Anda di halaman 1dari 11

Produktivitas Hasil Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brasica juncae) Dengan Media

Tanam Hidroponik Serta Pemberian Pupuk Organik Cair

Miranda Siti Nur Chotijah*,1, Jarni Devita Faomasi Hia2, Fitriani Sadim Klaida3, Afhinka Faza
Naulia4

1
Program Ilmu Tanah, Universitas Jember, Indonesia
2
Program Ilmu Tanah, Universitas Jember, Indonesia
3
Program Ilmu Tanah, Universitas Jember, Indonesia
4
Program Ilmu Tanah, Universitas Jember, Indonesia

Abstrak. Tanaman sawi hijau adalah salah satu tanaman yang mudah dibudidayakan dan cukup
populer dikalangan masyarakat. Namun, dalam membudidayakan tanaman ini sering mengalami
beberapa kendala seperti serangan OPT dan menyusutnya jumlah lahan pertanian akibat
adanya alih fungsi lahan. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah membudidayakan
tanaman sawi dengan media tanam hidroponik dan memberikan cukup nutrisi bagi tanaman
agar dapat tahan dengan serangan OPT. Penggunaan media tanam hidroponik memanfaatkan
air sebagai media tanamnya. Pemberian nutrisi bagi tanaman sawi disuplai menggunakan
pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik ini dirasa lebih ramah lingkungan dan dapat
menyediakan unsur hara serta nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan hasil produksi
yang tidak kalah dengan pertanian konvensional. Pupuk organik cair memiliki komposisi yang
terbuat dari bahan-bahan organik, seperti kompos, sisa tanaman, dan kotoran hewan yang
menghasilkan senyawa sederhana sehingga dapat diserap dengan mudah oleh tanaman.
Penggunaan pupuk organik ini merupakan bentuk dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan,
karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya yang akan berpengaruh terhadap
lingkungan.
Kata kunci: Media tanam hidroponik, Pupuk Organik Cair

Abstract. The green mustard plant is one of the plants that is easy to cultivate and is quite
popular among the people. However, cultivating this plant often encounters several obstacles
such as OPT attacks and the shrinking amount of agricultural land due to land conversion. One
solution to this problem is cultivating mustard plants with hydroponic growing media and
providing enough nutrients for plants to be able to withstand OPT attacks. The use of hydroponic
growing media utilizes water as a planting medium. Nutrition for mustard plants is supplied
using liquid organic fertilizer. The use of organic fertilizers is considered more environmentally
friendly and can provide nutrients and nutrients needed by plants. With production results that
are not inferior to conventional agriculture. Liquid organic fertilizer has a composition made of
organic materials, such as compost, plant residues, and animal manure which produce simple
compounds that can be easily absorbed by plants. The use of this organic fertilizer is a form of
realizing sustainable agriculture, because it does not use harmful chemicals that will affect the
environment.

Keywords: Hydroponic growing media, Liquid Organic Fertilizer.

1
1. Pendahuluan

Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup populer dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Namun, dalam mengembangkan tanaman sawi, seringkali petani
menghadapi beberapa masalah seperti serangan hama dan penyakit, serta permasalahan dalam
penyediaan nutrisi yang cukup untuk tanaman. Tanaman sawi memiliki kandungan gizi yang
cukup baik untuk kesehatan. Dilihat akan begitu besar kandungan gizi dan manfaat tanaman sawi
ini tidak diimbangi  dengan  produksi  yang  dihasilkan  dari  lahan  pertanian  masyarakat.  Hal 
ini  terjadi dikarenakan menyusutnya luas lahan pertanian diakibatkan konversi lahan pertanian
menjadi pemukiman penduduk, industry dan kegiatan ekonomi lainnya yang semakin berkurang
(Sartin Beatric Tayanan et all 2023).  Salah atu solusi yang dapat dilakukan untuk menangani
masalah tersebut adalah dengan menggunakan media tanam hidroponik dan memberikan pupuk
organik cair pada tanaman sawi.

