Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG


MERAH ASAL BIJI (Allium ascalonicum, L.)

Aisyah

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Almuslim


email : aisyahagro.14@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Geulanggang Kecamatan Kota Juang


Kabupaten Bireuen, sejak bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian
pupuk organic dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang
merah asal biji. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dari 2 taraf perlakuan dengan 3
ulangan yang diteliti yaitu pengaruh dosis pupuk organik yang terdiri dari :
O0 = kontrol, O1 = 250 kg/ha = 25 gr/plot, O2 = 500 kg/ha = 50 gr/plot dan faktor
dosis pupuk anorganik terdiri dari : A0 = kontrol, A1 = 600 kg/ha = 60 gr/plot, A2
= 800 kg/ha = 80 gr/plot. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah
tinggi tanaman per rumpun tanaman, jumlah daun per rumpun tanaman, diameter
umbi, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per plot. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pemberian pupuk organik (Pim Organik) hanya berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman bawang merah pada umur 15 HST,
namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30, dan 45 HST,
jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST, diameter umbi umur 73 HST, berat umbi
basah umur 73 HST, dan berat kering umbi umur 73 HST. Pemberian pupuk
anorganik (NPK) tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
bawang merah pada umur 15, 30, dan 45 HST, jumlah daun umur 15, 30 dan 45
HST, diameter umbi umur 73 HST, berat umbi basah umur 73 HST, dan berat
kering umbi umur 73 HST dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan
yang diujikan.
Kata Kunci : Tanaman Bawang Merah, Pupuk organik dan Pupuk Anorganik

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 19


PENDAHULUAN pemupukan adalah menambah zat
Bawang merah (Allium hara dalam tanah sehingga kebutuhan
ascalonicum L.) termasuk family makanan bagi tanaman dapat
Lilliaceae. Bawang merah merupakan tercukupi. Kecukupan pupuk bagi
tanaman sayuran yang sering tanaman bawang merah akan
digunakan sebagai bumbu masakan, meningkatkan produksi bawang
obat tradisional, dan bahan merah per satuan luas lahan (Saadah,
pengembangan industri. Tanaman ini 2007). Tanaman bawang merah
memiliki arti penting bagi memerlukan tiga unsur pokok dalam
pengembangan industri makanan pemupukan yaitu unsur N, P dan K
sebagai salah satu bahan penyedap yang dapat digunakan dengan
rasa untuk masakan. Bawang merah menggunakan pupuk sintesis (kimia)
termasuk salah satu diantara tiga dan pupuk organik. Pupuk sintesis
anggota Allium yang paling popular yang sering digunakan adalah Urea,
dan mempunyai nilai ekonomis yang SP-36 dan KCL yang merupakan
tinggi disamping bawang putih dan sumber unsur N, P dan K bagi
bawang bombay (Saadah, 2007). tanaman bawang merah (Pitojo,
Badan Pusat Statistik (BPS) 2003).
dan Direktorat Jenderal Hortikultura Selain itu, pupuk organik juga
(DJH) menyebutkan bahwa produksi sering digunakan didalam pemupukan
bawang merah di Indonesia dari tahun tanaman bawang merah, seperti jenis
2006- 2010 selalu mengalami pupuk kandang ayam dan pupuk
peningkatan yaitu sebesar 794.929 kandang sapi, bahkan ada yang
ton, 802.810 ton, 853.615 ton, menggunakan pupuk organik yang
965.164 ton, 1.048.934 ton. Akan dikeluarkan oleh pabrik-pabrik.
tetapi, sepanjang tahun 2010 impor Bahan dan pupuk organik dapat
bawang merah di Indonesia tercatat berperan sebagai pengikat butiran
sebesar 73.864 ton dan dalam tiga primer menjadi butir sekunder tanah
bulan pertama tahun 2011, impor dalam pembentukan agregat yang
bawang merah di Indonesia mencapai mantap dan juga dengan diberikannya
85.730 ton. Produksi bawang merah pupuk organik diharapkan dapat
pada tahun 2011 di Aceh tercatat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
sebesar 26.004 kuintal dengan luas biologi tanah. Keadaan ini besar
panen sebesar 788 ha, sedangkan di pengaruhnya pada porositas,
Kabupaten Bireuen pada tahun 2011 penyimpanan dan penyediaan air,
tercatat sebesar 184 ton dengan luas aerasi tanah, dan suhu tanah.
panen 19 ha. Hal itu membuktikan Penggunaan bahan organik dapat
bahwa kebutuhan akan bawang merah mencegah kahat unsur mikro pada
di dalam negeri masih tinggi tanah marginal atau tanah yang telah
dibandingkan ketersediaannya, diusahakan secara intensif dengan
dengan demikian produksi bawang pemupukan yang kurang seimbang,
merah dalam negeri perlu meningkatkan kapasitas tukar kation
ditingkatkan. Dalam budidaya (KTK) tanah, dan dapat membentuk
tanaman bawang merah, pemupukan senyawa kompleks dengan ion logam
merupakan hal yang penting untuk yang meracuni tanaman seperti Al, e,
diperhatikan. Adapun tujuan dan Mn (Simanungkalit dkk, 2006).

