Anda di halaman 1dari 13

III.

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:


1) Mengetahui cara penyemaian selada lollo verde lettuce.

2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyemaian selada lollo verde


lettuce.

3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pindah tanam tanaman


selada lollo verde lettuce.

3.2.Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 00 november 2019 pukul 08:00 di


lapangan dan green house pogram studi teknik pertanian, fakultas teknologi
pertanian, universitas jambi.

3.3. alat dan bahan

alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu nampan,
sprayer/penyemprot air, pinset/tusuk gigi, cocopeat, benih selada jenis lollo verde
lettuce, dan instalasi hidroponik sistem rakit apung.

3.4.Prosedur kerja

Langkah kerja yang dilakukan yaitu pembibitan selada, dimana pembibitan ini
dilakukan sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang digunakan disapkan terlebih dahulu
2. Benih direndam selada menggunakan air biasa selama 12-24 jam
3. Media tanam disiapkan, kemudian cocopeat diletakkan dalam nampan dengan
ketinggian 2-3 cm.
4. Jarak tanam pada cocopeat diatur (buat persegi dengan ukuran 4x4 cm)
5. Setiap persegi dilubangi menggunakan pinset atau tusuk gigi dengan jumlah 2
lubang untuk tiap persegi.
6. Benih diletakkan kedalam lubang dengan posisi kecambah dibawah (1 lubang diisi
1 benih)
7. Setelah lubang terisi, cocopeat dibasahi menggunakan sprayer dengan kekuatan
air lembut. Letakkan semaian ditempat terbuka yang cukup sinar matahari
8. Pada tahap perawatan, cocopeat dijaga agar tetap lembab (tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering).
Langkah kerja yang dilakukan selanjutnya dalam praktimu ini adalah pindah
tanam selada, sebagai berikut:
1. Setelah berumur 10 hari atau selada sudah berdaun 4 helai, dilakukan pindah
tanam ke media hidroponik.
2. Media tanam yang sesuai pada netpot disiapkan(9 netpot berisi media tanam
cocopeat dan 9 netpot berisi media tanam hidroton).
3. Persegi cocopeat dipisahkan dan diletakkan pada netpot. 1 netpot berisi 2 bibit
selada
4. Siapkan media air dan nutrisi dengan konsentrasi 600 ppm di 10 hst. Perbandingan
nutrisi ab mix dengan air yaitu 1:1
5. Netpot diletakkan kedalam sistem hidroponik rakit apung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Perlakuan yang diberikan


No Volume air Nutrisi A Nutrisi B Konsentrasi
(ml) (ml) (ml) PPM
1. Bak 1 11.250 23 23 654
(cocopeat)
2. Bak 2 11.250 18 18 641
(hidroton)

Gambar 1. Pembibitan
Gambar 2. Proses Pindah Tanam

4.2. Pembahasan

Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi
secara kontinyu dengan kuantitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya
dengan sistem hidroponik. Pengembangan hidroponik di indonesia cukup prospektif
mengingat beberapa hal sebagai berikut, yaitu permintaan pasar sayuran berkualitas
yang terus meningkat, kondisi lingkungan/ iklim yang tidak menunjang, kompetisi
penggunaan lahan, dan adanya masalah degradasi tanah(Rosliani dan sumarni, 2005).

Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili


Compositae. Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan mentah. Selada
merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur, serta aroma yang
menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan tanaman setahun yang
dapat di budidayakan di daerah lembab, dingin, dataran rendah maupun dataran
tinggi. Pada dataran tinggi yang beriklim lembab produktivitas selada cukup baik.
Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan mentah dan dijadikan
salad. Selain itu, Selada memiliki berbagai konsentrasi gizi yang lengkap dan
mengandung senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai obat (Hanum, 2008).

