kekurangan unsur hara sehingga proses pertumbuhan terhambat
(Idayati, 2013). Pemberian pupuk KCl juga diperlukan bagi tanaman karena
memberikan pertumbuhan yang baik bagi tanaman.
4. Pengendalian hama
Pengendalian hama pada tanaman bawang merah merupakan cara agar
tanaman dapat menghasilkan produksi yang baik dan terbebas dari hama yang
mengganggu tanaman. Pengendalian hama pada budidaya bawang merah dapat
dilakukan dengan pemberian perangkap kuning (yellow trap). Pratama (2018)
menjelaskan bahwa warna kuning pada yellow trap membantu menarik dalam
menarik serangga karena serangga menggemari warna yang cerah salah satunya
warna kuning. Pengendalian hama juga dapat dilakukan dengan pestisida nabati.
Pestisida nabati dapat mengendalikan hama tanpa merusak lingkungan (Risa,
2019).
2.2 Pengaruh Pemotongan Umbi pada Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.)
Pemotongan umbi pada tanaman bawang merah mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan bawang merah. Pemotongan ujung umbi tanaman bawang
merah mampu menginduksi hormon yang mengatur pertumbuhan sehingga
mendorong pertumbuhan lebih cepat pada tunas.Pemotongan umbi memperbaiki
titik tumbuh tanaman sehingga mempercepat jumlah anakan pada setiap umbi.
Purba et al. (2018) mengatakan daya pertumbuhan sel dan jumlah cadangan
makanan pada setiap umbi untuk perkembangan anakan dan juga reaksi hormon
tumbuh yang digunakan. Meningkatnya jumlah anakan per rumpun tentunya
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah daun per rumpun. Peningkatan
tersebut disebabkan setiap umbi tanaman memberikan cadangan makanan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti jumlah daun. Pemotongan
umbi dapat merangsang pemunculan tunas, mempercepat pertumbuhan tanaman,
serta merangsang pemunculan umbi samping, dan dapat mendorong terbentuknya
anakan dan daun. Nurhasanah (2012) memperjelas bahwa umumnya bawang
merah menggunakan umbi sebagai bibit untuk memperbanyak anakan. Umbi yang
baik berasal dari tanaman yang cukup tua sekitar 70-80 hari setelah tanam dengan
5
ukuran 5-10 gram dengan tampilan sehat, segar, dan warnanya cerah Kulit luar
umbi yang mengering dibersihkan sebelum dilakukan penanaman. Pemotongan
ujung umbi sepanjang seperempat bagian dari seluruh umbi dilakukan apabila
umbi bibit umur simpannya kurang dari 2 bulan yang bertujuan untuk merangsang
tumbuhnya umbi samping.
Pemotongan ujung umbi bibit bawang merah mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan bawang merah. Syahrudin et al. (2019) mengatakan bahwa
pemotongan ujung umbi bibit dengan pisau bersih kira kira 1/3 atau 1/4 bagian
dari panjang umbi bertujuan agar umbi bawang merah tumbuh merata, dapat
merangsang tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman bawang merah, dapat
merangsang tumbuhnya umbi samping dan dapat mendorong terbentuknya
anakan. Ujung umbi bibit bawang merah dipotong sebesar 1/3 sampai 1/4 bagian,
sesuai dengan kondisi bibit. Pertumbuhan dan produksi tanaman akan terhambat
jika umbi bibit tidak dipotong di bagian ujungnya. Tunas yang ada di dalam umbi
tidak boleh terpotong. Penyebab rendahnya pertumbuhan bawang merah tanpa
pemotongan umbi bibit yaitu lambatnya keluar mata tunas dikarenakan tertutup
selaput lapisan umbi yang mengering (Nazirah dan Libra, 2019).
2.3 Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.)
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia.
Pupuk
6

organik cair merupakan salah satu pupuk yang banyak beredar di pasaran dan
memiliki beberapa kelebihan yang diantaranya dapat mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil pada daun, dapat secara cepat mengatasi
defisiensi unsur hara, dan meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan,
cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit. Pemberian pupuk
organik dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik padat dan POC
untuk mengatasi masalah yang timbul dari penggunaan pupuk anorganik tersebut.
Penggunaan POC lebih menguntungkan dibandingkan dengan pupuk yang lain
karena POC lebih mudah diserap tanaman dan dapat memberikan unsur hara yang
sesuai pada kebutuhan tanaman. Sara et al. (2020) menjelaskan bahwa
penggunaan POC pada bawang merah memberikan respon pertumbuhan dan hasil
umbi yang baik. Unsur hara POC yang ada pada tanah diserap baik oleh akar
tanaman sehingga dapat merespon pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah juga
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dengan ditentukan oleh keberadaan
unsur hara dalam tanah, baik unsur hara makro primer, unsur hara makro
sekunder, maupun unsur hara mikro. Unsur hara makro primer meliputi nitrogen
(N), fosfor (P), kalium (K), carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Unsur hara
makro sekunder meliputi kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S),
Sedangkan unsur hara mikro meliputi besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga
(Cu), molibdenium (Mo), chlor (Cl), dan boron (B). Unsur hara mikro merupakan
unsur esensial yang dibutuhkan tanaman, meskipun dalam jumlah yang sedikit
(Sudarmi, 2013).
POC memberikan pengaruh pada tanaman bawang merah antara lain
meningkatkan aktivitas pembelahan sel, sehingga memberikan respon terbaik
terhadap diameter batang. Peningkatan serapan hara oleh akar tanaman yang
mendukung pembentukan dan penimbunan hasil fotosintesis di bagian umbi.
Kandungan hara yang cukup menyebabkan bawang merah dapat melakukan
proses pengubahan energi khususnya pembelahan sel dan pembesaran volume sel
dengan baik, sehingga umbi bawang merah yang dihasilkan akan lebih besar.
Hasil penelitian menurut Bahruddin et al. (2015), bahwa pengaruh pupuk organik
cair pada tanaman bawang merah untuk merangsang pembentukan akar dan
meningkatkan efisiensi pupuk kandang, memperbesar ukuran daun dan
memperpanjang umur produktif daun, merangsang pembentukan bunga,
7

menurunkan tingkat kerontokan bunga atau buah, memperpanjang umur produktif


tanaman, dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Pemberian POC pada waktu dan dosis yang tepat dapat merangsang perakaran,
mempercepat pertumbuhan tanaman, dan penyerapan unsur hara lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Laju fotosintesis
pada tanaman akan seimbang apabila kebutuhan unsur hara, air, maupun cahaya
matahari tercukupi. Hasil pertumbuhan tanaman juga dapat mempengaruhi pada
kualitas umbi bawang merah (Sugirno et al., 2021).
8

Anda mungkin juga menyukai