Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2776-8651 (media online)

Vol. 2, No. 1, Bulan Februari Tahun 2022


DOI: http://dx.doi.org/10.35138/orchidagro.v2.i1.372

Pengaruh Dosis Pupuk Organik Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan


Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Varietas Nauli F1

Chiko Andrianto Kusnia1, Yana Taryana2, Tien Turmuktini2


1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti
2
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti
Koresponden: andriantochiko@gmail.com

(Received:17-02-22; Published: 28-02-22)


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian dosis pupuk organik cair urin
kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil serta mengetahui dosis terbaik terhadap tanaman pakcoy varietas nauli
F1. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Kabupaten Bandung
Barat. Percobaan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November, menggunakan rancangan
eksperimen RAK sederhana dengan 6 perlakuan (dosis urin) yaitu: 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 ml/tanaman dan
diulangi sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan adanya dosis urin yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil. Dosis terbaik pada pertumbuhan (tinggi tanaman umur 21 HST dan 28 HST, jumlah daun
umur 28 HST, luas daun 14 HST, serta pada bobot per tanaman dan bobo per petak umur 28 HST). Dosis terbaik
ditunjukan oleh perlakuan E dan F dengan dosis sebanyak 40 ml tanaman-1 dan 50 ml tanaman-1. Dosis terbaik
ditunjukan pada perlakuan 40 dan 50 ml/tanaman.
Kata Kunci: pakcoy, pupuk organik cair, urin kelinci

ABSTRACT
This study aims to determine and study the effect of dosing of rabbit urine liquid organic fertilizer on growth and
yield and to determine the best dose of Pakcoy nauli F1 varieties. The experiment was carried out in the
experimental garden of the Indonesian Vegetable Research Institute (Balitsa), West Bandung Regency. The
experiment was carried out from October to November, using a simple RAK experimental design with 6 treatments
(urine doses), namely: 0, 10, 20, 30, 40, and 50 ml / plant and was repeated 4 times. The results showed that the
urine dose had an effect on growth and yield. The best dose was on growth (plant height at 21 DAS and 28 DAS,
number of leaves at 28 DAS, leaf area at 14 DAS, and on weight per plant and weight per plot at 28 DAS). The
best dose was shown by treatment E and F with a dose of 40 ml plant-1 and 50 ml plant-1. The best doses are shown
in the treatment of 40 and 50 ml / plant.
Keywords: Liquid organic fertilizer, pakcoy, rabbit urine
ISSN : 2776-8651 (media online)