Proses penyemaian menurut Tallei et al. (2017) media tanam rockwool


dipotong kecil, diletakkan di atas wadah dan dibasahi dengan air secukupnya. Pada
rockwool dibuat lubang dengan menggunakan tusuk gigi untuk tempat bibit. Bibit
tanaman dimasukkan ke dalam lubang dan wadah disimpan di dalam tempat gelap.
Untuk tanaman yang menjulang tinggi seperti bayam dan kangkung, rockwool bisa
diisi 2-3 benih, tetapi untuk yang tumbuh kesamping seperti pakcoy dan selada cukup
1 benih saja. Kelembaban rockwool harus diperiksa secara berkala. Apabila kering,
maka perlu ditambahkan air. Setelah 1-4 hari, bibit akan pecah yang ditandai dengan
warna putih. Lamanya pecah tergantung dari jenis tanaman. Jika benih tanaman sudah
pecah, maka wadah ditempatkan di daerah yang terkena sinar matahari minimal 6 jam
sehari. Setelah berdaun empat, tanaman dipindahkan ke instalasi hidroponik yang
telah diberi nutrisi cair, dan pada praktikum yang dilakukan yaitu pada bibit tanaman
selada, dimana media ini menggunakan alat nampan dimana cocopeat yang sudah
dibuat yaitu sabut kelapa yang yang sudah dihaluskan disaring lagi menggunakan
saringan dan dicampur dengan air kelapa,tahap selanjut nya adalah cocopeat diletakan
diatas nampan dan bibit yang sebelum nya sudah direndam didalam air dengan tujuan
agar bibit yang akan disemai tadi terpecah dari kulit ari nya sehingga memudahkan
bibit tandi tumbuh saat disemai, akan tetapi bibit yang disemai selama 3 hari tidak
tumbuh, dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kurang nya kandungan
dalam cocopeat untuk mendukung tumbuh tanam nya bibit tersebut. Pembibitan
dilakukan kembali dengan media yang sedikit berbeda, yaitu menggunakan 50%
cocopeat dan 50% tanah pupuk kompos, dan selama 3 hari penyemaian bibit yang
disemai tumbuh, dan setelah dianalisa ternyata ada beberapa kandungan yang
dimiliki oleh tanah pupuk kompos yang tidak dimiliki dalam cocopeat.

Proses pindah tanam bibit selada yang disemai kami mencapai umur 10 hari,
setelah itu bibit selada sudah bisa dipindah tanamkan di instalasi hidroponik sistem
rakit apung yang, langkah yang dilakukan adalah dengan menyiapkan instalasi
hidroponik rakit apung dari styrofoam yang sudah dilubangi pada bagian atas nya
sebanyak 8 buah dan pindahkan media tanam yang tadi nya sudah disiapkan. Tujuan
dibuatnya lubang sebanyak 8 buah yaitu untuk mengatur jarak tanam pada hidroponik
tersebut, menurut Hanum (2008) mengemukakan kerapatan tanaman dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, semakin rapat suatu populasi tanaman maka
semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang dapat diserap oleh
permukaan daun dan semakin tinggi juga tingkat kompetisi antar tanaman. Tingkat
populasi tanaman yang tinggi ditentukan oleh jarak tanam antar tanaman, tanaman
dapat memanfaatkan lingkungan secara efisien terutama cahaya, air dan hara.

Pengertian tanaman hidroponik menurut Tallei et al. (2017) yaitu tanaman


yang ditanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah tetapi
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman untuk bisa tumbuh. Jadi
tanaman hidroponik tidak ditanam di media tanah melainkan media lain seperti bata
merah, rockwool, kerikil, arang sekam dan sebagainya. Walaupun memanfaatkan air,
tetapi air yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil. Hal paling penting untuk
tanaman hidroponik adalah pemenuhan nutrisi tanaman yang berbentuk larutan. Jadi,
cara penanaman hidroponik sangat cocok untuk tempat yang pasokan airnya kurang,
dan media tanam yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dengan menggunakan
media hidroton dan cocopeat, hidroton dipindahkan ke dalam cup yang sudah
dilubangi yang pertama masukan 6 buah hidroton kedalam cup lalu masukan bibit
kedalam cup bibit yang diambil dari media tanam harus yang masih ada tanah nya
yang bertujuan agar bibit akan tetap tumbuh dikarenakan umur bibit yang masih
kecil. Hal yang sama dilakukan pada saat pemindahan menggunakan media cocopeat
setalah selesai dilakukan pemindahan styrofoam yang sudah dialasi dengan terpal
plastik diberi air hingga sampai ke permukaan stayrofoam.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman menurut Hanum (2008) dapat dibagi atas
dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil.
Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah carbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, posfor, kalium, calsium, ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan
hara mikro adalah boron, mangan, molibdenum, zinkum (seng) cuprum (tembaga)
dan klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka
tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan
pertumbuhan. Pemberian nutrisi hidroponik yang tepat akan memberikan hasil yang
optimal bagi pertumbuhan tanaman sayuran. Selain itu pertumbuhan tanaman sayuran
tidak lepas dari lingkungan tumbuh terutama faktor media tanam dan nutrisi yang
secara langsung akan mempengaruhi hasil tanaman(Akasiska, 2014), oleh karena itu
dalam pemeliharaan tanaman pada hidroponik ini dilanjutkan dengan pemberian
nutrisi A & B mix untuk memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman,
kemudian diukur kandungan nutrisi nya dengan menggunakan TDS meter dengan
ppm yang kami gunakan adalah 600 pmm setelah semua nya siap tutup kemali
styrofoam dan masukan cup yang sudah diisi dengan media tanam dan bibit tadi ke
dalam styrofoam yang sudah dilubangi letakan styrofoam kedalam green house dan
amati pertumbuhan selada dan jangan lupa agar selalu mengecek ppm yang ada
dalam air usahakan agar ppm nya stabil yaitu 600 ppm.