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 20


Pemupukan juga merupakan kantong plastik, plastik transparan,
salah satu komponen teknologi yang mulsa, kertas paranet, hand sprayer,
sangat penting dalam budidaya meteran dan alat tulis menulis.
bawang merah baik itu pupuk organik Metode penelitian yang
maupun anorganik. Untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
meningkatkan produksi tanaman dilapangan dengan menggunakan
bawang merah, penggunaan pupuk rancangan acak kelompok (RAK)
diusahakan agar efektif dan efisien, faktorial.
sehingga dapat diperoleh produksi Ada 2 faktor yang diteliti
yang optimal, dan meningkatkan yaitu pengaruh dosis pupuk organik
pendapatan serta tidak mencemari (Pim Organik) (O) dan pengaruh
lingkungan, sehingga perlu dosis pupuk anorganik (NPK) (A).
menggunakan perpaduan kedua Faktor I yaitu : dosis pupuk organik
pupuk antara pupuk organik dan (O) terdiri dari 3 taraf : O0 (Pim
anorganik. Dalam rangka program Organik) = Kontrol (tanpa pemberian
pemerintah untuk meningkatkan pupuk organik), O1 (Pim Organik) =
ketahanan pangan nasional, 250 kg/ha = 25 gr/plot, O2 (Pim
ketersediaan pupuk yang bermutu dan Organik) = 500 kg/ha = 50 gr/plot.
efektif ditingkatkan petani harus Faktor II yaitu : dosis pupuk
terjamin setiap saat dimana petani anorganik (A) terdiri 3 taraf : A0
membutuhkan (Hidayat, 2000). (NPK) = Kontrol (tanpa pemberian
Berdasarkan uraian serta pupuk anorganik), A1 (NPK) = 600
permasalahan diatas, maka penulis kg/ha = 60 gr/plot, A2 (NPK) = 800
melakukan suatu penelitian tentang kg/ha = 80 gr/plot. Parameter yang
Pengaruh Pupuk Organik dan diamati dalam penelitian ini adalah
Anorganik Terhadap Pertumbuhan tinggi tanaman per rumpun tanaman,
dan Hasil Bawang Merah Asal Biji jumlah daun per rumpun tanaman,
(Allium ascalonicum.L) diameter umbi, berat umbi basah per
plot dan berat umbi kering per plot.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan di Desa Geulanggang Hasil Penelitian
Gampong Kecamatan Kota Juang Pengaruh Pupuk Organik
Kabupaten Bireuen mulai bulan Tinggi Tanaman
Agustus sampai dengan bulan Dari hasil pengamatan
Oktober tahun 2013 dengan terhadap tinggi tanaman bawang
ketinggian tempat 7 m dpl. merah pada umur 15, 30, dan 45 hari
Bahan yang digunakan dalam setelah tanam (HST) tertera pada
penelitian ini adalah sebagai berikut : Lampiran 1, 3, dan 5. Hasil analisis
benih/biji bawang merah varietas tuk- sidik ragam dengan menggunakan uji
tuk, pupuk organik jenis (PIM F (Lampiran 2, 4, dan 6)
Organik), pupuk anorganik jenis menunjukkan bahwa pupuk organik
(NPK 15-15-15). berpengaruh nyata terhadap tinggi
Sedangkan alat-alat yang tanaman bawang merah umur 15 hari
digunakan dalam penelitian ini adalah setelah tanam (HST), namun tidak
sebagai berikut : cangkul, timbangan,

