PENDAHULUAN
pemerintah. Selama beberapa tahun terakhir ini, bawang merah termasuk enam besar
bunga), cabai, tomat, dan kentang. Penggunaan bawang merah pada berbagai menu
masakan sudah sangat popular dan tidak asing lagi, baik sebagai penambah rasa dan
keindahan (estetika) pada menu, serta sebagai sumber beberapa vitamin dan mineral.
Hasil analisis bahan menunjukan bahwa pada 100 g umbi bawang merah
Bawang merah adalah salah satu dari tiga jenis tanaman hortikultura yaitu
cabai merah dan jeruk siam madu yang harus ditingkatkan produksinya untuk
Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi bawang merah di Sumatera Utara selama
Sementara produksi bawang merah di Sumut hanya sebesar 8.078 ton selama
2014 atau defisit sekitar 27.578 ton. Data pada tahun 2018 menunjukkan
kebutuhan bawang merah mencapai 47,9 ribu ton, sedangkan produksinya hanya
mencapai 16,3 ribu ton per tahun (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura,
2
2018). Bawang impor dari provinsi-provinsi lain,yaitu dari India dan Tiongkok
merah sebagai alternatif rotasi tanaman setelah padi, dirasa perlu dilakukan
mengingat terbatasnya lahan untuk budidaya bawang merah. Tanah sawah dapat
berasal dari tanah kering yang diberikan air kemudian disawahkan, atau dari tanah
Penggenangan selama pertumbuhan padi dan pengolahan tanah pada tanah kering
yang disawahkan, dapat menyebabkan berbagai perubahan sifat tanah baik sifat
dan Rayes, 2005). Sifat kimia tanah ini dicirikan dengan terbentuknya H2S yang
memiliki kandungan silika yang rendah karena reaksi pelapukan yang intensif,
unsur silika yang diambil tanaman padi pada setiap panen sekitar 443 kkg ha -1
Perpindahan unsur silika keluar areal persawahan karena terbawa hasil panen
(De Datta,1981).
3
luar Jawa menunjukkan bahwa sebagian besar tanaman padi sudah tidak tanggap
Sumatera Utara berstatus rendah dan sedang (Sofyan, dkk.2007). Oleh karena itu
upaya intensifikasi pada lahan sawah melalui pemberian pembenah tanah dan
Pemberian bahan pembenah tanah yakni arang sekam dari bahan baku
limbah organik mudah didapatkan dan juga ramah lingkungan. Arang sekam
merupakan arang hayati dari sebuah pembakaran tidak sempurna dari limbah
dari karbonisasi biomassa. Salah satu biomassa yang dapat digunakan adalah
sekam padi yang biasanya menjadi limbah oleh petani setelah panen.
cukup tinggi, yakni 2,6%, 2,9% (P) dan 3,4% (K) dengan perbandingan
C/N ratio 8,3, adalah pupuk kandang ayam yang selajutnya disebut “pukan”..
Pukan mengandung nitrogen tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang yang
lainnya (Sutejo, 2002). Pukan mempunyai kadar P yang relatif lebih tinggi
dari pupuk kandang lainnya, kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis
terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam
4
lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula
dibandingkan dengan jumlah unik yang sama dengan pupuk kandang lainnya
penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan arang sekam
3. Ada interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan arang sekam
TINJAUAN PUSTAKA
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini juga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka pengusahaan budidaya bawang merah
bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui
berbagai kendala, baik yang bersifat teknis maupun ekonomis (Silalahi, 2007).
Palestina dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia
Tenggara dan Mediteranian. Pendapat lain menyatakan bawang merah berasal dari
Iran dan pegunungan sebelah Utara Pakistan, namun ada juga yang menyebutkan
bahwa tanaman ini berasal dari Asia Barat, yang kemudian berkembang ke Mesir
dan Turki (Wibowo, 2005).
1,5 g, lemak 0,3 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg vitamin C 2 g, kalori 39 kkal, dan
air 88 g serta bahan yang dapat dimakan sebanyak 90 %. Komponen lain berupa
minyak atsiri yang dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan citarasa gurih
pada makanan.