Hidrponik sistem rakit apung, tanaman ditempatkan pada stereofoam yang


diapungkan pada sebuah kolam. Sistem hidroponik sangat bergantung pada kepekatan
larutan nutrisi yang digunakan. Kepekatan larutan dapat diukur dengan menggunakan
EC (electrical conductivity) meter yang pada umumnya dinyatakan dalam satuan
milliSiemens/cm (mS/cm). Selain EC meter dapat digunakan juga TDS (Total
Disolved Solids). Pada umumnya TDS meter sering digunakan dalam melaksanakan
budidaya tanaman secara hidroponik, karena lebih praktis dan mudah dalam
mengukur kepekatan larutan nutrisi. Angka yang diperoleh dalam TDS meter akan
diubah oleh alat sehingga pada layar TDS meter akan tampak angka dengan satuan
(part per million, bagian seperjuta). Dalam 1 EC mS/cm akan setara dengan 700 ppm
pada TDS meter. Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik rakit apung perlu
memperhatikan jarak tanam agar didapati populasi tanaman yang ideal untuk
mencapai laju pertumbuhan yang optimal, sehingga akan menghemat nutrisi lebih
efisien. Populasi tanaman juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil tanaman yang ditanam pada suatu area.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada saat proses
penyemaian sebaiknya menggunakan juga media semai dengan tanah pupuk kompos
karena dalam kandungan pupuk kompos ada yang tidak dimiliki pada media tanam
cocopeat begitu juga sebaliknya hal ini bertujuan agar bibit dapat tumbuh dengan
maksimal dan pada proses pindah tanam sebaik nya menggunakan bibit yang sudah
siap disemai karena umur pemindahan bibit dapat mempengaruhi proses tumbuh nya
tanaman yang kita pakai dalam sisitim hidroponik ini.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan melalui praktikum yang telah dilakukan yaitu
untuk lebih memperhatikan proses pembibitan, dikontrol setiap hari perkembangan
benih yang disemai, agar tidak terjadinya kegagalan dalam penyemaian benih yang
dapat menghambat waktu pelaksanaan praktikum yang telah dijadwalkan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Akasiska, Romana., Samekto Riyo., dan Siswasi. 2014. Pengaruh Konsentrasi


Nutrisi Dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Pakcoy
(Brassica Parachinensis) Sistem Hidroponik Vertikultur. Innofarm. 13(2).

Hanum, Chairani., 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Rosliani, Rini., Sumarni, Nani. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem
Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran: Bandung.

Tallei, Trina E., Rumengan, Inneke F.M., Adam, Ahmad A. 2017. Hidroponik untuk
Pemula. LPPM UNSRAT: Manado.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses pengambilan nutrusi Gamabar 2. Pemindahan bibit

Gamabar 3. Pengisian stayrofoam. Gambar 4. Hidroponik rakit


....apung sudah siap diamati.

Gambar 5 Pengukuran ppm air Gambar 6. Pengambilan bibit


Gambar 7.Pemberian nutrisi Gambar 8.Pengambilan nutrisi
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI RUMAH KACA DAN HIDROPONIK
PENYEMAIAN DAN PINDAH TANAM SELADA LOLLO VERDE LETTUCE

DHIMAS AIDIL AKBAR


J1B117053

Dr.Husda Marwan, S.P.,MP


Nurfaijah, S.TP.,M.Si

TEKNIK PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

Anda mungkin juga menyukai