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 21


berpengaruh nyata pada umur 30 dan 45 HST akibat pemberian pupuk
45 hari setelah tanam (HST). organik disajikan pada Tabel 2
Rata-rata tinggi tanaman berikut ini :
bawang merah pada umur 15, 30, dan

Tabel 2 : Rata-rata tinggi tanaman bawang merah pada umur 15, 30, dan 45 hari
setelah tanam akibat pemberian pupuk organik.
Tinggi Tanaman Bawang Merah (Cm)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
O0 21,42ab 33,12 33,93
b
O1 23,31 33,34 37,40
O2 21,29a 34,18 40,83

BNJ 0,05 1.93 - -


Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P 0,05
(uji BNJ).

Adapun hubungan antara pemberian tanaman bawang merah dapat dilihat


pupuk organik terhadap tinggi pada Gambar 1 berikut ini :

45
40 40.83
37.4
Tinggi Tanaman

35 33.93 34.18
33.12 33.34
30
(cm)

25
21.42 23.31 21.29 15 HST
20
15 30 HST
10
45 HST
5
0
O0 O1 O2
Pupuk Organik

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Bawang Merah Umur 15, 30 dan 45 Hari
Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Organik.

Dari Tabel 2 dan Gambar 1 diatas Hal ini diduga karena pupuk organik
terlihat bahwa tinggi tanaman bawang (Pim Organik) memiliki kandungan
merah tertinggi dijumpai pada unsur hara, reaksi fisiologi, kelarutan
perlakuan O2 (40,83 cm) pada umur dan reaksi kerja yang berbeda-beda
45 HST, sedangkan terendah meskipun diberi dalam jumlah yang
dijumpai pada perlakuan O2 (21,29 sama. Pupuk organik (Pim Organik)
cm) pada umur 15 HST. merupakan pupuk alam yang

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 22


memiliki mengandung Abu Dari hasil pengamatan
ketel/ampas tebu: 40 %, kotoran terhadap jumlah daun tanaman
hewan 40 %, blotong sawit 15%, bawang merah pada umur 15, 30, dan
phosphate + dolomit : 5 - 7 %, 45 hari setelah tanam (HST) tertera
mollase (tetes tebu): ditetesi saat pada Lampiran 7, 9, dan 11. Hasil
berlangsung granulasi dan analisis sidik ragam dengan
dekomposer : 1 liter per ton yang menggunakan uji F (Lampiran 8, 10,
rendah oleh karena itu pupuk organik dan 12) menunjukkan bahwa pupuk
mudah terurai dan lambat diserap organik tidak berpengaruh nyata
oleh tanaman hal ini terlihat dari terhadap jumlah daun tanaman
pemberian pupuk organik tidak bawang merah umur 15 hari setelah
berpengaruh nyata pada tinggi tanam (HST), umur 30 hari setelah
tanaman bawang merah (Gardner, tanam (HST) dan 45 hari setelah
2001). tanam (HST).
Jumlah Daun
Rata-rata jumlah daun pupuk organik disajikan pada Tabel 3
tanaman bawang merah pada umur berikut ini :
15, 30, dan 45 HST akibat pemberian

Tabel 3 : Rata-rata jumlah daun tanaman bawang merah pada umur 15, 30, dan
45 hari setelah tanam akibat pemberian pupuk organik.

Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah (Helai)


Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
O0 3,29 4,63 6,89
O1 3,56 4,58 8,84
O2 3,59 4,59 8,22

BNJ 0,05 - - -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P 0,05
(uji BNJ).

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik (Pim


Organik) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman bawang merah
pada umur 15, 30, dan 45 HST. Namun secara statistik juga terlihat bahwa daun
tanaman bawang merah terbanyak pada umur 15, 30, dan 45 HST dijumpai pada
perlakuan O1 (8,84) dan daun terendah tanaman bawang merah dijumpai pada
perlakuan O0 (3,29), hasil penelitian dilapangan terlihat bahwa daun terbanyak
pada perlakuan O1 (Pim Organik/ 25 gr/plot) lebih banyak dibandingkan dengan
perlakuan lain. Adapun hubungan antara pemberian pupuk organik terhadap
jumlah daun tanaman bawang merah dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini :

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 23


Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah Umur 15, 30 dan 45
Hari Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Organik.

10
8.84
Jumlah Daun
8.22
6.89
(Helai)
5 4.63 15 HST
3.29 3.564.58 3.594.59
30 HST
0
O0 O1 O2 45 HST
Pupuk Organik

Dari Tabel 4 dan Gambar 2 terlihat diduga salah satu penyebab jumlah
bahwa diameter umbi tanaman daun tanaman bawang merah tidak
bawang merah terluas dijumpai pada berbeda nyata dikarenakan jumlah
perlakuan O1 (25 gr/plot) pada umur yang diberikan mungkin masih
45 HST, sedangkan terendah sedikit.
dijumpai pada perlakuan O0 (kontrol).
Hal ini diduga bahwa pupuk (Pim Diameter Umbi
Organik) kandungan hara yang Dari hasil pengamatan
terdapat dalam pupuk (Pim Organik) terhadap diameter umbi tanaman
seperti Abu ketel/ampas tebu: 40 %, bawang merah pada umur 73 hari
kotoran hewan 40 %, blotong sawit setelah tanam (HST) tertera pada
15%, phosphate + dolomit : 5 - 7 %, Lampiran 13. Hasil analisis sidik
mollase (tetes tebu): ditetesi saat ragam dengan menggunakan uji F
berlangsung granulasi dan (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
dekomposer : 1 liter per ton masih pupuk organik tidak berpengaruh
rendah dan lambat tersedia bagi nyata terhadap diameter umbi
tanaman tetapi lebih lengkap tanaman bawang merah umur 73 hari
kandungan unsur haranya setelah tanam (HST).
dibandingkan dengan pupuk Rata-rata diameter umbi
anorganik (pupuk buatan) dan pupuk tanaman bawang merah pada umur 73
ini lebih diperlukan terutama untuk HST akibat pemberian pupuk organik
kesuburan fisik tanah supaya tanah disajikan pada Tabel 4 berikut ini :
gembur (strukturnya baik), dan juga

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 24


Tabel 4 : Rata-rata diameter umbi tanaman bawang merah pada umur 73 hari
setelah tanam akibat pemberian pupuk organik.

Diameter Umbi (cm)


Perlakuan
73 HST
O0 48,79
O1 48,78
O2 46,72

BNJ 0,05 -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P 0,05
(uji BNJ).