Media tanaman hidroponik memenfaatkan air sebagai media utama tanaman. Dalam
penggunaannya, nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman disuplai melalui larutan nutrisi yang
terdapat dalam air tersebut. Media tanam  yang  baik,  akan  memberikan  pengaruh yang  sangat 
besar  terhadap  kesuburan  tanaman. Salah   satu   indikator   media   tanam   yang   baik adalah
tingginya bahan organik (Dyah Erlina et al 2023). Dalam hal ini, petani dapat mengatur dan
mengontrol konsentrasi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sawi sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, penggunaan media tanam hidroponik juga dapat menghindarkan tanaman sawi dari
serangan hama dan penyakit yang seringkali menyerang tanaman yang ditanam di tanah.
Penggunaan media tanam air atau hidroponik memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan
tanaman. Selain itu, pemberian nutrisi pupuk organik cair pada tanaman sawi hijau akan
berdampak besar bagi perkembangan tanaman. Media tanam yang dapat digunakan pada
hidroponik antara lain adalah serbuk gergaji, cocopeat, arang sekam, dan rockwool. Pada media
tanam serbuk gergaji dan cocopeat memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap air serta
mudah dijumpai. Untuk daya simpan air pada arang sekam perlu melibatkan banyak air
dikarenakan daya simpan air yang rendah dibanding dengan cocopeat dan serbuk gergaji. Media
tanam rockwool memiliki kemampuan yang baik dalam pertumbuhan akar tanaman.

Pemberian pupuk organik cair juga menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi
permasalahan penyediaan nutrisi bagi tanaman sawi. Karenanya, penggunaan nutrisi juga
mempengaruhi hasil produksi tanaman (Zairika Ayu Febrianti 2022). Pupuk organik cair

2
merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti kompos, sisa tanaman, dan
limbah ternak yang dikonversi menjadis senyawa yang lebih sederhana sehingga akan lebih
mudah diserap oleh tanaman (Rahmadina et al 2023). Penggunaan pupuk organik cair dapat
meningkatkan produktifitas tanaman sawi secara alami, tanpa menggunakan bahan kimia yang
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. oleh karena itu pembuatan artikel ini didasari
untuk mengevaluasi hasil pertumbuhan tanaman sawi dengan menggunakan media tanam
hidroponik dan pemberian pupuk organik cair, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media tanam hidroponik dan pemberian pupuk organik cair pada pertumbuhan dan
produktifitas tanaman sawi.

2. Bahan dan Metode


Metode Prosedur Penelitian
a. Pembuatan larutan nutrisi dari urine sapi
1) Disiapkan ember besar
2) Dimasukkan urine sapi sebanyak 10 liter
3) Ditambahkan 25 ml EM4, 25 ml molase, masing-masing 2 ons (lengkuas, jahe, kunyit dan
kencur yang sudah ditumbuk)
4) Diaduk hingga rata dan ditutup rapat
5) Diamkan selama 7 – 20 hari.

b. Pembuatan larutan nutrisi dari limbah sayuran


1) Disiapkan ember besar
2) Dimasukkan limbah sayur sebanyak 5 kg
3) Ditambahkan 5 ml EM4, 1 L molase, masing-masing 2 ons (lengkuas, jahe, kunyit dan
kencur yang sudah ditumbuk), ¼ kg terasi dan 1 L air
4) Diaduk hingga rata dan ditutu prapat.
5) Diamkan selama 7-20 hari.

c. Pembuatan pot hidroponik wick dan penanaman benih


1) Disiapkan bak/wadah persegi sebanyak 6 buah
2) Dibuat lubang sebanyak 6 pada Styrofoam dengan jarak 15 cm
3) Dimasukkan sumbu dar ikain flannel padalu bang netpot
4) Diletakkan netpot yang telah dipasang sumbu ke dalam lubang Styrofoam
5) Dimasukkan biji sawi ke dalam netpot yang sudah diisi media tanam
6) Dilakukan perawatan dengan menyemprot benih yang ada pada netpot dengan sprayer

