Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS PENELITIAN

A. Judul Penelitian
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium
fistulosum L) TERHADAP PEMBERIAN JENIS PUPUK ORGANIK DAN
PEMOTONGAN BIBIT ANAKAN YANG BERBEDA PADA SISTEM
PERTANIAN ORGANIK

B. Latar Belakang
Konsumsi hasil tanaman hortikultura, baik sayuran maupun buah buahan
semakin meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, juga karena
kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi meningkat. Bawang daun (Allium
fistulosum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang
layak dikembangkan secara intensif di Indonesia pada umumnya, selain
digunakan sebagai bahan penyedap rasa (bumbu) dan bahan campuran
berbagai makanan populer di Indonesia, bawang daun juga merupakan salah
satu sayuran yang mengandung nilai gizi yang baik. Setiap 100 gram Bawang
daun (Allium fistulosum L.) terdapat 29,0 kkal kalori; 1,8 g protein; 0,4 g
lemak; 6,0 g karbohidrat; 0,9 g serat; 0,5 mg kalsium; 35,0 mg fosfor; 38,0 mg
zat besi; 3,20 SI vitamin A; 910,0 SI thiamin; 0,08 mg riboflavin; 0,09
mgniasin; 0,60 mg vitamin C;dan 48,0 mgnikotinamid; (Cahyono, 2011).
Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan salah satu jenis komoditas
sayuran potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala
agribisnis. Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar
dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Luas panen
bawang daun rata-rata dari seluruh provinsi di Indonesia pada tahun 2009
sampai 2014 yaitu 58.362 Ha dengan produksi sebesar 584.624 ton, sehingga
diperoleh rata-rata produksi bawang daun 10,02 ton/ha (Direktorat Jenderal
Hortikultura, 2015). Produksi bawang daun di daerah Jawa Tengah pada tahun
2016 adalah 1.167.000 kuintal. Produksi bawang daun Jawa Tengah secara
umum mengalami tren yang meningkat, akan tetapi untuk periode tahun 2014
sampai 2016 tren produksi bawang daun menurun. Produksi tahun 2016 lebih
rendah bila dibandingkan dengan tahun 2015 karena turunnya luas panen
(Dinas Pertanian dan Perkebunan, 2017). Permintaan bawang daun di pasar
saat ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan
penduduk. Oleh sebab itu, untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan
permintaan harus diimbangi dengan teknik budidaya yang tepat. Salah satu
teknik budidaya yang dapat diperhatikan untuk meningkatkan produksi bawang
daun yaitu dengan pemotongan bibit anakan dan pemberian pupuk yang tepat.
Pupuk organik, selain berfungsi sebagai penyuplai unsur hara untuk
tanaman juga dapat berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk
organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation kation tanah
(Roidah, 2013). Salah satu pupuk organik yang bisa digunakan yaitu pupuk
kandang. Pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam merupakan pupuk
yang umum digunakan karena mudah diperoleh. Selain itu, dewasa ini, banyak
pengembangan pemanfaatan kotoran kelelawar untuk dijadikan pupuk
kandang. Pupuk kelelawar sendiri memiliki kandungan unsur nitrogen yang
cukup tinggi yaitu 8,32% (Hayanti et al., 2014). Kandungan unsur nitrogen
dalam pupuk organik berperan penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman
sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil produksi
tanaman.
Selain pemberian pupuk organik, hal yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh hasil yang optimal dalam membudidayakan tanaman bawang
daun, adalah bibit yang akan ditanam. Bawang daun dapat diperbanyak dengan
biji atau dapat pula berupa stek tunas atau anakan. Sebelum ditanam, umumnya
bibit anakan dipotong sebagian daunnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
penguapan dari bibit sekaligus untuk merangsang pertumbuhan tunas dan akar-
akar baru, memperbanyak jumlah anakan dan daun sehingga produksinya akan
tinggi (Cahyono, 2011).
C. Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan pengaruh pemberian pupuk organik dan pemotongan bibit
yang tepat dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil bawang daun
(Allium fistulosum L) yang terbaik.
2. Menentukan jenis pupuk organik yang menghasilkan pertumbuhan dan
hasil bawang daun (Allium fistulosum L) yang terbaik.
3. Menentukan pemotongan bibit yang tepat dalam menghasilkan
pertumbuhan dan hasil bawang daun (Allium fistulosum L) yang terbaik.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemotongan bibit
anakan (P) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu :
P1 : tanpa pemotongan
P2 : dipotong 1/4 bagian dari ujung tanaman
P3 : dipotong 1/2 bagian dari ujung tanaman
P4 : dipotong 2/3 bagian dari ujung tanaman
Faktor kedua macam pupuk organik (I) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu :
I1 : pupuk guano
I2 : pupuk kandang ayam
I3 : pupuk kandang sapi

Anda mungkin juga menyukai