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa menunjukkan diameter terbaik umbi


pemberian pupuk organik juga tidak tanaman bawang merah dijumpai
berpengaruh nyata terhadap diameter pada perlakuan O0 (kontrol), dengan
umbi tanaman bawang merah pada perbedaan yang sangat signifikan
umur 73 HST. Namun secara statistik diantara perlakuan yang lain.
terlihat bahwa diameter umbi terluas Adapun hubungan antara
tanaman bawang merah 73 HST pemberian pupuk organik terhadap
dijumpai pada O0 (48,79 cm) dan diameter umbi tanaman bawang
daun terendah tanaman bawang merah dapat dilihat pada Gambar 3
merah dijumpai pada perlakuan O2 berikut ini :
(46,72). Hasil penelitian dilapangan
49
48.79 48.78
Diameter Umbi

48
(cm)

47
46.72
46 73 HST
45
O0 O1 O2
Pupuk Organik

Gambar 3. Grafik Diameter Umbi Tanaman Bawang Merah Umur 73 Hari


Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Organik.

Dari Tabel 4 dan Gambar 3 terlihat diduga kandungan unsur hara didalam
bahwa diameter umbi tanaman pupuk organik (Pim Organik) belum
bawang merah terbaik dijumpai pada mampu meningkatkan diameter umbi
perlakuan O0 (kontrol), sedangkan bawang merah. Hal ini disebabkan
terpendek dijumpai pada perlakuan kandungan unsur P (6%) dan K (6%)
O2 (dosis 50 gr/tanaman). Hal ini pada pupuk organik (Pim Organik)

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 25


belum mampu mencukupi kebutuhan setelah tanam (HST) tertera pada
yang dibutuhkan tanaman bawang Lampiran 1, 3, dan 5. Hasil analisis
merah untuk melakukan pembentukan sidik ragam dengan menggunakan uji
umbi. Apabila suatu unsur tidak dapat F (Lampiran 2, 4, dan 6)
disediakan oleh tanah sesuai dengan menunjukkan bahwa pupuk anorganik
kebutuhan yang dibutuhkan tanaman, tidak berpengaruh nyata terhadap
maka tanaman akan kekurangan unsur tinggi tanaman bawang merah umur
tersebut oleh karena itu tanaman tidak 15 hari setelah tanam (HST), umur 30
akan tumbuh dengan optimal. dan 45 HST.
Rata-rata tinggi tanaman
Pengaruh Pupuk Anorganik bawang merah pada umur 15, 30, dan
Tinggi Tanaman 45 HST akibat pemberian pupuk
Dari hasil pengamatan anorganik disajikan pada Tabel 7
terhadap tinggi tanaman bawang berikut ini :
merah pada umur 15, 30, dan 45 hari

Tabel 7 : Rata-rata tinggi tanaman bawang merah pada umur 15, 30, dan 45 hari
setelah tanam akibat pemberian pupuk anorganik.

Tinggi Tanaman Bawang Merah (Cm)


Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
A0 20,91 30,85 37,28
A1 22,52 35,20 40,80
A2 22,60 34,59 40,09

BNJ 0,05 - - -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf P 0,05 (uji BNJ).

Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dijumpai pada A1 (40,80 cm) dan


pemberian pupuk anorganik tidak tanaman terpendek dijumpai pada
berpengaruh nyata terhadap tinggi perlakuan A0 (20,91).
tanaman bawang merah pada umur Adapun hubungan antara
15, umur 30, dan 45 HST . Namun pemberian pupuk anorganik terhadap
secara statistik terlihat bahwa tinggi tinggi tanaman bawang merah dapat
tanaman Tanaman bawang merah dilihat pada Gambar 5 berikut ini :
pada umur 15, 30, dan 45 HST

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 26


45
40 40.8 40.09

Tinggi Tanaman
35 37.28 35.2 34.59
30 30.85
(Cm) 25
22.52 22.6
15 HST
20 20.91
15
30 HST
10 45 HST
5
0
A0 A1 A2
Pupuk Anorganik

Gambar 6. Grafik Tinggi Tanaman bawang merah Umur 15, 30, dan 45 Hari
Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Anorganik.