3
7) Setelah benih tumbuh 7 hari diberikan perlakuan
8) Dimasukkan larutan nutrisi sesuai konsentrasi (8 ml/L, 10 ml/L dan 12 ml/L)
kemasing-masing bak/wadah persegi dengan volume 3 liter.

d. Penggantian larutan nutrisi


1) Dilarutkan larutan nutrisi sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu 8 ml/L,
10 ml/L dan 12 ml/L
2) Perlakuan dimulai pada 14 HST dengan diberikan larutan nutrisi pada masing- masing
bak/wadah persegi sesuai konsentrasi yang ditentukan (8 ml/L, 10 ml/L dan 12 ml/L).
3) Dilakukan penggantian larutan nutrisi setiap 1 minggu sekali pada masing- masing
perlakuan. Penggantian larutan nutrisi dilakukan pada 14 HST, 21 HST, dan 28 HST.
4) Ditambahkan larutan nutrisi sampai ke batas volume awal pemberian nutrisi yaitu 3 liter
5) Dilakukan pengukuran pH masing-masing larutan nutrisi sebelum dan sesudah
diaplikasikan pada tanaman. Pengukuran pH dilakukan pada 7 HST, 11 HST, 14 HST, 18
HST, 21 HST, 25 HST, 28 HST dan 32 HST dengan menggunnakan pH meter.

3. Hasil dan Pembahasan

● Pengaruh Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Sawi Hijau

Grafik 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman 35 HST

Keterangan :
- Media Tanam - Nutrisi Tanaman - Konsentrasi Nutrisi
M1 : Spons N1 : Urine sapi K1 : 8 ml/L
M2 : Arang sekam N2 : Limbah sayuran K2 : 10 ml/L
M3 : Sabut kelapa K3 : 12 ml/L

4
Pada analisis grafik diatas perlakuan M2N1K2 memiliki tinggi grafik yang signifikan
yakni mencapai angka diatas 18 cm. Penggunaan media tanam arang sekam serta bantuan nutrisi
tanaman urin sapi dengan konsentrasi pemberian nutrisi sebesar 10ml/L mampu menjadikan
tanaman sawi hijau tumbuh dengan tinggi yang baik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan media
tanam arang sekam mampu menyimpan air dengan efektif, serta mampu menyediakan
lingkungan lembab dan juga ideal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi hijau.
Kemampuan menyimpan air dan larutan nutrisi inilah yang dapat mempengaruhi ketersediaan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam proses metabolisme agar mampu berjalan secara
optimal. Sehingga pada proses pembentukan organ tanaman yaitu ujung akar dan batang dapat
berlangsung lebih cepat. Selain itu, pemberian urin sapi pada sawi dapat membantu sawi tersebut
tumbuh dengan baik, karena kandungan nitrogen yang terkandung cukup tinggi sehingga dapat
mendorong pertumbuhan tanaman dengan optimal. Tanaman sawi hijau membutuhkan nitrogen
yang cukup tinggi karena tanaman ini memiliki fase vegetatif yang lebih lama dibanding
tanaman lainnya, (Melsasail, L., dkk.2019). Pupuk organik yang terbuat dari urine sapi lebih
tinggi kandungan nitrogennya dibandingkan dengan pupuk dari limbah sayuran. Kandungan
Nitrogen yang tinggi dan terkandung dalam urin sapi dapat memacu serta mendorong
pertumbuhan tanaman sawi hijau, oleh karena itu pertumbuhan tanaman sawi lebih pesat
pertumbuhan tingginya dibandingkan sawi yang diberi pupuk limbah sayuran, (Pangaribuan, D.
H., dkk.2022).