7
Produksi bawang merah masih rendah dan belum stabil, oleh karena itu dilakukan
berbagai penelitian untuk dapat mengatasi hal tersebut, baik secara intensifikasi
batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar tanaman bawang merah terdiri atas akar
berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. Akar
dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih, dan jika diremas berbau
kuncup. Bagian bawah merupakan tempat tumbuh akar. Bagian atas batang sejati
merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal dari modifikasi
pangkal daun bawang merah. Pangkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak
tanaman tumbuh tunas atau anakan, maka akan terbentuk beberapa umbi yang
perbanyakan bawang merah dari benih umbi dan kurang biasa terjadi pada
8
perbanyakan bawang merah dan biji. Warna kulit umbi beragam, ada yang merah
hingga hijau tua, berbentuk silinder seperti pipa memanjang dan berongga, serta
biasanya belum terlihat adanya rongga. Rongga ini terlihat jelas saat daun tumbuh
Daun relatif lunak, jika diremas akan berbau spesifik seperti bau bawang merah.
(Sunarjono, 2003).
Bunga bawang merah terdiri atas tangkai bunga dan tandan bunga.
Tangkai bunga berbentuk ramping, bulat, dan memiliki panjang lebih dari 50 cm.
Pangkal tangkai bunga di bagian bawah agak menggelembung dan tangkai bagian
atas berbentuk lebih kecil. Bagian ujung tangkai terdapat yang berbentuk kepala
dan berujung agak runcing, yaitu tandan bunga yang masih terbungkus seludang.
Seludang terbuka, secara bertahap tandan akan tampak dan muncul kuncup bunga
dengan ukuran tangkai kurang dari 2 cm (Sumadi, 2003). Bentuk umbi bawang
merah lonjong bercincin kecil pada leher cakram dan warnanya merah muda.
1. Iklim
cukup banyak. Bawang merah juga paling tidak tahan terhadap air hujan,
2. Suhu
3. Ketinggian Tempat
800 m di atas permukaan laut. Ketinggian 1.100 m dpl tanaman ini masih dapat
selalu mengalami peningkatan yaitu sebesar 794.929 ton, 802.810 ton, 853.615
ton, 965.164 ton, 1.048.934 ton. Sepanjang tahun 2010 impor bawang merah di
Indonesia tercatat sebesar 73.864 ton dan dalam tiga bulan pertama tahun 2011,
impor bawang merah di indonesia mencapai 85.730 ton. Hal itu membuktikan
2018).
5. Tanah
sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik, mengandung bahan organik
yang cukup, dan pH tanah netral (5,6 - 6,5). Tanah yang paling cocok untuk
tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah
Glei-Humus atau Latosol. Tanah lembab dengan air yang tidak menggenang
Tanah yang asam (pH kurang dari 5,5) garam alumunium (Al) yang
terlarut dalam tanah akan bersifat racun, hingga tanaman bawang merah
tersebut tumbuh kerdil. Tanah basa (pH lebih tinggi dari 6,5), garam mangan
(Mn) tidak dapat diserap (digunakan) oleh tanaman bawang, hingga umbinya
kecil dan hasilnya rendah. Tanah gambut (pHnya lebih rendah dari 4), tanaman
11
Tanah sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya
dari masa pertumbuhan padi. Membedakan lahan ini dari lahan rawa adalah
tanah akan mengakibatkan perubahan- perubahan sifat kimia tanah yang akan
sawah yang terjadi setelah penggenangan antara lain: penurunan kadar oksigen
(Fe) dan mangan (Mn), peningkatan suplai dan ketersediaan nitrogen, peningkatan
Silika (Si), peningkatan ketersediaan fosfor (Tim Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat, 2000).