Dari Tabel 7 dan Gambar 6 terlihat menyatakan bahwa, peranan utama N


bahwa tinggi tanaman bawang merah (nitrogen) bagi tanaman bawang
tertinggi dijumpai pada perlakuan A1 merah adalah untuk merangsang
(60 gr/plot), sedangkan terpendek pertumbuhan tanaman, khususnya
dijumpai pada perlakuan A0 (kontrol). batang dan daun. Selain itu juga N
Hasil penelitian dilapangan terlihat (nitrogen) juga sangat berperan
bahwa tinggi tanaman tertinggi penting dalam pembentukan klorofil
dijumpai pada perlakuan A1 (60 (hijau daun), sehingga semakin
gr/plot) dibandingkan dengan banyak dosis pupuk anorganik (NPK)
perlakuan lainnya, perlakuan A1 (60 diberikan, semakin banyak pula unsur
gr/plot) berbeda dengan sangat N (nitrogen) didalamnya, jika unsur N
signifikan. Hal ini diduga karena (nitrogen) banyak, maka proses
kandungan atau dosis pupuk fotosintesis akan berlangsung
anorganik (NPK) yang diberikan sempurna, oleh karena itu, semakin
masih sedikit sehingga tidak dapat baik proses fotosintesisnya, semakin
meningkatkan tinggi tanaman bawang baik pula pertumbuhannya.
merah. Menurut (Wahyu, 2002)
bawang merah umur 15 hari setelah
Jumlah Daun tanam (HST) umur 30 hari setelah
Dari hasil pengamatan tanam (HST) dan 45 hari setelah
terhadap jumlah daun tanaman tanam (HST).
bawang merah pada umur 15, 30, dan
45 hari setelah tanam (HST) tertera Rata-rata jumlah daun
pada Lampiran 7, 9, dan 11. Hasil tanaman bawang merah pada umur
analisis sidik ragam dengan 15, 30, dan 45 HST akibat pemberian
menggunakan uji F (Lampiran 8, 10, pupuk anorganik disajikan pada Tabel
dan 12) menunjukkan bahwa pupuk 8 berikut ini :
anorganik tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun tanaman

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 27


Tabel 8 : Rata-rata jumlah daun tanaman bawang merah pada umur 15, 30, dan
45 hari setelah tanam akibat pemberian pupuk anorganik.
Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah (Helai)
Perlakuan
15 HST 30 HST 45 HST
A0 3,17 4,55 8,11
A1 3,65 4,72 6,89
A2 3,62 4,53 8,95

BNJ 0,05 - - -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf P 0,05 (uji BNJ).

Tabel 8 menunjukkan bahwa HST dijumpai pada A2 (8,95) dan


pemberian pupuk anorganik tidak daun terendah tanaman bawang
berpengaruh nyata terhadap jumlah merah dijumpai pada A0 (3,17).
daun tanaman bawang merah pada Adapun hubungan antara
umur 15, 30, dan 45 HST. Namun pemberian pupuk anorganik terhadap
secara statistik terlihat bahwa jumlah jumlah daun tanaman bawang merah
daun tanaman bawang merah dapat dilihat pada Gambar 6 berikut
terbanyak pada umur 15, 30, dan 45 ini :

10
8.95
8 8.11
Jumlah Daun

6.89
(Helai)

6
4.55 4.72 4.53 15 HST
4 3.65
3.17 3.62 30 HST
2
45 HST
0
A0 A1 A2
Pupuk Anorganik

Gambar 7. Grafik Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah Umur 15, 30, dan 45
Hari Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Anorganik.
diduga bahwa dosis pupuk anorganik
Dari Tabel 8 dan Gambar 7 (NPK) yang diberikan tidak dapat
terlihat bahwa jumlah daun tanaman meningkatkan jumlah daun tanaman
bawang merah terbanyak dijumpai bawang merah. Menurut
pada perlakuan A2 umur 45 HST (Hardjowigeno, 2003) menyatakan
(dosis 80 gr/plot), sedangkan bahwa jumlah unsur N (nitrogen)
terpendek dijumpai pada perlakuan didalam pupuk anorganik (NPK) juga
A0 umur 15 HST (kontrol). Hal ini sangat berpengaruh terhadap