PENDAHULUAN Di Indonesia penggunaan pupuk untuk


Produksi tanaman dengan secara organik budidaya tanaman sayur khususnya sawi
kini merupakan suatu metode yang sudah pakcoy masih sangat umum menggunakan
sangat dikenal oleh masyarakat luas dan mulai pupuk kimia buatan. Penggunaan pupuk kimia
dikembangkan di Indonesia khususnya pulau sintetis secara terus menerus dalam jangka
Jawa. Karakteristik umur tanaman yang singkat waktu yang cukup lama dapat menyebabkan
dan cepat serta produktifitas yang tinggi dalam struktur tanah mengeras daya serap air
pemanenan merupakan pilihan tepat bagi pegiat mengurang dan kehidupan mikro organisme di
petani sayur, sayur pada saat sekarang ini juga dalam tanah menjadi rendah serta kandungan
sudah memiliki harga yang cukup tinggi dan nutrisi di dalam tanah yang terlalu banyak
memiliki peminat yang cukup tinggi pula. akibat endapan pupuk kimia dapat menjadi
Tanaman sayur-sayuran yang berdaun lebar bersifat racun bagi tanaman atau menghambat
seperti sawi (Brassicaeae) menjadi komoditas pertumbuhan tanaman (Dharmayanti et al.,
yang potensial dan menguntungkan dalam 2013).
budidaya sayur dan tanaman yang sudah cukup Pupuk organic dapat melengkapi unsur
terkenal dan cukup mudah untuk hara makro dan mikro bagi tanaman,
dibudidayakan pada saat sekarang ini ialah menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur
tanaman sawi sendok atau biasa disebut pakcoy dan struktur tanah. Bahan organik juga dapat
(Brassica rapa L.) (Andreeilee et al., 2014). meningkatkan porositas, aerase dan komposisi
Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Barat mikroorganisme tanah, membantu
hasil sawi-sawian pada tahun 2017 dan 2018 pertumbuhan akar tanaman, meningkatkan
sebanyak 216,2 ribu ton dan 201 ribu ton daya serap air yang lebih lama oleh tanah
dengan luasan panen masing masing seluas (Indriani, 2007).
13.348 ha dan 12.698 ha. Produktivitas sawi- Pupuk organik terbagi dua macam bentuk
sawian pada tahun 2017 dan 2018 yang masing- yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik
masing hanya sebanyak 16,2 ton ha-1 dan 15,9 cair. Salah satu alternatif pupuk organik cair
ton ha-1 ini dapat dikatakan rendah. yang dapat digunakan adalah pupuk cair urin
Produktivitas yang rendah ini dapat diduga kelinci. Urin kelinci memiliki nilai unsur hara
karena rendahnya produktivitas lahan yang tinggi yakni 2,72 % N, 1,1% P, dan 0.5%
dikarenakan tingkat bahan organik yang rendah K (Setyanto et al., 2014). Pemanfaatan urin
dengan pH tanah yang masam. kelinci masih relatif kurang dalam
Dalam upaya perbaikan tanah dapat penggunaannya sebagai pupuk. Urin kelinci
menggunakan penambahan bahan organik dikenal sebagai sumber pupuk organik yang
sebagai upaya meningkatkan ketersediaan N, potensial untuk tanaman hortikultura.
memperbaiki kualitas tanah memperbaiki sifat Pemanfaatan limbah ini diduga berpengaruh
fisik, kimia dan biologi tanah. Karena, bahan signifikan dalam suatu integrasi usaha sayuran
organik merupakan sumber koloid organik berbasis ternak kelinci di sentra-sentra produksi
yang banyak mampu menyediakan hara makro (Adiwilaga, 2010). Urin kelinci yang berjumlah
dan mikro, dapat menghelat unsur logam yang sedikit tersebut mengandung 2.72% nitrogen,
bersifat racun, meningkatkan kapasitas 1.10% fosfor dan 0.50% kalium (Kusnendar,
menyangga air, merupakan sumber energi bagi 2013).
aktivitas organisme tanah, serta bersifat ramah Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu
lingkungan karena berasal dari residu makhluk dilakukan pemanfaatan kotoran organik cair
hidup dan limbah pertanian seperti jerami, padi urin kelinci agar kotoran urin kelinci tidak
kulit kakao atau limbah peternakan seperti terbuang dan mencemari lingkungan, dengan
kotoran hewan (Nariratih et al., 2013). salah satu caranya yakni melakukan penelitian
tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair

24 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
ISSN : 2776-8651 (media online)

urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil ember, gayung, alat siram berupa embrat,
tanaman pakcoy. Maka tujuan dari penelitian wadah semai pottray, hand sprayer, pisau,
ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Dosis Beaker glass 1 L.
POC urin kelinci terhadap pertumbuhan dan Dalam penelitian ini adalah percobaan
hasil tanam pakcoy var. Nauli F1. eksperimen dan rancangan lingkungannya
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
METODE PENELITIAN (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan.
Percobaan dilaksanakan di kebun Rancangan perlakuannya sebagai berikut yaitu:
percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran A = 0 ml per tanaman
(Balitsa) Desa Cikole, Kecamatan Lembang, B = 10 ml per tanaman
Kabupaten Bandung Barat. Percobaan C = 20 ml per tanaman
dilaksanakan selama 2 bulan yakni pada bulan D = 30 ml per tanaman
Oktober sampai dengan November 2020. Jenis E = 40 ml per tanaman
tanah Andisols, tipe curah hujan dengan nilai
F = 50 ml per tanaman
39.5% termasuk tipe C (Agak basah) terdapat
pada lampiran 5, dengan ketinggian tempat
HASIL DAN PEMBAHASAN
1250 m di atas permukaan laut.
1. Tinggi Tanaman
Bahan yang digunakan adalah benih Hasil pengamatan dan analisis data
tanaman pakcoy varietas Nauli F1, pupuk
statistik terhadap tinggi tanaman terdapat pada
organik cair urin kelinci, pupuk kandang ayam
Lampiran 9-12. Hasil analisis uji beda rata-rata
sebagai pupuk dasar 24 kg (dosis 10ton ha-1),
disajikan pada Tabel 1.
Bionutrisi ml/l dan air untuk menyiram. Alat
yang digunakan adalah cangkul, gelas ukur,
Tabel 1. Hasil uji beda rata-rata akibat pemberian dosis POC urin kelinci terhadap tinggi tanaman
pakcoy varietas nauli F1 pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST
Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST
A (0 ml tanaman-1) 6.67 a 8.81 a 11.07 a 15.69 a
B (10 ml tanaman-1) 6.74 a 9.43 a 11.78 ab 16.36 b
C (20 ml tanaman-1) 6.50 a 8.68 a 11.05 a 16.80 b
-1
D (30 ml tanaman ) 7.45 a 8.72 a 10.78 a 16.58 b
E (40 ml tanaman-1) 6.91 a 9.90 a 13.43 c 19.19 c
F (50 ml tanaman-1) 6.49 a 10.01 a 12.98 bc 19.67 c
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut
uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa cm. Pada umur 28 HST perlakuan A ( 0 ml