● Pengaruh Media Tanam Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau

Grafik 2. Rata-Rata Jumlah Daun 35 HST


Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan M2N1K2 yakni mencapai angka diatas
6,5 helai daun. Perlakuan ini menggunakan arang sekam sebagai media tanam dengan pemberian
nutrisi urin sapi sebanyak 10ml/L. Media tanam arang sekam memiliki kandungan yang lebih
baik dibanding dengan media tanam spons. Hal ini disebabkan oleh media tanam arang sekam
5
yang didalamnya memiliki kandungan unsur hara yang penting dan sangat dibutuhkan bagi
tanaman sawi hijau. Kandungan unsur hara tersebut berupa unsur N sebanyak 0,74%, unsur P
sebanyak 0,12% dan unsur K sebanyak 0,30%. Banyak sedikitnya unsur N yang mampu diserap
oleh akar tanaman akan mempengaruhi proses pembentukan organ tanamam. Klorofil sendiri
memiliki peran penting dalam proses fotosistesis, karena semakin banyak klorofil yang tersedia
maka proses fotosintesis juga semakin meningkat. Meningkatnya proses fotosintesis ini sangat
menguntungkan bagi tanaman, hal tersebut karena hasil dari proses fotosintesis inilah yang
dimanfaatkan bagi tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.

● Pengaruh Media Tanam Terhadap Luas Daun Tanaman Sawi Hijau

Grafik 3. Rata-Rata Berat Basah 35 HST


Luas daun dengan nilai terbesar terjadi pada perlakuan M2N1K2 dengan luas sebesar
127,47 cm2. Untuk luas terkecil terjadi pada perlakuan M1N1K3 dengan luas sebesar 13,60 cm2.
Pengaruh media arang sekam dan nutrisi tanmbahan berupa urin sapi memiliki pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun. Penyebabnya adalah adanya unsur makro
dan mikro dalam urine sapi dan arang sekam mendorong terjadinya proses pembelahan dan
pemanjang sel yang terjadi pada organ tumbuhan, yaitu pertumbuhan pada luas daun.
Pertumbuhan tersebut adalah hasil dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman, dalam
proses fotosintesis ketersediaan sinar matahari dan juga klorofil sangat berpengaruh. Klorofil
sendiri berasal atau tersusun dari unsur makro yaitu N,P, dan K.

6
● Pengaruh Media Tanam Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Hijau

Grafik 4. Rata-rata Berat Basah 35 HST


Berat basah pada tanaman sawi hijau diperoleh dari akumulasi tinggi tanaman, jumlah
daun serta luas pada daun. Pada perlakuan M2N1K2 dengan penggunaan media tanam arang
sekam dan perlakuan urin sapi konsentrasi 10ml/L mampu menjadikan tanaman sawi hijau
memiliki jumlah daun serta luas daun dengan grafik yang tinggi. Hal tersebut berpengaruh pada
berat basah tanaman. Pengaruh tinggi dan jumlah daun berdampak terhadap proses fotosintesis
tanaman, adanya peningkatan fotosintesis berakibat pada meningkatnya karbohidrat. Kandungan
air dalam tanaman mampu mempercepat proses fotosintesis dan juga menghasilkan energi yang
banyak bagi tanaman. Hasil dari proses fotosintesis inilah yang digunakan tanaman sebagai
pembentuk sel-sel baru, yang nantinya juga dapat meningkatkan volume pada akar tanaman. Hal
tersebut dapat diketahui bahwa adanya unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada media
tanam dan juga ketersediaan cahaya matahari mampu mendorong pertumbuhan tanaman secara
vegetatif dengan optimal.