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 28


pembentukan daun tanaman serta Lampiran 13. Hasil analisis sidik
berpengaruh juga terhadap proses ragam dengan menggunakan uji F
pemasakan makanan tanaman, karena (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
semakin banyaknya daun, maka pupuk anorganik tidak berpengaruh
semakin banyak pula stomata daun, nyata terhadap diameter umbi
sehingga sangat berpengaruh terhadap tanaman bawang merah umur 73 hari
proses fotosintesis. setelah tanam (HST).
Rata-rata jumlah diameter
Diameter Umbi umbi tanaman bawang merah pada
Dari hasil pengamatan umur 73 HST akibat pemberian
terhadap diameter umbi tanaman pupuk anorganik disajikan pada Tabel
bawang merah pada umur 73 hari 9 berikut ini :
setelah tanam (HST) tertera pada

Tabel 9 : Rata-rata diameter umbi tanaman bawang merah pada umur 73 hari
setelah tanam akibat pemberian pupuk anorganik.

Diameter Umbi (cm)


Perlakuan
73 HST
A0 48,79
A1 49,89
A2 45,60

BNJ 0,05 -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf P 0,05 (uji BNJ).

Tabel 9 menunjukkan bahwa daun terendah tanaman bawang


pemberian pupuk anorganik tidak merah dijumpai pada perlakuan A2
berpengaruh nyata terhadap diameter (45,60 cm).
umbi tanaman bawang merah pada Adapun hubungan antara
umur 73 HST. Namun secara statistik pemberian pupuk anorganik terhadap
terlihat bahwa diameter umbi terluas diameter umbi tanaman bawang
tanaman bawang merah 73 HST merah dapat dilihat pada Gambar 7
dijumpai pada A1 (49,89 cm) dan berikut ini :

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 29


51

Diameter Umbi
50 49.89
49 48.79
48
(cm) 47 A0
46
45
45.6 A1
44 A2
43
A0 A1 A2
Pupuk Anorganik

Gambar 8. Grafik Diameter Umbi Tanaman Bawang Merah Umur 73 Hari


Setelah Tanam (HST) terhadap Pemberian Pupuk Organik.

Dari Tabel 9 dan Gambar 8 terlihat KESIMPULAN DAN SARAN


bahwa diameter umbi tanaman
bawang merah terluas dijumpai pada Kesimpulan
perlakuan A1 (60 gr/plot), sedangkan Pemberian pupuk organik (Pim
terpendek dijumpai pada perlakuan Organik) hanya berpengaruh nyata
A2 (kontrol). Hasil penelitian terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
dilapangan menunjukkan bahwa bawang merah pada umur 15 HST,
diameter umbi tanaman bawang namun tidak berpengaruh nyata
merah terluas dijumpai pada terhadap tinggi tanaman umur 30, dan
perlakuan A1 (60 gr/plot) berbeda 45 HST, jumlah daun umur 15, 30
sangat signifikan dibandingkan dan 45 HST, diameter umbi umur 73
dengan perlakuan lainnya. Hal ini HST, berat umbi basah umur 73 HST,
diduga bahwa dosis pupuk anorganik dan berat kering umbi umur 73 HST.
(NPK) yang digunakan belum mampu Pemberian pupuk anorganik (NPK)
meningkatakan diameter umbi tidak berpengaruh nyata terhadap
tanaman bawang merah. Menurut pertumbuhan tinggi tanaman bawang
(Heddy, 2004) menyatakan bahwa merah pada umur 15, 30, dan 45 HST,
dengan menggunakan dosis pupuk jumlah daun umur 15, 30 dan 45
anorganik (NPK) dalam jumlah besar HST, diameter umbi umur 73 HST,
sesuai dengan kebutuhan tanaman, berat umbi basah umur 73 HST, dan
maka tanaman dapat memacu berat kering umbi umur 73 HST dan
perkembangan bagian-bagian tidak terdapat interaksi antara kedua
tanaman dengan pengembangan sel perlakuan yang diujikan.
tanaman, sehingga dapat memperluas
diameter umbi tanaman. Saran
Perlu untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan dosis yang lebih tinggi,
baik itu terhadap pupuk organik (Pim
Organik) maupun terhadap pupuk