pemberian dosis POC urin kelinci terhadap tanaman-1) menunjukkan hasil terendah pada
tinggi tanaman pakcoy varietas nauli F1 mulai variabel tinggi tanaman yaitu 15.69 , sedangkan
dari 10-50 ml tanaman-1 meningkatkan perlakuan E (40 ml tanaman-1) dan F (50 ml
pertumbuhan tinggi tanaman. Pada umur 7 HST tanaman-1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu
dan 14 HST menunjukkan tidak ada perbedaan berturut-turut 19.19 dan
yang nyata antar perlakuan, sedangkan pada 19.67 cm.
umur 21 – 28 HST terjadi perbedaan yang nyata
antar perlakuan POC yang diberikan terhadap 2. Jumlah Daun
variabel tinggi tanaman. Pada umur 21 HST, Hasil pengamatan dan analisis data
perlakuan E (40 ml tanaman-1) mempunyai statistik uji beda rata-rata disajikan pada Tabel
tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 13.43 2.

25 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
Tabel 2. Hasil uji beda rata-rata akibat pemberian dosis POC urin kelinci terhadap jumlah daun pakcoy
varietas nauli F1 pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST
Rata-rata Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST
A (0 ml tanaman-1) 6.58 a 7.33 a 7.58 a 8.42 ab
B (10 ml tanaman-1) 6.75 a 7.58 a 7.50 a 8.92 bc
C (20 ml tanaman-1) 6.08 a 7.08 a 7.17 a 8.25 a
D (30 ml tanaman-1) 6.33 a 7.25 a 7.58 a 8.50 ab
E (40 ml tanaman-1) 6.50 a 7.33 a 8.33 a 9.58 cd
F (50 ml tanaman-1) 6.25 a 7.33 a 7.75 a 9.75 d
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut
uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa perlakuan F (50 ml tanaman-1) menunjukkan


pemberian dosis POC urin kelinci terhadap hasil tertinggi yakni 9.75.
jumlah daun tanaman pakcoy varietas nauli F1
memberikan pengaruh yang berbeda tidak 3. Volume Akar
nyata pada pengamatan 7 HST sampai 21 HST. Hasil pengamatan dan analisis data
Pada umur 28 HST perlakuan C (20 ml statistik uji beda rata-rata disajikan pada Tabel
tanaman-1) menunjukkan hasil terendah pada 3.
variabel jumlah daun yakni 8.25, sedangkan
Tabel 3. Hasil uji beda rata-rata akibat pemberian dosis POC urin kelinci terhadap volume akar tanaman
pakcoy varietas nauli F1 pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST
Rata-rata Volume Akar (ml)
Perlakuan
14 HST 21 HST 28 HST
A (0 ml tanaman-1) 1.13 a 2.50 a 11.50 a
B (10 ml tanaman-1) 1.25 a 2.75 a 7.50 a
C (20 ml tanaman-1) 1.25 a 3.25 a 8.00 a
D (30 ml tanaman-1) 1.38 a 2.25 a 9.00 a
E (40 ml tanaman-1) 1.75 a 3.63 a 10.50 a
F (50 ml tanaman-1) 1.25 a 3.63 a 10.00 a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji lanjut
jarak berganda duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan 4. Nisbah Pupus Akar


bahwa pemberian dosis POC urin kelinci Hasil pengamatan dan analisis data
terhadap volume akar tanaman pakcoy varietas statistik analisis uji beda rata-rata disajikan
nauli F1 memberikan pengaruh yang berbeda pada Tabel 4.
tidak nyata pada semua umur pengamatan 14
HST sampai 28 HST.