Tanah sawah (paddy soils) dapat dikelola sedemikian rupa untuk budidaya
berbagai perubahan sifat kimia, fisiko-kimia (elektrokimia), dan biologi hara oleh
padi sawah. Perubahan sifat-sifat kimia tersebut hampir selalu dipengaruhi proses
reduksi oksidasi secara biologis sebagai akibat kurangnya O2. Proses respirasi
kimia tersebut. Teknologi pemupukan nitrogen, dimana jenis, waktu dan cara
sawah agar pemupukan lebih efisien. Sumber pupuk N disarankan dalam bentuk
amonium (NH4+), dimasukkan ke dalam lapisan reduksi dan diberikan 2-3 kali
Fosfor (P) merupakan salah satu unsur hara esensial yang dibutuhkan
merupakan komponen enzim dan protein , ATP, RNA, DNA, dan fitin yang
13
mempunyai fungsi penting dalam proses fotosintesis, penggunaan gula serta pati
dan transfer energi. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsi P yang
tersedia pada tanah masam karena ion fosfat dapat bereaksi dengan Fe dan Al
membentuk senyawa tidak larut, sedangkan ketersediaan P pada tanah alkalis juga
kurang karena ion fosfat bereaksi dengan Ca membentuk senyawa tidak larut. Hal
ini menyebabkan ketersediaan P bagi tanaman sangat rendah, P-total dalam tanah
jarang lebih dari 0,01% (Darman S., 2008). Pemberian pupuk dari bahan organik
yang tinggi,maka unsur hara P penting untuk mencapai hasil tanaman yang
Residu pupuk P tetap berada dalam tanah dalam bentuk tidak tersedia,
hanya sedikit jumlah residu P yang hilang karena pencucian. Pemberian dosis
pada lapisan olah tanah karena efisiensi penyerapan P pada lapisan olah tanah
2.6. Biochar
Biochar merupakan bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam
seperti sekam padi, tempurung kelapa, kulit buah kakao, serta kayu-kayu yang
berasal dari tanaman hutan industri. Teknik penggunaan biochar berasal dari basin
Amazon sejak 2500 tahun yang lalu. Penduduk asli Indian memasukkan limbah-
14
limbah pertanian dan perkebunan tersebut ke dalam suatu lubang di dalam tanah.
Sebagai contoh yaitu “Terra Preta” yang sudah cukup dikenal di Brazil. Tanah ini
terbentuk akibat proses perladangan berpindah dan kaya residu organik yang
sempurna (pyrolisis) atau tanpa oksigen pada suhu yang tinggi. Arang hayati yang
terbentuk dari pembakaran ini akan menghasilkan karbon aktif, yang mengandung
mineral seperti Kalsium (Ca) atau Magnesium (Mg) dan karbon anorganik.
Kualitas senyawa organik yang terkandung dalam biochar tergantung pada asal
dkk., 2010).
bahwa biochar yang diaplikasikan ke dalam tanah secara nyata berpotensi dalam
meningkatkan beberapa sifat kimia tanah seperti pH tanah, KTK, dan beberapa
kapasitas menahan air, sehingga dapat mengurangi run-off dan pencucian unsur
formasi agregat tanah (Lehmann dan Joseph, 2009). Biochar juga dapat
15
Salah satu biochar yang dipakai secara umum untuk pertumbuhan dan
pembakaran dari sekam padi dengan warna hitam banyak digunakan sebagai
Salah satu bahan organik yang mengandung berbagai jenis asam organik
yang mampu untuk melepaskan hara yang terikat dalam struktur mineral dari debu
yaitu arang sekam padi. Arang sekam mengandung SiO2 (52%), C (31%), K
Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat kecil, juga
menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan
kandungan unsur hara silika yang ada pada arang sekam padi tersebut diharapkan
mampu menyediakan kebutuhan hara pada bawang merah. Sumarni dan Hidayat
(2005) menyatakan bahwa bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman
kesuburan tanah juga dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan yang harganya
sifat fisik, dan biologi tanah. Memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam
pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur
menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pukan pula (Hartatik dan Widowati,
2010).
memberikan pengaruh yang baik karena selain menambah unsur hara juga dapat
memperbaiki sifat fisik dan aktifitas mikroorganisme tanah. Dosis pupuk kandang
ayam yang dapat diberikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain
jenis tanaman yang akan dipupuk, tingkat kesuburan tanah, jenis pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan.