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 30


anorganik (NPK) sehingga diperoleh (Allium ascalonicum L.).
informasi yang lebih lengkap. Universitas Brawijaya,
Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Ismed, 2010. Dasar Teknik Budidaya
AAk, 2004. Pedoman Bertanam Tanaman. Unvesitas
Bawang, Kanisius, Almuslim. Bireuen.
Yogyakarta. Hlm 18. BPPT,
2007 . Teknologi budidaya Ispadi, 2003. Kebutuhan Unsur Hara
Tanaman Pangan. Bagi Tanaman Hortikultura.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Agromedia, Jakarta.
Direktorat Jenderal
Holtikultura (DJH) Produksi Moekesan.T.K., Prabaningrum, L.,
Bawang Merah di Indonesia dan Meitha, L.R., 2000.
dari tahun 2006- 2010. Penerapan Teknik Pemupukan
Bawang Merah. Pada sistem
Bassiony, 2006. Pengaruh Pupuk Tanaman Tumpang gilir.
Organik Bagi Tanaman. Bawang merah dan cabai..
Agromedia, Jakarta. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran Pusat Penelitian Dan
Dwijosapoetra. 2006. Pengantar Pengembangan Hortikultura
Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Badan Penelitian Dan
Jakarta Pengembangan Pertanian,
Engelstad, 2007. Peranan Pupk Bagi Jakarta Hlm 8-10, 30.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman. Pitojo. S. 2003. Benih bawang
Azka Press. Jakarta. Merah. Kanisius. Yogjakarta.
Pracaya. 2009. Bertanam Sayur
Gardner, 2001. Nutrisi Tanaman Organik. Bharata Karya
Hortikultura. Penerbit. Azka Aksara. Jakarta.
Press. Jakarta. Rahayu, dan Berlian. 2002. Bawang
Merah. Rineka Cipta. Jakarta.
Hardjowigeno, 2003. Teknik
Pemupukan Tanaman Rachmiati, 2002. Pemenfaattan
Hortikultura. Penerbit Pupuk Anorganik Bagi
Agromedia, Jakarta. Tanaman. Kanisius,
Yogjakarta.
Heddy, 2004. Fisiologi Tanaman.
Fakultas Pertanian Universitas Rosmakam.2002. Unsur Hara Pupuk
Muhammadiyah, Sumatera Tanaman. Bharata Karya
Utara, Medan. Aksara. Jakarta.
Saadah, S. 2007. Budidaya Bawang.
Hidayat. 2000. Penelitian Peranan Azka Press. Jakarta.
Pemupukan Terhadap Salisburi, 2009. Unsur Hara Bagi
Pertumbuhan dan hasil Tanaman Hortikultura, Azka
Tanaman Bawang merah Press. Jakarta.

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 31


Singgih. 2008. Budidaya Bawang
Merah. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wahyu. 2002. Budidaya Tanaman
Hortikultura. PT. Agro Media
Pustaka, Jakarta.

Wibowo. S. 2008. Budidaya Tanaman


Bawang Merah, Bawang Putih
dan Bawang Bombay. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Yuwono, 2002. Kandungan Unsur
Hara dalam Pupuk Anorganik.
Agro Media. Jakarta.
Zulaikha. 2011. Cara Menanam
Bawang Merah/Teknik
Pemupukan Bawang Merah.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Agrotropika Hayati Vol. 1. No. 2 Mei 2014 Page | 32

Anda mungkin juga menyukai