Tabel 4. Hasil uji beda rata-rata akibat pemberian dosis POC urin kelinci terhadap nisbah pupus akar
tanaman pakcoy varietas nauli F1
Rata-rata Nisbah Pupus Akar (g)
Perlakuan
14 HST 21 HST 28 HST
A (0 ml tanaman-1) 7.77 a 3.76 a 1.30 a
B (10 ml tanaman-1) 7.67 a 2.76 a 1.83 a
C (20 ml tanaman-1) 7.86 a 2.05 a 1.79 a
D (30 ml tanaman-1) 9.58 a 3.37 a 1.65 a
E (40 ml tanaman-1) 7.28 a 3.56 a 2.19 a
F (50 ml tanaman-1) 9.20 a 4.22 a 1.90 a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji lanjut
jarak berganda duncan pada taraf nyata 5%.

26 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
ISSN : 2776-8651 (media online)

Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan 5. Luas Daun


bahwa pemberian dosis POC urin kelinci Hasil pengamatan dan analisis data
terhadap nisbah pupus akar tanaman pakcoy statistik terhadap luas daun grafimetri analisis
varietas nauli F1 memberikan pengaruh yang uji beda rata-rata disajikan pada Tabel 5.
berbeda tidak nyata pada pengamatan 14 HST
sampai 28 HST.
Tabel 5. Hasil uji beda rata-rata akibat pemberian dosis POC urin kelinci terhadap luas daun grafimetri
pakcoy varietas nauli F1
Rata-rata Luas Daun (cm)
Perlakuan
14 HST 21 HST 28 HST
A (0 ml tanaman-1) 12.48 a 19.33 a 46.29 a
B (10 ml tanaman-1) 14.24 ab 24.01 a 71.73 a
C (20 ml tanaman-1) 15.18 ab 30.80 a 65.27 a
D (30 ml tanaman-1) 13.43 a 21.99 a 43.78 a
E (40 ml tanaman-1) 22.00 bc 25.36 a 62.42 a
F (50 ml tanaman-1) 20.54 c 30.50 a 57.16 a
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut
uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 5. menunjukkan nauli F1 memberikan pengaruh yang nyata.


bahwa pemberian dosis POC urin kelinci Pada perlakuan E (40 ml tanaman-1)
terhadap luas daun tanaman pakcoy varietas menunjukkan hasil tertinggi pada variabel
nauli F1 memberikan pengaruh yang berbeda
bobot per tanaman yakni 391.25 gram.
nyata pada umur 14 HST. Pada perlakuan F (50
ml tanaman-1) menunjukkan hasil tertinggi 7. Bobot Per Petak
pada variable luas daun grafimetri yakni 20.54. Hasil pengamatan dan analisis data
Sedangkan pada umur 21 HST sampai 28 HST statistik terhadap bobot per petak analisis uji
menunjukkan hasil berbeda tidak nyata antar beda rata-rata disajikan pada Tabel 9.
perlakuan. Tabel 9. Hasil uji beda rata-rata akibat
pemberian dosis POC urin kelinci
6. Bobot Per Tanaman
terhadap bobot per petak tanaman
Hasil pengamatan dan analisis data
statistik terhadap bobot per tanaman analisis uji pakcoy varietas nauli F1
beda rata-rata disajikan pada Tabel 6. Rata-rata Bobot
Perlakuan
Tabel 6. Hasil uji beda rata-rata akibat per Petak (kg)
pemberian dosis POC urin kelinci A (0 ml tanaman-1) 1,53 ab
terhadap bobot per tanaman pakcoy B (10 ml tanaman-1) 1,41 bc
varietas nauli F1. C (20 ml tanaman-1) 1,37 a
Rata-rata Bobot D (30 ml tanaman-1) 1,35 a
Perlakuan E (40 ml tanaman-1) 1,61 bc
Pertanaman (g)
A (0 ml tanaman-1) 295.00 a F (50 ml tanaman-1) 1,66 c
B (10 ml tanaman-1) 291.25 a Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang
C (20 ml tanaman-1) 313.75 a sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut jarak
D (30 ml tanaman-1) 317.50 ab
berganda duncan pada taraf nyata 5%.
E (40 ml tanaman-1) 391.25 c
F (50 ml tanaman-1) 366.25 bc
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan berbeda tidak bahwa pemberian dosis POC urin kelinci
nyata menurut uji lanjut jarak terhadap bobot per petak tanaman pakcoy
berganda duncan pada taraf nyata 5%. varietas nauli F1 memberikan pengaruh yang
nyata. Pada perlakuan F (50 ml tanaman-1)
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan
menunjukkan hasil tertinggi pada variabel
bahwa pemberian dosis POC urin kelinci
bobot per petak yakni 1.66 kg/m2 atau setara
terhadap bobot per tanaman pakcoy varietas
16.6 ton ha-1.