Hewan ternak yang banyak dimanfaatkan kotorannya antara lain ayam, kambing,
sapi, kuda, dan babi. Kotoran yang dimanfaatkan biasanya berupa kotoran padat
atau cair yang digunakan secara terpisah maupun bersamaan (Musnamar, 2003)..
N, 1,3 % P2O5, 0,8 % K2O, 4 % CaO dengan rasio C/N 9 – 11 (Hartatik dan
Widowati, 2010).
beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur, keadaan hewan, jenis makanan,
pupuk kandang juga dilaporkan mengandung hormon seperti creatin, asam indol
asetat, dan auxin yang dapat merangsang pertumbuhan akar (Musnamar, 2003).
Pemberian pupuk organik sangat baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik
kimia dan biologi tanah, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan lebih
ramah terhadap lingkungan (Yetti dan Elita, 2008). Dosis pupuk kandang ayam
yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah 20 ton/Ha (Samadi dan
Cahyono, 2005).
Pupuk kandang segar mempunyai C/N = 25. Jasad renik akan menarik N
dari dalam tanah apabila langsung dipupuk ke dalam tanah. Kenyataannya dalam
kandang mempunyai cara kerja yang lambat karena harus mengalami proses-
proses perubahan terlebih dahulu sebelum dapat diserap tanaman. Pupuk kandang
dalam tanah sehingga dapat membantu struktur agregat tanah (Sutedjo, 2002).
dibanding bahan pembenah lainnya. Umumnya nilai pupuk yang dikandung pada
pupuk kandang terutama unsur makro Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K)
rendah, tetapi pupuk organik juga mengandung unsur mikro esensial yang lain.
retakan tanah. Pupuk kandang juga memacu dan meningkatkan populasi mikrobia
dalam tanah jauh lebih besar daripada hanya memberikan pupuk kimia (Sutanto,
2002). Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi.
Ciri fisiknya yakni berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal,
(Novizan, 2005).
kandang ayam mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai pemasok hara
tanah dan meningkatkan retensi air. Kandungan air tanah meningkat, maka proses
dari asam organik dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe dan Al sehingga
fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan kotoran ayam
berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah karena
METODE PENELITIAN
Luas Lahan : 41 m x 8 m
Dimana:
Yijk = Hasil pengamatan pada kelompok ke-i yang perlakuan dosis biochar
pada taraf ke-j dan perlakuan dosis pupuk kandang ayam pada taraf
ke-k
µ = Nilai rataan
(αβ)jk = Pengaruh interaksi dosis pukan pada taraf ke-j dan biochar pada taraf
ke-k
ijk = Pengaruh galat pada kelompok ke-i yang diberi pukan pada taraf ke-j
Mengetahui pengaruh dari faktor yang dicoba serta interaksinya maka data
organik, N,P total, P tersedia, K, pH, KTK, Kejenuhan basa, Silika total,
dengan cara ditabur pada setiap tanaman dengan dosis yang sudah
ditentukan.
24
merah. Kriteria umbi yang baik untuk bibit bawang merah harus berasal
dari tanaman yang berumur cukup tua yaitu berumur 70-80 hari setelah
tanam, dengan ukuran 5-10 gram, diameter 1,5-1,8 cm. Umbi bibit tersebut
harus sehat, tidak mengandung bibit penyakit dan hama. Ujung umbi bibit
3.5.5. Penanaman
Arang sekam diberikan sesuai dosis anjuran, pada satu minggu setelah
3.5.7. Pemeliharaan
KCl. Pemberian pupuk dilakukan 2 kali yaitu pada saat 2 minggu setelah
tanam dan 5 minggu setelah tanam dengan 1/2 dosis anjuran. Dosis yang
digunakan pada umur 2 minggu setelah tanam adalah Urea= 4,6 g/plot,
25
TSP= 4 g/plot, dan KCl= 5,6 g/plot. Dosis pada umur 5 minggu setelah
tanam adalah Urea= 2,3 g/plot, TSP= 2 g/plot, dan KCl= 2,8 g/plot.
Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore
penyiraman dilakukan sebanyak satu kali sehari. Saat cuaca sedang turun
hujan penyiraman tidak perlu dilakukan dengan catatan air hujan telah
dilakukan pada batas umur 10 HST dengan cara mengganti bibit yang mati
manual.
bawang merah adalah: bercak ungu (Alternaria porri Cif.), embun bulu
3.5.9. Panen
26
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 60 HST yang ditandai dengan
daun-daun yang telah menguning, kering dan rebah. Umbi membesar dan
sebagian telah muncul kepermukaan tanah, ruas umbi telah nampak padat
dan warna kulit telah mengkilap. Panen dilakukan dengan cara mencabut
Tinggi tanaman diamati dari titik tumbuh hingga ujung daun yang tertinggi
yaitu dengan cara dibersihkan dahulu umbi yang telah dipanen dari tanah
yang menempel kemudian dihitung semua umbi yang terdapat dalam satu
Bobot basah per sampel dilakukan pada saat panen umur 60 HST. Bobot
Bobot kering per plot dilakukan pada saat panen umur 60 HST. Bobot
kering umbi per plot ditimbang setelah panen, terhadap seluruh tanaman
umbi dikering anginkan terlebih dahulu selama 5-7 hari lalu di timbang
Bobot kering umbi per sampel dilakukan pada saat panen umur 60 HST.
Bobot kering umbi per sampel ditimbang setelah panen, terhadap seluruh
kemudian umbi dikering anginkan terlebih dahulu selama 5-7 hari lalu di
Bobot kering per sampel dilakukan pada saat panen umur 60 HST. Bobot
kemudian umbi dikering anginkan terlebih dahulu selama 5-7 hari lalu di
3.6.7 KTK
NH4OAc pH 7.
3.6.9. C-Organik
29
telah lolos ayakan 0.5 mm dan masukkan labu erlenmeyer 500 ml. Pipet
3.6.10. pH
3.6.11. Ketersediaan P
30
– 1,0 – 2,0 – 3,0 – 4,0 dan 5,0 ppm P ke tabung reaksi, kemudian
ada)
31
DAFTAR PUSTAKA
Abewa, A., Birru Y., Yihenew G.S. & Tadele A. 2014. The Role of Biochar on
Acid Soil Reclamation and Yield of Teff (Eragrostis tef [Zucc] Trotter) In
Northwestern Ethiopia. Journal of Agricultural Science 6 (1):2014.
Ahmed, M., F. Hassen, U. Qadeer, M.A. Aslam. 2011. Silicon application and
drought tolerance mechanism of sorghum. Afr. J. Agric. Res. 6:594-607.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Bawang Merah Sumatera Utara. Biro
Statistik Sumatera Utara, Medan.
Chan, K.Y., L. Van Zwieten, I. Meszaros & S.D. Joseph. 2007. Agronomic values
of greenwaste biochar as a soil amendment. Australian Journal of Soil
Research, 45:629–634.
Clough, T.J., Leo M.C., Claudia K. & Christoph M. 2013. A review of biochar
and soil nitrogen dynamics. Agronomy, 3(2):275-293.
Darman Saiful, 2008. Ketersediaan Dan Serapan Hara P Tanaman Jagung Manis
Pada Oxic Dystrudepts Palolo Akibat Pemberian Ekstrak Kompos Limbah
Buah Kakao. J. Agroland 15 (4) : 323-329.
Hunt, J., M. Duponte, D. Sato, and A. Kawabata, 2010. The Basics of Biochar : A
Natural Soil Amandment. Soil and Crop Management. Colengge of
Tropical Agriculture and Human Resources. University of Hawai’I at
Manao. 1-6.
Maftu'ah, E. dan Dedi N. 2015. Potensi berbagai bahan organik rawa sebagai
sumber biochar. In A.D Setyawan (Chair),Prosiding Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Musa, L., Mukhlis dan A. Rauf. 2006. Dasar Ilmu Tanah. USU Press, Medan.
Musnamar. 2003. Pupuk Organik: Cair & Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sumarni, N, dan Hidayat, A., 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
33
Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Utara.Medan.