METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Tujuan Praktikum
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu nampan,
sprayer/penyemprot air, pinset/tusuk gigi, cocopeat, benih selada jenis lollo verde
lettuce, dan instalasi hidroponik sistem rakit apung.
3.4.Prosedur kerja
Langkah kerja yang dilakukan yaitu pembibitan selada, dimana pembibitan ini
dilakukan sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang digunakan disapkan terlebih dahulu
2. Benih direndam selada menggunakan air biasa selama 12-24 jam
3. Media tanam disiapkan, kemudian cocopeat diletakkan dalam nampan dengan
ketinggian 2-3 cm.
4. Jarak tanam pada cocopeat diatur (buat persegi dengan ukuran 4x4 cm)
5. Setiap persegi dilubangi menggunakan pinset atau tusuk gigi dengan jumlah 2
lubang untuk tiap persegi.
6. Benih diletakkan kedalam lubang dengan posisi kecambah dibawah (1 lubang diisi
1 benih)
7. Setelah lubang terisi, cocopeat dibasahi menggunakan sprayer dengan kekuatan
air lembut. Letakkan semaian ditempat terbuka yang cukup sinar matahari
8. Pada tahap perawatan, cocopeat dijaga agar tetap lembab (tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering).
Langkah kerja yang dilakukan selanjutnya dalam praktimu ini adalah pindah
tanam selada, sebagai berikut:
1. Setelah berumur 10 hari atau selada sudah berdaun 4 helai, dilakukan pindah
tanam ke media hidroponik.
2. Media tanam yang sesuai pada netpot disiapkan(9 netpot berisi media tanam
cocopeat dan 9 netpot berisi media tanam hidroton).
3. Persegi cocopeat dipisahkan dan diletakkan pada netpot. 1 netpot berisi 2 bibit
selada
4. Siapkan media air dan nutrisi dengan konsentrasi 600 ppm di 10 hst. Perbandingan
nutrisi ab mix dengan air yaitu 1:1
5. Netpot diletakkan kedalam sistem hidroponik rakit apung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gambar 1. Pembibitan
Gambar 2. Proses Pindah Tanam
4.2. Pembahasan
Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi
secara kontinyu dengan kuantitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya
dengan sistem hidroponik. Pengembangan hidroponik di indonesia cukup prospektif
mengingat beberapa hal sebagai berikut, yaitu permintaan pasar sayuran berkualitas
yang terus meningkat, kondisi lingkungan/ iklim yang tidak menunjang, kompetisi
penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi tanah(Rosliani dan sumarni, 2005).
Proses pindah tanam bibit selada yang disemai kami mencapai umur 10 hari,
setelah itu bibit selada sudah bisa dipindah tanamkan di instalasi hidroponik sistem
rakit apung yang, langkah yang dilakukan adalah dengan menyiapkan instalasi
hidroponik rakit apung dari styrofoam yang sudah dilubangi pada bagian atas nya
sebanyak 8 buah dan pindahkan media tanam yang tadi nya sudah disiapkan. Tujuan
dibuatnya lubang sebanyak 8 buah yaitu untuk mengatur jarak tanam pada hidroponik
tersebut, menurut Hanum (2008) mengemukakan kerapatan tanaman dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, semakin rapat suatu populasi tanaman maka
semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang dapat diserap oleh
permukaan daun dan semakin tinggi juga tingkat kompetisi antar tanaman. Tingkat
populasi tanaman yang tinggi ditentukan oleh jarak tanam antar tanaman, tanaman
dapat memanfaatkan lingkungan secara efisien terutama cahaya, air dan hara.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan melalui praktikum yang telah dilakukan yaitu
untuk lebih memperhatikan proses pembibitan, dikontrol setiap hari perkembangan
benih yang disemai, agar tidak terjadinya kegagalan dalam penyemaian benih yang
dapat menghambat waktu pelaksanaan praktikum yang telah dijadwalkan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rosliani, Rini., Sumarni, Nani. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem
Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran: Bandung.
Tallei, Trina E., Rumengan, Inneke F.M., Adam, Ahmad A. 2017. Hidroponik untuk
Pemula. LPPM UNSRAT: Manado.
DOKUMENTASI
TEKNIK PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019