27 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
terjadinya pertumbuhan tanaman optimal yang
Pembahasan menyebabkan proses pembelahan, pembesaran,
Berdasarkan hasil penelitian dan pemanjangan sel akan berlangsung dengan
menunjukan bahwa pemberian konsentrasi cepat yang mengakibatkan beberapa organ
pupuk organik cair (POC) urin kelinci menurut tanaman tumbuh dengan cepat (Labatar et al.,
uji statistik menghasilkan pengaruh yang 2006).
berbeda tidak nyata pada parameter tinggi Meningkatnya jumlah daun berkaitan
tanaman umur 7 HST dan 14 HST, jumlah daun dengan tinggi tanaman. Semakin tingginya
umur 7 HST sampai 21 HST, Volume akar 14 tanaman semakin banyak ruas batang yang
HST sampai 28 HST, Luas daun 21 HST akan menjadi tempat keluarnya daun. Menurut
sampai 28 HST, dan Nisbah pupus akar. Hal ini Gardner, Pearce, dan Mitchel (1985) bahwa
diduga akibat tingkat serapan N tanaman yang batang tersusun dari ruas yang merentang di
tidak berbeda dan cenderung rendah. antara buku-buku batang tempat melekatnya
Serapan N mempengaruhi laju daun, jumlah buku, dan ruas sama dengan
pertumbuhan tanaman karena unsur N sangat jumlah daun. Perlakuan F (50 ml/tanaman)
penting bagi tanaman sebagai pembentuk organ menunjukkan hasil tertinggi pada tinggi
tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara tanaman dan jumlah daun umur 28 HST, luas
makro dan esensial yang mutlak dibutuhkan daun, dan bobot per petak. Melihat kandungan
tanaman untuk pertumbuhannya. Nitrogen juga hara yang terdapat pada urin kelinci antara lain
merupakan faktor utama yang berpengaruh kandungan N 2,72%, kandungan P 1,1%,
terhadap tinggi tanaman. Apabila jumlah kandungan K 0,5%, dan kandungan H2O
nitrogen yang diserap rendah maka rendah pula 55,3% dimana kandungan N dari pupuk kelinci
pertumbuhannya. Nitrogen termasuk hara yang ini lebih tinggi dibandingkan dengan kotoran
mudah hilang disebabkan oleh penguapan dan hewan lainnya(Setyanto et al., 2014).
pencucian. Unsur hara terutama nitrogen sangat
Senyawa nitrogen merupakan salah satu unsur berperan dalam pertumbuhan vegetatif
hara yang mudah hilang, yang disebabkan oleh tanaman, kadar nitrogen yang diserap akar
penguapan dan pencucian akibat kelebihan air. tanaman sebagian besar akan naik ke daun
Hilangnya N dari tanah karena digunakan oleh bergabung dengan karbohidrat membentuk
tanaman atau mikroorganisme. N dalam bentuk protein untuk pembentukan daun. Besarnya
NO3 - (nitrat) mudah dicuci oleh air hujan unsur hara yang diserap oleh akar akan
(leaching) dan N dalam bentuk NH4 + dapat mempengaruhi jumlah bahan organik dan
diikat oleh mineral liat jenis illit sehingga tidak jumlah mineral yang akan ditranslokasikan,
dapat digunakan oleh tanaman (Djajadirana, diantaranya untuk pembentukan daun yang
2000; Hardjowigeno, 2003). akhirnya akan meningkatkan jumlah daun
Pemberian Dosis POC urin kelinci (Wahyudi, 2017).
menurut uji statistik memberikan pengaruh Adanya pemberian pupuk organik cair
yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 21 urin kelinci dengan konsentrasi pupuk yang
HST dan 28 HST, jumlah daun 28 HST, luas berbeda memberikan hasil yang berbeda yakni
daun 14 HST, bobot per tanaman, dan bobot per semakin tinggi jumlah dosis pupuk yang