● Pengaruh Pupuk Organik Cair dan Nutrisi Organik Bagi Pertumbuhan Sawi Hijau
Pemberian nutrisi tambahan pada tanaman dengan system tanam hidroponik akan
menyebabkan adanya pengaruh nyata yang berdampak pada perkembangan tinggi tanaman, luas
daun, dan jumlah daun yang akan berkaitan erat dengan naiknya berat basah tanaman. Pemberian
pupuk organic cair dengan bahan urin sapi sebanyak 10ml/L mampu meningkatkan hasil
pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data grafik yang ditampilkan. Pertumbuhan
vegetative yang terjadi lebih baik dibandingkan dengan pemberian nutrisi tambahan yang berasal
dari limbah sayuran. Kandungan zat hara yang dimiliki oleh pupuk organic cair berbahan dasar
urin sapi mengandung unsur hara yang lebih besar apabila dijajarkan dengan penggunaan pupuk
organic cair dengan bahan dasar limbah sayur ( Yulianti. I., & Dewi. N.K., 2017).
Kandungan unsur hara yang terdapat pada POC urin sapi memiliki kadar N,P dan K yang
mampu menjadikan tanaman tumbuh dengan baik. Selain itu, pada POC urin sapi mengandung
7
hormon auksin yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan pada tanaman
utamanya pada daun dapat meningkatkan fotosintesis pada tanaman. Hasil fotosintesis
disebabkan oleh klorofil serta penyinaran cahaya matahari yang baik sehingga tanaman dapat
memasak makanan dengan optimal. Unsur hara esensial seperti N, P, dan K merupakan unsur
utama penyusun dari klorofil. Selain itu, unsur hara tersebut memiliki fungsi sebagai pembentuk
sel sel utama penyusun bahan organik tanaman contohnya asam amino, ADP,ATP dan asam
nukleat. Berat basah tanaman bergantung pada tinggi tanaman, luas daun dan jumlah daun. Pada
perlakuan M2N1K2 dengan media tanam arang sekam dan pemberian nutrisi tanaman berupa
POC dari urin sapi dengan konsentrasi 10ml/L memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman dari segi tinggi tanaman, luas daun serta jumlah daun yang menjadikan
berat basah tanaman bertambah.
Pemberian konsentrasi larutan nutrisi tambahan perlu diperhatikan agar tanaman tidak
mengalami keracunan. Pemberian konsentrasi nutrisi urine sapi sebanyak 10 ml/L menghasilkan
hasil yang terbaik pada proses pertumbuhan tanaman sawi hijau. Sedangkan pada konsentrasi 12
ml/L memunculkan hasil yang kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau. Hal
tersebut diakibatkan karena tanaman memiliki jumlah atau batas maksimum terhadap kebutuhan
unsur hara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi urine sapi sebesar
18% mampu menurunkan jumlah daun, sedangkan pada konsentrasi sebesar 7% dan 12,5% tidak
menurunkan jumlah daun. Hal tersebut terjadi karena larutan terlalu pekat sehingga akar tidak
mampu menyerap dengan maksimal. Pemberian nutrisi dengan jumlah konsentrasi tinggi namun
pada batas tertentu mampu meningkatkan hasil, sedangkan pemberian konsentrasi yang melebihi
batas tertentu akan memberikan penurunan pada hasilnya.

● Derajat Keasaman
Dalam menggunakan media tanam hidroponik harus diperhatikan juga derajat
keasamannya. Pada umumnya, derajat keasaman yang yang dibutuhkan ketika menggunakan
media tanam hidroponik adalah 5,5-6,5. Besarnya pH akan mempengaruhi ketersediaan dan
keefektifitasan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan, besarnya pH dari POC urin
sapi dan limbah sayuran berkisar antara 5-8, (Hairumi, H. 2021).
Unsur hara makro ataupun mikro akan mudah diserap oleh tanaman apabila media
tanamnya memiliki besaran ph antara 5,5-6,5. Apabila pH diatas 6 unsur hara sukar larut,
terkadang unsur hara seperti boron, tembaga, seng, besi dan mangan akan sulit diserap oleh
tanaman ketika pH nya sebesar 7,5. Oleh sebab itu, perlu memperhatikan keasaman media tanam
yang digunakan selain memperhatikan konsentrasi dan nutrisi yang diberikan terhadap tanaman,
(Mappanganro, N. 2012).
8
4. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan diatas yaitu bahwa penanaman
menggunakan media tanam arang sekam dan pemberian pupuk organik cair berupa urine sapi
mampu meningkatkan pertumbuhan pada tanaman sawi hijau. Penggunaan media tanam arang
sekam memiliki kemapuan dalam menyimpan air dan larutan nutrisi, sehingga mampu
menyediakan lingkungan lembab yang dapat mempercepat pembuatan organ tanaman. Selain itu
penggunaan urine sapi sebagai pupuk organik cair memberikan banyak manfaat bagi tanaman
sawi hijau dalam pemenuhan unsur hara seperti N, P, dan K dan juga dalam mendorong proses
fotosintesis. Namun, pada penggunaannya konsentrasi pemberian nutrisi harus sesuai dengan
batas kebutuhan tanaman agar tanaman tidak mengalami keracunan atau penurunan hasil.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ferawati, F. (2017). RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU


(Brassica Juncea L) TERHADAP BERBAGAI MACAM MEDIA HIDROPONIK (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO).

Hairumi, H. (2021). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) urin sapi pada hasil
ertumbuhan tanaman bayam hijau (amaranthus hybridus l) menggunakan media tanam
hidroponik wick system (Doctoral dissertation, UIN Mataram).

Jupry, R., & Kurnia, T. D. (2020). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau Pada
Hidroponik Sistem Rakit Apung Terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ampas
Tahu. Jurnal Pertanian Agros, 22(1), 61-70.

Mappanganro, N. (2012). Pertumbuhan dan produksi tanaman stroberi pada berbagai jenis
dan konsentrasi pupuk organik cair dan urine sapi dengan sistem hidroponik irigasi tetes
(Doctoral dissertation, Uniniversitas Hasanuddin).

Melsasail, L., Warouw, V. R. C., & Kamag, Y. E. (2019, October). Analisis kandungan unsur
hara pada kotoran sapi di daerah dataran tinggi dan dataran rendah. In Cocos (Vol. 2, No. 6).

Nalhadi, A., Syarifudin, S., Habibi, F., Fatah, A., & Supriyadi, S. (2020). Pemberdayaan
masyarakat dalam pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Wikrama
Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 43-46.

Pangaribuan, D. H., Ginting, Y., Arif, M. A. S., Niswati, A., Utari, E., Wulandini, F., &
Aprilyani, Y. I. (2022). Pengaruh Campuran Ekstrak Fermentasi Pupuk Kandang Sapi sebagai
Subtitusi Nutrisi AB Mix pada Tanaman Pakcoy dengan Sistem Hidroponik. Agro Bali:
Agricultural Journal, 5(1), 187-198.

Putra, B. W. R. I. H., & Ratnawati, R. (2019). Pembuatan pupuk organik cair dari limbah
buah dengan penambahan bioaktivator EM4. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 11(1),
44-56.

Rasmito, A., Hutomo, A., & Hartono, A. P. (2019). Pembuatan pupuk organik cair dengan
cara fermentasi limbah cair tahu, starter filtrat kulit pisang dan kubis, dan bioaktivator
EM4. Jurnal Iptek, 23(1), 55-62.

10
Saleh, A. R., & Pangli, M. (2020). Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L) Terhadap Berbagai Macam Media Hidroponik. Agropet, 14(1), 9-19.

Suarsana, M., Parmila, I. P., & Gunawan, K. A. (2019). Pengaruh Konsentrasi Nutrisi AB
Mix terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pakcoy (Brassica Rapa L.) dengan Hidroponik
Sistem Sumbu (Wick System). Agro Bali: Agricultural Journal, 2(2), 98-105.

Yuliantika, I., & Dewi, NK (2017, Desember). Efektivitas media tanam dan nutrisi organik
dengan sistem hidroponik wick pada tanaman sawi hijau (brassica juncea L.). Dalam Prosiding
Seminar Nasional SIMBIOSIS (Vol. 2).

11

Anda mungkin juga menyukai