petak. Pemberian POC urin kelinci dengan diberikan maka nilai luas daun tanaman pakcoy
dosis 50 ml tanaman-1 dapat memacu yang diperoleh juga semakin meningkat. Hal
pertumbuhan tanaman paling baik ini diduga pemberian pupuk organik cair urin
dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini kelinci memicu pelebaran daun sehingga daun
diduga bahwa konsetrasi tersebut merupakan pakcoy dapat menangkap sinar matahari lebih
konsentrasi yang dibutuhkan tanaman pakcoy. optimal untuk proses fotosintesis dan
pemberian pupuk cair dalam jumlah yang menghasilkan fotosintat yang tinggi. Jika daun
sesuai dengan kebutuhan tanaman mendukung menghasilkan fotosintat yang tinggi maka akan
28 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
berpengaruh dalam pertambahan luas daun dibudidayakan didataran rendah sampai
tanaman pakcoy. Hal ini juga sesuai dengan dataran tinggi. Pakcoy var. Nauli F1
pernyataan Fahrudin (2009), bahwa luas daun mempunyai batang besar dan warna daun hijau
dan jumlah klorofil yang tinggi akan tua yang mengkilat. Selain itu, sayuran Pakcoy
menyebabkan proses fotosintesis berjalan var. Nauli F1 ini memiliki rasa yang tidak pahit
dengan baik. Semakin besar luas daun tanaman dan juga memiliki bobot yang lebih tinggi
maka penerimaan cahaya matahari akan juga daripada varietas yang lain yaitu 300-400 gr per
lebih besar. Cahaya merupakan sumber energi tanaman, serta memiliki umur panen yang
yang digunakan untuk melakukan cukup singkat yaitu 25-28 HST.
pembentukan fotosintat. Luas daun yang tinggi,
maka cahaya akan dapat lebih mudah diterima KESIMPULAN DAN SARAN
oleh daun dengan baik. Kesimpulan
Berat basah dipengaruhi oleh jumlah Berdasarkan hasil percobaan Pengaruh
serapan air dan hara pada suatu tanaman. Peran Dosis POC Urin Kelinci Terhadap
air bagi tanaman menurut salisbury (1995) Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy
sebagai komponen penting dalam proses (Brassica Rapa L.) Var. Nauli F1, dapat ditarik
fotosintesis dan respirasi tanaman. Proses kesimpulan sebagai berikut:
penyerapan sangat berkaitan erat dengan sistem 1. Pemberian dosis POC urin kelinci
perakaran. Kandungan unsur hara P, dan Ca berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi
dalam biourin kelinci mampu memenuhi tanaman umur 21 HST dan 28 HST, Jumlah
pertumbuhan akar sehingga akar memiliki daun 28 HST, dan Luas daun 14 HST, serta
kemampuan baik dalam menyerap air dan hara. hasil bobot per tanaman dan bobot per
Unsur Ca berperan dalam proses pembelahan petak tanaman pakcoy.
sel dan mendukung kerja membran sel 2. Pada variabel bobot per tanaman dan bobot
khususnya dalam transport hormon auksin per petak Dosis POC urin kelinci 40-50 ml
menuju akar, hormon auksin berperan dalam tanaman-1 menunjukan hasil paling baik
mengaktifkan pompa ion pada plasma pada pertumbuhan dan hasil tanaman
membran sehingga air masuk ke dalam sel yang pakcoy.
menyebabkan pembesaran dan pemanjangan
sel (Novizan, 2002). Unsur P merangsang Saran
pertumbuhan akar sehingga dapat menyerap Untuk mendapatkan informasi lebih
hara yang terkandung dalam tanah (Sutejo, lengkap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
2002). pada dosis dan konsentrasi POC yang sama
Deskripsi tanaman pakcoy varietas namun di tempat yang berbeda sehingga
nauli F1 menunjukkan bobot hasil per satuan didapatkan informasi lebih banyak untuk
luas tanaman pakcoy ialah 37 – 39 ton ha-1. pertimbangan dalam proses budidaya tanaman
Pada percobaan yang telah dilakukan, hasil pakcoy.
pakcoy per satuan luas yang didapat tidak
maksimal, dikarenakan pada saat sebelum DAFTAR PUSTAKA
panen pakcoy terkena serangan akar bengkak. Adiwilaga. 2010. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Sisi
Rata-rata jumlah tanaman pakcoy yang
Penawaran Sayuran Sawi. The Nature and
terserang yakni hampir lebih dari 50% pada tiap Properties of Soils
petaknya. Sehingga hasil pakcoy maksimal Andreeilee, B.F., M. Santoso, and A. Nugroho.
yang bisa didapat yaitu pada perlakuan F (50 ml 2014. Pengaruh jenis kompos kotoran
tanaman-1) sebesar 1.66 kg per petak atau setara ternak dan waktu penyiangan terhadap
dengan 16.6 ton ha-1. produksi tanaman pakcoy (Brassica rapa
Pakcoy var. Nauli F1 adalah jenis sub. chienensis) organik. J. Produksi
Tanam. 2(3): 190–197.
sayuran hibrida yang sangat cocok untuk
29 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2
Dharmayanti, N.K.S., A.A.N. Supadma, and Jakarta.
I.D.M. Arthagama. 2013. Pengaruh
Pemberian Biourine Dan Dosis Pupuk
Anorganik (N,P,K) Terhadap Beberapa
Sifat Kimia Tanah Pegok Dan Hasil
Tanaman Bayam (Amaranthus Sp.). E-
Jurnal Agroekoteknologi Trop. (Journal
Trop. Agroecotechnology) 2(3): 165–174.
Djajadirana, S. 2000. Kamus Dasar Agronomi.
Murai Kencana, Jakarta
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica
juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh dan
Pupuk Kascing.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell.
1985. Physiology of Crop Plants.
https://bp.ueb.cas.cz/pdfs/bpl/1987/01/05
.pdf.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Akademika Presindo, Jakarta
Indriani, H.K. 2007. Pengelolaan Kesuburan
Tanah. Bumi Aksara, Semarang
Kusnendar. 2013. Pupuk Organik dari Kotoran
dan Urin Kelinci.
http://www.kusnendar.web.id/2013/06/pu
puk-organik-dari-kotoran-danurin-
kelinci.html.
Labatar, R., F. Hamzah, and N. Palimbungan.
2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap
Petumbuhan Dan Produksi Tanaman
Sawi. J. Agrisistem 2(2): 96–101.
Nariratih, I., M.M. B Damanik, and G.S. Gantar
Sitanggang. 2013. Ketersediaan Nitrogen
Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian
Tiga Bahan Organik Dan Serapannya
Pada Tanaman Jagung. J.
Agroekoteknologi Univ. Sumatera Utara
1(3): 479–488. doi:
10.32734/jaet.v1i3.2645.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang
Efektif. Kiat Mengatasi Permasalahan
Praktis. AgroMedia Pustaka, Jakarta
Salisbury, F.B. 1995. Plant Physiology. Plant
Physiology
Setyanto, N.W., L. Riawati, and R.P.
Lukodono. 2014. Desain Eksperimen
Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas
Pupuk Organik Berbahan Baku Kotoran
Kelinci. J. Eng. Manag. Industial Syst.
2(2): 32–36. doi:
10.21776/ub.jemis.2014.002.02.6.
Sutejo. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Rineka
Cipta, Jakarta
Wahyudi, H. 2017. Akar Wangi Si Perkasa
Penyangga Tebing Sungai Bondoyudo.

30 | O r c h i d A g r o : V o l 2 . N o 1 . B u l a n F e b r u a r i T a h u n 2 0 2 2

Anda mungkin juga menyukai